Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Studies on population dynamic have revealed that as the
trends and patterns cf demographic variables have changed the
distribution shapes may also change. In fertility. for example, the
decline in total fertility rates (TFR) may be followed by the shifting
in the age of childbearing which in turn distorting the shape of
fertility rates. Despite these facts, however, most forecasting
done in developing countries has traditionally assumed the constant
patterns of demographic variables, whereas the levels have changed
(e.g. TFR and IMR). This study attempts to _fill this gap by
contributing an alternative scenario in forecasting demographic
variables. Using multiple data sources (census and surveys),
assumptions for forecasting was constructed by incorporating
variation in the age profile as well as in the level of demographic
components. Demographic models, which include the models of
demographic schedules and Heighman-Pollard were applied. This
study demonstrated how it is possible, using limited data that
available in Indonesia and in many developing countries, to
construct alternative 'dynamic? scenarios. It has been done so by
applying some advanced demographic methods to indonesia data,
and draw evidence from other, similar countries. An alternative
'dynamic ' scenario was implemented by using the changes of levels
and patterns of demographic parameters over the forecasting
period.
"
Journal of Population, 11 ( 2) 2005 : 91-116, 2005
JOPO-11-2-2005-91
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, William Aaron Marudut
"

Penurunan fertilitas adalah suatu fenomena demografis yang terjadi secara global, termasuk di Indonesia. Fenomena ini dapat berdampak positif atau negatif terhadap suatu negara, tergantung pada tingkat fertilitas negara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan penurunan tingkat fertilitas pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor yang secara umum memengaruhi penurunan tersebut. Regresi logistik biner pada 497 kabupaten/kota di Indonesia dengan menganalisis selisih nilai variabel-variabel pada 2010 dan 2020 digunakan untuk menganalisis determinan-determinan penurunan tingkat fertilitas tersebut. Hasil regresi menunjukkan bahwa selisih tingkat prevalensi keluarga berencana pada 2010 dan 2020 sebagai faktor langsung terhadap fertilitas memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap probabilitas penurunan fertilitas. Temuan ini sesuai dengan teori Bongaarts (1978) yang menunjukkan peranan variabel kontrasepsi terhadap tingkat fertilitas.


Fertility decline is a demographic phenomenon that is happening globally, including in Indonesia. This phenomenon might have positive or negative impacts towards a country, depending on the country’s fertility rate. This study aims to look at the differences in fertility decline on district level in Indonesia and to identify factors that affect such decline. Binary logistic regressions on 497 districts and cities in Indonesia by analyzing the change scores of the variables in 2010 and 2020 are used to analyze the determinants of the fertility decline. The results show that the difference in contraceptive prevalence rate in 2010 and 2020 as a direct determinants of fertility has a postive and significant effect towards the probability of a decline in fertility. This finding confirms the theory of Bongaarts (1978) that shows the role of contraception in reducing fertility rates.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ubro, Mincie H.
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola dan perbedaan fertilitas dan juga mempelajari faktor sosio-ekonomi, budaya dan demografi yang mempengaruhi fertilitas di kawasan Indonesia Timur. Data yang digunakan adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 dengan menerapkan metode analisis tabulasi silang dan regresi logistik biner. Wanita yang memiliki tiga anak atau lebih, cenderung lebih tinggi pada wanita yang berumur 35 ? 49 tahun, berpendidikan rendah, wanita dengan preferensi jenis kelamin anak laki-laki, menikah pada umur kawin pertama ≤ 20 tahun, tinggal didaerah perdesaan, bekerja dan yang pernah mengalami kematian anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi, budaya dan demografi secara statistik signifikan mempengaruhi fertilitas di Indonesia Timur. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas di Indonesia Timur adalah adalah umur wanita, pendidikan wanita, preferensi jenis kelamin anak, umur kawin pertama dan kematian anak.

