Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faizatul Falah
"Pemanfaatan beton dan mortar sebagai bahan untuk konstruksi jalan semakin meningkat. Tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan waktu pengerasan yang lama sehingga menyebabkan timbulnya masalah diantaranya kemacetan jalan. Untuk itu perlu adanya aditif (bahan tambahan) yang dapat mempersingkat waktu pengerasan mortar.
Bahan berlignoselulosa diantaranya tandan kosong kelapa sawit (tkks) semakin banyak diupayakan sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua. Pretreatment bahan berlignoselulosa untuk memisahkan lignin dari selulosa dan hemiselulosa dapat dilakukan dengan menggunakan basa, asam encer atau steam explosion. Lignin yang terkandung dalam bahan akan dibuang sebagai limbah cair setelah pretreatment. Upaya pemanfaatan lignin menjadi produk bernilai tambah perlu dilakukan untuk meminimalisasi limbah karena lignin sulit terdegradasi dalam kondisi anaerob dan mengurangi biaya produksi. Salah satu cara pemanfaatan lignin adalah sebagai additive (zat tambahan) yang berfungsi sebagai plasticizer dan water reducer pada pembuatan mortar dan beton.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah lignin dari pretreatment bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit (tkks) sebagai bahan tambahan (additive) pada adukan semen (mortar). Aditif dapat diperoleh dengan cara mengisolasi lignin tersebut pada berbagai konsentrasi dan suhu. Isolat lignin yang dihasilkan dari limbah bietanol digunakan sebagai admixture pada mortar sebagai pengurang air (water reducer). Adukan semen (mortar) yang dihasilkan diuji berdasarkan SNI 03-1972-1990 dan 03-1974-1990. Lignin dari tkks ternyata dapat digunakan sebagai water reducer pada adukan semen dengan peningkatan workability sebanyak 24,4% dibanding kontrol.
Penambahan lignin dari tkks dapat meningkatkan kuat tekan dari mortar pada usia mortar 7 dan 28 hari dibandingkan mortar dengan lignosulfonat komersial dan kontrol pada berbagai faktor air semen. Waktu pengerasan mortar dengan aditif dari lignin meningkat secara cepat yaitu mencapai hingga 80% pada usia mortar 7 hari sehingga waktu curing yang dibutuhkan lebih singkat. Peningkatan kuat tekan tertinggi dengan nilai slump yang baik diperoleh pada penambahan 1% lignin dan faktor air semen 0,45 dengan nilai slump 112mm dan kuat tekan 7 hari 27,88 N/mm2 serta 38,81 N/mm2 pada umur mortar 28 hari, sehingga memenuhi standar beton mutu tinggi.

The use of concrete and mortar as a material for road construction is increasing, but its implementation requires a long time of concrete hardening, causing problems such as traffic jams. An additive that can shorten the time of hardening of mortar is needed to reduce such problems.
Utilization of lignocellulose as bioethanol raw materials has been increasing. Empty palm fruit bunch (epfb) are among of them. The lignocellulosic materials should undergo some pretreatment process to separate lignin from cellulose and hemicellulose, this could be done by using alkaline solution, acid solution or steam explosion Efforts to use lignin into value added products needs to be done to minimize waste due to lignin degradation in anaerobic conditions is difficult and to reduce production costs. One way to utilize lignin is as an additive that serves as a plasticizer and water reducer in the manufacture of mortar and concrete.
This study aims to utilize the waste lignin from bioethanol pretreatment from oil palm empty fruit bunches (epfb) as a mortar additive. Additives can be obtained by isolating lignin at various concentrations and temperatures. Isolates produced from waste lignin were then used as an admixture in mortar as a water reducer. The mortars generated were then tested based on SNI 03-1972-1990 and 03-1974-1990. Lignin from epfb can be used as a water reducer in mortar with improved workability as much as 24.4% compared to controls.
