Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Sari Boenarco
"ABSTRAK
Tesis ini mengangkat permasalahan yang bermula dari kisruh impor garam pada
tahun 2011 lalu. Hal ini mengundang persepsi bahwa Indonesia belum mampu
mengelola potensi kelautannya yang besar karena harus bergantung pada garam
impor. Untuk itu, perlu digali mengenai faktor-faktor yang dapat menjelaskan
penyebab ketidakmampuan tersebut. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif analitis, analisa terhadap data yang dikumpulkan dari berbagai sumber
mengantarkan kepada hasil bahwa pengembangan sektor pergaraman nasional
terkendala oleh faktor-faktor internal seperti akses teknologi yang kurang dan
proteksi pemerintah yang minim. Lebih dari itu, juga didasari kepada faktor
liberalisasi perdagangan. Perdagangan bebas memungkinkan Indonesia untuk
mengimpor dengan lebih mudah dan murah demi memenuhi kebutuhan garamnya.
Lebih lagi, di tengah-tengah kampanye internasional untuk menggunakan garam
beriodium yang masih sulit diproduksi di dalam negeri. Ini menjadi celah keuntungan
bagi negara pengekspor garam seperti Australia dan para importir garam di dalam
negeri. Pencarian kepentingan juga dilakukan oleh agensi transnasional yang diwakili
oleh NGO dan pihak industri garam berskala besar terkait dengan kampanye tersebut.
Namun ketika pamor garam berkurang karena terbukti memiliki efek samping bagi
kesehatan, negara produsen garam tetap tak mau kehilangan pasarnya. Bagi Australia,
Indonesia akan dipertahankan sebagai salah satu pasar garam yang potensial.
Pertama, karena Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan garam sendiri.
Kedua, karena tren gaya hidup sehat belumlah disadari penuh di Indonesia. Yang
artinya, kebutuhan akan garam tidak akan berkurang. Untuk mengatasi segala kendala
di sektor pergaraman, yang paling utama adalah perlunya keberpihakan pemerintah
kepada ekonomi rakyat dengan proteksi dalam negeri melalui kebijakan yang tepat
dan tegas. Inilah yang mengantarkan Indonesia pada keberhasilan program
swasembada garam nasional.

Abstract
Pro and Contra on Indonesian imported salt on 2011 is background of this thesis. Salt
import issue rise a perception that Indonesia disabled to develop its abundant marine
potential resources. So that, it is an urgent needs to study factors that make it
disabled. Qualitative approach using descriptive analysis methode showing that
disability in developing national salt sector caused by internal factors such as less of
protection and technology. Furthermore, disability is also caused by trading
liberalization. Free trade make it easier and cheaper to importing salt to meet national
salt demand. Furthermore, international campaign regarding important need to
consume iodized salt that only produced in very limited amout in Indonesia make
importing salt an instant way to be done. Importer agents, Non-governmental
organization (NGO), Salt industrial companies and Salt exporters country such as
Australia take this fortune opportunity to make a big profit income. In contrary when
salt demand decrease because of health issue that give bad influence to human health,
this particular opportunist parties does not want to loose their market. Facing this
fact, Australian exporters still can maintain its market in Indonesia because lack of
healthy awareness and lifestyle of its people. This means Indonesian salt demand is
not decreasing. In years of 2004 Indonesian government rise imported salt policies,
and instantly start salt sector liberalitation and meet its peak poin also in this year. In
addition to minimum protection to national salt sector, this policies legalize imported
salt and be a catalyst to emergence of importers in nation. In condition of high
influence from global liberalization, there is no other solution to imported salt issue,
that Indonesian government must put their concern to take side with people centered
economic by protect nation salt production with precise and unequivocal policies. In
the future, this policies can bring success in nation salt self-supporting program to
meet national salt demand. ."
