Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Seno Adji Soebowo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guspiabri
"Salah satu satu ciri tingkat integrasi ekonomi regional yang mantap adalah terjadinya investasi lintas negara dalam satu kawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan bagian dunia lainnya. Sejalan dengan perkembangan ekonominya, ASEAN-5 (Indonesia,Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand) bukan lagi hanya menjadi negara penerima FDI, tetapi juga telah muncul sebagai sumber/pemasok OFDI yang signifikan. Namun posisi tersebut kurang didayagunakan untuk kepentingan integrasi ekonomi kawasan. Investasi intra- ASEAN sebagai indikator adanya keterkaitan ekonomi yang kuat dalam ASEAN masih berada pada tingkat yang rendah dan OFDI ASEAN-5 lebih banyak keluar kawasan. Dinamika Asia Timur telah mengalihkan peluang untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN melalui berbagai kerangka kerjasama ASEAN. Mengingat ASEAN adalah regionalisme yang berciri state-led, upaya meningkatkan performa investasi intra-ASEAN perlu ditempuh dengan memperbaiki perhatian pemerintah negara-negara ASEAN pada kegiatan OFDI masing-masing negara.
The existence of economic regional cooperation framework depends on the ability to fulfill several criteria, include intra -region investment performance. Following it?s economic achievement, ASEAN-5 countries (Indonesia,Malaysia, Singapore, Thailand and Philipines), already hold the status as sources countries of FDI. Base on this condition, ASEAN actually have more oportunity to increased economic linkages among it?s members through intra-ASEAN investment activities. Unfortunately (Despite of it?s big prospect), the reality show that larger protion of OFDI from ASEAN-5 goes to outside region. The East Asia economic dynamism has diverting the direction of ASEAN-5 OFDI from regional cooperation framework. Considering the state-led regionalism character of ASEAN, the performance of intra-ASEAN investment depends on policy toward OFDI by individual ASEAN-5 government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yassed Satria
"ABSTRAK
Tiongkok adalah satu-satunya negara di Asia yang kebijakan luar negerinya berorientasi kepada negara great power hingga tahun 1979. Pasca open door policy, Tiongkok mulai membuka diri terhadap dunia internasional termasuk ASEAN sebagai kawasan tetangga. Tahun 1996 secara resmi Tiongkok menjadikan ASEAN sebagai mitra dialog permanen dan sekaligus sebagai arah baru orientasi kebijakan luar negerinya. Tulisan ini kemudian akan menjelaskan motif dibalik pemilihan ASEAN sebagai prioritas baru orientasi kebijakan luar negeri Tiongkok dengan menggunakan kerangka teori kebijakan luar negeri. Indikator analisis yang digunakan adalah sintesa argumen K.J. Holsti, Synder dan Rosenau yaitu faktor internal, eksternal dan leadership sebagai penyebab perubahan kebijakan luar negeri.
Temuan skripsi ini pertama, faktor internal yang berpengaruh adalah faktor ekonomi domestik dan perkembangan strategi politik di Tiongkok. Kedua, faktor eksternal yang berpengaruh adalah hegemoni AS dan eksistensi regional ASEAN. Ketiga, faktor leadership dan ideologi pemimpin Tiongkok yang reformis-konservatif. Terakhir, Kebijakan luar negeri Tiongkok saat ini lebih bersifat pragmatis dengan lebih mempertimbangkan untung-rugi dari pada landasan nilai dan ideologi negaranya.

ABSTRACT
Tiongkok is the only country in Asia that foreign policy is oriented to the great power state until 1979. Post open door policy, Tiongkok began opening up to the international community, including ASEAN as a neighboring region. In 1996, officially Tiongkok became a permanent dialogue partner of ASEAN as well as a new direction of its foreign policy orientation. This undergraduate thesis will explain the motive behind the election of ASEAN as a priority foreign policy orientation of Tiongkok by using the theoretical framework of foreign policy. Analysis indicator used is the synthesis of argument KJ Holsti, Synder and Rosenau which are internal factors, external and leadership as the cause of the change in Tiongkok?s foreign policy.
