Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pane, Sutan Batara P.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari Soepiter
"Tesis yang ditulis dengan deskriptif analitis ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis skenario pendudukan Israel terhadap Lebanon 12 juli 2006 serta mengulas kegagalan PBB dalam menyelesaikan konflik Israel dan Lebanon dalam hal ini Hezbollah. Menurut Israel, pemicu konflik Israel-Lebanon berawal dari penangkapan 2 militer Israel oleh Hezbollah dan membunuh 8 (delapan) orang lainnya pada tanggal 12-18 Juli 2006, itu yang membuat Israel menyerbu serta menduduki Lebanon dengan alasan tersebut.
Agresi Israel ke Lebanon disikapi oleh Masyarakat Intemasional sebagai bentuk dari pendudukan atau penjajahan terhadap Lebanon apalagi ketidakbedayaan PBB dalam merespon Agresi Israel ke Beirut, menjadi bahan kajian pertimbangan dalam penulisan tesis ini.
Sebenarnya serangan Israel ke Lebanon sudah jauh hari tersusun dan terencana bahkan sebelum Hezbollah menyandera tentara Israel, pertengahan July 2006, dan Keterlibatan AS dalam skenario rancangan serangan militer terhadap kelompok Hezbollah di Lebanon sangat dalam. Fakta laporan tersebut tentu saja mengukuhkan adanya suatu konspirasi tingkat tinggi dan yang paling jelas bisa menggugurkan alasan Israel yang sering diberitakan bahwa mereka menggempur Lebanon dikarenakan dua tentaranya yang disandera oleh Hezbollah. Keterlibatan AS terendus semakin kuat dengan dukungan penuh Gedung Putih pada Israel untuk mendukung serangan bom Israel, dengan agenda tersembunyi dari pihak AS jika ada opsi serangan militer terhadap Iran, serangan itu sekaligus akan dapat menghentikan pasokan senjata untuk Hezbollah yang selama ini digunakan untuk melawan Israel.
Keterlambatan inisiatif yang diambil oleh PBB dalam menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon yang banyak rnenimbulkan banyak korban jiwa dari rakyat sipil yang tidak berdosa merupakan salah satu bukti impotensi atau ketidakberdayaan PBB dalam menyelesaikan konflik antara Israel dan Hezbollah. Makin mernbuat masyarakat Internasional semakin skeptis pada PBB terutama dalam menyelesaikan konflik Israel-Lebanon."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Alverdian Arie
"Tesis ini mengevaluasi kinerja dari dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel selama perang Lebanon kedua yang berlangsung selama tigapuluh tiga hari dari (12 Juli 2006 sampai dengan 13 Agustus 2006) dalam konteks perang asimetris yang terjadi diantara Israel dengan Hezbollah. Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini akan mencakup evaluasi efektivitas dan pengaruh dimensi operasional dalam strategi deterens kumulatif Israel melalui pengkajian interaksi strategi yang diterapkan dalam operasi militer angkatan bersenjata Israel dengan Hezbollah dalam suatu perang asimetris diantara kedua aktor. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kinerja dari dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel berdampak pada pencapaian strategi tersebut secara keseluruhan.
Tesis ini pada awalnya akan memaparkan strategi Israel secara keseluruhan terutama prinsip-prinsip dasar dalam elemen operasional serta taktik dalam dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel. Selain itu penulis juga akan menjelaskan dimensi operasional dari strategi Hezbollah serta hubungan asimetris diantara kedua aktor pada tataran operasional. Untuk menjelaskan sejauh mana efektivitas dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel terhadap Hezbollah pada perang Lebanon kedua pada tahun 2006, di dalam penelitian ini digunakan konsep interaksi strategi yang dikemukakan oleh Ivan Arreguin Toft dimana terdapat dua pendekatan ideal yang dapat diterapkan oleh aktor kuat maupun aktor lemah dalam perang asimetris yakni pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian evaluatif sumatif untuk mengukur sejauh mana efektivitas dan pengaruh dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel dalam perang Lebanon kedua pada tahun 2006. Sementara itu, data yang akan digunakan adalah gabungan data primer serta data sekunder yang diperoleh melalui sumber-sumber tertulis baik itu institusi-institusi resmi pemerintahan Israel maupun buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen, laporan penelitian, dll.