2012
T30500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Vinita
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang implikasi Letter of Intent (LoI) IMF dalam kebijakan
impor beras Indonesia periode 2004-2010. Pemerintah Indonesia menandatangani
LoI dengan IMF saat Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1997 sehingga
harus meminta bantuan dari IMF. Selama empat periode pemerintahan (1997-
2003), IMF memberikan tekanan pada pemerintah untuk melakukan liberalisasi,
privatisasi, dan deregulasi di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor
perberasan. Akibat liberalisasi tersebut, jumlah impor beras yang masuk ke
Indonesia meningkat dengan tajam. Namun pasca LoI berakhir, pemerintah tetap
mempertahankan kebijakan impor beras khususnya untuk memenuhi stok
cadangan beras nasional. Maka pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah
mengapa pemerintah tetap melakukan kebijakan impor beras pasca LoI IMF
berakhir dan pihak mana yang diuntungkan dengan impor beras tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis.
Hasil penelitian memaparkan terdapat tiga implikasi LoI IMF yang masih
dirasakan sampai saat ini yaitu terbukanya pasar beras dalam negeri, privatisasi
BULOG, dan hilangnya subsidi KLBI. Pemerintah juga memiliki komitmen
internasional dengan WTO untuk membuka pasar bagi beras impor minimal
sebanyak 70.000 ton beras per tahun. Di lain pihak, adanya preferensi pemerintah
untuk mempertahankan kebijakan tersebut karena impor beras memberikan
insentif yang besar bagi pelaksana impor, yaitu BULOG. Pihak yang diuntungkan
dari impor ini selain BULOG, adalah negara eksportir beras yaitu Thailand dan
Vietnam. Untuk menghadapi liberalisasi strategi pemerintah perlu meningkatkan
pembangunan infrastruktur pertanian, penguatan kelembagaan tata niaga beras,
serta menyusun kebijakan perberasan yang solid dan terkoordinasi dengan baik
antar lembaga terkait.

Abstract
This study discusses about the implications of the IMF Letter of Intent (LoI) in
Indonesian rice import policy especially in the period 2004-2010. The government
of Indonesia signed the LoI with the IMF when Indonesia hit by economic crisis
in 1997 and requested an assistance from the IMF. During the four periods of
reign (1997-2003), the IMF put pressure on governments to apply liberalization,
privatization, and deregulation in various sectors, one of which is the rice sector.
As the result, the amount of rice imports into Indonesia increased sharply. After
the LoI ended, the government is still maintaining rice import policy, especially to
meet the national rice reserve stock. Then the research question is why the
government continues to conduct rice import policy after the LoI IMF ended and
which party get benefits from the imported rice.
This research is a qualitative research with a descriptive analysis design. The
results found that there are three implications of the LoI IMF which is the
liberalization of domestic rice market, privatization of BULOG, and the abolition
of KLBI. The government also has international commitments to the WTO to
open minimum market access of 70,000 tons of rice per year. On the other side,
the government's preference to maintain the import policy because the policy
provides strong incentives for BULOG as an STE in importing rice. The party
who gets the benefits from the imported rice are the rice exporting country such as
Thailand and Vietnam, and BULOG. The researcher suggests several strategies
that can be implemented by the government that is to improve the development of
agricultural infrastructure, strengthen the rice marketing institutional, and develop
a firm and well-coordinated rice policy among relevant institutions."
2012
T30499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Addy Perdana Soemantry
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T27363
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syariful jamil
"ABSTRAK
Garam merupakan komoditas strategis Indonesia yang permintaannya akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan garam dalam negeri dengan produksi garam domestik mendorong pemerintah untuk melakukan impor garam.
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume permintaan dan efektivitas kebijakan impor garam Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dari tahun 2004-2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap volume permintaan impor garam Indonesia yaitu: produksi garam domestik, harga garam impor, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia, PDB riil negara sumber impor dan nilai tukar riil. Produksi garam domestik dan harga garam impor memiliki hubungan yang negatif dengan volume impor, sedangkan variabel lainnya memiliki hubungan yang positif.
Temuan lain adalah kebijakan impor yang telah dikeluarkan oleh pemerintah belum sepenuhnya efektif diterapkan pada saat studi ini dilakukan. Rekomendasi kebijakan yang seharusnya dapat diterapkan oleh pemerintah yaitu sinkronisasi data, penguatan pengawasan kebijakan impor, serta intensifikasi dan ekstensifikasi lahan untuk meningkatkan produksi garam domestik."
