Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rukmini Windiarti Soebadio
"Anggapan terhadap atribut-atribut keelitan antara lain, seperti penggunaan benda bermerek mahal serta penggu-naan bahasa asing sebagai suatu tindakan yang hanya tcrdapat pada individu atau golongan atas memang ada di Jakarta ini, sehingga orang-orang yang mengaktifkan ke dua hal tersebut bisa dianggap kelompok atau golongan elite Anggapan itu yang tanpa di sengaja menjadi dasar bagi orang-orang tertentu untuk menciptakan suatu kelompok yang hanya dapat dihadiri oleh mereka yang memiliki atribut-atribut keelitan itu. Tulisan ini menggambarkan mengenai tiga kelompok elite yang mengaktifkan atribut-atribut keelitan itu sebagai alternatif strategi dalam rangka mempertahankan status keelitan mereka yang mengakibatkan adanya batas sosial baik antara kelompok atau golongan elite sendlri maupun antara individu atau golongan yang bukan elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Fajar Trianto
"Saat ini di Jakarta banyak ditemui perumahan yang berkesan eksklusif karena terlihat seperti sengaja membedakan dan memisahkan diri dari Iingkungan sekitatnya. Kesan eksklusrf yang kita rasakan biasanya muncul akibat hal-hal seperti desain arsitektur yang menonjolkan kesan kemewahan dan kernegahan, penggunaan tembok tinggi sebagai batas kawasan Iengkap dengan portal besi, pos jaga dan satpam di pintu masuk kawasan sehingga menimbulkan kesan tertutup. Hal ini biasanya terjadi pada perumahan-perumahan yang dihuni oleh kelornpok-kelornpok yang tergolong elite dalam masyarakat.
Dengan pengkajian teori mengenai adanya sikap dan perilaku eksklusif pada manusia sebagai sebuah kelompok elite lewat sudut pandang sosiologi, adanya kebutuhan rasa aman manusia lewat sudut pandang psikologi, dan bagaimana kedua hal ini dapat diterjemahkan dengan unsur-unsur desain perumahan Iewat sudut pandang arsitektur, serta dari pengamatan Iapangan, dapatlah diketahui bahwa ketiga hal tersebut saling berhubungan dan memiliki peran dalam tedadinya fenomena eksklusivisme pada perumahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Abdul Rauf
Jakarta: Balai Pustaka, 1999
307.72 LAO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiditya Pamungkas
"Skripsi ini membahas gejala perwujudan kelompok hobi dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta, yaitu kelompok hobi Harley-Davidson. Kelompok hobi ini dalam kenyataanya memiliki identitas tertentu sebagai identifikasi perbedaan dengan kelompok-kelompok hobi lainnya serta persamaan bagi sesama anggota kelompok. Identitas kelompok hobi ini dapat diidentifikasi melalui bentuk atribut-atribut yang digunakan oleh para anggota yaitu motor Harley-Davidson, pakaian khusus, helm dan berbagai aksesoris. Para anggota kelompok motor Harley-Davidson memang umumnya berasal dari kelas sosial atas seperti tercermin dari latar belakang profesi mereka yaitu pejabat pemerintah dan pengusaha papan atas. Melalui kegiatan interaksi sosial antar anggota berbagai peluang bisnis pun dapat dinegosiasikan dan disepakati diantara mereka. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada signifikansi identitas sosial dalam memanfaatkan peluang bisnis dan menunjukan status sosial. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode dan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

This undergraduate thesis examines urban social phenomenon of a hoby group whose members are fond to ride big bike motor particularly Harley-Davidson. This group as a matter of fact has and reflect an identity to distinct itself from other similiar groups and to identify their social and economic characteristics among the members. It can be identified by the use of attributes such as leather jacket, boots, and other Harley-Davidson’s accessories. All of these attributes are symbol which belong to members upper class social status. Most of the members have professions such as high level government official and rich enterpreneurs. Therefore, membership, in this matter, function as means to show their social status. Besides that, thiis hobby group functions as well providing arenas too deal business matters among members. This research was carried out based on qualitative methods, in paricular applying depth interview and observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ita Anggun Bareka
"ABSTRAK
Abad ke-17 di Batavia merupakan sebuah panggung tempat para wanita Eropa elite untuk menunjukan status sosialnya di masyarakat dengan menggunakan simbol-simbol kemewahan. Hal tersebut dimulai ketika para wanita Eropa bermigrasi ke tanah koloni dan menempatkan diri sebagai kaum terhormat di Batavia. Dengan memanfaatkan kekayaan sang suami yang memiliki kedudukan tinggi di VOC, mereka tampil ke depan publik dengan tidak hanya menggunakan simbol-simbol Eropa tetapi juga simbol status sosial timur. Hal tersebut tercermin dalam beberapa lukisan yang dibuat pada abad ke-17, yaitu lukisan potret karya Jacob Coeman dan Albert Cuijp, dalam analisis lukisan tersebut ditemukan beberapa simbol status sosial timur pada wanita elite Eropa yaitu kepemilikan budak,penggunaan payung dan kotak sirih.