Hasil dari penelitian berdasarkan interaksi strategi angkatan bersenjata Israel dengan Hezbollah dalam suatu hubungan yang asimetris menunjukkan telah melemahnya dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel yang disebabkan oleh tidak sesuainya strategi Israel terutama elemen taktik serta operasional penggunaan angkatan bersenjatanya yang selama ini diorientasikan untuk menghadapi perang konvensional menghadapi negara-negara Arab jika diterapkan pada aktor non negara yang menerapkan metode non konvensional seperti Hezbollah.

The thesis will evaluate the performance of the operational dimension of Israel?s cumulative deterence strategy for the duration of the second Lebanon War which lasted for thirty three days starting from the 12th of July until the 13th of August 2006 within the context of asymmetric warfare between Israel and Hezbollah. The scope of this research will include evaluating the effect of the operational dimension of the cumulative deterrence strategy through analyzing the interaction of strategy which is implemented by the Israel Defence Forces and Hezbollah during their military campaign in an asymmetric between the two actors. The main objective of this research is to gain an understanding and knowledge regarding the implications of the performance operational dimension of the cumulative deterrence will affect the performance of the strategy as a whole. At the beginning of the thesis, Israel?s strategy will be elaborated in detail including the basic principles in the operational and tactical element within the operational dimension of cumulative deterence strategy. In addition to that, the operational dimension of Hezbollah strategy will be shown to put into perspective the asymmetrical relationship between the two actors at operational level.
In order to explain the degree of effectivity of the operational dimension of Israel?s cumulative deterrence strategy against the Hezbollah in the 2006 Second Lebanon war, Ivan Arreguin Toft?s theory of strategic interaction assumption of the ideal typology which is same approach interaction and opposite approach interaction would be used during the research. During the research, the methodology which is implemented is the evaluative summative research methods in order to measure the effectivity and implications of the operational dimension of the cumulative deterrence strategy during the second Lebanon war in 2006. Meanwhile, the data used in this research will be a compilation of primary and secondary data which has been acquired from written materials released by official Israel government institution and also books, magazines, newspapers, journal, document, and also research report by respected analyst.
The result of this research shows that based on the asymmetrical strategic interaction of the Israel Defence Forces with the Hezbollah during operation Change of Direction, that the operational dimension of Israel?s cumulative deterrence has been weakened. This is mainly due to the incompatibility of the tactical-operational elemen within the operational dimension that is designed primarily to deal with conventional warfare against Arab nations and not unconventional warfare as in the case of second Lebanon War with Hezbollah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T 22893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Bagus Swasono
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai peristiwa konflik sipil 1975-1990 yang terjadi pada masyarakat Kristen dan Muslim di Lebanon. Konflik tersebut membawa dampak pada sistim politik Konfesionalisme yang menjadi dasar pemerintahan Lebanon. Maka yang menjadi pertanyaan penulis adalah kenapa terjadi konflik internal Lebanon 1975-1990, lalu bagaimana konflik tersebut terjadi dari tahun 1975-1990, kemudian yang terakhir adalah dampak dari konflik. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kulitatif deskriptif, yang berusaha untuk memaparkan, menjelaskan serta menganalisa data yang telah diperoleh melalui teknik pengumpulan data studi kepustakaan (Library Research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kronologis dari peristiwa konflik internal Lebanon pada tahun 1975 sampai 1990, serta bagaimana konflik tersebut dapat merubah sistim Konfesionalisme yang ada di Lebanon pasca diberlakukannya gencatan senjata melalui Taif Agreement. Temuan dari penelitian ini adalah pertama, konflik terjadi akibat masalah pembagian kekuasaan, kesenjangan sosial-ekonomi antar kaum Kristen dengan Muslim yang dimulai sejak era kekhalifahan Ottoman, kedatangan para pengungsi Palestina yang menambah struktur demografis, dan terakhir keterlibatan pihak-pihak asing dalam perang terbuka maupun pemerintahan. Kedua, konflik yang terjadi selama 15 tahun terjadi karena bentrokan kaum Muslim dengan Kristen melalui organisasi militernya yang memiliki perbedaan kepentingan. Ketiga, Taif Agreement terbukti berhasil mengakhiri konflik sipil dengan mengubah dan mengesahkan konstitusi sebelumnya melalui Pakta Nasional, serta memulihkan keadaan sosial ekonomi Lebanon.

