Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desiana Nurahayu
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8204
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Rahaya
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Fadlil Ula
"Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, semangat tolong menolong masih sangat kuat dan terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Gotong royong sebagai wujud kegiatan tolong menolong antar masyarakat masih menjadi bagian dari tradisi masyarakat dan selalu mengandung bentuk resiprositas yang menuntut nilai seimbang. Skripsi ini mengkaji mengenai bentuk-bentuk resiprositas yang saat ini terdapat di kehidupan sehari-hari masyarakat desa Nunuk khususnya pada kegiatan-kegiatan upacara adat dan beberapa kegiatan lain. Masyarakat desa Nunuk memiliki alasan tertentu dalam melakukan berbagai bentuk hubungan timbal balik. Ada beberapa kegiatan yang dilandasi alasan ekonomi, pilihan dari segi kepraktisan, ada juga suatu bentuk tindakan yang dilakukan hanya karena menjaga keberlangsungan suatu proses tertentu dan bahkan beberapa kegiatan termasuk dalam potlatch. Berbagai bentuk resiprositas ini mengalami perkembangan dan beberapa perubahan, tetapi tidak menghilangkan makna yang terkandung dalam kegiatan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif saya melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan terlibat dan wawancara, serta ditunjang oleh data sekunder melalui studi pustaka.

For Indonesian people, spirit of helping each other is very strong and it showed in every aspect of their life. Gotong royong as one of the practice for helping people still become a part of the tradition and always contain with a type of reciprocity that claim the same value. This thesis examines the types of reciprocity that exist in the community‟s life in Nunuk village, Indramayu, especially in custom ceremony and gotong royong. Nunuk people have special motive to do some activities that contain a type of reciprocity. For example, they did it for economic reason, practical reason, and some people did it to keep the process being existed. Some kinds of reciprocity are belong to potlatch. Today, the types were changed but it did not made any different meaning. The research was carried out on the basis of qualitative approach using participant observation and in-depth interview methods. This thesis is also supported by secondary data through literature study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kawasan Pesisir Indramayu, Jawa Barat dengan Panjang kurang lebih 114 km,merupakan salah satu daerah pantai utara Jawa yang cukup produktif baik dalam usaha pertanian maupun usaha perikanannya..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Ivena Apulina Br
"Perubahan iklim memberikan dampak pada pertanian di Indonesia sehingga petani harus beradaptasi agar tetap dapat bertahan hidup. Agenda pembangunan berkelanjutan menekankan masyarakat di negara berkembang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi perubahan iklim, khususnya perempuan, pemuda, dan komunitas. Petani perempuan kepala keluarga lebih rentan terhadap perubahan iklim dan kemiskinan diakibatkan oleh peran ganda yang harus dipikulnya. Kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga mempengaruhi pengambilan keputusan adaptasi perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga dan peran kapital sosial tersebut dalam upaya beradaptasi dari dampak perubahan iklim yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk membantu memperdalam analisis mengenai kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur dan studi dokumen. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ndokum Siroga selama 2 bulan pada Februari 2023 sampai Maret 2023. Informan penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 9 orang yang terdiri dari 6 petani perempuan kepala keluarga dan 3 penjual pupuk dan obat pertanian. Hasil penelitian menunjukkan petani perempuan kepala keluarga memiliki kapital sosial bonding, kapital sosial linking, dan trust dalam upaya beradaptasi dari perubahan iklim. Kapital sosial ini berperan dalam memberikan informasi mengenai upaya adaptasi dari dampak perubahan iklim, menjadi sarana belajar adaptasi perubahan iklim, dan mempengaruhi petani perempuan kepala keluarga dalam mengambil keputusan adaptasi perubahan iklim. Informasi adaptasi ini berguna untuk mengatasi permasalahan peningkatan hama dan penyakit tanaman, dan mengatasi permasalahan penurunan kualitas tanah dengan cara melakukan pemilihan jenis bibit, peningkatan intensitas penggunaan obat dan pupuk, tumpang sari, penggunaan mulsa plastik, peningkatan penggunaan dolomit, kapur pertanian, dan kompos, dan melakukan rotasi tanaman. Trust dalam hal ini berperan dalam menentukan apakah petani perempuan akan mempraktikkan informasi yang diterimanya dari hubungan sosialnya dengan pihak-pihak lain. Penelitian ini pada akhirnya menyimpulkan meskipun kapital sosial bonding dan linking sama-sama berperan dalam memberikan informasi mengenai adaptasi perubahan iklim, terdapat perbedaan kualitas informasi yang diterima petani perempuan kepala keluarga di mana kapital sosial bonding memampukan petani perempuan untuk bertahan dari dampak perubahan iklim sedangkan kapital sosial linking memampukan petani perempuan untuk mandiri dan maju. Sayangnya, tidak semua petani perempuan kepala keluarga memiliki akses pada kapital sosial linking karena perempuan masih belum menjadi prioritas dalam pertanian dibanding laki-laki. Penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial pada mata kuliah masalah kemiskinan mengenai kelompok yang rentan mengalami kemiskinan.

