Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Ardianti
"Penelitian ini mengkaji tiga puluh enam kotowaza yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan hermeneutik. Hasil interpretasi data dikaitkan dengan teori Ortner dan teori peran nature, nurture, dan equilibrium. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban tentang bagaimana peran gender pria dan wanita yang tergambar dalam kotowaza (peribahasa Jepang) dan bagaimana persepsi orang Jepang masa kini terhadap peran gender pria dan wanita tersebut.
Hasil analisis data menggambarkan bahwa terdapat pengaruh sejarah China klasik dan mitologi Jepang dalam data kotowaza. Hasil interpretasi kotowaza menggambarkan bahwa posisi pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama-sama penting dalam ranah masing-masing. Dari segi fungsi, pria berfungsi sebagai pusat keluarga dan masyarakat, sedangkan wanita berfungsi secara umum pada ranah domestik. Sebagian besar kotowaza menggambarkan teori peran nurture yang menuntut adanya kesejajaran hak antara pria dan wanita. Hasil interpretasi kuesioner dari 20 informan menunjukkan adanya persepsi tentang perlunya pandangan androgini dalam menyikapi gambaran peran gender pria dan wanita yang tergambar dalam kotowaza.

This study examines thirty six kotowaza (Japanese proverbs) using hermeneutics approach. The interpretation is related to the theory of Ortner and nature, nurture, and equilibrium gender theory. This study is intended to answer the questions about how men and women‟s gender role‟s views reflected in kotowaza (Japanese Proverbs) and how the Japanese people perceive about them.
The analysis results showed that there were Chinese history and Japanese mitology influences in data. The interpretations of data reflected that men and women had vital position in their own ranges. Men are functioned as family and social center and women are functioned in domestic area. Most of kotowaza showed its relation to the nurture?s theory which claims the equality rights between men and women. Twenty informant‟s questionnaire showed that there were an androgini‟s views on perceiving the gender role‟s reflected in kotowaza."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30524
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Dyah A
"ABSTRAK
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk
menghayati peristiwa atau kejadian di dalam hidupnya. Ada banyak emosi yang
dapat dirasakan oleh manusia, dan salah satunya adalah emosi cinta. Cinta
dinilai sebagai salah satu hal esensial dalam kehidupan manusia (Strong &
DeVault, 1989). Cinta merupakan dasar bagi terbentuknya bermacam-macam
hubungan interpersonal.
Ada banyak bentuk cinta. Dalam kebudayaan Yunani dikenal empat
bentuk cinta, yaitu: storge, agape, philia dan eros. Tetapi penelitian ini hanya
akan memusatkan perhatian pada salah satu bentuk cinta, yaitu eros. Eros
seringkali disebut juga sebagai cinta romantik (romantic love) (Rathus, 1993).
Fromm (dalam Peele,1988) mengemukakan bahwa cinta merupakan
sesuatu yang unik, sehingga penghayatan cinta bagi setiap individu dalam suatu
hubungan akan bersifat unik pula. Brehm (1992) mensinyalir perbedaan tersebut
mungkin berkaitan dengan tiga faktor, yaitu: perbedaan jenis kelamin, perbedaan
lamanya hubungan yang terjalin dan perbedaan kepribadian individu yang
terlibat. Di antara ketiganya, perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang
paling berpengaruh.
Hubungan pacaran merupakan salah satu bentuk hubungan intim antara
pria dan wanila yang didasari oleh rasa cinta yang kuat atau eros. Pada
hubungan tersebut masing - masing pihak akan memperlihatkan penghayatan
cinta yang berbeda. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan jenis
kelamin di antara kedua individu tersebut.
Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat adakah perbedaan cinta
antara pria dan wanila dalam hubungan pacaran. Untuk menjawab
permasalahan tersebut dpilihlah teori Segitiga Cinta dari Stemberg (1988). Teori
ini menyatakan bahwa cinta mengandung tiga komponen, yaitu intimacy passion
dan commitment. Ketiga komponen ini merupakan pembentuk (building block)
cinta dan masing-masing komponen memiliki sifat serta peran yang berbeda.
Maka pemasalahan penelitian ini adalah adakah perbedaan komponen-
komponen cinta antara pria dan wanita dalam hubungan pacaran?
Dari hasil perhitungan t-test ternyata tidak ditemukan perbedaan antara
pria dan wanita untuk ketiga komponen tersebut. Hal ini mungkin disebabkan
oleh dua hal, yaitu: karena pengaruh budaya sebagaimana yang disinyalir oleh
Brehm (1992) atau implikasi dan teknik pengambilan sampel, dimana subyek
dalam penelitian ini adalah pasangan pria dan wanita yang sedang berpacaran.
