Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Julita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8284
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyanto Sastrowiranu
"Jepang dan negara-negara Asia Tenggara bukanlah merupakan partner kerjasama yang baru karena Jepang dan ASEAN sudah memulai hubungan kerjasama formal pada tahun 1977. Kawasan Asia Tenggara merupakan wilayah yang tidak hanya penting bagi Jepang karena memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan oleh perindustrian Jepang, namun, secara geostrategis kawasan tersebut juga penting bagi Jepang. Pentingnya kawasan Asia Tenggara bagi Jepang dapat terlihat dari upaya sistematis Jepang dalam membangun hubungan yang erat dengan ASEAN. Semenjak tahun 1977 hingga 2004, Jepang telah menjalankan tiga Doktrin untuk menjalin hubungan dengan ASEAN, yakni Doktrin Fukuda, Takeshita, dan Hashimoto, yang kesemuanya menekankan arti pentingnya hubungan yang erat antara Jepang dengan ASEAN.
Berbeda dengan Jepang, China secara umum baru melakukan normalisasi hubungan dengan negara-negara ASEAN di awal tahun 1990-an. Namun, ada setidaknya tiga hal yang menarik mengenai China yang relevan unluk disebutkan dalam penelitian ini. Pertama, patut diamati bagaimana China mengalarni kemajuan perekonomian yang cukup tinggi, terutama semenjak awal dekade 90-an. Kedua, semenjak dijadikan full dialog partner oleh ASEAN pada tahun 1996, China menjalankan diplomasi yang aktif untuk dapat menjalin hubungan dengan ASEAN. Yang ketiga berkaitan dengan pembentukan forum kerjasama regional yang lebih intens yang melibatkan China, Jepang, Korea Selatan dan ASEAN, yakni East Asia Summit (EAS). Ketiga hal tersebut signifikan untuk disebutkan dalam karena tulisan ini akan menganalisa bagaimana ?faktor China? mempengaruhi kebijakan luar negeri Jepang di kawasan ASEAN EAS pertama yang diselenggarakan di Malaysia pada tahun 2005 menjadi penting bagi Jepang dan China karena pada forum inilah masa depan regionalisme di kawasan Asia Timur/Tenggara direncanakan. Pentingnya EAS dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana Jepang dan China bersaing untuk menjadi kekuatan nomor satu di kawasan.
Dengan laju pertumbuhan seperti sekarang ini, China berpotensi untuk menyaingi peran dan posisi tradisional Jepang di kawasan Asia Tenggara, terlebih lagi dengan adanya stagnasi ekonomi yang sedang dialami oleh Jepang dalam beberapa tahun belakangan ini. Oleh sebab itu, penting bagi Jepang untuk berupaya membendung "The China Threat? tersebut. Pada dasarnya, Tesis ini akan menganalisis dua hal. Pertama, akan diteliti kepentingan-kepentingan signifikan apa yang menjadi latar belakang dan membuat Jepang merasa perlu melihat China dalam dua dekade belakangan ini sebagai sebuah ancaman. Yang kedua, akan diteliti bagaimana Jepang berupaya untuk mengantisipasi peningkatan derajat "the China Threat? di masa depan melalui forum EAC."
2007
T22897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarilly Dwi Putri
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rezeki
"Skripsi ini membahas mengenai implikasi dari Strategic Partnership yang dilakukan oleh China dan Rusia dengan tujuan untuk mendapatkan kepentingan strategis masing-masing negara. Bagi China, kepentingan strategisnya dalam melakukan strategic partnership dengan Rusia adalah untuk mendapatkan suply energi (minyak dan gas alam) yang cukup untuk menjamin energy security-nya. Energy security bagi China sangat penting karena berdampak langsung kepada perkembangan pertumbuhan perekonomiannya.

This research discusses about the implications of the Strategic Partnership undertaken by China and Russia in order to gain the strategic interest of each country. For China, Its strategic interest in conducting strategic partnership with Russia is to get a sufficient supply of energy (oil and natural gas) to guarantee its energy security. Energy security is very important for China because it has a direct impact on the development of China's economic growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Fitriani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bentuk persaingan Amerika Serikat (AS) dan China dalam
memperoleh akses energi di Asia Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian ini
meyimpulkan bahwa AS dan China menganggap Asia Tengah sebagai kawasan
dengan nilai geostrategis dan geo-ekonomi yang menguntungkan di masa depan.
Terdapat perbedaan strategi dan diplomasi antara AS dan China dalam menjalin
hubungan dengan Asia Tengah. Hasil temuan dari penelitian ini juga menjelaskan
persaingan energi yang masih akan terus berlangsung dengan membawa kepentingankepentingan
diluar bidang energi untuk saling melemahkan pihak lawan sesuai
dengan kebijakan nasional.