ABSTRACT
In the 17th century, Batavia was a place where the European elite women showed off their social status in the society by using the symbols of luxury. The case began when European women immigrated to the land of colony and placed theirself as the nobility in Batavia. By using the wealth of their spouse who had high position in VOC, they appeared to the public not only use the European status symbols but also with the symbols of status of Asian status. This is reflected in some of paintings made in the 17 century, such as the painting portrait by Jacob Coeman and Albert Cuijp. The analysis found some symbols of social status of European elite women are slave ownership, the use of parasol and betel box."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Diana Fawzia Arifin S.
"Keterbatasan sumber daya di perkotaan dihadapi masyarakatnya dengan mengorganisasikan diri dalam bentuk formal maupun informal. Kelebihan pengorganisasian diri secara informal dibanding formal adalah; dapat digunakannya mekanisme budaya, pertemanan, ritus-ritus, upacara-upacara dan kegiatan-kegiatan simbolik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi lainnya seperti ekonomi dan politik, selain tujuan budaya. HKMN Suryasumirat merupakan salah satu bentuk organisasi informal yang menghimpun keturunan para Adipati kepala Kadipaten Mangkunagaran dan Punggawa baku. Dua kelompok keturunan ini sebenarnya memiliki juga organisasi kekerabatan masing-masing. Trah Mangkunegaran untuk keturunan para Adipati Mangkunegaran dan Paguyuban Tri Darmo untuk keturunan Punggawa Baku. Sebagai organisasi kekerabatan Elite Tradisional Jawa, HKMN Suryasumirat memiliki fasilitas-fasilitas untuk mencapai tujuannya walaupun untuk memperolehnya tidak selalu mendapat jalan mulus.
Penelitian memperlihatkan adanya kaitan-kaitan hubungan antara keberadaan HKMN Suryasumirat, keterbatasan sumber daya, lingkungan sosial politik yang melatar belakangi, dengan upaya peningkatan peran dengan jalan merebut sumberdaya sekaligus mempertahankannya melalui serangkaian proses politik.
Dihapuskannya sistem Swapraja di masa Republik, membawa Mangkunegaran pada situasi dan posisi yang tidak menguntungkan, HKMN diharapkan mampu mengangkat kembali citra dan prestise Mangkunegaran. Upaya menguasai ketiga unsur sumber daya mulai dilakukan. Dana Hak Milik Mangkunegaran yang disita oleh pemerintah Republik, potensi kerabat yang ada dimanfaatkan agar masuk dalam pemerintahan baru, rekrutmen sumber daya manusia dapat dilakukan antara lain melalaui perkawinan dan pengangkatan tokoh-tokoh nasional sebagai kerabat Mangkunegaran.
Perubahan sistem politik nasional dari rezim Orde lama ke Orde baru, menciptakan situasi yang menguntungkan Mangkunegaran dan kerabat. Presiden Soeharto dan ibu Tien sebagai kerabat Mangkunegaran membuka akses kearah penguasaan sumber daya dan peningkatan peran HKMN Suryasumirat, sehingga menimbulkan perubahan yang cepat dalam tubuh organisasi HKMN.
