Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101212 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani
"Tesis ini menganalisa peran Jepang di ASEAN pada masa krisis Asia 1998 dan krisis Global 2008. Kepemimpinan Jepang di Asia diperlihatkan dalam kebijakan ekonomi luar negeri yang membantu negara-negara Asia menghadapi krisis finansial. Kebijakan Jepang diantaranya mengajukan pembentukan kerjasama finansial regional yang kemudian berhasil dibentuk dalam wadah Chiang Mai Initiative. Alasan Jepang membantu negara-negara Asia karena ingin mempercepat proses pemulihan ekonomi domestiknya dan mempertahankan ideologi developmental state yang telah lama diusungnya. Dinamika realisasi bantuan Jepang untuk Asia dipengaruhi kondisi geopolitik negara-negara penerima bantuan, yaitu ASEAN, dan respon negara besar lain yang berkepentingan, seperti AS dan China. Tesis ini mencoba untuk mengevaluasi sejauh mana kesuksesan kebijakan ekonomi luar negeri Jepang dalam membentuk kerjasama finansial regional Asia pada.

This thesis analyse the role of Japan in ASEAN during Asian crisis 1998 and global crisis 2008. Japan leadership in Asia shown in term of foreign policy to provide support for Asia countries in overcoming the finansial crisis. One of Japan?s foreign policy is propose regional financial cooperation which is Chiang Mai Initiative. Japan has strong motive to support Asia in order to maintain its own economic recovery and defending developmental state ideology. The dynamic of Japan support realization for Asian countries depend on geopolitic of recipient countires, which is ASEAN countries, and respond from large countries that has interest in Asia too, especially United State and China."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diandra Rivanka
"Dalam jangka waktu yang terhitung cepat, Korea Selatan mampu membangkitkan kembali perekonomiannya pasca Krisis Finansial Asia tahun 1997, termasuk dalam sektor perdagangan. Korea Selatan melakukan perubahan dari kebijakan developmentalist yang telah diterapkannya sejak 1960-an menjadi kebijakan neoliberalisme dalam perdagangan. Hal tersebut dilaksanakan melalui implementasi kebijakan perdagangan bebas, secara khusus, proliferasi FTA secara bilateral maupun regional. Penulisan tinjauan literatur ini bertujuan untuk memahami faktor mana yang menonjol dalam proses penyusunan kebijakan perdagangan Korea Selatan pasca Krisis Finansial Asia tahun 1997. Berdasarkan metode taksonomi, penulisan tinjauan literatur ini terbagi dalam empat tema besar, yakni kepemimpinan politik sebagai aktor signifikan dalam penyusunan kebijakan perdagangan, ide dalam penyusunan kebijakan perdagangan, faktor ekonomi internasional dalam penyusunan kebijakan perdagangan, dan faktor keamanan dan strategis dalam penyusunan kebijakan perdagangan perdagangan Korea Selatan pasca Krisis Finansial Asia tahun 1997. Dari keempat tema tersebut, muncul dua belas isu dominan, yakni signifikansi aktor eksekutif, signifikansi National Assembly, perdebatan antara ide developmentalism dan neoliberal, ide konfusianisme, ide proteksionisme, faktor sistemik, perspektif Korea Selatan terhadap mega-FTA, keuntungan ekonomi KORUS FTA, dinamika politik regional, trade-security nexus dengan AS, dan strategi hedging Korea Selatan. Dari keseluruhan tinjauan literatur ini, penulis menemukan beberapa kesenjangan literatur yang dapat digunakan untuk riset selanjutnya, diantaranya adalah pembahasan kepemimpinan politik yang sangat menonjol, basis kekuatan aktor eksekutif dalam proses penyusunan kebijakan perdagangan, minimnya pembahasan mengenai chaebol sebagai salah satu aktor yang berperan dalam penyusunan kebijakan perdagangan, respons kelompok veto terhadap kebijakan perdagangan pemerintah Korea Selatan, dasar ide neoliberalisme dalam kebijakan perdagangan, dan pembahasan rekan FTA Korea Selatan yang kurang beragam dan hanya terpusat pada FTA Korea-Chili dan KORUS FTA.

