Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Julita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8284
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Purnihastuti
"Sejak deklarasi kemerdekaan negara - negara Asia Tengah pada tahun 1991, China secara bertahap memposisikan dirinya sebagai salah satu negara yang mempunyai peranan penting di kawasan tersebut. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan tentang apakah hal ini menunjukkan suatu perubahan geo politik setelah runtuhnya Uni Soviet dan merupakan konsolidasi akan adanya kekuatan baru China. Negara - negara Asia Tengah secara politik saat ini mempunyai peranan yang penting terlebih karena adanya kekeayaan akan energi yang dihasilkan serta adanya pengaruh besar dua negara tetangganya yaitu, China dan Rusia. Implikasi Cina di Asia Tengah mempunyai pengaruh yang besar untuk jangka panjang dimana Hl ini juga mempengaruhi rejim ? rejim yang ada di kawasan tersebut. Sehingga langkah strategi China di Asia Tengah merupakan hal yang penting. Saat ini China telah mencoba membangun jaringan pemberantasan penjualan obat dan senjata tran-nasional di kawasan itu. Di saat yang bersamaan Cina juga mendukung adanya perlawanan gerakan terorisme agama yang di curigai beranggotakan kaum separatisme Uygur di Xinjiang, China dan kaum oposisi di Asia Tengah. Cina juga mendukung usaha penolakan negara - negara Asia Tengah akan usaha pembentukan demokrasi yang diusulkan pihak Barat di kawasan Asia Tengah. Dibidang ekonomi,Cina juga memanfaatkan posisi negara - negar Asia Tengah yaitu, sebagai negara landlocked yang merupakan kawasan yang sangat menjanjikan secara ekonomi bagi China maupun Asia Tengah. Hal ini tidak dapat dipisahkan pula dengan keberadaan sumber - sumber energi di Asia Tengah yang dibutuhkan Cina untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan permintaan energi dalam negeri China. China melihat Asia Tengah tidak hanya sebagai negara yang berbatasan langsung tetapi juga merupakan wilayah transit yang dapat memfasilitasi perdagangan dengan negara - negara seperti Iran, Afghanistan, India serta Pakistan. Selain itu, China juga menggunakan organisasi regional Shanghai Cooperation Organisation (SCO)sebagaii zona perdagangan bebas guna memudahkan penyaluran produk - produk China di pasar Asia Tengah dan Rusia. China juga berusaha menanamkan pengaruh - pengaruh kebudayaan China yang diharapkan dapat berkembang di Asia Tengah. Dari pemaparan diatas, tesis ini berusaha untuk menganalisa lebih dalam langkah - langkah strategi China dalam usaha pengamanan wilayah perbatasannya serta keamanan energinya di Asia Tengah. Tesis ini juga menganalisa aspek ekonomi yang mempunyai peranan penting didalamnya, keberadaaan Shanghai Cooperation Organization (SCO) serta menganalisa strategi China dalam mengatasi kaum separatis Uyghur di Xinjiang.

