Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
ElKabbash, Mohamed
Amsterdam: Vassalluci, 2002
BLD 839.312 BEN j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eem, Patrick van der
Amsterdam: TM Trademark, 2008
BLD 839.312 EEM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kholil Gibran
"Penelitian ini membahas mengenai bahasa dan kehadiran Prajurit Sofa Rusia di dalam media sosial seperi Twitter, VK, dan YouTube yang gemar menganggu pengguna media sosial di Rusia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori media teks oleh Dobrosklonskaya (2020). Metode penelitian yang digunakan ialah netnografi dengan melakukan analisis di media sosial terkait. Hasil penelitian menyatakan bahwa kehadiran Prajurit Sofa Rusia di media sosial cukup memiliki kaitan dengan propaganda dan penggunaan bahasanya yang terkesan menekan pengguna lain.

This research discusses the language and presence of the Russian Couch Warrior on social media such as Instagram, VK, and YouTube that likes to bother a social media user in Russia. The theory used in this research is Text Media Theory by Dobrosklonskaya (2020). The research method used is netnography by conducting analysis on related social media. The research results state that the presence of Russian Couch Warriors are quite associated with propaganda and the use of language that seems suppresses other users."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azarine Zhafirah Zahra
"Pada dasarnya manusia tidak lepas dari sistem simbol karena simbol digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan sebuah makna atau pesan sehari-hari. Sistem simbol sangat penting bagi manusia, hal ini tercermin dalam karya sastra drama yang menunjukkan betapa pentingnya sistem simbol. Extraordinary Attorney Woo adalah salah satu drama yang menghadirkan simbol ikan jeda di beberapa adegannya. Drama ini mengisahkan Woo Young Woo, seorang pengacara masalah yang bekerja di sebuah firma hukum terkemuka di Korea Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan makna simbol ikan jeda dalam drama Extraordinary Attorney Wooserta menganalisis pesan yang disampaikan oleh tokoh utama melalui simbol jeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol ikan jeda dalam drama ini dimaknai sebagai 'kekeluargaan', 'ketidakbebasan', dan 'kesepian'. Dari ketiga makna tersebut, pesan yang disampaikan tokoh utama adalah ikan jeda dan manusia memiliki beberapa kesamaan sebagai makhluk hidup. Seperti halnya manusia, ikan paus memiliki sifat kekeluargaan yang selalu hidup bersama keluarganya. Ikan jeda memiliki hak sebagai makhluk hidup, yakni hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu pun dengan ikan jeda yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa berpisah dari kelompoknya.

Manusia dan sistem simbol pada dasarnya saling terkait karena simbol digunakan sebagai media untuk menyampaikan makna dan pesan sehari-hari. Sastra drama yang menunjukkan pentingnya sistem simbol bagi manusia, menunjukkan betapa pentingnya sistem simbol itu. Salah satu drama yang menggunakan simbol ikan paus dalam beberapa sekuennya adalah Extraordinary Attorney Woo. Protagonis dari drama ini adalah Woo Young Woo, seorang pengacara disabilitas yang bekerja di sebuah firma hukum ternama di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi signifikansi simbol paus yang digunakan dalam drama Extraordinary Attorney Woo dan untuk mengkaji pesan yang direpresentasikan oleh simbol paus untuk tokoh utama. Sebagai acuan dalam penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna paus dalam drama ini adalah "kekeluargaan", "kurangnya kebebasan", dan "kesepian". Pesan tokoh utama dapat ditemukan dari ketiga interpretasi tersebut. Paus dan manusia memiliki banyak kesamaan sebagai makhluk hidup. Seperti halnya manusia, paus memiliki kekerabatan yang selalu hidup berkelompok. Paus memiliki hak sebagai makhluk hidup, yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya. yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya. yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Skolastika Indira Cipta Putri
"Tesis ini merupakan penelitian mengenai pergeseran maskulinitas yang direpresentasikan oleh drama Jepang Long Vacation (1996) dan Last Cinderella (2013). Selama dekade 1990-an sampai dekade 2000-an terjadi peristiwa bubble economy dan bursting bubble economy. Kedua peristiwa tersebut membuat pergeseran maskulinitas dalam masyarakat Jepang, khususnya anak muda. Drama Jepang Long Vacation dan Last Cinderella dipilih karena selain drama merupakan produk budaya populer, drama juga digemari masyarakat, khususnya perempuan. Drama Jepang Long Vacation dan Last Cinderella masing-masing berjumlah 11 episode. Episode-episode yang ada akan dianalisis menggunakan semiotika Barthes dan menggunakan model analisis milik Chafetz tentang area maskulinitas. Melalui analisis data baik verbal maupun nonverbal, dari maskulinitas era 1990-an diketahui terdapat standar maskulinitas 3C, fenomena neesan nyobou, dan fenomena lebih dari teman, kurang dari pacar. Sementara era 2010-an standar maskulinitas berubah menjadi empat rendah dan terdapat fenomena herbivore men.
Kata Kunci : maskulinitas, representasi, drama Jepang

