Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This study uses raw data covering over l17,000 respondents from
the 2001 National Socio-Economic Survey (WSES) and 2001 National
Household Survey Survey (NHHS), including 3621 children under 10 years
of age, to investigate rife relationship between respiratory diseases and
exposure to secondhand cigarette smoke through living in a home where
people smoke. An important is that children n\under 10 years of age
who live in homes where 30 or more cigarettes are smoked each day are
significantly more likely to have various respiratory diseases than children
who live in smoke free-homes.
"
Journal of Population, 11 (1) 2005 : 35-70, 2005
JOPO-11-1-2005-35
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Stevy Elisabeth Dame
"Di Indonesia berdasarkan hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan angka nasional BBLRyaitu sekitar 10,2 . Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global Adult TobaccoSurvey GATS tahun 2011 diperoleh hasil bahwa 67 laki-laki di Indonesia merokok. 1 Sementara itu pada tahun 2011-2015 prevalensi perokok pasif yang terpapar asaprokok di rumah sekitar 78.4, lebih dari separuh perokok pasif adalah kelompok rentanseperti perempuan dan balita. 2. Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui hubunganpaparan asap rokok dari suami pada wanita usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR.Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui hubungan paparan asap rokok dari suami padawanita usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR.Penelitian ini menganalisis data IFLS V tahun 2014. Jumlah wanita usia 15-57 tahun yangmenjadi responden IFLS V sebanyak 2.721 orang. Sebanyak 1.599 orang menjadi totalsampel karena telah memenuhi syarat kriteria inklusi yaitu wanita usia 15 ndash; 57 tahundengan anak kelahiran terakhir yang lahir hidup dalam kurun waktu 2007-2015, Pernahmelahirkan. Sedangkan kriteria ekslusi yaitu : data tentang riwayat merokok suamidanvariabel kovariat tidak lengkap, dan ibu merupakan perokok aktif.Proporsi ibu usia 15-57 tahun yang terpapar asap rokok dari suami adalah 73,5 .Proporsi bayi dengan berat lahir rendah yang dilahirkan oleh ibu yang terpapar asaprokok dari suami pada penelitian ini adalah 7,74, dan proporsi bblr pada ibu yang tidakterpapar asap rokok dari suami yaitu 6,86 . Terdapat hubungan yang tidak bermaknaantara merokok pasif pada ibu usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR dengan 1,096 CI95 0,721-1,66 setelah dikontrol oleh variabel riwayat kunjungan ANC.Pengaruh paparan asap rokok terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabelriwayat kunjungan ANC tidak bermakna. Meskipun faktor yang mempengaruhi BBLRsangat banyak dan kompleks, namun hal ini dapat dicegah sejak dini. Salah satunyamelalui melindungi masyarakat dari paparan asap rokok melalui upaya pencegahan danpromosi kesehatan.

In Indonesia based on the results of Riskesdas Basic Health Research in 2013 showsthe national rate of LWB is about 10.2 . Based on a survey conducted by Global AdultTobacco Survey GATS in 2011, it was found that 67 of men in Indonesia smoke. 1 Meanwhile in 2011 2015 the prevalence of passive smokers exposed to cigarette smokeat home is about 78.4, more than half of passive smokers are vulnerable groups suchas women and toddlers. 2 . Objective This study to see the effect of exposure to husbands cigarette smoke with theLWB.Method This study analyzed IFLS V data in 2014. A total of 1,599 people into the totalsample because it has fulfilled the inclusion criteria, namely women aged 15 57 yearswith the last born birth of children in the period 2007 2015, Ever give birth. While theexclusion criteria are data about husbans smoking history and covariate variable isincomplete, and mother is active smoker.Results 73.5 of husbands were smokers. The proportion of infants with low birthweight born to mothers exposed to cigarette smoke from husbands in this study was7.74, and the proportion of bblr in mothers not exposed to cigarette smoke fromhusbands was 6.86. There was no significant relationship between passive smoking inwomen aged 15 57 years with LWB incidence with 1.096 95 CI 0.721 1.66 aftercontrolled by antenatal care ANC visit variables.Conclusion The effect of exposure to husbands smoke with the LWB after controlled byantenatal care ANC visit history variable is not significant. Although the factors thataffect LBW are very numerous and complex, but this can be prevented early on. One ofthem through protecting people from exposure to cigarette smoke through preventionefforts and health promotion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dewi Shafira
"ISPA masih menjadi tantangan besar di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang serta menjadi penyakit dengan kunjungan puskesmas sekitar 40%-60% di seluruh kalangan umur. Kasus ISPA juga selalu masuk kedalam 10 jenis penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan fisik rumah dan Paparan asap rokok dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Srengseng Sawah. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang dengan jumlah responden 115 rumah tangga. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara kuesioner. Uji statistik yang digunakan yaitu uji kai kuadrat dan uji regresi logistik ganda. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian ISPA diantaranya yaitu luas ventilasi (p-value = 0.001), kepadatan hunian (p-value = 0.037) dan jumlah anggota keluarga yang merokok ( p-value = 0.044). Analisis multivariat menunjukkan luas ventilasi merupakan faktor risiko dominan yang mempengaruhi kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Srengseng Sawah (p-value = 0.000; OR =5.465). Peningkatan terhadap kesadaran masyarakat terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan kualitas lingkungan perlu dilakukan.