Since the declaration of independent of Central Asia states in 1991, China has gradually emerged as one of the region?s main partners. This rapprochement raises questions about the geopolitical changes in the aftermath of the Soviet Union?s demise and the consolidation of China?s new power. The Central Asia states, politically adrift since the collapse of the Soviet Union, are now set to play a major part in energy policies but they are still largely under the influence of their two great neighbors, namely Russia and China. The Chinese implication in Central Asia will have a major impact in the long term since it permits the reinforcement of Beijing?s political influence on Central Asia regimes and the reinforcement of their geopolitical alliance. Therefore, the strategic gains for Central Asia with China?s increased presence are important. Beijing is trying to check the trans-nationalization of arms and drug networks in the area. At the same time, the struggle against ?religious extremism? is being used to justify the repression of dissident movements (Uyghur separatists in Xinjiang and the political opposition in Central Asia) and to reject, on the grounds that they would be destabilizing, the democratizing measures requested by the West. In the economic realm, China will also modify the geographic situation of Central Asia. While the region is hampered in its growth by its landlocked character and significant promise in economic and financial relations between China and Central Asia over the medium- to long-term, are about the development of the region?s enormous energy resources to fuel China?s anticipated economic growth and burgeoning energy demands. China sees Central Asia not only as a border region, but also as an intermediary and transit area, which facilitates trade with Iran, Afghanistan, India, and Pakistan. Such a strategy will reinforce Central Asia?s historical role on the Silk Road. These geopolitical and economic objectives remain linked. For many years, China militated for the Shanghai Cooperation Organization to become a free-trade zone, which would transform Central Asia and Russia into new markets for Chinese products. This Chinese commercial domination over the region will also have a cultural impact that remains, for the time being, difficult to assess. Exchanges of people, the learning of the Chinese language, and the entrance of Central Asia into the sphere of Chinese cultural influence, will grow, creating a totally new situation in Central Asia. In this paper, I aim to analyze deeply about China's strategies mainly in ways to secure its territorial and energy securities related to the engagement with Central Asia. I intend to shed light on economic issues that are likely to play a crucial role, the appearance of the Shanghai Cooperation Organization (SCO) and also to observe China strategies in managing the Uighur separatism in Xinjiang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T23018
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyanto Sastrowiranu
"Jepang dan negara-negara Asia Tenggara bukanlah merupakan partner kerjasama yang baru karena Jepang dan ASEAN sudah memulai hubungan kerjasama formal pada tahun 1977. Kawasan Asia Tenggara merupakan wilayah yang tidak hanya penting bagi Jepang karena memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh perindustrian Jepang, namun, secara geostrategis kawasan tersebut juga penting bagi Jepang. Pentingnya kawasan Asia Tenggara bagi Jepang dapat terlihat dari upaya sistematis Jepang dalam membangun hubungan yang erat dengan ASEAN. Semenjak tahun 1977 hingga 2004, Jepang telah menjalankan tiga Doktrin untuk menjalin hubungan dengan ASEAN, yakni Doktrin Fukuda, Takeshita, dan Hashimoto, yang kesemuanya menekankan arti pentingnya hubungan yang erat antara Jepang dengan ASEAN.
Berbeda dengan Jepang, China secara umum baru melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara ASEAN di awal tahun 1990-an. Namun, ada setidaknya tiga hal yang menarik mengenai China yang relevan unluk disebutkan dalam penelitian ini. Pertama, patut diamati bagaimana China mengalarni kemajuan perekonomian yang cukup tinggi, terutama semenjak awal dekade 90-an. Kedua, semenjak dijadikan full dialog partner oleh ASEAN pada tahun 1996, China menjalankan diplomasi yang aktif untuk dapat menjalin hubungan dengan ASEAN. Yang ketiga berkaitan dengan pembentukan forum kerjasama regional yang lebih intens yang melibatkan China, Jepang, Korea Selatan dan ASEAN, yakni East Asia Summit (EAS). Ketiga hal tersebut signifikan untuk disebutkan dalam karena tulisan ini akan menganalisa bagaimana ?faktor China? mempengaruhi kebijakan luar negeri Jepang di kawasan ASEAN EAS pertama yang diselenggarakan di Malaysia pada tahun 2005 menjadi penting bagi Jepang dan China karena pada forum inilah masa depan regionalisme di kawasan Asia Timur/Tenggara direncanakan. Pentingnya EAS dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana Jepang dan China bersaing untuk menjadi kekuatan nomor satu di kawasan.
Dengan laju pertumbuhan seperti sekarang ini, China berpotensi untuk menyaingi peran dan posisi tradisional Jepang di kawasan Asia Tenggara, terlebih lagi dengan adanya stagnasi ekonomi yang sedang dialami oleh Jepang dalam beberapa tahun belakangan ini. Oleh sebab itu, penting bagi Jepang untuk berupaya membendung "The China Threat? tersebut. Pada dasarnya, Tesis ini akan menganalisis dua hal. Pertama, akan diteliti kepentingan-kepentingan signifikan apa yang menjadi latar belakang dan membuat Jepang merasa perlu melihat China dalam dua dekade belakangan ini sebagai sebuah ancaman. Yang kedua, akan diteliti bagaimana Jepang berupaya untuk mengantisipasi peningkatan derajat "the China Threat? di masa depan melalui forum EAC."