The addition of lignin from epfb could also increase the compressive strength of mortar at the age of 7 and 28 day mortar compared to commercial lignosulfonate and control on the various water cement ratio. Setting time of mortar with additives of lignin increased rapidly, reaching up to 80% at the age of 7 days so that mortar curing time required is shorter. The highest improvement of compressive strength with suitable workabiliy was reached by 1% lignin addition and 0,45 water cement ratio with 112mm of flow and compressive strength 27,88 N/mm2 at 7 days and 38,81 N/mm2 at 28 days, suitable for high quality concrete.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30498
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lifinia Anggun Puspita
"Penelitian ini membahas tentang variasi kondisi perlakuan awal terhadap limbah kertas bebas tinta dalam rangka mengekstrak gula dari lignoselulosa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan parameter banyaknya perolehan gula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya intensitas radiasi, lamanya waktu radiasi, dan jenis pelarut berpengaruh pada banyaknya gula yang diperoleh. Perolehan gula tertinggi didapat pada intensitas radiasi 450 Watt selama 12 menit dengan pelarut HCl 1,63 M dengan perolehan gula sebesar 219,3 mg/g kertas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode ekstraksi terbantukan-gelombang mikro menghasilkan gula lebih banyak dalam waktu lebih sedikit dibandingkan metode ekstraksi pemisahan gula dari lignin dengan HCl 1,63 M.

The focus of this study was about variation of pretreatment condition to waste paper in order to extract sugar from lignocellulose. This research was quantitative with the amount of sugar obtained as parameter. The results showed that the radiation intensity, range of radiation time, and the solvent type affected the amount of sugar obtained. The highest amount of sugar was obtained at radiation intensity of 450 Watt for 12 minutes with HCl 5%wt as solvent. This research also led to a fact that Microwave-assisted Extracion method gave higher sugar amount in less time than the sugar extraction from lignin with acid method using HCl 1,63 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51831
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Safaat
"ABSTRAK
Usaha menjamin keamanan pasokan dan mewujudkan kemandirian energi telah
dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan target minimal penggunaan
bahan bakar nabati (biofuel) pada tahun 2025 sebesar 20% konsumsi energi
nasional (Permen ESDM No.12/2015). Salah satu yang dikembangkan sebagai
bahan bakar nabati alternatif adalah bioetanol. Seiring daya saing ekonomi proses
fermentasi bioetanol harus ditingkatkan untuk mempromosikan penerapannya yang
lebih luas. Studi ini meninjau penggunaan produk samping fermentasi dalam
anaerobic digestion menjadi biogas dan produk samping lignin sebagai bahan bakar
dan lignosulfonat. Metode yang digunakan ialah melakukan pengumpulan data dari
beberapa penelitian sebelumnya dan disimulasikan dengan SuperPro Designer.
Data dari simulasi flowsheeting digunakan sebagai data simulasi ekonomi
menggunakan Microsoft Excel. Hasil studi ini menunjukan bahwa pengolahan
biogas dan limbah lignin sebagai bahan bakar dan lignosulfonat dapat
meningkatkan nilai ekonomi dari proses bioetanol. Nilai ekonomi yang paling baik
adalah proses bioetanol dengan pemanfaatan biogas dan lignin sebagai bahan bakar
PLTBm dengan nilai keekonomian NPV Rp1.646.965.100.591,-; IRR 15,75%;
PBP (POT) 5,8 tahun.

ABSTRACT
The effort to guarantee the security of supply and realize the energy independence
has been done by the government by issuing the policy of minimum target of biofuel
use in 2025 by 20% of national energy consumption (Permen ESDM No.12 / 2015).
One that is developed as an alternative biofuel is bioethanol. As the economic
competitiveness of the bioethanol fermentation process must be increased to
promote its wider application. This study reviews the use of fermented by-products
in anaerobic digestion into biogas and lignin by-products as fuel and lignosulfonate.
The method used is to collect data from some previous research and simulated with
SuperPro Designer. Data from flowsheeting simulation is used as economic
simulation data using Microsoft Excel. The results of this study show that the
processing of biogas and lignin waste as fuel and lignosulfonate can increase the
economic value of the bioethanol process. The best economic value is bioethanol
process with the utilization of biogas and lignin as fuel of PLTBm with economic
value of NPV Rp 1.646.965.100.591, -; IRR 15,75%; PBP 5.8 years."