ARI is still a big challenge in Indonesia. It is one of the main causes of death in developing countries and a disease with around 40%-60% of health center visits in all ages. Cases of ARI are always included in the 10 most common types of diseases in the working area of the Puskesmas Srengseng Sawah Village, Jagakarsa. The purpose of this study was to determine the relationship between the physical environment of the house and exposure to cigarette smoke with the incidence of ARI in the working area of the Srengseng Sawah Health Center. This research was conducted using a quantitative method with a cross-sectional study design with a total of 115 households as respondents. Data collection was carried out using observation techniques and questionnaire interviews. The statistical test used is the chi-square test and the multiple logistic regression test. The results of statistical tests show that there are two variables that have a significant relationship with the incidence of ARI including ventilation area (p-value = 0.001), occupancy density (p-value = 0.037), and number of family members who smoke (p-value = 0.044). Multivariate analysis showed that ventilation area was the dominant risk factor influencing the incidence of ARI in the working area of the Puskesmas Srengseng Sawah (p-value = 0.000; OR =5.465). It is necessary to increase public awareness regarding clean and healthy living behavior and environmental quality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Paulina Magdalena
"Latar Belakang: Paparan asap rokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menjadi pencetus terjadinya hipertiroid selain beberapa faktor risiko lainnya. Prevalensi merokok di Indonesia semakin meningkat dari 27 tahun 1995 menjadi 36,3 tahun 2013 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok dengan hipertiroid pada penduduk Indonesia umur ≥ 15 tahun.
Metode: Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia umur ≥ 15 tahun yaitu sebesar722.329 responden. Sampel penelitian adalah penduduk Indonesia umur ≥ 15tahun yang menjadi responden dalam Riskesdas tahun 2013 dan memiliki data lengkap tentang variabel yang diteliti yaitu sebesar 46.823 responden. Analisisdata multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok dengan hipertiroid setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kandungan iodium dalam garam yang digunakan dalam rumah tangga dan status gizi.
Hasil: Prevalensi hipertiroid pada penelitian ini adalah 0,8 . Prevalensi keterpaparan asap rokok 77,4 . Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikan tinggi memiliki peluang 1,65 kali untuk mengalami hipertiroid dibandingkan pada responden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan statuspendidikan tinggi. Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikansedang memiliki peluang 1,30 kali untuk mengalami hipertiroid dibandingkanpada responden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan status pendidikan tinggi. Responden yang terpapar asap rokok dengan status pendidikan rendah memberikan efek protektif 0,69 kali terhadap hipertiroid dibandingkan padaresponden yang tidak terpapar asap rokok dan bukan pendidikan tinggi.
Kesimpulan: Paparan asap rokok berinteraksi dengan pendidikan dalammenyebabkan hipertiroid.

Background: Cigarette smoking exposure is a modifiable risk factor for hyperthyroidsm. The prevalence of smoking in Indonesia increased from 27 in 1995 to 36,3 in 2013. This research aimed to determine the association between cigarette smoking exposure in Indonesian population above 15 years old.
Method: Study design is cross sectional. Study population is the entire above 15 years old Indonesian people. Sample is the entire above 15 years old Indonesian people who were respondents in Basic Health Research 2013 and had complete data on the variables studied. Data analysis using logistic regression to determine the association between cigarette smoking exposure and hyperthyroidsm after adjusted by age, sex, educational status, job, iodine level in salt and body massa index.
Result: The prevalence of hyperthyroidsm in this research is 0,8 . The prevalence of cigarette smoking exposure is 77,4 . Cigarette smoking exposureand high educational status are 1,65 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status. Cigarette smoking exposure and medium educational status are 1,30 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status. Cigarette smoking exposure and low educational status have protective effect 0,69 times getting hyperthyroidsm than non cigarette smoking exposure and don't have high educational status.