Climate change has an impact on agriculture in Indonesia so that farmers must adapt to survive. The sustainable development agenda emphasizes people in developing countries to increase their ability to adapt to climate change, especially women, youth, and communities. Female farmer-headed households are more vulnerable to climate change and poverty due to the multiple roles they must carry. The social capital owned by female farmer-headed households influences decision making on climate change adaptation. This study aims to look at the social capital owned by female farmers as heads of families and the role of this social capital in efforts to adapt to the impacts of climate change discussed in the Social Welfare Science discipline. This study uses qualitative methods to help deepen the analysis of the social capital owned by female farmer-headed households. Data collection techniques used were semi-structured interviews and documentation studies. The research location was conducted in Ndokum Siroga Village for 2 months from February 2023 to March 2023. The research informants were taken using a purposive sampling technique with a total of 9 people consisting of 6 female farmer-headed households and 3 sellers of fertilizers and agricultural medicines. The results showed that female farmer-headed households have social bonding capital, social linking capital, and trust in efforts to adapt to climate change. This social capital plays a role in providing information regarding adaptation efforts from the impacts of climate, being a learning tool for climate change adaptation and, and influencing female farmer-heads households in making climate change adaptation decisions. This adaptation information is useful for overcoming the problem of increasing pests and plant diseases and overcoming the problem of decreasing soil quality by selecting seed types, increasing the intensity of the use of drugs and fertilizers, intercropping, using plastic mulch, increasing the use of dolomite, agricultural lime, and compost. and do crop rotation. Trust in this case plays a role in determining whether the female farmer will put into practice the information she receives from her social relations with other parties. This research ultimately concludes that although bonding and linking social capital both play a role in providing information about adaptation to climate change, there are differences in the quality of information received by female farmers as heads of families where bonding social capital enables female farmers to survive the impacts of climate change while social linking capital enable women farmers to be independent and progressive. Unfortunately, not all female farmer-headed households have access to social linking capital because women are still not a priority in agriculture compared to men. This research provides benefits for the development of social welfare science in the subject of poverty issues concerning groups that are vulnerable to poverty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gus Firman
"Skripsi ini membahas strategi adaptasi mata pencaharian masyarakat dalam merespon dampak perubahan iklim di Desa Linau. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran strategi mata pencaharian masyarakat menggunakan Sustainable Livelihood Framework yang fokus pada 5 tema besar yaitu; (1) konteks kerentanan, (2) asetaset mata pencaharian, (3) organisasi, kebijakan dan proses, (4) strategi mata pencaharian, (5) hasil-hasil mata pencaharian.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa strategi adaptasi masyarakat di Desa Linau dilakukan dengan diversifikasi kegiatan dan sumber mata pencaharian. Hal ini juga dipicu oleh peran Kabahill melalui program MPA sebagai faktor eksternal.