Jika dilihat dari harga rata-rata (mean) untuk setiap komponen, kelompok
subyek wanita memberikan penilaian yang Iebih tinggi untuk komponen intimacy dibandingkan dua komponen lainnya. Artinya wanita komponen intimacy yang
paling tepat menggambarkan diri serta pasangannya dalam hubungan pacaran
Sementara komponen commitment dinilai Iebih sesuai/tepat bagi kelompok
subyek pria dibandingkan kedua komponen Iainnya.
Dari penelitian ini juga terlihat bahwa hubungan pacaran pada dewasa
muda didasari oleh consumate love, yaitu jenis cinta yang merupakan kombinasi
antara ketiga komponen cinta, yaitu; komponen intimacy, passion dan
commitment (Stemberg, 1988)."
1999
S2597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Koen Widajati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Skolastika Sandya Esti Rahayu
"Legalisasi untuk tindakan pengguguran janin dalam kandungan 1 penghentian kehamilan secara disengaja, atau dalam istilah kedokteran disebut Abortus Provokatus, menimbulkan polemik yang berkepanjangan di berbagai negara di seluruh dunia. Ada anggapan negatif di masyarakat bahwa melakukan aborsi adalah suatu tindak kriminal dan tidak bermoral karena membunuh janin yang dikandung. Pada umumnya dilakukan oleh para wanita muda untuk mengatasi kehamilan yang terjadi akibat melakukan seks bebas (pra nikah).
Di bawah undang-undang aborsi, Undang-Undang Eugenika Nasional 1940 dan Undang-Undang Perlindungan Eugenika 1948 (Yusei Hogo Ho), aborsi di Jepang dilegalkan. Tujuan utama undang-undang tersebut dibuat adalah untuk mencegah kelahiran bayi-bayi dengan penyakit turunan dan menjaga kesehatan wanita yang mengandung. MeIalui Undang-Undang Aborsi tahun 1948, Pemerintah Jepang menyetujui keinginan untuk aborsi dengan beberapa syarat tambahan, seperti kehamilan akibat perkosaan, ketidakmampuan untuk memelihara bayi secara ekonomi, serta kesehatan mental ibu menjadi terganggu selama mengandung.
Dalam skripsi ini, berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulis, ditemukan suatu fakta bahwa wanita-wanita Jepang menyetujui aborsi dilakukan. Kasus aborsi yang terjadi di Jepang tetap tinggi dan sebagian besar dari total kasus tersebut, justru dilakukan oleh para wanita yang telah menikah. Aborsi digunakan sebagai salah satu alat pengendali kelahiran yang paling disukai karena terjamin efektivitasnya, tanpa harus melibatkan orang lain, termasuk pada pasangannya, Dampak psikologis (rasa bersalah pada janin yang digugurkan) setelah aborsi dilakukan, dianggap sebagai hal yang wajar dan seolah-olah dapat diatasi dengan suatu ritual keagamaan tertentu, seperti upacara keagamaan Mizuko Kuyo untuk mendoakan ketenangan dan kebahagiaan arwah si janin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imelda Rina Handayani
"Diese Arbeit besteht aus vier Abschnitten. Der erste Abschnitt ist die Einleitung, in der ich den Hintergrund des Themas, die Grenze der Thema, das Ziel der Analyse and die Hethode der Analyse, die ich benutze, um die Daten zu analysieren dargesteilt habe. Der zweite Abschnitt besteht aus vier Teilen, namlich die Definitionen von Werbung nach Otto Klepper. Im zweiten Teil erklare ich den Satzstruktur reach Gaston van der Elst. Im Dritten Teil beschreibe ich die drei Katagorien von Satzen in der Werbung nach Eleonore van Planta, and im letzten Tell schreibe ich Uber Sprachvarianten, Werbungskomposition and die Bedeutungen von Wortern. Im Dritten Abschnitt analysiere ich die Daten, die ich von Deutschen Magazinen nehme, anhand der konzeptuale Modell von van der Elst, van Planta and Blanke. Mach der Analyse der Daten kann ich einen SchluD ziehen, daE3 die einfachen Satze in Frauen- and Mannerduftwerbung gleich sind. Man benutzt haufig nicht komplexe Satze in der Werbung. Der Unterschied zwischen Frauen- and Mannerduftwerbung let im Wortwahl, namlich Adjektiva. In der Werbung finde ich, daO Werbungskomposjtion auch wichtig ist, damit die Leser daran Interesse haben."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thio Henny
"Sosialisasi gender yang timpang telah mempengaruhi cara pandang dan penelaian seseorang terhadap perempuan dan laki-laki. Bias gender tersebut antara lain tercermin dalam komunikasi antara pria dan wanita. Dalam bidang linguistik pandangan stereotip gender mempengaruhi ilokusi dan perlokusi penutur. Beberapa data wawancara yang diambil dari majalah memberikan gambaran stereotip perempuan yang berkembang dalam masyarakat Jerman. Menarik juga bahwa ternyata auto stereotip pun muncul dalam komunikasi antar perempuan (pada data pembanding). Hasil signifikan tentang stereotip perempuan dari penelitian ini adalah bahwa pengaruh stereotip yang dominan dalam komunikasi antara pria dan wanita terutama yang berkaitan dengan penampilan fisik perempuan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Basically, all the phenomena and realities that we know the language. Language is a human entity that is able to give meaning and significance. Expression and its use in day-to-day, the language used by men and women sometimes differ. This difference occurs because the sociocultural factors even the biological, so that gender differences can be understood as the natural. In various groups of people with a religious background, ideology, ethnic, geographic, educational, economic background appears to register the language. Individual groups have potential to bring forth or "stylistic" withrawn, including the style of language between men and women. Thus, the difference between the language of men and women show the existence of multiculturalism, remain in the diversity of similarity in both aspects of any kind, including speaking. Participated in the development of civilization to bring changes in attitude and style of speaking. Women with a style of language that seemed shy, closed, flirty, less confident and has begun to be abandoned. Conversely, women now have intelligent conversation style, open, independent and when they reflected the thoughts and ideas both verbally and written. With the incessant movement of mainstream gender between men and women and the opening access to information, the women now have more confidence in speaking, together with men, so that is difficult to be clear with the style of language used by men and women."