This thesis examnies masculinity alterationn represented by the Japanese drama Long Vacation (1996) and Last Cinderella (2013). During the 1990s until 2000s there were bubble economy and bursting bubble economy hapenned in Japan. Both of these events made masculinity alteration in Japanese society, especially young people. The Japanese drama Long Vacation and Last Cinderella were chosen because besides drama is a product of popular culture, drama is also popular, especially among women. The Japanese drama Long Vacation and Last Cinderella each amounted to 11 episodes. The episodes analyzed by using Barthes semiotics and using Chafetzs analysis model of the area of masculinity. Through data analysis both verbal and nonverbal. The results are from the 1990s era, there were standard of 3C masculinity, neesan nyobou phenomenon, and the phenomenon of more than friends, less than boyfriends. While in the 2010s era the standard of masculinity changed to four low and there was also herbivore men phenomenon happened.
Keywords: masculinity, representation, Japanese TV series"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Syahrin Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian berbentuk skripsi ini membahas tentang fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI terkait mazhab Syiah. Penelitian ini menggunakan teori maq??id syar? lsquo;ah yang dirumuskan oleh Jasser Auda dalam mengupas permaslahan yang ada pada fatwa MUI tentang Syiah. Maq??id syar? lsquo;ah yang dirumuskan oleh Jasser Auda bukanlah sebuah hal yang baru. Jasser Auda melakukan rekonstruksi terhadap maq??id syar? lsquo;ah melalui integrasi antara ushul fiqh dengan teori sistem. Rekonstruksi itu kemudian menghasilkan enam prinsip yang harus diperhatikan agar hukum Islam dapat menekankan sisi maq??id syar? lsquo;ah. Enam prinsip tersebut adalah watak kognitif, holisme, keterbukaan, hierarki saling terkait, multidimensional dan kebermaksudan. Telaah melalui maq??id syar? lsquo;ah menunjukkan bahwa permasalahan fatwa MUI tentang Syiah terdapat pada tahap epistemologi. Epistemologi yang dimaksud berkaitan dengan dasar penetapan fatwa MUI, yaitu sumber hukum dan metode penetapan fatwa. Permasalahan tersebut adalah MUI cenderung menggunakan sudut pandang yang bersifat mazhab-sentris, yaitu sudut pandang yang hanya mengacu pada satu mazhab tertentu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa maq??id syar? lsquo;ah tidak hanya berperan dalam menelaah, melainkan juga berperan dalam merekonstruksi dasar penetapan fatwa MUI tentang Syiah.