In short time, South Korea was able to revive its economy after the Asian Financial Crisis of 1997, including its trade sector. South Korea made a change from developmentalist policies which implemented since 1960s into neoliberalism. It is shown by the implementation of free trade policies, bilateral and regional FTAs in particular. This literature review aims to understand which factors stand out in the process of formulating South Korea`s trade policy after Asian Financial Crisis of 1997. Based on taxonomy method of literature review, this writing is divided into four major themes, namely political leadership as a main actor in the making of trade policy, ideas in the making of the trade policy, international economy factor in the making of trade policy, and strategic and security factors in the making of trade policy. From those four themes, there are twelve dominant issues, namely significance of executive actors, significance of the National Assembly, issue of democracy, debate between developmentalism and neoliberal ideas, the idea of confucianism, the idea of protectionism, systemic factors, South Korean perspective on mega-FTA, economic benefits of KORUS FTA, regional political dynamics, trade-security nexus with US, and South Korea`s hedging strategy. The writer has identify few literature gaps as the main findings of the literature and could be use for the next research: dominance of executive actors in trade policy decision-making process, basis of executive actor`s power in the trade policy, lack of discussion about chaebol as the main actor in the making of trade policy, veto players response to South Korea`s trade policy, basis of neoliberalism ideas in the trade policy, and lack of discussion about South Korea`s FTA partners other than Korea-Chile FTA and KORUS FTA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Darmastuti
"Penelitian ini berupaya untuk memahami dan menjelaskan berbagai faktor yang secara signifikan melatarbelakangi persaingan antara Cina dengan Jepang untuk meningkatkan hubungan ekonominya dengan ASEAN. Untuk itu dalam kerangka pemikiran digunakan pendekatan neo-realis dan teori kepentingan nasional. National interest digunakan untuk melihat kepentingan Cina dan Jepang dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan ASEAN.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa persaingan antara Cina dengan Jepang dalam hubungan ekonomi dengan ASEAN disebabkan oleh (1) keinginan Cina untuk memperbesar pengaruh di kawasan Asia; dan (2) keinginan Jepang untuk memelihara pengaruh di kawasan Asia.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat beberapa kepentingan yang melatarbelakangi Cina dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan ASEAN, diantaranya yaitu; (1) keinginan Cina untuk meningkatkan perdagangan dengan ASEAN; (2) peningkatan investasi Cina-ASEAN; (3) keinginan Cina untuk mengembangkan propinsi barat daya Cina; (4) mempermudah akses bahan mentah dari negara-negara anggota ASEAN; dan (5) memperbaiki pandangan negara-negara Asia Tenggara terhadap Cina. Kepentingan-kepentingan Cina tersebut pada akhirnya akan mendukung kepentingan Cina untuk memperbesar pengaruh di kawasan Asia Tenggara. Kepentingan Jepang dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan ASEAN pada dasarnya dilihat sebagai kepentingan Jepang untuk memelihara pengaruhnya di kawasan yang didukung oleh beberapa kepentingan Jepang lainnya seperti mempertahankan perdagangan Jepang-ASEAN, mempertahankan investasi Jepang di ASEAN, serta mempertahankan Negara-negara anggota ASEAN sebagai penyedia bahan mentah.
Persaingan antara Cina dengan Jepang dilihat dari bagaimana kedua negara mengelola berbagai kebijakan dengan ASEAN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktivitasnya. Persaingan antara Cina dengan Jepang dalam hubungan ekonomi dengan ASEAN dalam rangka mencapai national interest-nya dilihat sebagai kepentingan Cina untuk memperbesar pengaruhnya dan disisi lain merupakan kepentingan Jepang untuk memelihara pengaruh di kawasan.
(xiv + 107) halaman (4 tabel+ 13 grafik)+daftar pustaka (17 buku+16 jurnal+1 media massa+20 situs)+ 5 lampiran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Nina Adriana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Raymon
"Skripsi ini menjelaskan mengenai peranan ODA (Official Development Assistance) Jepang di Indonesia pasca krisis Asia, dalam memperkuat hubunganekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yang bahkan telah ada sebelum krisis Asia. Hubungan-ekonomi asimetris yang dimaksud ialah hubungan yang tidak setara?secara ekonomi antara Jepang dengan Indonesia. Usaha untuk menciptakan kondisi tersebut dianalisis dengan cara melihat kinerja ODA yang ada di Indonesia pasca krisis Asia.
Selain itu pula dalam skripsi ini akan dibahas mengenai sejarah lahirnya ODA dan perkembangan awalnya di Indonesia, serta bagaimana proses formulasi kebijakan ODA Jepang, dari tahap awal hingga pengimplementasiannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ODA Jepang memiliki peranan dalam memperkuat hubungan-ekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yakni dengan cara memperkuat posisi Jepang dan memperlemah posisi Indonesia secara ekonomi dalam hubungan tersebut.

This thesis explains about the role of Japan's foreign aid or usually called ODA (Official Development Assistance) in strengthening asymmetric economicrelationship with Indonesia, that have been existed before the Asian Crisis . The terminology of asymmetric economic-relationship here refered to unequall relationship?in economic terms?between Japan and Indonesia. The effort to strenghthen that condition can be explained by observing the implementaion of Japan?s ODA to Indonesia.
Besides that, this thesis also explained about the emergence of Japan?s ODA at the first time, the history about the flow of Japan's ODA to Indonesia from Old Order Era up to now, and also about the policy formulation of Japan's ODA, from the beginning until the implementation phase. This research used qualitative method with analytical-descriptive explanation.
The result of this research showed that ODA has role in strenghthening asymmetric economic-relationship between Japan and Indonesia, by strengthening Japan's position and weakening Indonesia?s economic position on that relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu P. Moeliodihardjo
"ABSTRAK
Pasca Krisis ekonomi Asia 1998 lalu. menyebabkan perubahan perilaku pasar dan
perusahaan-perusahaan di Asia Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan banyak nya
perusahaan yang tutup karena tidak mampu menaban gelombang krisis ekonomi Asia tersebut.