The objectives of this paper is to studying the patterns and differences of fertility and also studying the socio-economic, culture and demographic factor that affecting fertility in Eastern Indonesia. The data used are from results of Indonesia Demographic and Health Survey, 2012 The analysis using crosstabulation and binary logistic regression. lower educated, women with gender preference son, first married at age ≤ 20 years of marriage, living in the rural areas, worked and women who have experienced child mortality. The results showed the socioeconomic, culture and demographic factor significantly affect fertility in Eastern Indonesia. Women who have three more children is higher in women aged 35-49 years, The factors significant affected fertility in Eastern Indonesia is women aged, education, child gender preference, first age at marriage and child mortality.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sya Bani Wulandari M.D.
"Tren keinginan menambah anak pada wanita kawin di Indonesia sejak tahun 2002 mengalami peningkatan. Sedangkan angka kelahiran stagnan dari tahun 2002 hingga tahun 2012 dan peningkatan angka pemakaian kontrasepsi pun rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan menambah anak pada wanita kawin di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan keinginan menambah anak pada wanita kawin di Indonesia tahun 2012 adalah umur, tempat tinggal, jumlah anak masih hidup, jumlah anak yang diinginkan, kelengkapan anak menurut jenis kelamin, keinginan suami terhadap anak, pendidikan, dan kuintil kekayaan. Dengan demikian, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kesadaran norma keluarga kecil pada masyarakat berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Trends of desire for more childberaing among married women in Indonesia since 2002 has increased. While the Total Fertility Rate (TFR) was stagnan from 2002 to 2012 and an increase of the Contraceptive Prevalence Rate was low. This study aims to determine the factors associated with the desire for more childbearing among currently married women in Indonesia at 2012 . This study uses data Indonesian Demographic and Health Survei ( IDHS ) 2012 with a cross-sectional approach. Data analysis is univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that desire for more childbearing was significantly associated with age, residence, number of children alive, number of ideal children, completeness of children by sex, husband’s desire for children, educational level, and wealth quintile. Thus , efforts need to be done to raise awareness of small family norm in society based on these factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Opi Aristya
"ABSTRAK
Tingkat fertilitas di Indonesia telah gagal mengalami penurunan dalam tiga periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) berturut-turut, yakni 2002, 2007, dan 2012. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya kemandekan penurunan tingkat fertilitas di Indonesia pada tahun 2002-2012 dengan menggunakan metode OLS dan data panel. Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa kemandekan penurunan fertilitas dipengaruhi oleh lambatnya penurunan tingkat angka kematian bayi, lambatnya penurunan tingkat unmet need kontrasepsi, dan lambatnya penurunan tingkat kelahiran di usia remaja. Namun, lambatnya penurunan tingkat kelahiran di usia remaja akan berpengaruh terhadap tingkat perubahan fertilitas apabila terjadi bersamaan dengan lambatnya penurunan angka kematian bayi dan tingkat unmet need kontrasepsi. Temuan pada analisis tingkat provinsi menujukkan bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi dengan laju kenaikan tingkat fertilitas tertinggi yang disertai dengan tingginya laju tiga variabel yang berkontribusi pada terjadinya kemandekan penurunan fertilitas.

ABSTRACT
Fertility decline in Indonesia had been stalled for three consecutive Demographic Health Surveys (2002,2007, and 2012). This study is aimed to probe the determinants of stalling fertility decline in Indonesia occurring in 2002-2012 by employing panel data analysis using ordinary least square regression. It is discovered that stalling fertility decline in Indonesia is attributed to sluggish decline in infant mortality rate, unmet need of contraception, and adolescent fertility. However, sluggish adolescent fertility decline will significantly affect the occurrence of stalling fertility decline only if either sluggish mortality decline or sluggish unmet need decline exists. In regional level, Papua and West Papua are regions possessing relatively large increase in fertility rate and the three factors affecting the occurrence of stalling fertility decline"
2016
S63344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Fauziyah Khairunnisa
"Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara penduduk terbanyak di dunia. Pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini adalah 1,1 persen per tahun dengan angka kelahiran total 2,4 anak per perempuan. Preferensi fertilitas wanita untuk memiliki anak lagi merupakan variabel prediksi perilaku fertilitas yang berperan penting untuk mengetahui rencana kehamilan wanita di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi preferensi fertilitas wanita memiliki anak lagi. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah wanita berstatus menikah, telah memiliki anak dari pernikahannya, telah memutuskan keinginannya untuk anak lagi di masa mendatang, dan masih dalam masa suburnya, dari kriteria tersebut didapatkan sebanyak 7.610 sampel wanita. Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat, dan multivariat. Hasilnya menunjukan bahwa 39,6 persen wanita di Indonesia masih menginginkan anak lagi. Peresentase wanita yang menginginkan anak lagi paling tinggi terdapat pada kategori umur 15-24 tahun sebanyak 88,3 persen, wanita dengan status tidak bekerja 43,1 persen, wanita dengan suami berpendidikan SMP/SMA sebanyak 42,0 persen, wanita yang memiliki satu anak sebanyak 84,1 persen, wanita yang memiliki anak laki-laki saja sebanyak 60,1 persen, dan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin sebanyak 44,0 persen. Berdasarkan hasil regresi logistik ditemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan keinginan wanita menambah anak lagi diantaranya adalah umur wanita, pendidikan suami, jumlah anak hidup, komposisi jenis kelamin anak dan indeks kesejahteraan. Sedangkan status pekerjaan tidak berhubungan secara statistik dengan wanita yang menginginkan anak lagi di Indonesia. Berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa umur merupakan faktor paling dominan, dengan peluang 23,6 kali lebih besar pada wanita umur 15-24 tahun. Peluang menginginkan anak lagi akan semakin kecil seiring bertambahnya umur wanita.

