Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Simarmata, Irene Evelyne
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S23602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Sauth
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Penelitian ini menggunakan desain korelasional melalui kuesioner di Omni International Hospital Tangerang. Hasil penelitian pada 85 perawat pelaksana menunjukan gaya kepemimpinan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana yang dominan adalah gaya kepemimpinan demokratik sebesar 48,2%. Hasil penelitian juga menunjukan 57,6% peravvat pelaksana mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana (p value = 0,029 dengan α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepala ruangan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan khususnya penggunaan gaya kepemimpinan. Pihak manajemen rumah sakit lebih meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana dengan lebih memperhatikan aspek dari motivasi kerja.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, kepemimpinan, motivasi, motivasi kerja"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5882
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S10121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhana Widyatnika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Iingkungan kerja dan kepemimpinan dengan kinerja pelayanan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pancoran. Penelitian menggunakan desain korelasional dengan melibatkan 83 sampel {responder} yang diambil secara acak sederhana dari 106 populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Spearman Rho dan uji reliabilitas menggunakan Sprearman Brown. Data yang diperoleh dianaiisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Spearman Rho dan t-test yang pengolahannya dilakukan dengan program SPSS versi 12.
Paling tidak terdapat dua faktor yang memengaruhi kondisi tersebut, yakni lingkungan kerja dan kepemimpinan. Lingkungan kerja berhubungan atau memengaruhi kinerjha pelayanan karena lingkungan kerja terkait dan mencakup keseluruhan kondisi kerja yang antara lain meliputi dukungan supervisor, kejelasan tugas, orientasi tugas, dan inovasi. Kemudian kepemimpinan memiliki hubungan dengan kinerja pelayanan karena kepemimpinan pada hakikatnya merupakan usaha memengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan kemauannya sendiri untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kepemimpinan modern, usaha tersebut dapat diupayakan melalui kegiatan: menciptakan visi, mengembangkan budaya organisasi, menciptakan sinergi, memberdayakan pengikut, menciptakan perubahan, memotivasi pengikut, mewakili sistem sosial, dan membelajarkan organisasi.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa lingkungan kerja di KPP Jakarta Pancoran tergolong baik, kepemimpinan dinilai baik, dan kinerja pelayanan juga tergolong baik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pelayanan, dengan indikasi nilai koefisien korelasi = 0,265. Demikian pula kepemimpinan juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja pelayanan, dengan indikasi nilai koefisien korelasi = 0,513. Hasil ini memberikan arti bahwa semakin baik lingkungan kerja dan kepemimpinan maka semakin tinggi kinerja pelayanan; sebaliknya semakin buruk lingkungan kerja dan kepemimpinan maka semakin buruk kinerja pelayanan.
Dengan kondisi seperti itu, lingkungan kerja KPP Jakarta Pancoran per1u ditingkatkan dengan cara menyempurnakan kondisi lingkungan kerja yang meliputi aspek: dukungan supervisor, kejelasan tugas, orientasi tugas, dan inovasi yang dinilai oleh pegawai kurang kondusif/maksimal; kepemimpinan pada KPP Jakarta Pancoran disempurnakan dengan cara: memperbaiki aspekĀ¬-apek kepemimpinan yang dinilai pegawai masih kurang maksimal dan mempertimbangkan kondisi aktual karyawan, minimal yang berhubungan dengan intelektualitas yang tercermin dari tingkat pendidikan, situasi emosi/perasaan, dan usia pegawai; dan dilakukan penelitian lanjutan serupa tentang kinerja pelayanan dengan menambah variabel-variabel lain seperti komunikasi organisasi, kompensasi, budaya organisai, komitmen organisasi, kecerdasan emosional, dan kepuasan kerja.

This research was purposed to examine the relationship between work environment and leadership with performance of tax service at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Pancoran. This study used correlation design and 85 respondents obtained from simple random sampling were participated. Valid and reliable questionnaires tested with Spearman Rho and Spearman Brown were administered to collect data assisted with SPSS Ver. 12.
Descriptive analysis results showed that work environment, leadership, and service performance at KPP Jakarta Pancoran could be categorized as goad whereas hypotheses testing showed that work environment had positive and significance correlation with service performance indicated by coefficient of correlation 0,265. Leadership also had positive and significance correlation with service performance with coefficient of correlation 0.513 This results implied that the better work environment and leadership, the better service performance and vice versa.