Abstract
The research discussed about the Civil Conflict 1975-1990 incidents that occurred by Christian and Moslem society in Lebanon. This conflict brings impact to the Confessionalism political system which is the base of Lebanon_s Government. So what becomes the author question is why the internal conflict happened in Lebanon by 1975-1990, then how this conflict occurred on 1975-1990, last but not least the impact of this conflict. Research method used by the author is qualitative descriptive method, which explains, clarifies and analyses the data that author gathered through the Library Research technique. The objective of this study is to understand the chronologies from the Lebanon internal conflicts occurred from 1975 to 1990, and how was the conflict changed the Confessionalism system that existed in Lebanon after the reconcilement through Taif Agreement. The conclusions from this research are first, conflicts happened because power sharing problem, social-economy discrepancy between Christian and Muslim since Ottoman era, arrivals of Palestinian refugees that increase the demographic structure in Lebanon, and last was outsider country involvement not only in open war but also inside government. Second, the 15 years conflicts was happened because importance disparity from Christian and Muslim military organizations. Third, Taif Agreement successfully proven to ended the civil conflict by altering and legitimizes previous Lebanon constitution from National Pact, and recovering Lebanon_s social economy condition"
2010
S13352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dionnisius Elvan Swasono
"Israel pada masa pemerintahan Yitzhak Rabin yang kedua (1992-1995) cukup menarik untuk diamati karena selama tiga tahun masa pemerintahan tersebut Israel banyak mengeluarkan kebijakan yang cukup kondusif bagi perdamaian di Timur Tengah. Salah satu kebijakan Israel tersebut adalah kesediaannya mengadakan perundingan damai secara Iangsung dengan PLO, organisasi yang selama ini dipandangnya sebagai organisasi teroris. Perundingan ini menghasilkan Declaration of Principles (DoP) yang ditandatangani di Washington DC, AS pada ianggal 13 September 1993, Masyarakat dunia berharap DoP dapat menjadi latigkah awal bagi peayelesatan konflik Israel-Palestina secara menyeluruh. Poin penting dari DoP adalah kesediaan Israel memberi otonomi kepada Otoritas Palestina di Jalur Gaza dan kota Jericho. Otonomi ini juga akan diberlakukan di wilayah-wilayah Tepi Barat lainnya. Berdasarkan pada teori kebijakan luar negeri yang mengatakan bahwa faktor pemimpin sangat berperan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri (foreign policy decision making), maka permasalahan utama yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor infernal dan ekstemal apa saja yang telah mendorong Yitzhak Rabin sehingga pada masa pemerintahannya yang kedua dia banyak mengeluarkan kebijakan yang cukup kondusif bagi perdamaian di Timur Tengah khususnya dalam konteks penyelesaian konflik Israel-Palestina. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis case studies. Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Data-data tersebut kemudian dianalisa dengan metode hermeneutic interpretative. Dalam penelitian studi hubungan intemasional dikenal tiga tingkatan analisa yaitu reduksionis, korelasionis, dan induksionis. Dalam penelitian ini, tingkat analisa yang dipakai adalah tingkat analisa reduksionis. Dan data-data yang ada, dapat diketahui bahwa terdapat empat faktor penting yang mendorong Yitzhak Rabin memberikan konsesi otonomi kepada pihak Palestina yang merupakan bagian dari kebijakan pro perdamaiannya, yaitu: faktor prinsip tanah untuk perdamaian (land for peace); faktor adanya keiiiginan untuk menjaga kernumian Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis; faktor keamanan; dan dukungan publik Israel."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gavron, Daniel
Boston: Houghton Miffiln, 1984
956.940 53 GAV i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khoirul Huda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang dinamika kebijakan luar negeri Mesir terhadap Israel pasca pemerintahan Hosni Mubarak Tahun 2011-2018. Pasca Mubarak, Mesir berupaya meningkatkan power dalam lingkup regional, khususnya hubungan bilateral dengan Israel, posisi yang ditunjukkan oleh Mesir lebih banyak berfokus pada keberlanjutan perjanjian camp david, masalah keamanan di perbatasan wilayah Sinai, dan konflik Palestina-Israel. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis teori, yaitu rational model dan the decision-making model untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Mesir. Dinamika yang terjadi dalam hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari internal maupun eksternal Mesir. Dari faktor internal Mesir dipengaruhi oleh struktur pengambil kebijakan, kondisi politik dalam negeri, serta kondisi ekonomi dan militer. Sementara faktor eksternal dipengaruhi oleh adanya hubungan Mesir dengan negara-negara lain. Adanya hubungan tersebut disebabkan oleh faktor kepentingan nasional yang dimiliki oleh kedua belah pihak.Kata Kunci; Kebijakan Luar Negeri, Mesir, Israel, Perjanjian Camp David.

