Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tita Noorindahyati Mukti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Chanum
"ABSTRAK
Penelitian ini didasari kerangka berfikir bahwa
pendidikan dasar merupakan aspek penting yang fundamental
bagi' 5etiap individu. Melalui pendidikan dasar inilah
di1etakan kerangka landasan daya nalar, sikap, dan
ketrampilan subyek didik untuk mampu melanjutkan studi pada
tahap yang lebih tinggi ataupun terjun mengembangkan
ketrampilan di masyarakat. Demikian urgennya peranan
pendidikan dasar maka untuk menunjang keberhasilannya
diperlukan guru-guru pendidikan dasar yang berbobot dalam
arti mampu menyelenggarakan prose; belajar MEDQSJBF YBWQ
bermutu, sehingga mampu mengembangkan semua potensi yang
dimi1iki siswa.
Untuk mencetak guru pendidikan dasar yang bermutu maka
pemerintah membuka program D II PGSD sebagai peningkatan
dari SPE. Paningkatan kualifikasi guru-guru sekolah dasar
ini mutlak perlu sejalan dengan meningkatkan fungsi
pendidikan dasar yang bukan lagi sekedar pendidikan yang
terminal sesudah 6 tahun, melainkan merupakan bagian yang
teritegrasi dengan pendidikan dasar 9 tahun. Hal ini cukup
jelas dinyatakan dalam U.U. Pendidikan Nasional No: 2 Tahun
1989. Untuk merealisasikan tujuan itu maka IKIP ditugasi
mencetak tenaga guru Sekolah Dasar melalui PVDQVBW D I1
PGSD. Setelah program ini berlangsung sekitar 3 tahun
peneliti mencoba melihat bagaimana kualitas produk PGSD ini.
Penelitian ini dilakukan terhadap 135 mahasiawa PGSD
yang sudah menempuh praktek pangalaman lapangan (PPL)
sebagai puncak pambekalan teori dan praktek keguruan di
PGSD. Hasil panelitian yang ditemukan adalah sebagai
berlkut.
1.Peserta PESD memiliki Tingkat Asplrasi yang cukup tinggi
untak mangadi guru. Tingkat Aspirasi ini mamiliki
hubungan yang positif dengan Sikap gerhadap profesi guru
dan Panguasaan prestasi profesi keguruan.
2. Paaerta PGSD memiliki Sikap yang pmsitif tarhadap Profesi
guru, dan hal ini memiliki hubungan yang positif terhadap
Panguasaanvprestasi prnfesi keguruan.
3. Proses belajar mangajar yang dikembangkan di PGSD
mamiliki tingkat Kebarmaknaan yang ralatif tinggi.
Tingkat Habarmaknaan proses belajar mengajar di PGSD ini
memiliki hubungan yang positif dengan Penguasaan prestasi
prcfesi kaguruan. Kebermaknaan prose; belajar mengajar
ini merupakan prediktor yang paling tapat untuk
mempredikai varian Fenguasaan prestasi profesi keguruan.
Bardasarkan haeil temuan seperti tersabut di atas
makadapat diajukan saran-saran sebagai barikut. Partama,
walauaun sumbangannya kacil keberadaan tingkat aspirasi
merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kepribadian
calon mahasiswa FGSD. Kadua, Ferlu diupayakan usaha yang
lebih sarius untuk dapat lebih meningkatkan kebermaknaan
proses belajar mengajar di PGSD.
Kiranya juga perlu dilakukan penelitian tahap lanjut
dangan memperluas jumlah sampel, manggunakan metoda
pengumpulan data dan analisis data yang labih canggih
saningga bisa diambil suatu generalisasi yang lebih bisa dipertanggung jawabkan. Hiranya juga perlu mamanfaatkan hasil penelitian sederhana ini sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu lulusan program DII PGSD"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Surna
"ABSTRAK
Pengajuan masalah ini bersumber dari pengamatan, ungkapan kalangan pemakai jasa pendidikan, pengamat pendidikan di mana kemampuan mengajar guru khususnya guru MIPA tamatan FPMIPA program S1 IKIP Manado yang sudah mengajar pada SLTA di Kotamadya Manado dan Kabupaten Minahasa, belum menampakkan kemampuan mengajar yang diharapkan. Mereka siap untuk ditatar dan bukan siap untuk mengajar. Isu yang dilekatkan juga adalah menurunnya prestasi belajar siswa SMTA dalam bidang studi matematika dan ilmu pengetahuan alam. Terbukti dari hasil ujian tulis sipenmaru tahun 1988/1889, di mana hasilnya menempati urutan yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa SMTA dari daerah lainnya di Indonesia.
