Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174874 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silalahi, Ruth Caroline R.A.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S7589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
TA3331
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Yohana Derty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor yang mendorong perempuan Batak Toba untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam mewujudkan nilai-nilai budaya (hagabeon, hamoraon dan hasangapon) yang menjadi tujuan hidup orang Batak toba di dunia ini. Landasan teoretis penelitian ini adalah gender, budaya Batak dan entrepreneurship. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berperspektif perempuan, dengan studi kasus perempuan pedagang emas berlian yang dilakukan di sekitar Pasar Senen Jakarta Pusat. Subjek penelitian berjumlah tiga belas orang, lima orang sebagai informan kunci dan delapan sebagai informan pendukung, dan asli perempuan Batak Toba yang menikah dengan laki-laki Batak Toba, memiliki anak serta berumur 30 - 70 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya patriarki dalam masyarakat Batak Toba yang patrilineal (mengambil garis keturunan dari jalur ayah) dan mengakibatkan perempuan tidak menerima waris. Akibatnya, perempuan Batak Toba memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Dengan kemampuannya memperoleh uang yang banyak, keberadaannya dalam keluarga batak menjadi lebih diperhitungkan. Hal itu berdampak pula pada keluarga luas dan komunitasnya sehingga membuat perubahan nilai budaya pada masyarakat Batak Toba.
Entrepreneurship of Batak Women - A Case Study Of Gold Vendors In Pasar Senen, Central JakartaThe research aims to gain understanding on the factors motivating Toba Batak Women to implement the cultural values of Toba Batak, namely hagabeon (having offspring), hamoraon (live in welfare), and hasangapon (be respectable). For theoretical background, the research touches on the culture of Toba Batak, gender relations within the culture, and entrepreneurships. Using qualitative approach, interview and observation are done to thirteen women, five of whom are key informants. All of the subjects are within the range of 30 - 70 old of age, Toba Batak indigenous married to Toba Batak men, and having children in their marriage.
It is found that Toba Batak women have to live in a patriarchal culture, with a patrilineal system - that they even do not entitled to inheritance. In order to survive, and in the mean time to struggle for the three ideal values (hagabeon, hamoraon and hasangapon), they then develop a strong character of entrepreneurship. Able to gain money, they experience more acceptance and respect from the members of their nuclear family. It affects as well their position in the extended family and the community. In the long run, the entrepreneurship of Toba Batak women might fasilitate the change in the norms and cultural practice of the Toba Batak society.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Omta
"Beragam penelitian yang mengkaji keterkaitan antara etnisitas dengan ranah entrepreneurship lebih banyak berfokus pada pemanfaatan modal sosial dalam bentuk networks, norms dan trust. Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh kelompok etnis tersebut diwujudkan melalui upaya membangun jejaring dengan pihak pemerintah dalam rangka membuka akses terhadap resources, ritual keagamaan dan adat dalam seni, sistem kasbon, habitus, dan etos kerja. Tanpa tendensi untuk meminggirkan gagasan pemanfaatan modal sosial dalam ranah ekonomi, penelitian ini bermaksud untuk berfokus pada pemanfaatan social closure dalam ranah perdagangan buku di Terminal Senen. Social closure merupakan salah satu dari konsep penting milik Weber yang dikembangkan oleh beberapa tokoh Neo Weberian dalam menjelaskan keterkaitan kelompok etnis dalam ranah ekonomi yang banyak menekankan pada upaya exercise power atau exclusion. Hal tersebut sejalan dengan konteks Terminal Senen yang memang didominasi oleh kelompok etnis Batak sejak puluhan tahun lalu. Penelitian ini berargumen bahwa social closure merupakan salah satu strategi bertahan yang dimanfaatkan oleh kelompok etnis Batak dalam konteks perdagangan buku di Terminal Senen. Selain itu, penelitian ini juga membahas opportunity structures dan group characteristics yang memiliki keterkaitan dengan ethnic strategies. Penelitian ini berlangsung dengan metode kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data lapangan seperti sesi wawancara mendalam dan observasi. Berdasarkan metode penelitian tersebut, ditemukan bahwa social closure sebagai strategi bertahan diwujudkan dalam bentuk monopoli izin usaha kios dan pasokan buku, sponsorship and patronage (transmisi pengetahuan, skills dan exercise power), dan pemanfaatan jejaring informal melalui paguyuban pedagang buku Senen dan relasi yang didasarkan pada kesamaan kelompok etnis.