Abstract
The focus of this study is about the form of rivalry between United States (US) and
China in acquiring energy access in Central Asia. This research use a quantitative
study with method of literary study. The purpose of this research is to understand
why US and China made a foreign policy towards Central Asia. This study
summarize that US and China consider Central Asia as a region with geo-strategic
and geo-economic value that will bring benefits in the future. There are differences of
strategy and diplomacy between US and China in establish a relationship with Central
Asia. The findings of this study also describes about energy competition will be
continued as long as US and China have national interest in Central Asia. US and
China have a hidden agenda to block each other in order to control Central Asia and
inhibits the opposing side

Abstract
The focus of this study is about the form of rivalry between United States (US) and
China in acquiring energy access in Central Asia. This research use a quantitative
study with method of literary study. The purpose of this research is to understand
why US and China made a foreign policy towards Central Asia. This study
summarize that US and China consider Central Asia as a region with geo-strategic
and geo-economic value that will bring benefits in the future. There are differences of
strategy and diplomacy between US and China in establish a relationship with Central
Asia. The findings of this study also describes about energy competition will be
continued as long as US and China have national interest in Central Asia. US and
China have a hidden agenda to block each other in order to control Central Asia and
inhibits the opposing side"
2012
T30454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amaliana Nur Fajrina
"Perebutan kekuasaan di wilayah Laut Cina Selatan telah menjadi isu penting untukdidiksuikan oleh khalayak umum. Beberapa negara di ASEAN seperti Indonesia, sertapengaruh kekuatan Amerikadan China saling berebut di wilayah yang strategis bagi jalur perdagangan laut dan potensi sumber daya yang melimpah. Studi ini bertujuan untuk menganalisisfenomena geopolitik di wilayah Laut Cina Selatan dari perspektif masyarakat berdasarkan data dan analisis sosial mediaserta posisi Indonesia dalam konflik tersebut. Data dan analisis sosial media(twitter) diperoleh melalui Drone Emprit pada periode 7-25juni 2020. Hasilnya adalah diskusi dan perbincangan tentang isu Laut China Selatan dengan Social Network Analysis India, Hongkong, Australia dan Taiwan merupakan Negara yang paling terlibat dalam isu ini. Sedangkan, posisi Indonesia pada isu Laut China Selatan tetap berpegang pada politik bebas aktif dan menjunjung tinggi asas hukum yang berlaku (UNCLOS 1982)dibuktikan dengan beberapa cuitan seperti menolak negoisasi dengan Beijing; menutup ruang negosiasi; dan menolak 9 garis putus-putus yang diklaim oleh China.Isu konflik Laut Cina Selatan ini lebih banyak dibicarakan dari kalangan Babyboomers dan hanyas sedikit dari gen X-Y. Implikasi studi menjelaskanbahwa Indonesia sangat menekankan upaya diplomatis dalam isu geopolitik yang tengah memanas di Laut China Selatan. "
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2020
321 JKLHN 43 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Agus Yuliartono
"Modernisasi militer China adalah bagian dari kekuatan militer yang terus dikembangkan oleh militer China. Kekuatan militer China ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara, menjaga kepentingan nasional, menjaga sumber-sumber energi dan berfungsi sebagai kekuatan regional. Untuk mencapai tujuan tersebut, China memerlukan strategi militer guna menghadapi kekhawatiran akan persepsi ancaman Cina dengan melakukan diplomasi bahwa China merupakan kekuatan damai, militer China juga aktif dalam peran internasionalnya.
Tesis ini mencoba membahasa strategi militer China dalam terhadap kekuatan hegemoni besar AS dan aliansinya. Dengan memakai pendekatan realis, penulis berusaha memahami strategi pertahanan dan militer China dalam menjaga kepentingan nasionalnya.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analistis melalui penelitian kepustakaan. Kekuatan militer AS yang dominan menebabkan strategi yang digunakan oleh China tidak konfrontatif tetapi bersikap low profile. China juga mengembangkan strategi peaceful rising dalam mengcounter persepsi Ancaman China. Dengan terus menaikan anggaran militernya pertahunnya dan melakukan modernisasi militer China, China dapat menjadi kekuatan regional mengimbangi dominasi pertahanan AS dan aliansinya.