The first findings of this research, internal factors that influence Tiongkok?s foreign policy are the domestic economic factors and the development of political strategy. Secondly, the external factors that influence are the existence of US hegemony and the ASEAN region itself. Third, the leadership factor and the reformist-conservative ideological of Tiongkok?s leader. Finally, Tiongkok's foreign policy today is more pragmatic with more considering the cost-benefit than foundation of values and ideology of the country itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Departemen Luar Negeri, 2004
341.448 IND f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lapipi
"Hampir semua kawasan telah melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi untuk memperlancar aktivitas investasi dan perdagangan dengan membentuk integrasi ekonomi. Kerjasama ini dimaksudkan untuk memperkuat ekonomi kawasan dalam mempersiapkan din memasuki perdagangan bebas WTO. Kesuksesan Uni Eropa juga menjadi pendorong semakin cepatnya perkembangan aktivitas blok-blok ekonomi dan perdagangan dari berbagai kawasan.
Integrasi ekonomi ASEAN dibentuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN sekaligus menangkal blok-blok ekonomi lainnya Walaupun kerjasama ASEAN telah dibentuk sejak tahun 1967, namun baru tahun 1992 integrasi ekonomi ASEAN mulai diintensifkan dengan membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang mulai dilaksanakan sejak 1 Januari 2003 Pada KIT ASEAN ke-9 di Bali 2003 lalu, semua kepala negara ASEAN telah menyetujui untuk membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2020 dan ASEAN menjadi production center. Negara-negara anggota ASEAN sekaligus menjadi anggota integrasi ekonomi Asian Pacipic Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO).
Secara teoritis integrasi ekonomi akan menimbulkan efek peningkatan perdagangan, peningkatan efisiensi ekonomi dan days saing yang tinggi yang pada akhirnya meningkatkan welfare. Namun sebagian negara di dunia khawatir dengan perdagangan bebas yang menganggap hanya memberikan manfaat yang besar pada negara maju. Apakah kekhawatiran ini akan terbukti pads negara-negara ASEAN baik sebagai anggota integrasi ekonomi ASEAN maupun sebagai anggota APEC? Penelitian ini melihat apakah integrasi ekonomi ASEAN dan APEC menimbulkan meningkatnya welfare (creation effects) atau sebeliknya menimbulkan penurunan welfare (diversion effects).
Dengan menggunakan gravity model dan panel data menunjukkan bahwa integrasi ekonomi ASEAN telah meningkatkan perdagangan ASEAN secara umum, namun belum memberikan manfaat pada peningkatan perdagangan yang signifikan pada masing-masing negara ASEAN, kecuali Filipina. Justru keterlibatan anggota ASEAN dalam integrasi ekonomi APEC banyak memberikan manfaat pada peningkatan perdagangan masingmasing negara anggota ASEAN yang memberikan efek kreasi (menurut indikator Balassa). Efek integrasi ekonomi ASEAN (menurut indikator vinerian) hanya memberikan efek kreasi (creation effects) pada kelompok perdagangan barang-barang komponen dan perdagangan Filipina. Sedangkan efek diversi (diversion effects) terjadi pada perdagangan secara umum, perdagangan barang komponen dan perdagangan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Dalam studi ini juga menunjukkan bahwa fenomena perdagangan infra industry trade sangat tinggi dan perdagangan barang-barang komponen sangat dominan yang dapat mendukung ASEAN sebagai production base."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Djamin
Jakarta: UI-Press, 1994
330.959 8 ZUL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sinabutar, Sumber
"Tesis membahas mengenai ketentuan asal barang dalam perjanjian daerah perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN-AFTA. Mekanisme pernurunan tarif dan non tarif dalam kesepakatan daerah perdagangan bebas ASEAN. Keuntungan dan kerugian dalam melaksanakan perdagangan bebas.
