Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S22899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchid Albintani
Yogyakarta 2016: 2016, 2016
330 MUC b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pasaribu, Maurits F. Marolop
"ABSTRAK
Perkembangan permukiman di pulau kedl sering menimbulkan dampak lingkungan, sepertl: kerusakan lahan dan kelangkaan air bersih. Di sisi lain, perkembangan penduduk dan ekonominya akan terus menlngkat.
Salah satu penyebab masalah di atas adalah karena Rencana Tata Ruang dan Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Sistem Penataan Ruang) di pulau kecil masih mengacu pada karakteristik ekosistem pulau besar. Padahal ekosistem pulau besar dan pulau kecil (lahan dan air terbatas) sangat berbeda. Untuk itu perlu mengembangkan sistem penataan ruang untuk pulau kecil yang sesuai dengan keterbatasan lahan dan air-nya.
Meskipun Sistem Penataan Ruang untuk pulau kecil perlu, penellitian yang ada tentang sistem penataan ruang pulau kecil masih meliputi aspek sumberdaya dan teknik-teknik perencanaan ruang. Oleh karena itu penelitian tentang sistem penataan ruang untuk pulau kecil perlu dilakukan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan analisis test statistik-non parametric dalam mengkaji dan mengembangkan sistem penataan ruang untuk pengembangan pemukiman di pulau kecil (luas 100-2.000 km2).
Penelitian ini memperlihatkan bahwa sistem penataan ruang untuk pengembangan permukiman di pulau kecil perlu memadukan penatagunaan lahan dan air, diwujudkan melalui: 1) Pola pemanfaatan ruang ditentukan secara iteratif untuk menyeimbangkan kebutuhan (ecological foot print) dengan daya dukung lahan dan air, 2) Kawasan terbangun difungsikan sebagai tangkapan air, didukung pembangunan waduk penampungan air dan drainase air permukaan untuk dapat memanfaatikan potensi air tawar daratan secara maksimum, 3) Pemanfaatan ruang mengikuti pola alam melalul ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang yang berdasarkan RTR Rinci.

ABSTRACT
Human settlement development in small islands often causes negative impact on environment, such as: land degradation and scarcity of clean water. On the other hand, despite the limitation of land and water, human settlement growth in small island still increase.
One of the major causes of the problems due to the spatial plan and land use control instruments (spatial planning system) for human settlement development that is still based on the character of big island ecosystem, while the ecosystems of small island and big island are very different. Therefore, it is necessary to develop spatial plan for small island that matches with its limitations on land and water.
In spite of the important of the spatial planning system for small island, studies on spatial plan for small island is only limited on natural resources use and spatial planning techniques. Therefore, there is a need to study spatial planning system for small island.
The method uses in this study are descriptive approach and non·parametric statistical analysis to develop the spatial planning system for small island (size 100-2000 km2).
The result of this study shows that spatial planning system for human settlement in small island needs to integrate land use plan and water resources management. This is applied through: 1) Land use plan balances ecological foot print and carrying capacity of land and water, 2) Functioning built up areas as water catchment area, supported by the development of water reservoir and drainage system-in order to maximize the use of rain water, and 3) Land development applies Design with nature principles by implementing land use controlInstruments that are based on a detail spatial plan."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
D629
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Rahmanto
"ABSTRAK
Tugas akhir ini secara luas membahas mengenai perkembangan Pulau Batam dan
sekitarnya (Pulau Rempang dan Pulau Galang). Lebih khusus lagi, tugas akhir ini lebih
jauh membahas bagaimana Pulau Batam, sebagai salah satu kawasan lndustri strategis di
Indonesia, sebagai basis untuk meningkatkan ekspor nonmigaS, meningkatkan daya
saingnya dalam upaya merebut penanam modal asing terhadap pesaing-pesaingnya baik
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Persaingan dalam memperebutkan investor asing ini pada dasarnya adalah dalani
hal memperebutkaii modal, teknologi dan manajemen, yang dipunyai oleh negara-negara
yang lebih maju. Sehingga diharapkan dengan semakin banyaknya modal asing yang
masuk alcan eningkatkii1 proses transfer teknologi, manajemen dan akumulasi modal
bagi perekonomian. Pulau Batam dan sekitarnya dalam hal ini masih mengalami
ketertinggalan dibandingkan daerah-daerah ekonomi khusus di negara tetangga. Namun
ada satu keunggulan penting yang menyebabkan Pulau Batam dan sekitarnya begitu
berambisi untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi suatu kawasan berikat atau
daerah industri unggulan di negara ini, yaitu dukungan dan faktor kedekatan wilayah
dengan Singapura.