The modernisation of the China military was part of the strength of the military that continued to be developed by the China military. The strength of the China military was aimed to maintain the sovereignty of the country, maintain the national interests, maintain sources of energy and function as the regional strength. To achieve this aim, China needed the military strategy in order to faces the concern would the perception of the Chinese threat by carrying out diplomacy that China was the strength of peace, the China military was also active in his international role.
This thesis tried to explain the China military strategy in towards the strength of big US hegemony and his alliance. By using the realist's approach, the writer tried to understand the defence strategy and the China military in maintaining his national interests.
The research method that was used by the writer was descriptive analistis through the bibliography research. The strength of the US military that was dominant so the strategy that was used by China not confrontational but have an attitude low profile. China also developed the strategy peaceful rising countering the perception of the China Threat. By continue rising the budget of his military every year and carried out the modernisation of the China military, China could become the regional strength matched the domination of the US defence and his alliance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniaty Aginta
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai strategi hedging yang diambil oleh Indonesia dalam menghadapi kebangkitan China, khususnya di kawasan Asia (periode 2004-2013). Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan desaign deskriptif. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan konsep Balance of Threat dan Hedging. Hasil penelitian ini adalah strategi hedging yang dilakukan Indonesia terhadap China, yang berlangsung pada tahun 2004 hingga tahun 2013 berjalan secara dinamis. Fokus penelitian pada selama periode 2004-2013 telah menunjukan kemajuan ke arah positif. Hal tersebut terbukti dengan semakin eratnya kerjasama keamanan dan pertahanan antara Indonesia dengan China, tanpa mengabaikan Amerika Serikat.

ABSTRACT
This thesis describes the hedging strategy taken by Indonesia in the face of China's rise, particularly in Asia (period 2004-2013). The research conducted in this thesis is a qualitative study desaign descriptive. To answer the problem formulation, researchers used the concept of Balance of Threat and Hedging. The results of this study are Indonesia's hedging strategy against China, which took place in 2004 to 2013 run dynamically. The focus of the research during the period 2004-2013 has shown progress toward positive. This is evident by the increasingly closer defense and security cooperation between Indonesia and China, without ignoring the United State of America"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Setyo Pujonggo
"Penelitian dalam tesis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan Rusia dan China memilih strategi Balancing dengan membentuk SCO terhadap ancaman yang diberikan Amerika Serikat di Asia Tengah. Metode penelitian dalam penelitian ini mengambil bentuk penelitian eksplanatif karena bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasikan faktor-faktor ancaman yang menyebabkan Rusia dan China membentuk SCO di Asia Tengah.Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini merupakan studi dokumen atau literatur. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam tesis ini adalah teori milik Stephen M. Walt, yaitu Balance of Threat guna menganalisis level ancaman yang diberikan Amerika Serikat di Asia Tengah. Level ancaman tersebut terdiri dari Aggregate power, Proximate Power, Offensife Power dan Offensive Intention.
Temuan di dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan Rusia dan China melakukan strategi Balancing terhadap ancaman Amerika Serikat di Asia Tengah adalah makin dekatnya kemampuan menyerang dari NATO karena perluasan keanggotaan NATO yang mengarah ke Eropa Timur dan berbatasan langsung dengan Rusia (Proximate Power). Dengan bertambahnya keanggotaan NATO dan makin dekatnya jarak menyerang NATO ke Rusia menyebabkan Rusia terancam akan pengaruhnya di Asia Tengah secara politik dan militer. Dalam sektor ekonomi, keinginan AS untuk membangun jalur pipa energy yang langsung menuju ke Eropa tanpa melewati Rusia sangat merugikan Rusia. Yang terakhir, dukungan AS yang diberikan kepada Georgia pada perang tahun 2008 menandakan bahwa AS memberikan sinyal mempunyai kemampuan menyerang yang baik jika perang tersebut harus mengarah pada Rusia. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>