2017
T47768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabila Nevilda
"Produksi tekstil menghasilkan limbah pewarna dalam jumlah besar yang menyebabkan timbulnya permasalahan bagi lingkungan dengan adanya pewarna azo yang bersifat toksik, mutagenik, dan karsinogenik. Oleh karena itu, biodegradasi pewarna menggunakan sel mikroba atau enzim penting untuk dikembangkan sebagai metode biologis dalam pengolahan limbah pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh enzim lignolitik untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil yang memiliki struktur serupa dengan senyawa lignin. Peremajaan isolat jamur dilakukan pada media PDA dan serbuk daun nanas untuk menginduksi aktivitas lignolitiknya. Aktivitas enzim LiP ditentukan setelah mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan mengukur laju oksidasi veratril alkohol menjadi veratril aldehid dengan adanya penambahan H2O2 pada panjang gelombang 310 nm. Larutan fraksi enzim LiP didapatkan dari fraksinasi dengan ammonium sulfat saturasi 80% dan dialisis dengan membrane dialisis MW cut-off 10000 Da. Optimasi pengaruh waktu inkubasi, pH, temperatur, dan rasio konsentrasi enzim-substrat dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum aktivitas fraksi enzim LiP dalam mendekolorisasi pewarna azo Amido hitam 10B. Aktivitas enzim LiP didapatkan sebesar 0,5806 U/ml. Kondisi optimum yang diperoleh dari hasil uji optimasi, yakni temperatur 50°C, pH 5, rasio enzim-substrat sebesar 1:1, dan waktu inkubasi selama 72 jam. Hasil optimasi tersebut digunakan pada proses aplikasi dekolorisasi sampel limbah cair industri tekstil. Nilai efisiensi dekolorisasi pada limbah cair industri tekstil dan pewarna sintetis Amido hitam 10B dengan nilai masing-masing sebesar 16,79% dan 46,27%.

Textile production produces large amounts of dye waste which causes problems for the environment with the presence of toxic, mutagenic, and carcinogenic azo dye. Therefore, dye biodegradation uses microbial cells or enzymes is being developed as a biological treatment of textile dye waste. The study aims to obtain lignolytic enzymes to degrade textile dye waste that have a similar structure to lignin compounds. Rejuvenation of fungal isolates is carried out on PDA media and pineapple leaf powder to induce its lignolytic activity. LiP enzyme activity was determined after measuring absorption using UV-Vis spectrophotometry by measuring the rate of oxidation of veratryl alcohol into veratril aldehyde with the addition of H2O2 at a wavelength of 310 nm. LiP enzyme fraction solution is obtained from fractioning with 80% ammonium sulfate saturation and dialysis with a membrane dialysis MW cut-off of 10000 Da. The effect of incubation time, pH, temperature, and enzyme-substrate concentration ratio was optimized to determine the optimal conditions for LiP activity in the decolorization synthetic dye Amido Black 10B. LiP enzyme activity value is 0.5806 U/ml. The optimum conditions from the optimization test results are temperature 50°C, pH 5, enzyme-substrat ratio of 1:1, and incubation time of 72 hours. The results of the optimization are used in the application process of decolorization of textile industry wastewater fluid waste samples of the textile industry. Decolorization efficiency values on wastewater from textile industry and synthetic dye Amido black 10B are 16.79% and 46.27% respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Hidayat
"Polipropilene(PP) sebagai bahan baku produk kemasan, seperti gelas air mineral, setelah pemakaian cenderung kurang diberdayakan padahal jumlah limbah PP tersebut setelah pemakaian sangat banyak. Pada sisi lain, kertas yang banyak digunakan pada proses pengolahannya menghasilkan limbah, salah satunya adalah lignin. Pemberdayaan limbah lignin hingga saat ini masih belum optimal, padahal jumlahnya juga sangat banyak. Modifikasi dari kedua limbah ini sebagai bahan baku suatu produk, menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini mempelajari perubahan yang terjadi pada PP sebelum dan sesudah penggunaan dan juga pengaruh komposisi, waktu dan penambahan CaCO3 pada pencampuran lignin dan PP terhadap sifat mekanik, sifat fisik kemampuan pembentukan dan morfologi permukaan dan perpatahan produk yang dihasilkan. Analisa penelitian ini didukung oleh beberapa metode pengujian, seperti uji tarik, FTIR, uji densitas dan FESEM. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan menunjukkan kemampuan mekanik optimal diperoleh dengan penambahan lignin sebanyak 5 phr dengan waktu pencampuran 20 menit tanpa CaCO3.

