Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S7610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidwina Inge Nurtjahyo
"Penelitian dalam disertasi ini bertujuan untuk menjelaskan pemaknaan warga masyarakat terhadap aturan dan kebijakan Negara tentang akses kepemilikan identitas hukum. Masalah identitas hukum sangat penting untuk dikaji karena berimplikasi pada akses masyarakat terhadap bantuan pemerintah dan perlindungan hukum. Dalam perspektif pemerintah, eligibilitas warga dalam mengakses bantuan pemerintah dan perlindungan hukum dikaitkan dengan identitas hukum formal. Di sinilah penelitian yang termasuk dalam ranah antropologi hukum ini dapat memberi kontribusi pemikiran. Hukum negara yang dominan dalam menentukan eligibilitas warga terhadap bantuan dan perlindungan hukum itu ternyata tidak sepenuhnya dapat mengakomodir akses keadilan warga masyarakat. Penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat di RT 01 RW 10 Desa Kotabatu, Bogor, Jawa Barat, dan menggunakan pendekatan kualitatif dan etnografis ini memberi penjelasan tentang bagaimana warga memaknai identitas hukum itu; bagaimana pengalaman, respon, dan strategi warga ketika berhadapan dengan kebijakan Negara terkait identitas hukum.

The aim of this research dissertation is to explain how the society member creates meaning of the State regulation and policies on access to legal identity. Issues on legal identity is significantly studied as it implies to access of the society to govermental aid and legal protection. In the perspective of the State, eligibility of society member to access govermental aid and legal protection shoud be linked to formal legal identity. Within this legal anthropological field of studies this research contribus some important findings. Strongly dominant State law determined eligibility of people to govermental aid and legal protection, does not effectively accomodate access to justice of the people. Reseach done in RT 01 RW 10 Kotabatu Village, Bogor, West Java, and using qualitative and ethnographical approaches; resulted in some significant findings like on how they create meanings on legal identity; how are their experiences, response, and strategy when faced with the State policy on legal identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1492
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hasibullah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana masyarakat RT 004 dalam mengatasi masalah kepemudaan yang mereka hadapi. Dalam hal ini mencoba melihat penerapan metoda pengorganisasian masyarakat sebagai pengarahan dalam masyarakat memecahkan masalahnya tersebut.. Pengorganisasian masyarakat dalam hal ini, dilihat sebagai suatu proses. Sebagai suatu proses, bahwa dalam pemecahan masalahnya haruslah melalui langkah-langkah atau tahapan tertentu, yaitu masyarakat mulai melakukan pengidentifikasian terhadap masalahnya, menyadarkan anggota masyarakat bahwa mereka mempunyai masalah bersama yang harus ditanggulanginya, dan menyesuaikan antara pemecahan masalah yang diambil dengan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang di lakukan, diketahui permasalahan kepemudaan yang dihadapi, yaitu pada masalah pemanfaatan waktu luang yang kurang terarah, tiadanya wadah kepemudaan di lingkungan tersebut serta kurangnya kontrol orang tua terhadap kegiatan yang dilakukan anaknya. Langkah untuk menyadarkan anggota masyarakat bahwa mereka mempunyai masalah bersama,yaitu melalui suatu forum pertemuan Arisan RT 004 untuk membahas dan membicarakan permasalahan yang ditemukan dalam identifikasi masalahnya. Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut, diambil langkah pemecahannya, yaitu dengan membentuk suatu organisasi pemuda di lingkungannya. Sedangkan program kegiatan yang diadakan organisasi tersebut disesuaikan dengan minat dan aspirasi dari pemudanya itu sendiri, serta sumber daya yang dimilikinya."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nasrullah
"ABSTRAK
Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Bekasi adalah salah satu proyek pelayanan sosial yang menangani masalah gelandangan dan pengemis melalui metode terpadu yang dikenal dengan sistem Liposos. Berlainan dengan sistem Panti dan Non Panti maka sistem ini mencoba mengatasi masalah gelandangan dan pengemis serta masalah penyandang sosial lain untuk dibina berbagai jenis bimbingan sosial diharapkan dapat berfungsi sosial secara sehingga hasilnya layak dan normatif. Selain itu proyek Liposos juga mempunyai program agar dapat menyalurkan bekas para Keluarga Binaan Sosialnya sektor kerja maupun transmigrasi. (KBS) ke dalam berbagai dengan demikian proyek Liposos berfungsi sebagai lembaga pelayanan sosial yang bersifat rehabilitatif resosialitatif dari Berangkaian paket kebijakan pemerintah dalam menanggulangi dan mengatasi masalah gelandangan yang bersifat preventif dan represif. Dalam penelitian ini dicoba untuk yang dihadapi Liposos Bekasi, baik sebagai faktor pendukung maupun penghambat dalam resosialisasi gelandangan dan pengemis. dilihat masalahmasalah mengadakan rehabilitasi oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan usaha-usaha dilakukan Liposos Bekasi dan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan lancar tidaknya Liposos dalam mengetahui yang faktormenangani gelandangan-pengemis. Untuk hal tersebut di atas, maka dilakukanlah penelitian yang bersifat deskriptif analitis terhadap 60 orang responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara berstruktur dengan probing terhadap responden, dan untuk melengkapi data ini juga di 1 akukan wawancara dengan pengurus Liposos dan para pekerja sosial. penelitian didapat bahwa masalah yang masih Liposos adalah adanya ketergantungan lintas selama ini selalu berkaitan dengan departemen Adanya permintaan Dari hasil dihadapi kerja sektoral yang Transmigrasi dalam transmigrasi dari Departemen Transmigrasi pada hal penyaluran KBS. calon masa bimbingan pendidikan di Liposos membuat dilematis antara terus dilanjutkan masa konsekuensi nanti harus mencari sendiri/menyalurkan ke berbagai sektor kerja ataupun terpaksa harus sesuai dengan motivasi para KBS-nya yang sudah ingin masa suasana yang bimbingan dengan sendiri di salurkan segera diberangkatkan transmigrasi. Secara keseluruhan faktor-faktor yang berhubungan dengan lancar tidaknya Liposos dalam gelandangan dan pengemis serta penyandang masalah pada umumnya sangat untuk menangani lainnya mendukung. Cukup tingginya motivasi responden bertransmigrasi, pandangan responden yang positip terhadap program Liposos, serta adanya penyesuaian diri antara pemahaman dengan tingkah laku ditampilkan dalam berfungsi sosial terhadap sendiri, keluarga dan masyarakat, kecuali yang diri terlihat adanya kekurangkonsistenan terhadap agama, menandakan sebagian besar program dan tujuan Liposos dapati ah di katakan berhasil. begitu pula terhadap sarana dan prasarana pada umumnya responden merasa cukup dan bahkan merasa terpuaskan, kecuali hanya beberapa di antaranya yang merasa kurang, Akhirnya memang disadari untuk mengadakan perubahan sikap mental agar mereka dapat berfungsi sosial secara normatif diperlukan waktu yang tidak sebentar dan berkesinambungan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teliana Juwita
"Permasalahan yang dilihat pada strategi komunikasi ini adalah perihal pernikahan dini yang terjadi di Kampung KB RW 01 Jatijajar. Setelah melakukan wawancara terhadap 4 orang perempuan warga RW 01 yang menikah di bawah usia 21 tahun, diitemukan dua alasan mengapa mereka memutuskan untuk menikah. Pertama, karena perempuan-perempuan tersebut telah berpenghasilan, memiliki pekerjaan dan membulatkan tekad untuk menikah, dan merasa sudah menemukan pasangan yang tepat. Kedua, karena adanya kehamilan tidak diinginkan.  Analisis Situasi Terdapat kampung KB yang memiliki visi sama untuk mengurangi pernikahan dini Adanya batas usia minimal menikah di revisi UU Perkawinan No 1/1974 Orang-orang sudah mengetahui isu pernikahan dini, namun masih belum menganggap itu penting untuk dibahas
  • Rendahnya edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja Adanya dukungan dari pemangku kebijakan setempat seperti ketua RT/RW dan Petugas Lapangan KB 
  • Adanya potensi-potensi remaja yang bisa diarahkan ke hal-hal yang lebih positif Masih adanya pemikiran bahwa membahas pernikahan adalah hal yang seharusnya dibahas oleh orang-orang dewasa program yang akan dilaksanakan bernama “Beranjak Dini”. Program “Beranjak Dini” hadir untuk mengedukasi perempuan-perempuan di RW 01 agar dapat mengetahui lebih lanjut bagaimana pentingnya untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga, seperti mengetahui kesiapan fisik seperti apa yang harus terpenuhi, kesiapan mental, dan materiil. Program ini akan dibagi kedalam tiga tema di dalamnya yaitu 

