Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S7467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindyastuti Setiawati
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996
304.56 LIN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasuhut, Afrizal Sopujion
"Program Gerdu-taskin merupakan sebuah program yang sasarannya langsung ke masyarakat desa, dimana setiap desa yang mendapatkan bantuan dana program tersebut diharuskan membentuk sebuah Unit Pengelola Keuangan (UPK), pengurus UPK harus warga desa tersebut, dan program yang akan dijalankan harus merujuk pada hasil musyawarah masyarakat desa. Desa Kertosono merupakan salah satu desa penerima dana bantuan Gerdu-taskin. Kemiskinan yang terjadi di Desa Kertosono disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : lokasi desa yang jauh dari pusat perekonomian, sarana dan prasarana desa yang kurang mencukupi, kebiasaan dan pola pikir masyarakat desa yang sederhana, tingkat pendidikan yang rendah, serta keahlian dan lapangan kerja yang terbatas. Dalam pelaksanaan program Gerdu-taskin, UPK Desa Kertosono belum dapat melaksanakan programnya secara maksimal, sehingga kegiatan yang dilaksanakan oleh UPK tidak mengalami perkembangan sejak UPK dibentuk. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu kegiatan yang dapat dilakukan oleh UPK untuk memberdayakan masyarakat yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat Desa Kertosono. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan masyarakat, sedangkan untuk menganalisis informasi menggunakan analisis SWOT. Dari hasil penelitian dan analisis secara kualitatif, didapatkn hasil, bahwasannya untuk mengatasi kemiskinan di Desa Kertosono dan menunjang kinerja UPK, maka diperlukan perbaikan individu untuk lepas dari kebiasaan dan pola pikir yang sederhana, selain itu diperlukan juga perbaikan sarana dan prasarana berupa jalanan desa untuk menunjang jalur perekonomian kedalam desa. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh UPK dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sedikit keahlian masyrakat desa, antara lain : Pembukaan perkebunan baru, dan Usaha Penggilingan padi.

Gerdu-Taskin Program is a program that will target directly to rural communities, where every village who get help fund these programs are required to establish a Financial Management Unit (UPK), the board of UPK must be citizens of the village, and programs to be executed should refer to the results of deliberation village community. Kertosono Village is one of the grantees village Gerdu-Taskin. Poverty is happening in the Village Kertosono caused by several things, namely: rural location far from the center of economy, rural infrastructure insufficient, habits and thought patterns are simple village people, low education levels and skills and limited employment . In implementing the program Gerdu-Taskin, UPK Kertosono Village can not carry out its program to the maximum, so that the activities conducted by the UPK no headway since UPK was formed. This research was conducted to find out the activities that can be done by UPK to empower people who can provide additional income for the village of Kertosono. The method used in this study is a qualitative method of Participatory Rural Appraisal (PRA) involving the community, while for analyzing information using SWOT analysis. From the results of qualitative research and analysis, the result, to overcome poverty in the village of Kertosono and support the performance of UPK, it is necessary to repair the individual to escape from the habits and thought patterns that are simple, but it also takes the form of improved facilities and infrastructure to support the village street lane, to make the better economy invesment into the village. For community empowerment activities by UPK can be implemented by utilizing natural resources and little expertise village society, namely: The opening of new plantations, and rice milling business."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28369
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Singgih Prabowo
"[ABSTRAK
Sudah lama jika kehidupan masyarakat Tengger yang mendiami tepian
kaldera Gunung Tengger telah menarik perhatian para ilmuan sosial dan antropolog.
Masyarakat Tengger terkenal dengan kehidupannya yang damai, terartur, tertib,
jujur, dan rajin bekerja. Dataran tinggi Tengger dikenal sebagai wilayah yang damai
dan tentram karena orang Tengger masih memegang teguh nilai budaya yang
diwariskan nenek moyangnya. Selain itu mereka juga apresiatif terhadap tradisi yang
diwariskan leluhurnya yang dijadikan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat. Akan
tetapi bagaimana dengan kondisi saat ini, dimana interaksi antara masyarakat dataran
rendah dengan masyarakat dataran tinggi mulai intens karena membaiknya kondisi
insfrastuktur yang menunjang. Apakah meningkatnya interaksi tersebut telah
merubah kehidupan masyarakat Tengger khususnya nilai budaya yang selama ini
menjadi rujukan mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kajian ini yang menjadi fokus utama adalah bagaimana sosialisasi
nilai budaya Tengger yang dilakukan keluarga melalui pola asuh dalam membentuk
karakter anak ditengah perubahan yang terjadi. Keluarga inti dipilih sebagai unit
analisis karena sebagai satuan terkecil dalam satuan sosial memiliki kepekaan
terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapai masyarakat dan perubahan yang
terjadi. Hasil penelitian menunjukkan jika pada masyarakat Tengger di Desa Ranu
Pani telah mengalami perubahan, sehingga ada nilai budaya yang tetap dipertahankan
dan ada yang mulai berubah. Selain itu perubahan yang terjadi telah berdampak
sampai tingkat keluarga sehingga berpengaruh terhadap sosialisasi nilai budaya dan
pola asuh dalam pembentukan karakter anak.