LIND 27:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Winarni
"Makalah ini membahas jenis-jenis strategi berterima kasih dan pilihan kata yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam novel karya Kiera Cass yang berjudul The Selection. Difokuskan pada analisis jenis-jenis ekspresi berterima kasih dan pilihan kata yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam novel ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karakter pria dalam novel ini mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan memberikan apresiasi terhadap tindakan yang dilakukan. Bagi karakter pria, sudah cukup untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan kredit kepada tindakan dermawan. Sebaliknya, sebagian besar karakter wanita mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan memberikan penghargaan kepada subjek yang melakukan tindakan tersebut. Strategi ini disebut dengan berterima kasih secara tidak langsung, akan tetapi lebih mengacu pada aturan untuk berterima kasih. Hal ini menunjukkan bahwa dalam percakapan, karakter wanita lebih menunjukkan afeksi daripada pria. Selain itu, karakter pria dan wanita memilih kata-kata yang berbeda dalam mengekspresikan rasa terima kasih mereka. Wanita lebih sering menggunakan empty adjective atau kata sifat tidak bermakna, sedangkan pria lebih memilih untuk menggunakan kata sifat netral.

This paper examines the types of thanking strategies and word choices used by men and women characters in The Selection, a novel by Kiera Cass. It is focused on analyzing types of gratitude expressions and word choices used by men and women characters in this novel. This study applies descriptive qualitative method in finding gratitude expressions and gratitude response strategies that are used by the characters. The results of the study show that men characters’ mostly express their gratitude by giving appreciation towards the act. These expressions are used to give credit to the benefactor directly. For men characters, it is enough to say thank you and give credit to the act of the benefactor. In contrast, women characters mostly express their gratitude by giving appreciation to the person who did the act. This strategy does not express gratitude directly; however, it refers to the felicity conditions or rules for thanking. The person who has received a favor feels grateful and expresses her appreciation towards the benefactor. It indicates that women show more affection in conversation than men do. Moreover, women and men choose different words in expressing their gratitude. Women use ‘empty’ adjectives more often while men prefer to use neutral adjectives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Dhuhaina
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gaya komunikasi yang dimiliki pria dengan wanita di Indonesia, terutama di FISIP UI, dan untuk mengetahui masalah yang timbul dari adanya perbedaan gaya komunikasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam konteks hubungan romantic. Penelitian dilakukan selama Januari — Juni 2003. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan memberikan kuesioner langsung pada 108 mahasiswa dan mahasiswi FISIP, angkatan 1999 — 2002. Sample dipilih melalui metode purposif Dari hasil analisa data, terdapat dua kelompok mahasiswa dengan gaya komunikasi berbeda, yaitu kelompok komunikator gaya wanita dan kelompok komunikator gaya pria. Responden pria dan wanita ternyata berada pada dua kelompok ini dengan komposisi yang seimbang. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara gaya komunikasi pria dan wanita. Hal ini disebabkan pria dan wanita ini telah terbiasa berada dalam lingkungan FISIP UI, yang cenderung tidak membedakan antara hubungan pertemanan pria — pria, wanita — wanita, dan pria — wanita, sehingga gaya komunikasi dengan pasangan romantisnya pun tidak berbeda. Temuan ini memberikan gambaran mengenai gaya komunikasi mahasiswa dan mahasiswi di FISIP UI. Bagi pria dan wanita yang berada di FISIP UT, dapat diperhatikan adanya perbedaan gaya komunikasi ini. Sehingga dapat menghindari persoalan yang mungkin timbul karenanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4195
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>