ABSTRACT
This research discusses about the fatwa about Shia issued by Indonesian Jurists Council MUI . This study uses maq id syar 39 ah theory formulated by Jasser Auda in exploring the existing problems in the MUI fatwa on Shia. Maq id syar 39 ah formulated by Jasser Auda is not a new thing. Jasser Auda reconstructed maq id syar 39 ah through integration between ushul fiqh and system theory. The reconstruction then produces six principles that must be observed so that Islamic law can emphasize the maq id syar 39 ah. The six principles are cognitive, wholeness, openness, interrelated hierarchy, multidimensional and purposefulness. Studies through maq id syar 39 ah show that the MUI fatwa issue concerning Shias is at the epistemological stage. Epistemology is concerned with the basic determination of MUI fatwa, namely the legal sources and methods of fatwa determination. The problem is that MUI tends to use a school centric perspective, ie a point of view that only refers to a particular school. The results of this study indicate that maq id syar 39 ah not only plays a role in studying, but also play a role in reconstructing the basic determination of MUI fatwa about Shia."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Syahrin Wibowo
"ABSTRAK
Studi skripsi ini membahas tentang fatwa yang dikeluarkan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang aliran pemikiran Syiah. Penelitian ini
menggunakan teori maqāṣid syarī'ah yang dirumuskan oleh Jasser Auda
dalam mengeksplorasi masalah-masalah yang terkandung dalam fatwa MUI tentang Syiah.
Maqāṣid syarī'ah yang diformulasikan oleh Jasser Auda bukanlah suatu hal
yang baru. Jasser Auda merekonstruksi maqāṣid syarī'ah
melalui integrasi antara ushul fiqh dengan teori sistem. Rekonstruksi
kemudian menghasilkan enam prinsip yang harus dipertimbangkan untuk hukum
Islam dapat menekankan sisi maqāṣid syarī'ah. Keenam prinsip itu
adalah hirarki kognitif, holistik, berpikiran terbuka, saling terkait,
multidimensi dan bermakna. Belajar melalui maqāṣid syarī'ah
menunjukkan bahwa fatwa MUI tentang Syiah sedang berlangsung
tahap epistemologi. Epistemologi berkaitan dengan fundamental
penetapan fatwa MUI, yaitu sumber hukum dan metode penentuan fatwa.
Masalahnya adalah bahwa MUI cenderung menggunakan sudut pandang
yang madhhab-sentris, sudut pandang yang hanya merujuk
di satu sekolah tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
maqāṣid syarī'ah tidak hanya berperan dalam pemeriksaan, tetapi juga
berperan penting dalam merekonstruksi penentuan dasar fatwa MUI tentang Syiah.

ABSTRACT
his thesis study discusses about the fatwa issued
by the Indonesian Ulema Council (MUI) on the flow of Shia thought. This research
using the maqāṣid syarī'ah theory formulated by Jasser Auda
in exploring the issues contained in the MUI fatwa on Shias.
Maqāṣid syarī'ah formulated by Jasser Auda is not a thing
the new one. Jasser Auda reconstructed maqāṣid syarī'ah
through integration between ushul fiqh with system theory. Reconstruction
then produce six principles that must be considered for the law
Islam can emphasize the maqāṣid syarī'ah side. The six principles
is a cognitive, holistic, open-minded, interrelated hierarchy,
multidimensional and meaningful. Learn through maqāṣid syarī'ah
shows that the MUI fatwa issue about Shias is ongoing
epistemology stage. Epistemology deals with the fundamentals
the determination of the MUI fatwa, namely the source of the law and the method of determining the fatwa.
The problem is that MUI tend to use the point of view
the madhhab-centric, point of view that simply refers
in one particular school. The results of this study indicate that
maqāṣid syarī'ah not only plays a role in checking, but also
was instrumental in reconstructing the basic determinations of MUI's fatwa on Shias."
2017
S700196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Griffin, Gabriele
New York: Cambridge University Press, 2003
822.914 GRI c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hillenius, D.
Amsterdam: Arbeiderspers, 1966
BLD 839.36 HIL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kok, Christien
Amsterdam: Em.Querido, 1991
BLD 839.36 KOK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>