Metode pemaparan yang digunakan deskriptif analisis, yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis norma-norma hukum yang terdapat pada perjanjian daerah perdagangan bebas ASEAN serta menjelaskan dampaknya terhadap perdagangan luar negeri Indonesia yang dilihat dari perkembangan tindakan yang dilakukan oleh pihak yang terjkait dalam perjanjian perdagangan bebas tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammi Ardiyanti
"Perjanjian perdagangan regional telah mencakup lebih dari setengah dariperdagangan internasional di seluruh dunia sejak di awal 1990-an. ASEAN FreeTrade Area (AFTA) didirikan untuk meningkatkan daya saing ekonomi regional. Peningkatan ekspor telah menjadi salah satu prioritas utama dalam timbulnya perdagangan internasional sebagai kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi.Sebagai akibat dari krisis keuangan global adalah hal yang penting bagi negaranegaraanggota untuk meningkatkan hubungan perdagangan internasional melalui perjanjian perdagangan bebas untuk meningkatkan sistem produksi regional. Perjanjian perdagangan bebas meningkatkan perdagangan barang secara efisien bersumber antara negara-negara anggota dan menyebabkan terciptanya transaksi perdagangan yang meningkatkan kesejahteraan. Untuk menganalisis dampak AFTA pada kinerja ekspor negara-negara anggota, penelitian ini mengembangkan model gravitasi dasar untuk melakukan analisis data cross sectional yang melibatkan enam puluh negara, baik anggota dan non-anggota AFTA, untuk periode tahun 1991,2001, dan 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah AFTA mulai berlaku, terdapat efek positif pada kinerja ekspor negara-negara anggota.

Regional trade agreements have covered more than half of international trade throughout the world since in the beginning 1990?s. The ASEAN Free Trade Area (AFTA) was established to improve regional economic competitiveness. Encouraging export has been one of the main priorities within the opening-up to international trade as the driving force for economic growth. In the aftermath of the global financial crisis, it is important for the member countries to enhance international trade relations through free trade agreements to improve regional production systems. Free trade agreements enhance the trade of goods efficiently sourced between member countries and lead to trade creation that improves welfare. In order to analyze the impact of AFTA on member countries? export performance, this paper develops a basic gravity model to perform cross sectional data analysis involving sixty countries, both members and non-members of AFTA, for the periods of 1991, 2001, and 2012. The main finding of this study is that after AFTA came into force, there was a positive effect on the member countries? export performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard
"Tugas karya akhir ini akan membahas mengenai fenomena implementasi perdagangan Intra-regional di ASEAN dari tiga paradigm yang ada di dalam Ilmu Hubungan Internasional. Pembahasan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pandangan dari perspektif realisme, liberalisme, dan strukturalisme terhadap perdagangan intra-ASEAN. Teori stabilitas hegemoni, regionalisme, dan teori dependensi akan menjadi representasi dari masing-masing perspektif yang telah disebutkan di atas. Hasil yang didapat memperlihatkan bahwa memang hingga saat ini ASEAN masih memfokuskan kegiatan perdagangannya pada aktor ekstra-regional. Meskipun perdagangan intra-regional juga mengalami peningkatan dalam dekade terakhir, tetapi dilihat dari sudut pandang regionalisme jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan perdagangan ekstraregional. Di sinilah ketiga paradigma itu menghasilkan penjelasan yang saling melengkapi satu sama lain untuk menjelaskan lemahnya perdagangan intra-ASEAN.

This final assignment will describe the phenomenon of intraregional trade that occurred in ASEAN from the three paradigm in International Relations study Those explanation will give the picture of how the perspective of realism liberalism and structuralism see the case of intra ASEAN trade Theory of hegemonic stability regionalism and dependency will represent each paradigm in analyzing this case The final result shows that in the end ASEAN still focused on the extra regional trade Even though intra regional trade also increased those numbers are still really low relatively compared to the extraregional trade Here those three paradigms finally result in the explanations that complement each other in describing the poor performance of intra ASEAN performance "
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>