Various studies examining the relationship between ethnicity and the entrepreneurship sphere have focused more on exercising social capital in networks, norms, and trusts. The use of social capital by these ethnic groups is realized through efforts to build networks with the government to open access to resources, religious and customary rituals in art, habitus, and work ethic. Without a tendency to marginalize the idea of using social capital in the economic realm, this study intends to focus on exercising social closures in the book trading field of Senen Terminal. Social closure is one of Weber's concepts that explains the relationship of ethnic groups in the economic sphere that emphasizes the exercise of power and exclusion. This context is consistent with Terminal Senen's situation, which is already dominated by the Batak ethnic group for decades. This study argues that the Batak ethnic group exercises social closure to survive in the book trade of Senen Terminal. Besides, this study also discusses opportunity structures and group characteristics that are related to ethnic strategies. This research using a qualitative method using field data collection techniques such as in-depth interview sessions and observations. Based on that method, this research found that social closure as a strategy, manifested in the form of monopoly of business licenses, sponsorship and patronage (transmission of knowledge, skills, and exercise power), and informal networks through the Senen bookseller association and relationships based on similar ethnic groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darsya Khohamzah
"Deskripsi etnografi ini menjelaskan interaksi sosial para pedagang di Pasar Mester Jatinegara. Saya mengamati interaksi sosial di antara para pedagang Cina di Pasar Mester dan hubungan sosial dengan para aktor pasar lainnya. Hasilnya mengantarkan kepada sebuah kesimpulan bahwa aktivitas ekonomi di Pasar Mester ini terdapat strategi, kerjasama ekonomi, dan persaingan di antara para pedagang. Latar belakang etnik para pedagang yang beragam memunculkan stereotip etnik di dalam aktivitas-aktivitas ekonomi di pasar. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan partisipasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Dannerius
"Tesis ini membahas mengenai migran Batak Toba yang bekerja sebagai pedagang dan calo buku di Pasar Senen Jakarta. Di kemukakan keterkaitan antara solidaritas berkerabat dengan aktivitas ekonomi dari pedagang dan calo buku. Bagaimana orang Batak Toba mengadaptasikan kegiatan dagangnya dalam hubungan berkerabat dan bagaimana ekonomi berfungsi bagi solidaritas berkerabat adalah beberapa persaingan yang akan di coba di jawab dalam tesis ini.
Hasil kajian menunjukkan bahwa solidaritas berkerabat melalui ikatan marga dan alienasi kekerabatan Dalihan Na Tolu telah membuat orang Batak mendominasi bidang pekerjaan tersebut di daerah Senen. Sedangkan munculnya praktek percaloan buku, didorong oleh terbukanya peluang berupa sistem harga luncur (sliding price system), letak tempat yang kurang strategis, serta persediaan buku yang tidak lengkap. Kehadiran calo bisa memberi keuntungan bagi pedagang dan sebaliknya, bisa pula memberikan kerugian.
Pasar buku di Senen adalah pasar dengan bentuk persaingan sempurna (perfectly competitive market). Jadi potensi untuk bersaing di antara pelaku transaksi selalu terbuka. Dengan demikian kegiatan berdagang ini bisa pula menciptakan situasi hubungan berkerabat menjadi renggang.
Mengamati interaksi dari pelaku transaksi (mencakup pedagang, pekerja atau penjaga kios, calo buku dan pembeli), ada empat bentuk tingkah laku yang ditampilkan yaitu. Pertama, pelaku yang memanfaatkan hubungan berkerabat sebagai strategi untuk meraih keuntungan ekonomi. Kedua, pelaku lebih yang mengutamakan hubungan berkerabat walaupun dari sisi ekonomi kurang menguntungkan. Ketiga, pelaku yang mengandalkan hubungan berkerabat untuk memperoleh keuntungan ekonomis sekaligus mempertahankan ikatan kekerabatannya. Keempat, pelaku yang mengabaikan hubungan berkerabat dan interaksi yang dilakukan merupakan transaksi bisnis semata.