Conclusion: Cigarette Smoking Exposure interact with educational status incausing hyperthyroidsm.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim
"ABSTRAK
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi merokok di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berbahaya mengingat dampak buruk atas konsumsi rokok terhadap sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi. Salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan fenomena tersebut adalah meningkatkan harga rokok. Lalu, apakah langkah peningkatan harga rokok berhasil untuk mengendalikan angka prevalensi merokok? Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara harga rokok dan pertumbuhan pendapatan terhadap perubahan perilaku merokok. Penulis menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014 untuk membentuk empat kategori perubahan perilaku merokok, yaitu perokok baru, perokok tetap, mantan perokok dan bukan perokok. Estimasi ekonometrika yang dibangun menggunakan model multinomial logit memukan fakta bahwa keterjangkauan harga rokok memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok tetap dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi bukan perokok. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok baru dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi mantan perokok. Fakta ini memberi sinyal bahwa diperlukan peningkatan harga rokok yang disesuaikan oleh pertumbuhan pendapatan untuk mengendalikan angka prevalensi merokok.

ABSTRACT
In recent decades, the prevalence of smoking in Indonesia has tended to increase. This is dangerous considering the adverse effects of cigarette consumption on the health, social, and economic sectors. One of the steps taken by the Government of Indonesia to control this phenomenon is to increase the price of cigarettes. Then, did the steps to increase the price of cigarettes succeed to control the prevalence of smoking? This study aims to look at the relationship between cigarette prices and income growth on changes in smoking behaviour. The author uses data from the IFLS in 2007 and 2014 to form four categories of changes in smoking behaviour, namely new smokers, permanent smokers, former smokers, and not smokers. Econometric estimates constructed using the multinomial logit model confirm the fact that the affordability of cigarette prices has a positive correlation with the probability of individuals becoming permanent smokers and a negative correlation with the probability of individuals to become not smokers. Meanwhile, income growth has a positive correlation with the probability of individuals becoming new smokers and a negative correlation with the probability of individuals becoming ex-smokers. This fact signals that an increase in the price of cigarettes is adjusted by income growth to control the prevalence of smoking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Amaliani Putri
"Karbon aktif menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan asap rokok dan gas CO sebagai salah satu senyawa dengan persentase terbesarnya, yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Sumber karbon aktif dapat dari beragam hal, salah satunya adalah limbah kulit durian. Limbah kulit durian dipilih karena mengandung 50-60%, lignin 5%, dan pati 5% yang potensial untuk dijadikan karbon aktif, ditambah dengan produksinya yang mencapai 746,805 ribu ton per tahunnya. Limbah kulit durian akan diolah menjadi karbon aktif teraktivasi kimia dengan variasi K2CO3 berbanding karbon aktif adalah 1:1, 3:2, dan 2:1, serta teraktivasi fisika oleh N­2 200 ml/menit selama 1,5 jam pada suhu 600oC. Karbon aktif yang telah teraktivasi kemudian dimodifikasi dengan MgO dengan variasi konsentrasi MgO 0,5%, 1%, dan 2% pada suhu 450oC selama 30 menit. Karbon aktif hasil aktivasi dan karbon aktif hasil modifikasi selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan uji bilangan iod, uji BET, uji SEM, dan uji EDX. Sehingga didapatkan karbon aktif terbaik non modifikasi adalah variasi kimia-fisika 3:2 dengan yield sebesar 41,56% dengan bilangan iod sebesar 399,44 mg/g dan luas permukaan sebesar 694,13 m2/g. Sedangkan karbon aktif modifikasi terbaik adalah variasi kimia-fisika 3:2 MgO 2% dengan yield sebesar 97% dengan bilangan iod sebesar 625,70 mg/g dan luas permukaan sebesar 1.029,90 m2/g. Pada aplikasi adsorpsi gas CO, yang merupakan komponen dengan konsentrasi terbesar dalam asap rokok, dan asap rokok itu sendiri, diuji adsorpsi menggunakan karbon aktif modifikasi. Hasil yang didapatkan adalah karbon aktif modifikasi MgO 2% mampu mendegradasi CO terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 3,89%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,215%. Karbon aktif tersebut juga mampu memurnikan udara dari asap rokok yang terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 8,04%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,87%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskaliana Hilpriska Danal
"Pneumonia balita merupakan salah satu masalah kesehatan anak global yang menyumbang angka morbiditas dan mortalitas tertinggi khususnya di negara berkembang. Di Indonesia Timur, pneumonia balita sebagian besar dipicu oleh faktor lingkungan yakni terpaparnya anak pada asap rumah tangga maupun asap rokok. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok pada balita pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi orang tua tentang bahaya asap rokok terhadap balita pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita pneumonia berjumlah 11 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Tema yang dihasilkan di dalam penelitian ini meliputi (1) pandangan orang tua mengenai bahaya asap rokok, (2) bahaya asap rokok bagi balita, dan (3) dampak asap rokok bagi keluarga. Tema tersebut mengidentifikasi persepsi orang tua dengan balita pneumonia di Kabupaten Manggarai bahwa balita pneumonia di Manggarai rentan terpapar asap rokok pada berbagai kesempatan. Asap rokok berbahaya bukan hanya bagi kesehatan balita tetapi juga memberi beban pada kesejahteraan sosial dan ekonomi keluarga. Peningkatan kesadaran orang tua akan bahaya asap rokok perlu terus difasilitasi oleh perawat dengan komunikasi edukasi yang efektif dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi keluarga.