2007
T22897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarilly Dwi Putri
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rezeki
"Skripsi ini membahas mengenai implikasi dari Strategic Partnership yang dilakukan oleh China dan Rusia dengan tujuan untuk mendapatkan kepentingan strategis masing-masing negara. Bagi China, kepentingan strategisnya dalam melakukan strategic partnership dengan Rusia adalah untuk mendapatkan suply energi (minyak dan gas alam) yang cukup untuk menjamin energy security-nya. Energy security bagi China sangat penting karena berdampak langsung kepada perkembangan pertumbuhan perekonomiannya.

This research discusses about the implications of the Strategic Partnership undertaken by China and Russia in order to gain the strategic interest of each country. For China, Its strategic interest in conducting strategic partnership with Russia is to get a sufficient supply of energy (oil and natural gas) to guarantee its energy security. Energy security is very important for China because it has a direct impact on the development of China's economic growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Fitriani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bentuk persaingan Amerika Serikat (AS) dan China dalam
memperoleh akses energi di Asia Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian ini
meyimpulkan bahwa AS dan China menganggap Asia Tengah sebagai kawasan
dengan nilai geostrategis dan geo-ekonomi yang menguntungkan di masa depan.
Terdapat perbedaan strategi dan diplomasi antara AS dan China dalam menjalin
hubungan dengan Asia Tengah. Hasil temuan dari penelitian ini juga menjelaskan
persaingan energi yang masih akan terus berlangsung dengan membawa kepentingankepentingan
diluar bidang energi untuk saling melemahkan pihak lawan sesuai
dengan kebijakan nasional.

Abstract
The focus of this study is about the form of rivalry between United States (US) and
China in acquiring energy access in Central Asia. This research use a quantitative
study with method of literary study. The purpose of this research is to understand
why US and China made a foreign policy towards Central Asia. This study
summarize that US and China consider Central Asia as a region with geo-strategic
and geo-economic value that will bring benefits in the future. There are differences of
strategy and diplomacy between US and China in establish a relationship with Central
Asia. The findings of this study also describes about energy competition will be
continued as long as US and China have national interest in Central Asia. US and
China have a hidden agenda to block each other in order to control Central Asia and
inhibits the opposing side

Abstract
The focus of this study is about the form of rivalry between United States (US) and
China in acquiring energy access in Central Asia. This research use a quantitative
study with method of literary study. The purpose of this research is to understand
why US and China made a foreign policy towards Central Asia. This study
summarize that US and China consider Central Asia as a region with geo-strategic
and geo-economic value that will bring benefits in the future. There are differences of
strategy and diplomacy between US and China in establish a relationship with Central
Asia. The findings of this study also describes about energy competition will be
continued as long as US and China have national interest in Central Asia. US and
China have a hidden agenda to block each other in order to control Central Asia and
inhibits the opposing side"
2012
T30454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amaliana Nur Fajrina
"Perebutan kekuasaan di wilayah Laut Cina Selatan telah menjadi isu penting untukdidiksuikan oleh khalayak umum. Beberapa negara di ASEAN seperti Indonesia, sertapengaruh kekuatan Amerikadan China saling berebut di wilayah yang strategis bagi jalur perdagangan laut dan potensi sumber daya yang melimpah. Studi ini bertujuan untuk menganalisisfenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan dari perspektif masyarakat berdasarkan data dan analisis sosial mediaserta posisi Indonesia dalam konflik tersebut. Data dan analisis sosial media(twitter) diperoleh melalui Drone Emprit pada periode 7-25juni 2020. Hasilnya adalah diskusi dan perbincangan tentang isu Laut China Selatan dengan Social Network Analysis India, Hongkong, Australia dan Taiwan merupakan Negara yang paling terlibat dalam isu ini. Sedangkan, posisi Indonesia pada isu Laut China Selatan tetap berpegang pada politik bebas aktif dan menjunjung tinggi asas hukum yang berlaku (UNCLOS 1982)dibuktikan dengan beberapa cuitan seperti menolak negoisasi dengan Beijing; menutup ruang negosiasi; dan menolak 9 garis putus-putus yang diklaim oleh China.Isu konflik Laut Cina Selatan ini lebih banyak dibicarakan dari kalangan Babyboomers dan hanyas sedikit dari gen X-Y. Implikasi studi menjelaskanbahwa Indonesia sangat menekankan upaya diplomatis dalam isu geopolitik yang tengah memanas di Laut China Selatan. "
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 43 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Agus Yuliartono
"Modernisasi militer China adalah bagian dari kekuatan militer yang terus dikembangkan oleh militer China. Kekuatan militer China ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara, menjaga kepentingan nasional, menjaga sumber-sumber energi dan berfungsi sebagai kekuatan regional. Untuk mencapai tujuan tersebut, China memerlukan strategi militer guna menghadapi kekhawatiran akan persepsi ancaman Cina dengan melakukan diplomasi bahwa China merupakan kekuatan damai, militer China juga aktif dalam peran internasionalnya.