Setelah ditelusuri lebih jauh diambil kesimpulan sementara bahwa ruang hidup (life space) guru dianggap mempunyai hubungan tertentu dengan kemampuan mengajarnya. Life space adalah inti teori Lewin. Life space adalah hasil interaksi antara pribadi dan lingkungan psikologisnya yang dihadapi sekarang ini (prinsip kekinian Lewin).
Ada dua variabel yang diamati dalam ruang hidup psikoiogis yaitu: penghayatan terhadap pekerjaan guru dan kebutuhan hidup guru dan kedua variabel tersebut dilihat kontribusinya terhadap kemampuan, mengajar guru. Tujuan penelitian ini adalah mencari keterkaitan antara ketiga variabel tersebut.
Sebagai instrumen pengumpul data digunakan angket yang telah teruji kesahihan dan keandalannya. Subjek penelitiannya adalah guru-guru lulusan FPMIFA program S1 IKIP Manado yang sudah mengajar mulai tahun 1985/1986 pada SMA Negeri di Kotamadya Manado dan Kabupaten Minahasa. Jumlah anggota populasi adalah 92 orang (teknik sensus). Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan mengajar guru yang dipandang.lebih objektif diambillah 10 orang siswa secara acak untuk menilai 1 orang guru. Analisa data yang digunakan adalah analisa regresi sederhana dan jamak dan korelasi sederhana dan jamak. Analisa tersebut digunakan setelah terlebih dahulu diuji asumsi statistiknya.
Setelah data hasil penelitian dianalisis, ternyata penghayatan terhadap pekerjaan guru dan kebutuhan hidup guru mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kemampuan, mengajar guru baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dan ternyata variabel kebutuhan hidup guru mempunyai pengaruh yang lebih menonjol terhadap kemampuan mengajar guru jika dibandingkan dengan pengaruh penghayatan terhadap pekerjaan guru terhadap kemampuan mengajar guru. Salah satu konsekuensi hasil penelitian ini yakni: jika ingin meningkatkan kemampuan mengajar guru haruslah dibarengi dengan upaya peningkatan kesejahteraan hidup guru dan upaya penumbuhan penghayatan terhadap pekerjaan guru.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisnu Zulianti
"Skripsi ini merupakan suatu penelitian tentang pengaruh perbedaan latar belakang budaya terhadap komunikasi. Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama berisi penjelasan tentang latar belakang tema, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, sumber data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian. Pada bab kedua, dikemukakan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu teori tindak tutur dari Searle dan teori implikatur percakapan dari Grice.
Sumber data skripsi ini berasal dari sebuah karya Rudiger Siebert Wolken uber Borneo. Data yang dianalisis dibatasi hanya pada percakapan antara Siebert dengan orang-orang Indonesia. Analisis data ditempatkan pada bab ketiga. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang budaya tidak selalu menghambat komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S6708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Murtiani Munajat
"Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka analisis dimulai dengan mengidentifikasi budaya organisasi serta relevansi lulusan, dan kemudian mencoba mengaitkan kontribusi budaya organisasi tersebut dengan relevansi lulusan yang ada.
Penelitian ini didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh William Ouchi, Peters dan Waterman. Kotter dan Hesket pada beberapa perusahaan di Amerika, yang mencoba menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja tersebut relatif sering dilakukan terhadap perusahaan/dunia usaha, dibandingkan terhadap organisasi pendidikan, khususnya penelitian yang mencoba menganalisis kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Namun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu dalam skala kecil, karena hanya menggunakan satu objek penelitian saja, yakni perguruan tinggi "X" dengan alumni yang telah dihasilkan, juga dalam dimensi waktu yang relatif singkat. Selain itu penggunaan data primer dalam penelitian ini juga diduga dipengaruhi oleh persepsi responden, sehingga untuk mengambil kesimpulan yang komprehensif tidak mudah dilakukan.