Pneumonia on under-five children is define as one of the major pediatric health crisis, contribute to highest morbidity and mortality globally particularly in developing nations. In Eastern Indonesia, pneumonia on under-five children is mostly predicted by environmental factor such as children are exposed to household smoke and tobacco smoke. This is caused by the lack of information received and lack of awareness on the effect of secondhand smoke on under-five children with pneumonia. This study was aimed to explore the parents perception on the effect of tobacco smoke exposure on under-five children with pneumonia. This study was a qualitative study using fenomenology approach. The participants in this study were 11 parents of under-five children with pneumonia. The data collection conducted through in-depth interview then analyzed using Coalizzi method. The themes identified in this study were (1) parents views on the effect of tobacco smoke; (2) the effect of tobacco smoke on under-five children; and (3) the impact of tobacco smoke on family. These themes identified the perception of parents with under-five children with pneumonia in Manggarai that the under-five children in Manggarai were on high risk of tobacco smoke exposure on several occasions. Tobacco smoke would not only endangering childs health but also burdening familys social and economy well-being. The improvement of parental awareness on the effect of tobacco smoke needed to comprehensivelyfacilitated by nurses through effective educating communication that suited with familys needs and conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Herma Trilas Meiwani
"Proporsi merokok di kalangan remaja cenderung meningkat setiap tahun di Indonesia walaupun beberapa kegiatan pencegahan sudah dilakukan. Peningkatan tersebut sudah mengkhawatirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab intensitas merokok siswa SMP di populasi sehingga dapat dikembangkan program intervensi pencegahan yang tepat. Penelitian menggunakan disain cross sectional, dengan menggunakan data Global Youth Tobacco Survey 2014. Survey dilakukan dengan mengisi lembar pertanyaan oleh pelajar pada 72 sekolah yang tersebar di Indonesia, total sampel 208 kelas (kelas 7-9), dan jumlah siswa 5986 orang.Besar sampel adalah 643 siswa/i yang merokok. Hasil penelitian menunjukkan 600 orang (93,3 %) siswa perokok ringan dan 43 orang (6,7 %) perokok berat. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji logistik regresi menunjukkan usia dan jumlah teman perokok berhubungan dengan intensitas merokok siswa SMP (p=0,031< 0,05; p=0,020< 0,05). Pencegahan perilaku merokok remaja dapat dilakukan melalui pengembangan kebijakan, intervensi dan pengendalian tembakau di Indonesia dan juga penggalakan program UKS di sekolah dan program sekolah bebas rokok.