Dalam pembahasan ini permasalahafl yang alcan diungkaPkafl adalah bagaimana
seharusnya strategi pengembangan Pulau Batam untuk tnenjadikafl kawasan yang
menanik dan menguntungkafl bagi para investor, terutama dalam bersaing dengan negara
negara berkembang lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Sedangkan beberapa kelemahan yang membuat Pulau Batam kurang dapat bersaing
dengan kompetitor lainnya lebih banyak karena kurang dipenuhinya faktor competitive
advantages, seperti kurangnya tenaga kerja terampil, peraturan hukum yang tidak konsisten,
efesiensi dan birokrasi dan lain-lain.
Dari hasil analisa maka menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi Pulau Batam
kecuali dengan menerapkan strategi yang lebih agresif dengan memperkuat posisi Pulau
Batam secam intern maupun secara ekstern. Strategi ini didasarkan pada kesimpulan bahwa
saat ini untuk membentuk suatu kawasan industri unggulanldaerah ekonomi khusus tidak
dapat hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur dan dengan mengandalkan
comparative advantage dan Pulau tersebut, namun satu hal yang lebih memegang peranan
adalah bagaimana mengembangkan competitive advantage dan Pulau ini.
Salah satu strategi yang harus dilakukan Pulau Batarn adalah dengan memanfaatkan
secam maksimal kedekatan wilayah dengan Singapura sebagai pusat untuk membuka
jaringan informasi, pemasaran, fasilitas dan lain-lain. Kerja sama segitiga pertumbuhan yang
sekarang menjadi trend bagi kawasan-kawasan yang ingin memanfaatkan keunggulan
masing-masing kawasan, juga dapat dijadikan modal utama bagi melengkapi segala
kekurangan di Pulau Batam dan sekitarnya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Arief
"Selat Malaka adalah selat yang terletak diantara tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pada bagian yang lebarnya kurang dari 24 mil, maka laut wilayah dua dari tiga negara tersebut berhimpitan. Selat Malaka mempunyai arti penting karena salah satu selat yang digunakan untuk pelayaran internasional. Diinformasikan dalam Asia Research Bulletin bahwa pelayaran di Selat Malaka itu semakin meningkat dan kini merupakan selat yang paling ramai di dunia sesudah Selat Dover.
Arti penting Selat Malaka semakin bertambah dengan telah diproduksinya kapal-kapal tanker raksasa untuk mengangkut minyak dari Timur Tengah melewati Selat Malaka ke negara-negara Timur Jauh, terutama Jepang yang 90% kebutuhan minyaknya diangkut melalui selat ini. Disamping iu Selat Malaka juga merupakan jalur air penting untuk kegiatan pelayaran dengan berbagai macam dagangan ekspor/impor dari berbagai negara.
Seiring dengan perkembangan waktu, makin lama kapal-kapal tanker itu semakin besar dan kemampuan Selat Malaka yang sempit, dangkal dan ramai itu makin lama makin terbatas untuk melayani tanker-tanker raksasa yang semakin lama semakin besar itu. Dengan demikian, maka makin lama makin seringlah terjadi kecelakaan kapal-kapal tanker raksasa di selat tersebut yang membawa bencana pengotoran laut kepada negara-negara pantai yang selanjutnya mempengaruhi kelestarian lingkungan laut dan kehidupan rakyat negara pantai tersebut. Padahal sekarang, sebagian besar kegiatan produksi minyak terdapat diperairan Indonesia bagian Barat, khususnya sepanjang Selat Malaka dan. Singapura.
Pencemaran laut yang dapat menganggu kelestaraian lingkungan laut karena pertama adanya tumpahan minyak selain berasal dari adanya kegiatan angkutan laut misalnya terjadi kebocoran kapal, maupun kecelakaan kapal karena kandas, tabrakan, atau pecah, kedua adanya kegiatan produksi minyak lepas pantai. (pencemaran oleh minyak), termasuk bila terjadi kebocoran pada pipa penyalur, dan tanki penyimpanan minyak produksi lepas pantai. Mengingat Selat Malaka merupakan penghasil minyak terbesar, ada?"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatty Purnama Dewi
"ABSTRAK
Sektor Pariwisata semakin menjadi andalan, harapan dan primadona bagi pemerintah setelah minyak dan gas. Kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan devisa dari sektor ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan menduduki peringkat ketiga dalam menghasilkan devisa nonmigas setelah kayu lapis, tekstil dan garmen (Yoeti,1997).
Tujuan wisata di Indonesia masih tergantung pada 3 (tiga) pintu gerbang wisata utama, yaitu: Bali, Jakarta dan Barelang (Batam-Rempang-Galang) (BOB & FT-UGM, 2002). Barelang mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Dengan adanya kerjasama pengembangan SIJORI (Singapura-Johor-Riau) dalam bidang perdagangan, industri dan pariwisata.