Tesis ini mencoba membahasa strategi militer China dalam terhadap kekuatan hegemoni besar AS dan aliansinya. Dengan memakai pendekatan realis, penulis berusaha memahami strategi pertahanan dan militer China dalam menjaga kepentingan nasionalnya.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analistis melalui penelitian kepustakaan. Kekuatan militer AS yang dominan menebabkan strategi yang digunakan oleh China tidak konfrontatif tetapi bersikap low profile. China juga mengembangkan strategi peaceful rising dalam mengcounter persepsi Ancaman China. Dengan terus menaikan anggaran militernya pertahunnya dan melakukan modernisasi militer China, China dapat menjadi kekuatan regional mengimbangi dominasi pertahanan AS dan aliansinya.

The modernisation of the China military was part of the strength of the military that continued to be developed by the China military. The strength of the China military was aimed to maintain the sovereignty of the country, maintain the national interests, maintain sources of energy and function as the regional strength. To achieve this aim, China needed the military strategy in order to faces the concern would the perception of the Chinese threat by carrying out diplomacy that China was the strength of peace, the China military was also active in his international role.
This thesis tried to explain the China military strategy in towards the strength of big US hegemony and his alliance. By using the realist's approach, the writer tried to understand the defence strategy and the China military in maintaining his national interests.
The research method that was used by the writer was descriptive analistis through the bibliography research. The strength of the US military that was dominant so the strategy that was used by China not confrontational but have an attitude low profile. China also developed the strategy peaceful rising countering the perception of the China Threat. By continue rising the budget of his military every year and carried out the modernisation of the China military, China could become the regional strength matched the domination of the US defence and his alliance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniaty Aginta
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai strategi hedging yang diambil oleh Indonesia dalam menghadapi kebangkitan China, khususnya di kawasan Asia (periode 2004-2013). Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan desaign deskriptif. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan konsep Balance of Threat dan Hedging. Hasil penelitian ini adalah strategi hedging yang dilakukan Indonesia terhadap China, yang berlangsung pada tahun 2004 hingga tahun 2013 berjalan secara dinamis. Fokus penelitian pada selama periode 2004-2013 telah menunjukan kemajuan ke arah positif. Hal tersebut terbukti dengan semakin eratnya kerjasama keamanan dan pertahanan antara Indonesia dengan China, tanpa mengabaikan Amerika Serikat.

ABSTRACT
This thesis describes the hedging strategy taken by Indonesia in the face of China's rise, particularly in Asia (period 2004-2013). The research conducted in this thesis is a qualitative study desaign descriptive. To answer the problem formulation, researchers used the concept of Balance of Threat and Hedging. The results of this study are Indonesia's hedging strategy against China, which took place in 2004 to 2013 run dynamically. The focus of the research during the period 2004-2013 has shown progress toward positive. This is evident by the increasingly closer defense and security cooperation between Indonesia and China, without ignoring the United State of America"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>