ABSTRACT
It's been a long time known that the lives of the people who inhabit the
periphery of Tengger Caldera mountain has attracted the attention of social
scientists and anthropologists. Tengger community famous for a peaceful life,
strong community, orderly, honest, and diligent. Tengger highlands known as the
quiet and peaceful region because of the Tengger still adhere to the cultural values
inherited by their ancestors. In addition, they are also appreciative of the inherited
tradition by their ancestors and it were used as a reference in social life. But what
about the current conditions, where the interaction between the people from the
lowland and highland begin intense because of the improved conditions of
infrastructures. Does increasing the interaction has changed people's lives,
especially Tengger cultural values that have become their reference in social life.
In this study the main focus is how the socialization of Tengger cultural
values carried by families through child rearing in shaping the character of
children amid the changes. Nucleus family chosen as the unit of analysis, as the
smallest unit in a social unit, it has a sensitivity to social problems faced by
society and the changes that happen. The results show that Tengger community at
Ranu Pani village has changed, so there is cultural value will be retained and there
is some that starting to change. Besides the changes have an impact until the level
of the family, it contributes to the changes of socialization of cultural values and
child rearing in the formation of character., It's been a long time known that the lives of the people who inhabit the
periphery of Tengger Caldera mountain has attracted the attention of social
scientists and anthropologists. Tengger community famous for a peaceful life,
strong community, orderly, honest, and diligent. Tengger highlands known as the
quiet and peaceful region because of the Tengger still adhere to the cultural values
inherited by their ancestors. In addition, they are also appreciative of the inherited
tradition by their ancestors and it were used as a reference in social life. But what
about the current conditions, where the interaction between the people from the
lowland and highland begin intense because of the improved conditions of
infrastructures. Does increasing the interaction has changed people's lives,
especially Tengger cultural values that have become their reference in social life.
In this study the main focus is how the socialization of Tengger cultural
values carried by families through child rearing in shaping the character of
children amid the changes. Nucleus family chosen as the unit of analysis, as the
smallest unit in a social unit, it has a sensitivity to social problems faced by
society and the changes that happen. The results show that Tengger community at
Ranu Pani village has changed, so there is cultural value will be retained and there
is some that starting to change. Besides the changes have an impact until the level
of the family, it contributes to the changes of socialization of cultural values and
child rearing in the formation of character.]"
2015
T44087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Noor
"ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan orde baru tampak adanya usaha yang serius dari pemerintah untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam pembangunan. Usaha semacam ini memberi petunjuk bahwa wanita diharapkan pula peranannya dalam pembangunan.
Harapan pemerintah akan keikutsertaan kaum wanita dalam pembangunan sebenarnya dapat dimengerti terlebih melihat jumlah penduduk wanita yang lebih besar dibandingkan jumlah penduduk pria. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 1985, jumlah penduduk wanita tercatat 62,4 juta jiwa, sedangkan penduduk pria berjumlah 61,6 juta jiwa1. Penduduk wanita yang besar ini dapat menjadi modal dalam pembangunan bangsa. Di samping itu UUD 1945 menegaskan bahwa wanita di Indonesia berpeluang sama dengan kaum pria untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Pasal 27 UUD 1945 menyebutkan :
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu sendiri dengan tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 27 di atas mengungkapkan jaminan hak dan kewajiban bagi penduduk tanpa membedakan apakah wanita atau pria dalam bidang kegiatan dan hak perorangan artinya kaum wanita juga mempunyai kedudukan dan hak yang sama dengan kaum pria dalam masa pembangunan seperti sekarang. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1986 menyebutkan Wanita, baik sebagai warga negara maupun insan pembangunan mempunyai hak kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu, kedudukannya dalam masyarakat dan peranannya dalam pembangunan perlu terus ditingkatkan serta diarahkan, sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dan memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabatnya sebagai wanita.