Perubahan yang terhitung cepat ini tidak dapat diterima oleh semua pihak. Masuknya nilai-nilai baru (struktur organisasi modern) yang menggeser nilai-nilai lama yang menempatkan Mangkunagoro pada posisi sentral sebagai pusat kekuasaan dan kewenangan (dalam struktur organisasi lama), mengakibatkan terjadinya benturan diantara kerabat. Akibat konflik yang terjadi ini peran HKMN Suryasumirat dalam reorganisasi Mangkunegaran belum dapat terwujud.
Walaupun usaha-usaha kearah itu terus dilakukan. Namun peningkatan peran Organisasi kerabat ini diluar reorganisasi yang diwujudkan melalui serangkaian proses politik dalam ruang lingkup sistem politik nasional kiranya sudah berhasil diwujudkan. Sebab setiap peran dan peningkatannya senantiasa memperoleh dukungan pemerintah, baik pada masa Swapraja maupun masa Republik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hubungan antara pemakaian suatu sebutan dengan sikap si pemakai sebutan tersebut. Yang diteliti adalah kecenderungannya. Apakah kecenderungan suatu kabar menyebut suatu kelompok perlawanan dengan istilah tertentu merupakan cerminan sikap koran bersangkutan terhadap kelompok perlawanan itu Dalam ilmu komunikasi} kajian seperti ini termasuk kedalam bidang retorika, khususnya studi semantik. Teori yang menjelaskan hubungan antara pemakaian sebutan (simbol) dengan tujuan (sikap) sang pemakai, antara lain teori segi tiga makna. Teori ini menerangkan, dipakainya sebuah simbol berdasarkan latar belakang tertentu sanggup menunjukkan tujuan Peranan latar belakang dalam menunjukkan surat tertentu penggunanya, maksud tertentu ini, lebih jelas lagi dalam analisis pentas. Sedangkan penyimpulan adanya tujuan tertentu akibat dipakainya suatu sebutan karena mempunyai latar belakang tertentu dibenarkan oleh logika substansial dari Stephen Toulmin. Dikenalnya rasa kata dalam masyarakat Indonesia, turut pula dijadikan dasar dalam melihat sikap suatu surat kabar yang cenderung memakai istilah tertentu untuk menyebut suatu kelompok perlawanan. Hasil penelitian menunjukkan, kecenderungan tersebut memang terjadi. Istilah-istilah tertentu seperti pejuang, pemberontak, grilyawan, atau gerombolan, cenderung digunakan oleh keempat harian sampel, yaitu Suara Pembaruan, Suara Karya, Pelita, dan Merdeka, untuk menyebut suatu kelompok perlawanan. Hal ini berarti adanya sikap tertentu koran tersebut terhadap kelompok itu. Apalagi hubungan penggunaan istilah-istilah dengan tujuan tertentu tersebut, dikontrol dengan faktor-faktor yang diperkiraka ikut mempengaruhinya. Maka perbedaan sikap diantara keempat harian itu menjadi makin jelas tampak ke permukaan. Di antara ketujuh kelompok perlawanan yang menjadi sampel yakni PLO, MNLF, LTTE, NPA, SWAPO, Mujahidin, dan Contra, ada yang disebut dengan istilah yang berkonotasi positif, ada pula yang digelari dengan sebutan yang berkesan negatif atau netral. Besarnya peranan faktor-faktor yang diperkirakan ikut mempengaruhi penyebutan itu nampak pula dari perbedaan sikap antar surat kabar. Misalnya Merdeka memojokkan Mujahidin, sementara ketiga harian yang lain malah mendukungnya. Atau sewaktu harian Pelita memberikan citra baik terhadap MNLF, ketiga koran yang lain menggambarkannya dengan kesan yang buruk. Dalam penelitian ini faktor-faktor pengaruh tersebut mencakup missi dan perhitungan ekonomi suatu surat kabar, kondisi sistem politik Indonesia termasuk ideologinya, serta arus informasi internasional."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>