As a raw material for packaging Polyproylene (PP), such as plastic cups, PP after consuming not being optimally utilized even the quantity of PP waste is very abundant. On the other side, the pulp making process produces wastes, such a lignin in abundant amount. Utilization of lignin waste in Indonesia still not effective. Modification of the two materials as a new raw material is an interesting subject. This research studied change of PP properties before and post consumption and effect of composition, mixing time and addition of CaCO3 at mixing of lignin and PP to mechanical and physical properties, formability and morphology of surface of the product. Characterization of the product was performed by measuring UTM, FTIR, density test and FESEM. The results showed that the best Young Modulus was 74 MPa at 5 phr of lignin with mixing time 20 minute without CaCO3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Schandra Ricardo. Marulitua
"Saat ini ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil sangat tinggi dan nilainya selalu meningkat setiap waktunya. Padahal kebutuhan tersebut tidak mampu dipenuhi oleh kapasitas kilang pengolah minyak bumi yang saat ini ada di Indonesia. Akibatnya pemerintah Indonesia harus melakukan impor bahan baku dan produk bahan bakar. Selain itu beberapa pihak telah memprediksi bahwa jumlah cadangan minyak bumi global semakin mendekati masa akhir. Adapun dampak buruk penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan semakin memicu manusia untuk berupaya mencari alternatif dari bahan bakar fosil. Bioethanol (C2H5OH) merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman pati melalui proses biokimia. Mengingat Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioethanol dapat digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun ada kecenderungan pencampuran bioethanol dengan bensin menghasilkan campuran yang tidak sepenuhnya homogen. Maka dari itu diperlukan suatu aditif yang dapat meningkatkan homogenitas campuran. Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi aditif oksigenat, pada mesin spark ignition (SI). Kemudian dilakukan analisis terhadap kinerja mesin, emisi gas pembakaran, dan coefficient of variation (COV) di ruang bakar. Aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dan cyclooctanol dengan volume yang divariasikan. Pencampuran bioethanol dapat memperbaiki emisi gas buang, serta COV. Lalu ketika ditambahi aditif, didapat perbaikan pada specific fuel consumption (SFC) dengan emisi dan COV yang semakin membaik.

The dependency of Indonesian citizens to fossil fuel is very high and the amount were continuously increasing every time. At the same time, the capacity of oil refinery within the nation was being unable to cover the needs. As the result, the government of Indonesia have to do an import for some part of petroleum raw materials and also fuel products. Moreover, several parties had predicted that the recent global petroleum reserve were not far from its end limit of depletion. Also the environmental impact of combustion gas resulted from burning fossil fuel has further convincing people to find an alternative for fossil fuel. Bioethanol (C2H5OH) is one of potential fuel alternative which can be obtained through biochemistry process of starch plant. Considering that Indonesia is a country which has a fertile land, finding the source would not be a big problem. Bioethanol may be used in mixture form with fossil fuel, but there is a problem with homogeneity of the mixture. So that it requires an additive in which was able to increase the homogeneity of the mixture. As a result, in this research the examination were done by mixing the gasoline – bioethanol with oxygenated additives and use it as a fuel on unmodified spark ignition (SI) engine. Then going through the process of analysis for engine performances, exhaust gas emissions, and coefficient of variations (COV). The additive used is cyclohexanol and cyclooctanol in which the volume was variated. It is an evident that the use of gasoline – bioethanol mixture resulted in better exhaust emission and COV. Then the addition of additives gives a further good effect to specific fuel consumptions (SFC), exhaust emission, and COV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Chandra Ricardo Marulitua