This thesis is discussing on people's livelihood adaptation strategies in response to climate change impacts in Linau Village. This is a qualitative research with a descriptive method. The purpose of this research is to describe a community livelihoods strategies based on SLF focusing on five points; (1) Vulnerability Context, (2) Livelihood Assets, (3) Organization, Policy and Process, (4) Livelihood Strategies, (5) Livelihood Outcomes.
The results of this research shows that livelihood adaptation strategies in the community of Linau Village carried with diversification activities and sources of livelihood. It is also triggered through MPA Program by Kabahill as external factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Poerna Setiawan
"Perubahan iklim yang semakin nyata mengancam kehidupan manusia di muka bumi mendorong negara-negara untuk mengantisipasinya. Persoalan perubahan iklim tidak dapat ditangani oleh satu negara, namun dibutuhkan kerja sama negara-negara untuk melakukan tindakan bersama dalam rangka mencegah dan memeranginya. Kerja sama antara negara maju dan negara berkembang tampaknya tidak mudah dilakukan mengingat adanya perbedaan kepentingan diantara keduanya. Negara berkembang menuntut negara maju untuk bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang telah dihasilkan selama pembangunan industrinya hingga membawa kesuksesan ekonomi seperti yang yang tampak sekarang ini. Sementara negara maju mengimbau agar negara berkembang ikut berpartisipasi dalam melakukan tindakan-tindakan nyata mengantisipasi perubahan iklim karena tingkat emisinya yang terus meningkat.
Awal tahun 1990-an PBB menyepakati pembentukan UNFCCC sebagai wadah bagi pelaksanaan perundingan untuk menyusun mekanisme pencegahan dan penanganan perubahan iklim. Protokol Kyoto yang disusun sebagai mekanisme mengikat (legally binding) untuk melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca tidak dapat berjalan efektif karena pertentangan kepentingan negara maju dan negara berkembang terkait dengan kepentingan ekonomi. Diantara negara maju, Jerman merespon isu perubahan iklim dengan kebijakankebijakan yang aktif dan progresif. Bersama Uni Eropa, Jerman senantiasa menunjukkan komitmennya dalam mengusulkan dan memelopori tindakantindakan konkret dalam rangka mengurangi emisi sebagaimana diwajibkan dalam Protokol Kyoto. Kebijakan luar negeri Jerman yang progresif dalam menangani isu perubahan iklim lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi politik domestik. Sebagai negara demokrasi liberal, pemerintah federal Jerman berperan untuk mengelola dinamika politik domestik untuk dapat dirumuskan menjadi sebuah kebijakan luar negeri mengenai perubahan iklim global.
Perundingan internasional dalam kerangka UNFCCC yang berlangsung setiap tahun pada kenyataannya telah menjadi wahana pertarungan kepentingan ekonomi dan politik negara-negara maju berhadapan dengan negara berkembang. Ditengah kondisi tersebut, kebijakan luar negeri Jerman senantiasa mendinamisasi politik perubahan iklim dari kebuntuan-kebuntuan yang mengancam bubarnya kesepakatan global mengenai upaya memerangi perubahan iklim.

Climate change has increasingly threatened the life of people in this world. This problem has urged many countries to take actions. The climate change problem can not be resolved by individual country, but it needs the cooperation among all countries in this world.. However, the cooperation between developed and developing countries seems uneasy because of the differences of economic interests among them. In this issue, developing countries invoke developed countries to take responsibility for greenhouse gas emissions that have been generated during the development of their industries. Meanwhile, developed countries also call for developing countries to participate in this action as nowadays most developing countries also emit greenhouse gases more than developed countries.
In early 1990s, the United Nations has approved the establishment of UNFCCC, forum under United Nations, as a tools for negotiation in order to arrange the mechanisms for the prevention and dealing with climate change issue. Kyoto Protocol is one of binding mechanism in order to reduce greenhouse gas emissions. However, it is not be effective because of conflict in economic interest between developed and developing coutries. Among developed countries, Germany has strong political leadership in responding to global climate change. German is also very active and progressive in developing its climate change policies. Germany with the EU always shows its strong commitment in recommending and pioneering actions in order to reduce emissions even more than as required in the Kyoto Protocol. German foreign policy in dealing with climate change is more influenced by domestic political conditions. As a liberal democratic country, the federal government has central role in managing the dynamic domestic politic that can be formulated in foreign policy on global climate change.