Pada bagian lain GBHN tahun 1996 menyebutkan :
Pembangunan politik merupakan usaha pembangunan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan demokrasi Pancasila.
Sehubungan itu dan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan politik perlu lebih di dorong dan dikembangkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik bangsa.
Sedangkan Pudjiwati Sajogyo mengungkapkan "tindakan berupa mengajak wanita untuk berpartisipasi dalam pembangunan bukan saja suatu tindakan efesien, tetapi berarti pula pemanfaatan sumber manusiawi dengan potensi tinggi"2. Pada pandangan lain Hanna Papanek mengatakan :
Ada alasan yang sangat sederhana untuk mengadakan penelitian lapangan mengenai golongan wanita dalam masyarakat manapun. Kita kurang mengetahui tentang wanita daripada tentang pria dalam masyarakat manapun yang pernah dikaji. Dari sudut tinjauan merata terhadap semua pengetahuan yang dikumpulkan oleh para ahli antropologi, ahli, sosiologi, ahli ilmu politik, ahli ilmu sejarah, dan ekonomi, kita dapat menarik kesimpulan yang sangat sederhana bahwa diperlukan penelitian lebih banyak mengenai wanita dalam hgmpir setiap bidang social budaya yang mungkin ada.
Sedangkan T.G. Ihromi mengatakan :
Dengan adanya landasan formal dalam GBHN mengenai peranan dan tanggung jawab wanita dalam masa pembangunan maka jelas bahwa proses pembaagunan telah berpengaruh dan dipengaruhi oleh wanita.
Beberapa pandangan di atas menunjukkan bahwa peningkatan peran serta wanita dalam segala bidang memberi gambaran pula tentang peran serta wanita dalam bidang politik?.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Aditya Media, 1991
307.723 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafidz
"ABSTRACT
Usaha produksi sapu merk "Violet" sudah 6 tahu digeluti oleh Pak Suhar. Awalnya adalah dari hasil pelatihan usaha pembuatan satu dari bahan bakuu ijuk yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Unesa tahun 2009, Pak Suhar salah satu peserta dalam pelatihan disaat pelaksanaan oleh mahaslswa KKN Unesa tahun 2009. Pak Suhar memulai usaha membuat sapu sendiri dan dicoba dijual di lingkungannya sendiri ternyata hasil produksinya layak untuk dijual. Perkembangan usaha Pak Suhar secara tidak langsung berdampak pada masyarakat sekitarnya terutama bagi kaum ibu-ibu merupakan pekerjaan tambahan yang dapat membantu perekonomian keluarga. Ada sekitar 20 Kepala Keluarga yang bergabung dalam usaha pengerjaan sapu di usaha Pak Suhar, dengan status pekerjaan borongan. Jenis produksi usaha milik Pak Suhar antara lain: sapu ijuk, sapu lidi, keset dari bahan limbah kain percah, alat pel lantai, semua pengerjaan melibatkan banyak orang. Sedangkan untuk pengirimannya kadang dilakukan oleh Pak Suhar send dengan menggunakan mobil pick up. Sedangkan yang menjadi kendala pada Pak Suhar adalah permasalahan alat teknologi tepat guna khususnya untuk mesin pengepres spon bagian dari produksi alat pel (jenis penyerap air). Selama ini dilakukan dengan cara manual yaitu menggunting satu per satu dengan makan waktu cukup lama. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini adalah melibatkan 2 Mitra, Mltra 1 Usaha Kecll Menengah Violet yang berlokasi di desa Mojosarirejo, dan Mitra 2 Ar Ridho yang berlikasi di RSS Griya Kencana, Kab Gresik. Mitra l sebagai produksi utama dan Mitra 2 sebagai Mitra
kaja yang membantu ketika pemesanan dalam partai besar. Dengan adanya bantuan mesin pemotong span dan pelatihan manajemen usaha pada tahap awal ternyata produktivitas meningkat, hal itu dibuktikan dengan
jumlah omzet pemesanan yang dari per bulan Rp. 55 jura meningkat menjadi Rp 61 jura per bulan. Begitu juga di Ar Ridho meningkat dalam hal omzet yang biasanya Rp. 25 jura perbulan menjadi Rp 32,5 jura per bulan"
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mubarok
Semarang: Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan Departemen Agama RI, 1996
297.64 ABD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>