"Saat ini ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil sangat tinggi dan nilainya selalu meningkat setiap waktunya. Padahal kebutuhan tersebut tidak mampu dipenuhi oleh kapasitas kilang pengolah minyak bumi yang saat ini ada di Indonesia. Akibatnya pemerintah Indonesia harus melakukan impor bahan baku dan produk bahan bakar. Selain itu beberapa pihak telah memprediksi bahwa jumlah cadangan minyak bumi global semakin mendekati masa akhir. Adapun dampak buruk penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan semakin memicu manusia untuk berupaya mencari alternatif dari bahan bakar fosil. Bioethanol (C2H5OH) merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman pati melalui proses biokimia. Mengingat Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioethanol dapat digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun ada kecenderungan pencampuran bioethanol dengan bensin menghasilkan campuran yang tidak sepenuhnya homogen. Maka dari itu diperlukan suatu aditif yang dapat meningkatkan homogenitas campuran. Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi aditif oksigenat, pada mesin spark ignition (SI). Kemudian dilakukan analisis terhadap kinerja mesin, emisi gas pembakaran, dan coefficient of variation (COV) di ruang bakar. Aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dan cyclooctanol dengan volume yang divariasikan. Pencampuran bioethanol dapat memperbaiki emisi gas buang, serta COV. Lalu ketika ditambahi aditif, didapat perbaikan pada specific fuel consumption (SFC) dengan emisi dan COV yang semakin membaik.

The dependency of Indonesian citizens to fossil fuel is very high and the amount were continuously increasing every time. At the same time, the capacity of oil refinery within the nation was being unable to cover the needs. As the result, the government of Indonesia have to do an import for some part of petroleum raw materials and also fuel products. Moreover, several parties had predicted that the recent global petroleum reserve were not far from its end limit of depletion. Also the environmental impact of combustion gas resulted from burning fossil fuel has further convincing people to find an alternative for fossil fuel. Bioethanol (C2H5OH) is one of potential fuel alternative which can be obtained through biochemistry process of starch plant. Considering that Indonesia is a country which has a fertile land, finding the source would not be a big problem. Bioethanol may be used in mixture form with fossil fuel, but there is a problem with homogeneity of the mixture. So that it requires an additive in which was able to increase the homogeneity of the mixture. As a result, in this research the examination were done by mixing the gasoline – bioethanol with oxygenated additives and use it as a fuel on unmodified spark ignition (SI) engine. Then going through the process of analysis for engine performances, exhaust gas emissions, and coefficient of variations (COV). The additive used is cyclohexanol and cyclooctanol in which the volume was variated. It is an evident that the use of gasoline – bioethanol mixture resulted in better exhaust emission and COV. Then the addition of additives gives a further good effect to specific fuel consumptions (SFC), exhaust emission, and COV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anis Hidayah
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nadiratuzzahrah
"

Scrub terdiri atas butiran-butiran kasar sebagai exfoliate berupa partikel microbeads. Namun, keberadaan microbeads ini menjadi permasalahan baru dilingkungan karena sifatnya yang non biodegradable dan hidrofobik. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah ditemukan microbeads biodegradable dari selulosa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai limbah industri yang belum dimanfaatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh selulosa asetat dari limbah tandan kosong kelapa sawit yang memiliki karakteristik seperti microbeads polyetilen agar dapat digunakan pada pembuatan scrub. Selulosa dari tandan kosong kelapa sawit diekstraksi melalui proses delignifikasi dan bleaching. Selulosa yang diperoleh selanjutnya diaktifasi dengan asam asetat glasial, diasetilasi dengan katalis (asam sulfat) serta asam asetat anhidrat. Selanjutnya ditambahkan aquades sebagai proses hidrolisa. Selulosa asetat yang diperoleh kemudian dicuci, dikeringkan dalam oven, dihaluskan dan disaring dengan saringan 40 dan 60 mesh. Diperoleh yield selulosa asetat sebesar 