The proportion of adolescents smoking in Indonesia tend to increase every year, even though some prevention programs had been done. This is alarmingly prevalence of smoking. The study aim to identify factors of smoking intensity among junior high school students in the population. It is expected that an appropriate prevention intervention can be developed. Cross sectional design was used in this study, further analysis was done by using Global Youth Tobacco Survey 2014 data. Standard questionnaires were filled by students of Junior High School in Indonesia, with a total sample of 72 schools, 208 classes (grade 7-9), and 5986 students. The reliable sample was 643 smoker students. The results showed 93.3% students are light smokers. Multivariate analysis using logistic regresion test showed that age and peers associated with students smoking (p=0,031< 0,05; p=0,020< 0,05). Effort to prevent adolescents from smoking should be conducted through national tobacco control and policies program development in Indonesia and also implementation of School Health Program (UKS) dan Smoke Free Schools program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Jason Zacharia
"Tingginya jumlah perokok aktif di kalangan pelajar. Merokok adalah penyebabnya dari beberapa kondisi keluhan pernafasan dan faktor risiko untuk beberapa kasus: fungsi paru-paru. Inkonsistensi antara dampak negatif merokok dan prevalensi tingkat merokok yang tinggi membuat penelitian tentang hubungan antara kebiasaan merokok dan Keluhan gejala pernafasan dan fungsi paru perlu dilakukan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi dan gejala paru-paru pernapasan pada siswa di Depok.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan instrumen kuesioner penelitian dan alat uji. Kuesioner yang digunakan terdiri dari ATS. daftar pertanyaan (American Thoracic Society) untuk gejala pernapasan dan kuesioner Indeks Brinkman untuk kebiasaan merokok. Alat uji yang digunakan adalah spirometer merek EasyOne® Air
spirometer. Penelitian ini diikuti oleh 116 siswa laki-laki perokok aktif di Depok. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney, T-test independen, dan korelasi bivariat Spearman. Hasil: Hasil analisis statistik dari 116 subjek menunjukkan mayoritas siswa adalah perokok aktif di Depok masih dalam kategori kebiasaan merokok ringan (96,56%) dan memiliki keluhan gejala pernafasan (74,14%). Ada siswa yang perokok aktif mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 15,5%. Namun, secara statistik tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok pada mahasiswa perokok dengan keluhan gejala pernapasan dan gangguan fungsi paru.

The high number of active smokers among students. Smoking is the cause of several respiratory conditions and a risk factor in some cases: lung function. The inconsistency between the negative impact of smoking and the prevalence of high smoking rates makes research on the relationship between smoking habits and complaints of respiratory symptoms and lung function necessary.
Objective: To determine the relationship between smoking habits and respiratory lung function and symptoms in students in Depok.
Methods: This study used a cross-sectional method with research questionnaire instruments and test equipment. The questionnaire used consisted of ATS. questionnaire (American Thoracic Society) for respiratory symptoms and a Brinkman Index questionnaire for smoking. The test equipment used is the EasyOne® Air brand spirometer spirometer. This study was followed by 116 male students who were active smokers in Depok. The data obtained were analyzed using the Mann-Whitney non-parametric test, independent T-test, and Spearman bivariate correlation. Results: The results of statistical analysis of 116 subjects showed that the majority of students were active smokers in Depok who were still in the category of light smoking habits (96.56%) and had complaints of respiratory symptoms (74.14%). There are students who are active smokers have lung function disorders as much as 15.5%. However, statistically not found There is a significant relationship between smoking habits in student smokers with complaints of respiratory symptoms and impaired lung function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya jumlah penggunaan tembakau pada anak-anak dan orang dewasa muda di duma merupakan situasi
yang mengkhawatirkan. Indonesia adalah konsumen tembakau terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Merokok merugikan hampir setiap organ tubuh, merokok mengurangi kualitas hidup dan harapan hidup. Merokok menyebabkan penyakit, kerugian ekonomi yang besar dan kema/ian prematur. Penggunaan tembakau merupakan penyebab utama kematian yang dapat dicegah. Perokok mulai pada usia dini, anak muda menjadi sasaran kampanye tembakau besarbesaran. Pemuda rentan temadap iklan rokok. begitu mereka mulai merokok, sulit untuk bementi. Tujuan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan tembakau di kalangan generasi muda Indonesia, untuk mengeksplorast masalah kesehatan, peraturan yang terkait dengan konsumsi tembakau dan upaya untuk melaksanakan Konvensi Kerangka Kerya Pengendalian Tembakau dari WHO. Metode yang digunakan adalah dengan mengeksplorast studi dan mformasi kampanye yang diberikan oleh para peneliti dan praktisi dalam program pengendalian tembakau. Data menunjukkan bahwa di antara orang-orang berusia 10 hingga 24 tahun di Indonesia, perokok adalah perokok harlan sebesar 23, 7%, perokok kadang-kadang sebesar 5, 5% sedangkan rokok yang dikonsumsi sehari rata-rata 12. 2. Pad a orang Indonesia yang berusia 13-15 tahun dijumpai 41% anak laki-laki dan 3, 5% anak perempuan yang rokok merokok sa at ini dan 10,3% anak laki-laki dan 3,1% anak perempuan yang saat ini menggunakan tembakau selain rokok. Adalah penting bahwa epidemi yang bisa dicegah ini menjadi masalah kesehatan publik yang utama di semua negara. Larangan total pada semua iklan rokok, promosi dan sponsor adalah cara yang berguna untuk melindungi generasi muda di dunia dan Indonesia harus meratifikasi larangan tembakau. "
610 BULHSR 13:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>