Adapun teori yang menjadi landasan kerangka konseptual penelitian ini adalah teori budaya organisasi serta relevansi. Beberapa variabel budaya organisasi yang diduga memberikan kontribusi terhadap relevansi lulusan adalah komunikasi, inovasi, sikap terhadap tugas, etika kepribadian serta tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, sedangkan variabel relevansi alumni diidentifikasi dari bidang studi serta pekerjaan alumni. Agar budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut memberikan kontribusi yang optimal terhadap relevansi lulusan, maka budaya tersebut harus diyakini oleh seluruh anggota organisasi sehingga menjadi budaya yang tangguh. Oleh karena itu, dalam studi ini peneliti menduga, bahwa antara variabel budaya organisasi terdapat hubungan yang signifikan, selain itu karena budaya organisasi juga dipengaruhi oleh attribute/karakteristik responden, sehingga dalam studi ini peneliti menduga, bahwa karakteristik responden tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan budaya organisasi.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Untuk mendapatkan data budaya organisasi tidak digunakan teknik sampel, tetapi populasi dengan seluruh anggota perguruan tinggi "X" menjadi responden penelitian, sedangkan data relevansi diperoleh melalui teknik stratified random sample dengan alumni dari angkatan 1988 sampai 1992 menjadi sampel penelitian. Data mengenai budaya organisasi didapatkan melalui identifikasi nilai-nilai budaya yang hidup pada anggota organisasi, yang kemudian menjadi realitas budaya organisasi, terlepas dari peraturan yang dikehendaki oleh pimpinan.
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah secara umum budaya organisasi yang telah dimiliki oleh PTS "X" cukup kontributif terhadap relevansi lulusan, namun terdapatnya beberapa anggota organisasi dengan jabatan penting yang masih memiliki budaya kurang kontributif menunjukkan, bahwa budaya organisasi PTS "X" belum optimal. Selain itu, kurang optimalnya budaya organisasi PTS "X" tersebut dapat dibuktikan melalui uji statistik yang menunjukkan (1) beberapa variabel budaya organisasi tidak saling berhubungan secara signifikan, misalnya; tidak adanya hubungan yang signifikan antara budaya komunikasi dan respon terhadap kebutuhan pelanggan, budaya inovasi terhadap sikap terhadap tugas, budaya inovasi dan respon terhadap pelanggan, budaya sikap terhadap tugas dan etika kepribadian maupun respon terhadap pelanggan, serta etika kepribadian dan respon terhadap pelanggan (2) terdapatnya budaya kontradiktif, misalnya; anggota organisasi yang mempunyai
budaya komunikasi tertutup ternyata lebih adaptif daripada yang memiliki budaya komunikasi terbuka, dan budaya kontradiktif ini terdapat pada hampir semua karyawan yang menjadi sampel penelitian, serta (3) terdapatnya pengaruh atau hubungan yang signifikan dari attribut/karakteristik responden, yang berarti bahwa budaya organisasi yang dimiliki belum diyakini oleh seluruh anggota organisasi, dengan perkataan lain nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh anggota PTS "X" belum seragam. Kurang optimalnya (belum kuatnya) budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut, telah memberikan kontribusi yang tidak optimal pula terhadap kerelevanan lulusan, dimana hanya 51,09% saja dari alumni yang memiliki status relevan dan 48,91% yang tidak relevan (diantaranya terdapat 27,17% yang tidak memiliki kegiatan).
Dalam rangka memperkuat budaya organisasi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kerelevanan para alumni PTS "X", peneliti menyarankan agar Pimpinan PTS"X" menemukan kembali atau menciptakan budaya yang fungsional terhadap pencapaian tujuan dan agar seluruh anggota organisasi memiliki persepsi yang seragam, make budaya organisasi tersebut perlu dikomunikasikan secara ekspilisit, baik melalui slogan atau perilaku sehari-hari. Perlu pula ada tekanan serta pengawasan dan penghargaan dalam pelaksanaanya. Dalam rangka meningkatkan kerelevanan lulusan, perlu dilakukan komunikasi yang terarah dengan pihak eksternal dan dilakukannya penyempurnaan (inovasi) terhadap program studi, kurikulum, sarana dan prasarana.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This article discusses research results centered on identifying teaching competency as demonstrated by teachers in classroom comparedto standard competency to be achieved as stated in program curriculum...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Abdi Hakim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>