Indonesia's population growth is still relatively high compared to most population countries in the world. Current population growth in Indonesia is 1.1 percent per year with a total fertility rate (TFR) of 2.4 children per woman. Women's fertility preferences for having another children are predictive variable of fertility behavior that plays important role in knowing future female pregnancy plans. This study aims to determine the description and relationship of factors that can affect fertility preferences of women for having another children. The data used in the study is the data of the Indonesian Demographic Health Survey (DHS) in 2017. The samples used are married women, have children from their marriages, have decided their wishes for more children in the future, and still in their fertile period, from these criteria there were 7,610 female samples. The analysis carried out included univariate, bivariate, and multivariate. The result shows that 39.6 percent of women in Indonesia still want more children. The highest percentage of women who want more children is in the category of 15-24 years old 88.3 percent, women with unemployed status 43.1 percent, women who had husbands with junior high / high school education 42.0 percent, women who have one child 84.1 percent, women who have only boys 60.1 percent, and women in a very poor wealth index 44.0 percent. Based on the results of logistic regression, it was found that variables related to women's fertility preferences for having another children are included the age of the woman, husband's education, the number of children living, children gender composition and wealth index. While the employment status is not statistically related to women who want more children in Indonesia. Based on multivariate analysis, it is known that age is the most dominant factor, with an opportunity of 23.6 times greater in women aged 15-24 years. Opportunities for more children will be smaller as increasing of women age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McDonald, Peter F.
Jakarta: LD FE UI, 1976
312.1 MAC l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lexington, MA: LexingtonBooks, 1981
304.63 PRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Agustin Dwi Andhini
"Penelitian ini membahas secara rinci mengenai alternatif penerapan Model auto regressive integrated moving average (ARIMA) dalam melakukan forecasting terhadap trafik. Model ARIMA dapat digunakan dalam rangka mengurangi deviasi yang sangat besar antara anggaran dan realisasi. Model penganggaran yang digunakan saat ini adalah menggunakan metode judgmental yang mengandalkan keahlian manajer atau Top Management dalam menentukan target RKAP. Terbatasnya keahlian manajer dalam menentukan target anggaran tesebut mengakibatkan deviasi yang besar antara target dan anggaran. Penelitian ini menyarankan kepada Manajemen untuk mengimplementasikan penggunaan model ARIMA dalam melakukan forecasting terhadap trafik maupun variabel lain dalam RKAP.

This study discusses in detail the alternative application of the auto regressive integrated moving average (ARIMA) Model in the conduct of the traffic forecasting. ARIMA model can be used in order to reduce the very large deviations between budget and actual. Budgeting models in use today are using judgmental methods that rely on managers or top management expertise in determining the target (RKAP). Limited expertise of managers in determining proficiency level budget targets resulted in a large deviation between the target and budget. This study suggests the management to implement the use of ARIMA models in the conduct of the traffic forecasting and other variables in the RKAP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>