ABSTRACT
AbstractThis research discusses the dynamics of the Egyptian foreign policy towards Israel after Hosni Mubarak Administration from 2011 2018. Post Mubarak Egypt attempts to increase its power within the regional scope, particularly its bilateral relations with Israel. The Egyptian positions indicate more focus on the sustainability of Camp David Accord, security issues in the border region of Sinai, and the Palestinian Israeli conflict. This thesis is a descriptive analysis research with qualitative approach. Using two types of theory, the rational model and the decision making model to analyze the factors affecting Egypt 39 s foreign policy. The dynamics of relations between the two countries are influenced by several factors, both internal and external. From internal factors, Egypt is influenced by the policy making structure, domestic political situations, as well as economic and military conditions. While the external factors are influenced by Egypt 39 s relations with other countries. The existence of the relations is caused by national interest factors possessed by both countries.Keywords Foreign Policy, Egypt, Israel, the Camp David Accords. "
2018
T50982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhaeti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein
"Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF). Konflik ini berawal ketika Hizbullah menyerang pasukan Israel yang menyusup ke daerah sekitar Alta al Chaab, Lebanon Selatan pada tanggal 12 Juli 2006, dan menawan dua tentara Israel. Namun mereka tetap dapat terus berhubungan dalam keadaan perang dan damai tanpa didasari hubungan diplomatik yang resmi, yang fungsinya sebagai perwakilan suatu negara untuk mengemukakan pendapat, negosiasi, kerjasama bilateral dan lainnya. Perang Israel-Lebanon 2006 merupakan suatu kejadian perang yang membutuhkan proses perdamaian dan diplomasi politik yang sah, serta dapat diselesaikan dengan menggunakan metode dan cara-cara yang terbaik untuk yang resmi seperti Persatuan Bangsa-Bangsa dan organisasi Konferensi Islam mampu mencegah dan menawan agresi militer Israel yang berlangsung selama 34 hari tersebut. Terjadinya perbedaan pendapat tentang perdamian yang dilakukan PBB, dengan dikeluarkannya Resolusi PBB 1701. Tetapi jika tidak ada peran organisasi internasional selaku aktor keamanan bersama tentu perang tidak akan pemah usai. Dimana salah satu tujuan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian internasional

Israel-Lebanon conflict in 2006 was the series of military action and continues clash in north Israel and Lebanon which involved armed wing Hizbullah and Israeli Defence Force or IDF. This conflict began when Hizbullah attacked the intruder from Israeli corps who intruded into the area nearby Aita al Chaab, south Lebanon in July 12 2006 and captured two Israeli armies. Nevertheless, they still held relation each other in war and peace condition without having any legal diplomatic relation, which had function as the representative of a country to show its ideas, negotiations, bilateral cooperation and etc. the Israeli-Lebanon War in 2006 was the war which required legally political diplomacy and reconciliation process, and it could be accomplished by using method and the best ways to create the peaceful condition. The process and the present of the international legal institution such as United Nations and Islamic Conference Organization could prevent and held out military aggression from Israel which took a place for 34 days. There were different arguments about the reconciliation by United Nations because of its resolution in 1701, but if there was no role of International Organization as the collective security maker, the war must be never the end. Thus the purpose of United Nation is to create international reconciliation."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kosmas Edi Susatyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S5511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>