Based on the findings, work environment at KPP Jakarta Pancoran needs increasing by improving work environment condition such as supervisor support, clarity of task, task orientation, and innovation which were rated by employees as not good; leadership at KPP Jakarta Pancoran could be enhanced by fixing leadership aspects such as actual condition of employees related with education level, emotional situation, and age; further researches are needed by employing various variables such as organizational communication, compensation, organizational culture, organizational commitment, emotional intelligence, and job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Jonson B.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi aparat pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Taman Sari Dua. Budaya organisasi adalah nilai-nilai dan semangat yang mendasar dalam cara mengelola serta mengorganisasikan organisasi, yang diukur dengan menggunakan indikator inisiatif individu toleransi terhadap risiko, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identifikasi, sistem penghargaan, toleransi terhadap konflik, dan pola komunikasi. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan yang dirasakan oleh oleh seseorang terhadap pekerjaannya yang diukur berdasarkan indikator pekerjaan, penyelia, teman sekerja, promosi, dan gaji. Komitmen organisasi adalah kekuatan yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan korelasional dengan melibatkan 92 sampel (responden) yang diambil secara acak sederhana dari 120 populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Spearman Rho dan uji reliabilitas menggunakan Sprearman Brown. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Spearman Rho dan t-test yang pengolahannya dilakukan dengan program SPSS versi 12. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa budaya organisasi tergolong baik, kepuasan kerja tinggi, dan komitmen organisasi tinggi. Sedangkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki hubungan positff dan signifikan dengan komitmen organisasi. Demikian pula kepuasan kerja juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Hasil ini memberikan arti bahwa semakin baik budaya orgnaisasi dan semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi komitmen organisasi; sebaliknya semakin buruk budaya organisasi dan semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah komitmen organisasi aparat pajak.
Dengan kondisi seperti itu, budaya organisasi KPP Jakarta Taman Sari Dua perlu dikembangkan dengan cara berusaha mengikuti, menyokong dan rnengimplementasikan nilai-nilai budaya organisai yang terbukti memberikan good will bagi terbangunnya komitmen organisasi serta berusaha meninggalkan nilai-nilai budaya organisasi yang ternata tidak menyokong terbangunnya komitmen organisasi seraya menggantinya dengan nilai-nilai budaya baru yang dipandang lebih menjanjikan terbangunnya komitmen organisasi; kepuasan kerja di kalangan aparat pajak perlu ditingkatkan dengan dua orientasi: kemauan pegawai untuk meningkatkan kepuasan kerjanya dengan cara menempatkan kerja sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kemauan manajemen atau otoritas kantor untuk memenuhi aspek-aspek dari kepuasan kerja yang dirasakan pegawai masih kurang.

This research was purposed to analyze the relationship between organizational culture and job satisfaction with organizational commitment of tax officers at Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Taman Sari Dua. Organizational culture is basic values and motivation in management of organization, which measured with indicators: individual initiative, risk tolerance, integration, management support, supervision, identification, reward system, conflict tolerance, and communication pattern. Job satisfaction is pleasant emotional situation, which felt by someone to his work, which measured with indicator: work, supervisor, coworker, promotion, and salary. Organization commitment interpreted as the relative strength of individual about the feeling trust to organization values, readiness tries seriously to organizational interest, strong desire and purpose to look after his membership in organization. Descriptive and co relational methods were employed and 92 respondents obtained from 120 populations were participated in this study. Valid and reliable questionnaires were used to collect data. Spearman Rho correlation and Spearman Brown formula were used as validity and reliability testing. Obtained data then were analyzed with Spearman Rho correlation and t test assisted with SPSS Ver. 12.
Descriptive analysis results showed that organizational culture could be categorized as good, high job satisfaction and organizational commitment. Hypotheses testing showed that organizational culture had positive and significant correlation with organizational commitment. Job satisfaction also had positive and significant correlation with organizational commitment. This results indicated that the better organizational commitment and job satisfaction, the higher organizational commitment and vice versa.