International negotiation in the UNFCCC framework conducts every year. Nevertheless, this negotiation forum is used to fight the economic and political interests between developed and developing countries. In this condition, German foreign policy often comes up with progressive policy that avoids the impasse of global agreement efforts in combat climate change."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25044
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Moh. Nurgiri
"Skripsi ini mengaji akses Petani Desa Nunuk atas lahan sawah. Akses atas lahan sawah sebagai perwujudan kemampuan petani untuk mendapatkan manfaat dari lahan sawah menjadi fokus kajian sebab petani sangat menggantungkan hidupnya pada penghasilan yang diperoleh dari lahan sawah. Sementara itu, luas lahan yang tersedia di dalam wilayah administrasi Desa Nunuk sangat terbatas dan telah dimiliki oleh petani-petani kaya. Manfaat dari lahan sawah diperoleh melalui dua cara. Pertama, dengan cara menggarap lahan sawah melalui strategi yang diatur dalam pranata perolehan hak garap lahan sawah. Kedua, dengan cara menjadi tenaga kerja atau buruh tani di lahan sawah petani penggarap yang diatur dalam pranata pengaturan kerja yang berlaku. Akses buruh tani atas lahan sawah dipengaruhi oleh keputusan petani penggarap dalam menentukan pengaturan kerja di lahan sawah garapannya. Petani memilih strategi yang paling rasional untuk memperoleh akses atas lahan sawah. Pilihan rasional petani tersebut tidak hanya dipengaruhi pertimbangan dalam hal ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam konteks sosial-budaya masyarakat setempat.

This thesis examines farmers’ access to paddy fields in the village of Nunuk, Lelea District, Indramayu Regency. Access to paddy fields as the ability of farmers to benefit from the paddy fields becomes the focus of study because farmers rely heavily on the revenue generated from the paddy fields. Meanwhile, the available paddy fields is limited and is owned by wealthy farmers. Benefits of paddy fields are obtained in two ways. First, by way of cultivating paddy fields with the access set in the institution of right to cultivate. Second, by way of labour or farm-working in paddy fields, set up in a working arrangements. Farmworkers’ access to paddy fields will be affected by the decision of farmers in determining occupational settings in their paddy fields. Farmers would choose the most rational strategy to gain access to paddy fields. Farmers’ rational choice determining strategy to gain access to paddy fields are not only based in economic terms, but also influenced by factors that existing in their socio-cultural environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan analisis neraca air dan ketercukupan air temporal DAS Ciliwung Hulu menunjukkan bahwa Sub DAS Ciseusupan termasuk ke dalam kategori kurang cukup air dalam penyediaan air baku. Dari delapan desa yang ada di Sub DAS tersebut, Desa Bendungan merupakan salah satu desa yang ketercukupan airnya termasuk dalam kategori tidak cukup, sebab dalam penyediaan airnya masih mengandalkan alam, seperti sungai, air tanah melalui sumur, mata air, dan lain lain. Penelitian ini menjelaskan solusi ketidakcukupan di tingkat desa, dimana salah satunya adalah dengan analisis peran antar kelembagaan melalui paradigma kepedulian air. Metode yang digunakan adalam ISM (Interpretative Structural Model), yang menekankan pada empat elemen yang berhubungan dengan penyediaan air baku, yaitu (1) kebutuhan program, (2) kendala utama, (3) tujuan program, dan (4) lembaga yang terkait dengan program. Oleh karena itu, diperlukan ahli penyediaan air mandiri, yang melibatkan berbagai pihak."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
600 JMSTUT 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kuhn, Thomas S.
Bandung: Remadja Karya , 1989
501 KUH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>