85,16%. Analisis awal merupakan analisis penyerapan air dari selulosa dan selulosa asetat dengan hasil yang diperoleh masing-masing sebesar 82,43% dan 24,83%, serta penyerapan minyak masing-masing sebesar 10,34% dan 8,27%. Nilai penyerapan air dan minyak dapat menentukan apakah selulosa asetat dalam scrub dapat digunakan untuk kulit manusia secara umum yang lembab dan berminyak. Dilanjutkan dengan analisis FTIR yang menunjukkan selulosa asetat memiliki gugus fungsi C=O pada panjang gelombang 1737,97 cm-1. Analisis SEM-EDS menunjukkan permukaan pori selulosa asetat lebih seragam dan distribusi pori lebih merata daripada selulosa serta memiliki komposisi dominan dari karbon (c) dan oksigen (O) sebagai senyawa organik dan ramah lingkungan. Proses selanjutnya, selulosa asetat dengan variabel konsentrasi 1, 3 dan 5 % dicampur pada formula krim scrub. Formula scrub dianalisis secara berkala dengan analisis pH, organoleptis, dan stabilitas. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa selulosa asetat dari limbah tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai pengganti microbeads biodegradabel untuk pembuatan scrub dengan konsentrasi terbaik yaitu 5% karena memiliki pH yang lebih rendah agar dapat menjaga ketahanan kulit terhadap pertumbuhan bakteri dan rangsangan iritasi. Hasil uji stabilitas scrub meliputi angka lempeng total dan kapang khamir yaitu sebesar <10 CFU/gr (angka maksimum yang disyaratkan oleh BPOM sebesar ≤103 CFU/gr). Produk scrub berupa cairan kental dengan konsentrasi selulosa asetat 5% bermanfaat untuk mempercepat proses scrubing,  mempermudah mengangkat kotoran pada kulit dan sel kulit mati.

 


The scrub are consist of  coarse particles as exfoliate in the form of microbeads particles. However, the existence of microbeads is a new problem in the environment. Its non-biodegradable and hydrophobic. To overcome this problem, microbeads biodegradable have been found from cellulose Oil Palm Empty Bunches as industrial waste that has not been optimally utilized. This study aims to obtain cellulose acetate from oil palm empty fruit bunch waste which has characteristics such as polyethylene microbeads so that it can be used in scrub formulas. Cellulose from oil palm empty bunches was extracted through a process of delignification and bleaching. Then the product of cellulose was activated with glacial acetic acid, acetylation process were added catalyst (sulfuric acid) and anhydrous acetic acid. After the acetylation process stops, add aquades as hydrolysis process. Then washed the cellulose acetat, dried in an oven, mashed it and filtered with 40 and 60 mesh sieves. The yield of oil palm empty fruit bunches cellulose acetate was 85,16 %. The initial analysis of cellulose and cellulose acetate is the analysis of water and oil absorption with the results of water absorption from cellulose and cellulose acetate is 82,43% and 24,83%, while the absorption of oil from cellulose and cellulose acetate is 10,34% and 8,27 %. The absorption value of water and oil can determine whether cellulose acetate in scrubs can be used for human skin in general that is moist and oily. Followed by the FTIR analysis result shows cellulose acetate has C=O functional group at wavelength 1737,97 cm-1. Analysis SEM-EDS shows the morphology of cellulose acetate ware more homogeneous and distribution of holes evenly than cellulose and has a dominant composition of carbon (c) and oxygen (O) as organic and biodegradable compounds. The next process, cellulose acetate with variable concentrations of 1, 3 and 5% was mixed in a scrub cream formula. The scrub formula was analyzed periodically by analysis of pH, organoleptic, and stability. From this research, concluded that cellulose acetate from oil palm empty fruit bunch waste can be used as a substitute biodegradable microbeads for making scrub with the best concentration of 5% because it has a lower pH in order to maintain skin resistance to bacterial growth and irritant stimulation. The scrub stability test results includes the total plate count and yeast molds are <10 CFU / gr (the maximum number required by BPOM is ≤103 CFU / gr).  The scrub products in the form of viscous liquids and have higher cellulose acetate concentrations are useful for accelerating the scrubing process, easier for exfoliate of dirt on skin and dead skin cells.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>