Jakarta: Sekretariat badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, RI, 2017
332 BILPDG 11:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Iari Vehuliza
"Kemunculan krisis Eurozone di tahun 2010 merupakan salah satu kejadian besar yang mewarnai tahun 2010. Sebagai bentuk dari integrasi ekonomi dan moneter regional di kawasan Eropa yang selama ini menjadi kawasan percontohan bagi region lainnya terutama ASEAN, kini Eurozone mengalami tantangan yaitu terjadinya instabilitas finansial akibat terjadinya krisis utang Yunani di tahun 2009 dan diikuti krisis di empat negara lainnya pada tahun 2010, hingga kelima negara ini disingkat dengan PIIGS: Portugal, Ireland, Italy, Greece, dan Spain. Di balik krisis ini, ECB sebagai bank sentral merupakan institusi yang memegang tanggung jawab atas stabilitas finansial di kawasan Eurozone melalui common monetary policy, sehingga kemunculan krisis ini mengindikasikan kebijakan moneter ECB telah gagal dalam menjaga stabilitas finansial di kawasan Eurozone. Kegagalan tersebut disebabkan oleh ECB sebagai bank sentral merupakan rezim yang tidak signifikan sehingga mempengaruhi kebijakan moneter yang dikeluarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ECB sebagai rezim tersebut adalah interest, political power, norms/principles, usage/custom, dan knowledge.

The emergence of Eurozone crisis in 2010 is one of the major events that characterized the year of 2010. As a form of economic and monetary integration in Europe region which has been the pilot region for another region especially ASEAN, the Eurozone is now facing challenge of financial instability due to that these countries are now abbreviated by PIIGS: Portugal, Ireland, Italy, Spain, and Greece. Behind this crisis, ECB as central bank of the Eurozone has been the institution that held the responsibility in maintaining the financial stability in the Eurozone through common monetary policy. Thus, this indicates that the maintaining the financial stability of Eurozone. That failure was caused by ECB as a central bank has been being insignificant regime and affecting monetary policy as the output. The factors that affect ECB as a regime are interest, political power, norms/principles, usage/custom, and knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Sabhana Azmy
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012
344.01 ANA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carel Gusram
"Tesis ini bcrtujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian lisensi impor tekstil Harmonized System (HS) 5208 sampai dengan 6002 terhadap ekspor garmer. 28 propinsi di Indonesia HS 61 dan HS 62.
Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) tahunan dari tahun 1996 hingga tahun 2006. Variabel yang digunakan adalah ekspor garmen, dummy kebijakan impor tekstil, harga internasional, exchange rate, produksi bahan baku dornestik, dan pendapatan domestik regional bruto (PDRB). Penelitian ini menggunakan mctode analisis data panel.
Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan Random Effect Model (REM) adalah kebijakan pemberian lisensi impor tekstll berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor garmen 28 propinsi di Indonesia. Sedangkan variable-variabel lainya juga berpengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian. implikasi kebijaka:n adalah kebijakan tersebut sebaiknya dipertahankan karena akan mendorong peningkatan produsen tekstit dalarn negeri yang akan memberikan kesempatan kerja,

This study aims to analyze the impact of the textile import licensing policy (i.e. Harmonized. System (HS) Code 5208 up to 6002) on Indonesia's garment export (i.e. HS Code 61 and 62) using panel data observation from 28 Indonesia's provinces over the period of 1996-2006. The dependent variable is the garment eksports; while, the independent variables are dummy variable of the time of textile import policy implementation, world price, exchange rate, domestic's raw material production and regional gross domestic product.
This study shows that the fittest model is the one using Random Effect Model (REM) approach. The study consequently shows that the textile import licensing policy positively and significantly affects the garment exports. After the import licensing policy implementation. the garment exports increase 0.51%. In addition. the other variables also have positive and significant influences with respect to the garment exports. Therefore, the recommended policy implication in this study is to maintain the textile import licensing policy since it would increase the garment exports.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 27336
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Ahsan
Depok: UI Publishing, 2019
338.173 71 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>