    • Jangan Terlalu Dini
    • Ayo Belajar Dini
    • Berencana Sejak Dini

    Tujuan Program

    Mengedukasi target adopter terkait penyiapan fisik, mental, dan materiil agar tidak menikah di bawah usia rekomendasi BKKBN

    Khalayak sasaran

    Perempuan, warga Kampung KB RW 01 Jatijajar, usia 15-20 tahun, pekerjaan (siswa SMA/SMK, mahasiswa, karyawan)

    Timeline

    Periode program 3 bulan (Februari-April 2020)

    Anggaran

    Rp11,669,400

    Evaluasi

    Pendekatan kuantitatif menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner.

     


    Problem Description

    The issue that becomes a focus of this communication strategy is regarding early marriage that occurs in the Kampung KB RW 01 Jatijajar. After conducting interviews with 4 women in RW 01 who were married under the age of 21, two reasons were found of why they decided to get married at an early age. The first reason is that some women felt like they already have a stable job, therefore capable of leading a stable life and willing to get married when they feel like they have met the right partner. The second and other reason is when some women got an unwanted pregnancy.

    Situation Analysis

    Strength:

    • “Kampung KB” has the same vision with this campaign to reducing early-age marriage
    • There is an age limit for marriage as written on UU Perkawinan No. 1/1974 (Revised)

    Weakness:

    • People already know about the issue of early-age marriage, but they still don’t consider it as an important thing to be discussed
    • Lack of adolescent reproductive health

    Opportunity:

    • There are support from RT / RW and the Family Planning Field Officer
    • The potential of adolescents can be directed to more positive things

    Threat:

    • There is still a thought that discussing marriage is something that should be discussed by adults

    Program

    Within this communication strategy, a program called “Beranjak Dini” will be held to educate young women in RW 01 about the importance of preparing family life, such as physical, mental, and material preparations regarding marriage. There are three themes in this program

    • Jangan Terlalu Dini
    • Belajar Dari Dini
    • Berencana Sejak Dini

    Goal

    The goal of this communication strategy is to educate target adopters about physical, mental, and material preparations regarding marriage to avoid early-age marriage as recommended by BKKBN. Target Audience

    Women, specifically citizens/inhabitants of Kampung KB RW 01 Jatijajar, aged 15 to 20 years old, with the occupation of either a student (SMA/SMK/college/university) or a worker. A three-months program; from February to April 2020 Evaluation Method"

    Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
    TA-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Harry Setiawan Borman
    "Kesepian pada lanjut usia dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kesehatan dan kesejahteraan mental, penurunan kognitif dan depresi.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami proses kesepian yang dialami oleh para lanjut usia dan bagaimana mereka mengatasinnya.Metode yang digunakan adalah mixed method, dimana, kuantitatif untuk mengetahui gambaran umum karakteristik populasi sampel terdiri dari 47 lansia, dan kualitatif untuk mendalami kesepian yang dialami oleh dua belas informan. Partisipan terdiri dari dua belas orang, lima laki-laki dan enam perempuan ,dengan memanfaatkan beberapa alat pengumpul data seperti UCLA Loneliness Scale, dan dua macam pedoman wawancara.
    Temuan kritis dalam penelitian ini adalah sebagian besar partisipan mengami kesepian dikarenakan terganggunya hubungan sosial mereka yang diakibatkan oleh beberapa penyebab diantarannya penurunan kualitas kesehatan,kematian orang yang mereka cintai, memasuki masa pensiun. Sedangkan upaya yang mereka lakukan untuk mengatasi kesepian yang dialami adalah mencoba untuk mendatangi orang baru atau komunitas membantu orang yang membutuhkan dan memiliki hewan peliharaan. Para praktisi kesejahteraan sosial bisa melihat ini sebagai bahan untuk mendeteksi kesepian pada lansia lebih dini dan mengintervensinnya.