Pulau Galang sebagai salah satu di antara pulau-pulau besar yang berada di bawah kawasan industri Otorita Batam merniliki beberapa lokasi yang diharapkan dapat dikembangkan sebagai obyek wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara,seperti: situs kawasan bekas kamp pengungsi Vietnam sebagai wisata sejarah, dan wisata alamnya yang terdiri dari kekayaan flora dan fauna serta obyek wisata Pantai Melur, serta ditunjang dengan wisata spiritual seperti tempat-tempat beribadah.
Masalah yang ditemui dalam upaya pengembangan pariwisata Pulau Galang adalah: pertama, belum teridentifikasinya secara rinci potensi dan hambatan yang akan dikembangkan sebagai obyek wisata, kedua, belum terfokusnya arah pengembangan Pulau Galang sebagai obyek wisata.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan dengan tujuan: pertama, mengkaji potensi dan hambatan yang ada dalam upaya pengembangan Pulau Galang sebagai obyek wisata, kedua, menentukan strategi prioritas dalam upaya pengembangan Pulau Galang sebagai obyek wisata.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2002 di beberapa lokasi wisata yang ada di Pulau Galang - Batam, Provinsi Riau. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi lapangan, wawancara dengan beberapa wisatawan yang berkunjung dan pihak yang berkompeten, serta studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah melalui pendekatan Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) dan Proses Analisis Berjenjang (Analytical Hierarchi Process = AHP) yang menggunakan pendapat expert sebagai responden.
Sedangkan sasaran strategis yang terpilih yang diperkirakan akan mencapai hasil yang signifikan dalam upaya pengembangannya adalah: mengatasi minimnya amenitas dalam rangka meningkatkan daya saing dengan DTW sekitarnya.
Berdasarkan pendapat expert yang dianalisis menggunakan Proses Analisis Berjenjang (AHP) terpilih isu strategis yang memiliki skor tertinggi (0,549), yaitu : "Mengatasi minimnya fasilitas amenitas dalam rangka meningkatkan daya saing dengan daerah tujuan wisata (DTW) sekitarnya"
Kesimpulan yang dapat diambil melalui penelitian ini adalah:
1 . Palau Galang memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata dengan obyek andalannya adalah situs bekas kamp pengungsi Vietnam sebagai obyek wisata sejarah.
2. Peningkatan amenitas merupakan faktor utama pendorong pencapaian tujuan dalam upaya pengembangan Pulau Galang sebagai obyek wisata.
ABSTRACT
Tourism Development In Galang Island - Batam (A Case Study of Strategic Planning to Develop Eco-Cultural Tourism of Vietnamese Camp Refugee in Galang Island)
Tourism sector progressively becoming pledge and excellent sector to government after gas and oil. Foreign countries tourist visit and acquirement of foreign exchange from this sector progressively increase from year to year, and take third rank in yielding non-oil and gas foreign exchange after plywood, garment and textile (Yoeti, 1997).
Tourism destination in Indonesia still depends on 3 (three) special main gate, that is: Bali, Jakarta and Barelang (Batam-Rempang-Galang) (BOB & FT-UGM, 2002). Barelang have a very strategic location because of its direct verging with Singapore and Malaysia. With the existence of SIJORI development cooperation (Singapura-Johor-Riau) in commerce, industrial and tourism.
Galang Island as one of the island among other big islands which under Otorita Batarn industrial area have some expected locations that can be developed as tourism objects which attract local and foreign country tourists, such as: ex-Vietnamese refugees camp area as historical tourism, its natural tourism which consist of fauna and flora, Melur Beach as coastal tourism object, and also supported with religious places as spiritual tourism objects.
The problems which facing to Galang Island tourism development efforts is: first, there is no potencies and resistances detailed identification yet to be developed as tourism objects, second, not focused enough to develop Galang Island as tourism destination.
The aims of descriptive research are: first, analyze the existing resistances and potencies in the Galang Island development efforts as tourism destination, second, determine the priority strategies in the Galang Island development efforts as tourism object.
This research operated in May up to July 2002 in some existing tourism locations in Galang Island-Batam, Riau Province. Data collection techniques are: field observation, interviewing some tourists and competence parties, and also literature studies. Data analyze technique used is SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) and Analytical Hierarchy Process (AHP) which use an expert as the respondent
The chosen strategic target, which estimated reach significant result in it?s the development effort, is: overcome the minimum amenity in order to improve its competitiveness with surrounding DTW (Daerah Tujuan Wisata/Tourism Destination Area).
Based on an expert opinion analysis using AHP had chosen strategic issue with highest score (0,549), is: "to minimize the facilities of amenities in order to increase competition with other tourist destination surrounding"
The conclusions of this research are:
1. Galang Island has some potential area that can be developed as objects of tourism with its pledge object: the sites of ex Vietnamese refugees camp as historical tourism object.
2. The improvement of tourism amenity is a primary factor to push attaining the goal of the effort of Galang Island development as tourism object.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raneeta Mutiara
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S6016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>