Based on this condition, organizational commitment of KPP Jakarta Taman Sari Dua needs developing by following, supporting, and implementing organizational culture values which had been proven in giving goodwill for the development of organizational commitment and also by leaving organizational culture values which did not give supports for organizational commitment development, and by replacing them using new values which are seen more promising for the improvement of organizational commitment; job satisfaction among tax officers also needs increasing by implementing two orientations: willingness to work can be positioned as a form of worshiping God and willingness of management or authority for fulfilling job satisfaction aspects which were valued by employees as still not in a good condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pattirajawane, Herman
"ABSTRAK
Dalam telaah tentang efektivitas kepemimpinan melalui pendekatan teori kontinjensi (situasional), dikatakan bahwa efektivitas pemimpin tergantung atau merupakan kontinjensi dari interaksi berbagai faktor, yaitu: karakteristik pemimpin, anggota, dan.situasi atau lingkungan di sekitar kelompok itu. Dalam pendekatan kontinjensi bisa didapati dua asumsi yang berbeda dalam hal meningkatkan efektivitas kepemimpinan; yaitu:
pertama, lebih mudah mengubah situasi dimana pemimpin itu berada disbanding mengubah gaya kepemimpinannya yang relatif tetap. Karena itu pemimpin harus berusaha mengubah situasi agar sesuai dengan gaya kepemimpinannya.
kedua, lebih mudah mengubah gaya kepemimpinan seorang pemimpin dibanding mengubah situasi dimana pemimpin itu berada. Karena itu pemimpin harus berusaha mengubah gaya dan perilakunya agar sesuai dengan situasi yang ada.
Asumsi pertama bisa ditemukan pada teori kontinjensi Fiedler, yang mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh adanya 'kesesuaian' antara gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu. Sebagai contoh pemimpin yang mempunyai gaya 'orientasi pada tugas' akan efektif pada situasi yang sangat terkendali (high control situation) dan juga pada situasi yang kurang terkendali (low control situation).
Situasi tersebut dibentuk oleh kesatuan dari variabel hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas , dan derajat keberdayaan kedudukan (position power) pemimpin.
Semakin tinggi atau kuat derajat variabel-variabel situasi itu, semakin tinggi pengendalian pemimpin atas kelompoknya.
Asumsi kedua, bisa didapati pada teori teori kontinjensi lainnya; antara lain: teori situasional Hersey & Blanchard yang menganjurkan pemimpin untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kematangan anggota dan tingkat kompleksitas tugas serta situasi; demikian juga dengan teori Vroom & Yetton yang menganjurkan bagaimana pemimpin mengadakan penyesuaian dalam pengambilan keputusan dengan melibatkan anggota dalam berbagai situasi. Kemampuan fleksibel ini juga dapat dilihat melalui teori 'self monitoring' yang mengatakan adanya kemampuan individu dalam memantau berbagai situasi kemudian beradaptasi serta menyesuaikan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak rumusan-rumusan teori Fiedler berlaku, khususnya di PT Caltex Pacific Indonesia. Dengan demikian, dapat dijajaki pemanfaatan teori ini untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Selain itu ingin diketahui juga sejauh mama peran ciri kemampuan self monitoring pemimpin dalam pengkajian teori Fiedler, dan efektivitas kepemimpinan.
Penelitian ini menggunakan studi kajian lapangan dengan sampel non probability yang tergolong purposive, terhadap 54 subyek yakni para 'penyelia' atau supervisor dengan kelompoknya di PT Caltex Pacific Indonesia.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji binomial menunjukkan, bahwa dari 44 penyelia yang mempunyai 'efektivitas kelompok tinggi' terdapat 25 (56%) penyelia dengan kelompoknya, yang berinteraksi sesuai dengan teori Fiedler. Sedangkan 19 penyelia (44%) tidak menggunakan penerapan sesuai dengan teori Fiedler, tetapi mempunyai efektivitas kelompok tinggi.
Pada 25 penyelia yang sesuai atau in-match dengan teori Fiedler, terdapat 4 penyelia mempunyai gaya 'orientasi pada tugas' dan 16 penyelia mempunyai 'orientasi pada sosial mandiri' atau socio independent, dan 5 penyelia mempunyai gaya 'orientasi pada hubungan'
Selain itu suatu kemampuan 'high self monitoring' (kecendrungan mempunyai gaya fleksibel) ditemukan pada 19 dari 25 penyelia yang sesuai (in-match); dan 14 dari 19 penyelia yang tidak sesuai (out of match) teori Fiedler.