    Loneliness among elderly can causes decresing health fisical and mentaly, decrease cognitive ability and depresion. The purpose of this mixed study was to explore the meaning of loneliness in community older adults and to understand their daily practices in coping with loneliness. The sample consisted of 47 older adults in RT 01 RW 04 Kelurahan Manukan Kulon Kecamatan Tandes. Interviews were conducted with the 12 participants utilizing several tools, including 2 separate interview guides and the UCLA Loneliness Scale, Version 3 Russell, 1996.
    A critical finding was that many participants experienced loneliness as a result of disrupted meaningful engagement, due to age related changes, as well as other losses, including death of spouse, retirement, and access to transportation as results of giving up the motor cycle. Participant coping practices with loneliness included reaching out to others, helping those in need, and seeking companionship with pets. Many older adults are at risk for loneliness because of declining health and other age related losses that prevent them from remaining engaged in meaningful relationships. Family as a caregiver and social welfare practioner can screen for loneliness to identify those at risk and can intervene to help older adults maintain connections.
    "
    Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
    T49381
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Jajang Gunawijaya
    "ABSTRAK
    Kesehatan mental seorang remaja atau dewasa muda, adalah produk dari tahapan-tahapan perkembangan mental sebelumnya. Tahapan-tahapan perkembangan mental itu terjadi dalam proses sosialisasi di dalam keluarga dan masyarakat, melalui pranata sosial budaya yang tersedia. Selain itu, pengaruh kelompok bermain turut menentukan kesehatan mental seseorang. Bila individu berhasil melalui suatu tahapan perkembangan mental maka ia akan mempunyai kesempatan untuk mampu menyelesaikan tahapan perkembangan selanjutnya. Namun, bila gagal ia akan mengalami hambatan dalam menyelesaikan tahapan perkembangan berikutnya, bahkan dapat mengalami berbagai penyakit yang tidak jelas sebab dan cara penyembuhannya.
    Mampu atau tidaknya individu beradaptasi terhadap lingkungan tergantung kepada sehat atau tidak mental yang dimilikinya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang datang dari lingkungannya. Situasi dalam keluarga, keadaan mental kedua orangtua adalah yang paling dominan membentuk sahat atau tidaknya mental seseorang. Mental yang sehat atau tidak dapat dilihat dari tahapan-tahapan perkembangan mental individu, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Erikson (1989).
    Pendidikan tradisional berupa pengajian, nasihat-nasihat tradisional, dan berbagai bantuk ceritera rakyat, tidak hanya menjadi sarana berlangsungnya proses enkulturasi, tetapi juga membentuk mental iandividu yang sehat sejak dini.
    Pranata-pranata.sosial budaya yang ada dan kelompok bermain yang sehat, menjadi sarana membina kebersamaan dan pembentukan kepribadian yang kokoh dalam beradaptasi terhadap lingkungan sosial dan fisik yang keras. Namun, kebebasan yang berlebihan dalam kelompok bermain ini justru menjadi rawan gangguan jiwa, meskipun pada tahap-tahap sebelumnya telah terbentuk mental yang sehat.
    Studi menjadi penting bukan hanya karena bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara praktek-praktek sosialisasi dengan kesehatan jiwa dan penyakit-penyakit psikosomatik, tetapi lebih ditujukan mencari dan memberikan masukan dalam membantu membentuk karakter yang tangguh untuk menghadapi perubahan sosial yang sedemikian cepat yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
    Sasaran penelitian di arahkan kepada keadaan mental remaja beserta kehidupannya, karena masa remaja adalah masa yang paling kritis yang menentukan baik atau tidak mental dan perilaku mereka pada masa berikutnya, bukan hanya terhadap dirinya, tetapi juga terhadap keturunannya di kelak kemudian hari. Selain itu, masa remaja dan dewasa awal adalah masa yang seharusnya paling enerjik dan produktif yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat. Remaja yang sehat menunjukkan masyarakat yang sehat, dan remaja yang sakit baik mantal maupun fisiknya, menunjukkan sakitnya masyarakat yang bersangkutan.
    Metode yang digunakan dalam studi ini adalah wawancara riwayat hidup, wawancara mendalam dan observasi. Penggunaan metode penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh informasi, baik dari dalam diri anggota masyarakat maupun dari luar informan yang bersangkutan."
    1995
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>