Sumbangan dari tesis ini adalah bahwa migrasi sebagai suatu aktivitas beresiko tinggi tidak berlaku sepenuhya dalam kasus pedagang dan calo buku asal Batak Toba. Pilihan kerja merupakan strategi adaptif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di kota Jakarta dan hubungan di antara pedagang dan calo buku murni merupakan hubungan mitrabisnis bukan hubungan patron-klien serta aktivitas atau kegiatan ekonomi merupakan bagian dari organisasi sosial yang lebih besar yaitu sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T6721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, N.P.S. Maruli
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edovita
1990
S2311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Bahtiar
"Menjadi pedagang kaki lima memang dilematis, di satu sisi menjadi pedagang kaki lima merupakan usaha untuk menggantungkan kebutuhan hidup sehari-hari, di sisi lain sebagai aktifitas usaha yang menggunakan ruang publik, pedagang kaki lima berhadapan dengan peraturan daerah DKI Jakarta No.11 tahun 1988 tentang larangan berjualan di tempat-tempat yang seharusnya digunakan oleh masyarakat umum, seperti trotoar dan badan jalan. Sehingga penyitaan dalam operasi penertiban yang dilakukan oleh petugas merupakan sesuatu yang sangat ditakuti tapi tidak bisa dihindari oleh pedagang kaki lima.
Penelitian ini tentang bentuk-bentuk tindakan represif petugas tramtib terhadap pedagang kaki lima saat penyitaan dalam penertiban di Pasar Senen. Penelitian difokuskan pada beberapa kasus tindakan represif petugas tramtib terhadap pedagang kaki lima saat penyitaan dalam penertiban dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian yang penulis lakukan adalah bersifat kualitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi lapangan. Wawancara dilakukan terhadap pedagang kaki lima dan petugas tramtib.
Dalam penelitian ini ada beberapa teori yang digunakan yaitu teori Ralf Dahrendor, Peter M. Blau, Richard Quinney dan William Chamblis. Dahrendor menggunakan pendekatan melalui Asosiasi terkodinir secara imperative (keharusan), bahwa kontrol sosial dalam suatu masyarakat tergantung kepada hubungan bertingkat-tingkat atau hirarkis digolongkan menurut asosiasi superordinal dan sub ordinat. Pembagian kewenangan secara tidak sama menimbulkan konflik, di mana kelompok-kelompok yang dominan memaksakan kehendak mereka dan kelompok-kelompok bawahan berusaha menentangnya. Kemudian Peter M. Blau mengungkapkan bahwa dalam pertukaran sosial seseorang akan melakukan upaya simpatik supaya mendapatkan penghargaan dari orang lain, padahal mungkin sifat itu dimunculkan supaya terlihat bersikap lebih ramah daripada bermusuhan dalam berhubungan. Richard Quinney mengemukakan bahwa realitas kejahatan yang dikonstruksi untuk seluruh anggota masyarakat oleh mereka dalam tampuk kekuasaan merupakan realitas di mana kita cenderung menerimanya sebagai bagian dari kita sendiri. Dengan melakukan hal itu, kita mengakui eksistensi mereka yang dalam tampuk otoritas untuk melaksanakan tindakan yang sebagian besar mempromosikan kepentingan mereka. Ini adalah realitas politik. Realitas sosial dari kejahatan dalam sebuah, masyarakat yang terorganisir secara politik terkonstruksi sebagai sebuah tindakan politik. William Chambliss menuturkan bahwa dalam negara, pembuatan hukum merupakan hasil dari kepentingan kelompok atau kelompok penguasa dan bukan kepentingan umum, kepentingan kelompok dengan kekuasaan dan kekayaan yang paling besar akan paling tercermin dalam hukum itu.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan reprsif oleh petugas tramtib terhadap pedagang kaki lima saat penyitaan dalam penertiban yaitu: mengintimidasi pedagang kaki lima, merusak barang dagangan, melaksanakan penyitaan pada waktu malam hari. Penyitaan dalam penertiban ini biasanya dilakukan setelah lebaran, dengan jumlah pedagang kaki lima yang cukup banyak dan untuk menghindari bentrokan dengan pedagang, ketika dilakukan penyitaan, pedagang kaki lima tidak ada di lokasi karena masih dalam suasana lebaran. Pelaksanaan penyitaan dalam operasi penertiban juga dilakukan pada saat pedagang kaki lima tidak ada di tempat. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya tindakan represif petugas tramtib terhadap pedagang kaki lima saat penyitaan dalam penertiban yaitu: 1. Faktor petugas sebagai pemegang otoritas 2. Faktor pedagang kaki lima sebagai sub ordinat 3. Faktor pedefinisian kejahatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>