Kesimpulan:
Penelitian ini mendukung teori Fiedler, tetapi hanya bagi penyelia yang mempunyai LPC rendah dan LPC tengah. Penyelia dengan LPC rendah (gaya orientasi pada tugas) akan efektif pada situasi yang terkendali.
Sedangkan penyelia dengan LPC tengah (gaya orientasi sosial mandiri) akan efektif pada situasi yang terkendali dan situasi agak terkendali.
Teori Fiedler tidak didukung bagi penyelia yang mempunyai LPC tinggi (gaya orientasi pada hubungan). Interaksi antara kemampuan self monitoring tinggi dengan situasi lebih berperan dibanding interaksi antara LPC dengan situasi, dalam peningkatan efektivitas kepemimpinan.
Saran-saran:
- Mengadakan pelatihan bagi penyelia yang agak sulit mengubah gaya kepemimpinannya agar bisa mengetahui ciri kepribadian serta kesesuaiannya dengan situasi.
- Mengadakan pelatihan agar penyelia lebih fleksibel dalam gaya kepemimpinan terutama menghadapi situasi yang terus berubah.
- Mengadakan penelitian lanjutan mengenai orientasi, ciri kepribadian, dan perilaku penyelia dalam hubungannya dengan situasi dan efektivitas kepemimpinan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardijanto
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji: (1) pengaruh motivasi berprestasi dengan kinerja pegawai, (2) pengaruh kepemimpinan dengan kinerja pegawai, dan (3) pengaruh motivasi berprestasi dan kepemimpinan secara bersama-sama dengan kinerja pegawai.

Hipotesis yang diuji adalah: (1) terdapat pengaruh positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja pegawai, (2) terdapat pengaruh positif antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai, dan (3) terdapat pengaruh positif antara motivasi berprestasi dan kepemimpinan secara bersama-sama dengan kinerja pegawai

Penelitian ini menggunakan metode survei korelasional dengan menerapkan analisis regresi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berjumlah 117 orang. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling, sedangkan jumlah sampel yang diperlukan untuk populasi sebesar 117 orang, menurut Formula Slavin diperlukan 54 orang sebagai sampei.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja pegawai. Koefisien korelasi sebesar 0,606, koefisien determinasi sebesar 0,367, atau dapat dikatan bahwa variasi yang ditimbulkan adalah sebesar 36,7% selebihnya variabel lain, t hitung (7,230) > t tabel (1 ,665), Y = 36,509 + 0,049X1, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja
pegawai. koefisien korelasi sebesar 0,688, koefisien determinasi sebesar 0,474, atau dapat dikatakan bahwa variasi yang ditimbulkan adalah sebesar 47,4% selebihnya variabellain, t hitung (9,005) > t tabel (1 ,665), Y = 22,372 + 4,333X2, dan (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan kepemimpinan secara bersama-sama dengan kinerja pegawai. Koefisien korelasi sebesar 0,762, koefisien determinasi sebesar 0,580, atau dapat dikatakan bahwa kontribusi motivasi berprestasi dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai sebesar 58%, F hitung (61 ,502) > F tabel (3,27), Y = 17,009 + 0,214X1 + 0,513X2.

"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan ( X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Motvasi Kerja Karyawan (Y) baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri di PT. INDOMAS MULIA, Jakarta.
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan metode survai? dengan populasi penelitian adalah seluruh karyawan tanpa Manajemen Level I pada tahun 2004. Jumlah sampel penelitian diambil dengan cara Diaproportionate Stratified Random Sampling. Data dihimpun melalui instrument bentuk kuesioner Skala Liken yang sudah diujicobakan.
Walaupun memiliki keterbatasan, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan organisasi. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan uniuk meningkatkan wawasan tentang strategi memotivasi karyawan melalui penerapan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonai dalam suatu organisasi. Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi usaha pengembangan bidang studi Administrasi dan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variable bebas Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Kerja sebagai variable terikatnya.
Hasil analisis data, disimpulkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>