Pcrusahaan-perusahaan yang dapat keluar dan krisis pun dipaksa melakukan penibahan
strategi perusahaannya agar mampu bertahan.
Computer Science Corporation (CSC) adalah salah satu perusahaan penyedia layanan
inhiMmasi dan Amerika yang metnpunyai cabang di wilayah Asia- Salah satu unit usaha CSC
bergerak di bidang penvedia layanan pembantu bagi industri finansial yaitu Financial Service
Group (CSC FSG). Saat ini produk yang disediakan di Asia adaLah produk bagi industri
perbankan dan asuransi seria layanan pendukung berbasis internet. Namun produk asuransilah
yang paling banyak dijual di Asia, sedangkan produk untuk perbankannya dapat dikatakan
penjualannya tidak signifikan.
Target pasar yang dituju oleh CSC FSG, pada awalnya, adalah grup perusahaan
perusahaan di luar Asia yang telah menggunakan produk CSC FSG di negara asalnya, Eropa
dan Amerika. Perusahaan-perusahaafl mi relatif mudah didekati karena telah mempunyai
pandangan yang baik terhadap kinerja produk-produk CSC FSG. Dan perusahaan-perusahaan
asing ini, maka CSC FSG masuk ke pasar perusahaan Lokal dan dapat menguasai pasar di Asia,
terutama bagi produk Teknologi informasi pendukung asuransi.
Seperti juga perusahaan lain yang beroperasi di Asia, CSC juga mempunyai masalah
dalam penjualan produknya di Asia, Antara lain adalah menurunnya daya bell pasar karena
tumnnva nilai mata uang Asia sedangkan produk CSC dihargai dengan US$. Disamping itu
CSC FSG juga mengalami kendala dalam penjualan produk-produk CSC FSG lainnya seperti
produk perbankan dan produk layanan berbasis Internet. Masalah-masalah tersebut
menyebabkan berubahnya peta pasar yang telah diperkirakan sebelumnya sehingga berdampak
pada tidak tercapainya target penjualan maupun target pendapatan perusahaan.
Narnun demikian prospek pemasaran produk CSC masih cerah karena munculnya
peluang-peluang pasar baru. Peluang pasar baru antara lain adalah kebutuhan perusahaan
perusahaan asuransi, baik Icikal maupun asing, dalam bersaing memberikan Iayana,n terbaik
bagi pelanggannya. Peningkatan layanan ini mau tidak mau memaksa perusahaan-perusahùn
asuransi tersebut nieningkatkan kinerjanya, antara lain dengan meningkatkan kemampuan
Teknologi Informasi yang dimilikinya.
Hal lain yang perlu dicermati oleh CSC adalah perbedaan tingkat pemulihan ekonomi di
Asia. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan CSC harus membedakan strategi
pemasarannya pada tiap wilayah di Asia. Wilayah di Asia dalam hal ini dapat dibagi menjadi
tiga wilayah berdasarkan tingkat pemulihan ekonominya. Wilayah pertama adalah negara yang
mampu keluar dan knisis dengan cepat ada seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan
Hongkong. Wilayah kedua adalah negara-negara yang mengalami keterlambatan dalam proses
pemulihan ekonorninya seperti Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Terakhir adalah
negara-negara yang tidak terkena dampak krisis lerlalu besar karena pemerintahannya
menerapkan sistem ekonomi setengah tertutup, seperti India dan Srilangka.
Pada wilayah yang memiliki perbaikan ekonomi Lebih balk diterapkan strategi penjualan
paket, dalam artian ada fitur tambahan dalam tiap produk asuransi CSC yang dibeli oleh suatu
perusahaan asuransi Fitur tambahan tersebut adaLah layanan internet bagi perusahaan asuransi
untuk dapat erkomu,iikasi denian pelanggannya. Pada wilayah ekonorni yang tingkat
perbaikan ekonominya lebih rendah diterapkan sistem penyewaan, selain sistem pembelian
tunai atau cicilan. Sistem ini terutama ditujukan untuk perusahaan asuransi lokalnya.
Sedangkan wilayah ketiga dimana pasarnya barn dibuka untuk perusahaan asuransi asing, CSC
akan inenyiapkan infrastri.ktur untuk mendukung perkembangan pasarnya.
Dengan strategi pernasaran yang berbeda pada tiap wilayah tersebut, diharapkan CSC
FSG dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan maksimal. Jadi walaupun secara
keseluruhan kondisi ekonomi dan pasar di Asia sedang menurun, tetapi CSC FSG dengan
pembagian strategi pemasaran per wilayah, dapat tetap meraih keuntungan sesuai dengan
tuntutan pusat.
"
2001
T4511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Djafar
Jakarta: Pustaka Jaya, 2008
327 ZAI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>