Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Gayatri
"Penelitian ini dimaksudkan mengungkapkan pandangan orangtua terhadap pendidikan formal anak-anak mereka pada suku bangsa Betawi di lokasi pemukiman Kampung Melayu, kota madya Jakarta Selatan. Untuk menjaring informasi tentang pandangan orang Betawi tersebut, penelitian dilakukan dengan wawancara berstruktur dan berfokus terhadap kepala keluarga yang dipilih secara acak. Berdasarkan penelitian ini, orangtua berpandangan bahwa pendidikan formal bermanfaat bagi kehidupan yang dalam fungsi praktis adalah untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat sekolah yang makin tinggi dianggap memengaruhi jenis pekerjaan yang lebih baik dan dapat meningkatkan penghasilan. Pandangan tersebut berbeda dengan tulisan mengenai orang Betawi yang dikemukakan beberapa ahli antara lain Lance Castles (1987), bahwa orang Betawi memandang sekolah sebagai salah satu cara penyebaran agama Nasrani. Pandangan ini muncul karena pengalaman bahwa sekolah mulai diperkenalkan di Indonesia oleh orang Belanda yang mayoritas beragama Nasrani. Karena itu, tumbuh anggapan bahwa sekolah identik sebagai cara hidup orang Nasrani. Pandangan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang Betawi menghindari dan menolak sekolah karena dikhawatirkan akan memperlemah keimanan agama mereka (Islam). Pergeseran pandangan tersebut dipengaruhi oleh perubahan kota Jakarta. Penduduk Jakarta yang terdiri dari beragam suku bangsa memiliki kemungkinan interaksi yang tinggi dengan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang nilai dan pandangan yang berbeda-beda. Selain itu, banyak penduduk yang didirikan bermacam-macam sekolah berbasis jenjang. Sekarang ini, pendidikan di Jakarta menjadi kebutuhan yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di antara penduduk Jakarta yang makin padat. Sumber mata pencaharian tidak dapat diperoleh hanya dari hasil kebun yang makin sempit atau telah habis.
This study aims to reveal the views of parents towards formal education of their children in the Betawi ethnic group in the Kampung Melayu settlement, South Jakarta City. To gather information about the views of the Betawi people, the study was conducted through structured interviews and focused on randomly selected heads of families. Based on this study, parents are of the view that formal education is beneficial for life, which in practical terms is to obtain a job. Higher levels of schooling are considered to influence better types of jobs and can increase income. This view differs from the writings on the Betawi people put forward by several experts, including Lance Castles (1987), who said that the Betawi people view school as one way to spread Christianity. This view emerged because of the experience that schools were introduced in Indonesia by the Dutch, who were predominantly Christian. Therefore, the assumption grew that school was identical to the way of life of Christians. This view is one of the factors that causes the Betawi people to avoid and reject school because they are worried that it will weaken their religious faith (Islam). The shift in views was influenced by changes in the city of Jakarta. Jakarta's population, which consists of various ethnic groups, has a high possibility of interaction with various ethnic groups that have different backgrounds, values, and views. In addition, many residents have established various level-based schools. Currently, education in Jakarta is an important need to get decent jobs among the increasingly dense population of Jakarta. Sources of livelihood cannot be obtained only from the results of gardens that are increasingly narrow or have run out."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati Lukmansyah
1973
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S7299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayat Ali
"Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dan kebudayaan serta beratus-ratus bahasa yang khas. Di Indonesia terdapat lebih dari tiga ratus kelompok suku bangsa yang berbeda-beda serta lebih dari dua ratus bahasa yang dipergunakan secara khas (Jaspan, 1958). Diantara bermacam-macam suku bangsa dan bahasa yang khas serta kebudayaannya masing-masing, terdapat suku bangsa Betawi, yang juga memiliki kebudayaan sendiri serta bahasa sendiri.
Orang Betawi merupakan penduduk asli kota Jakarta memiliki banyak permasalahan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Permasalahan mereka tersebut sering dituangkan dalam bentuk berupa sketsa (cerita pendek) di suratkabar-suratkabar, perbincangan di radio-radio, cerita di dalam pertunjukan Lenong maupun Topeng Betawi dan yang paling mutakhir adalah adalah sinetron ?Si Doel Anak Sekolahan SDAS? (SDAS). Dari hasil survay Litbang Kompas tahun 1995, sinetron SDAS memang merupakan tontonan yang menarik dan dari suway tersebut tercatat, 70% penduduk Jakarta mengaku selalu menonton tayangan sinetron SDAS dan menduduki peringkat pertama dari 10 besar acara TV yang disukai penduduk Jakarta. Hasil survay lainnya ditemukan bahwa sinetron SDAS merupakan tontonan menarik karena ceritanya mudah dipahami, cerita yang ditampilkan merupakan cerita sehari-hari yang bisa dilihat bahkan dialami sendiri penontonnya, sederhana dengan alur cerita yang tidak berbelit-belit, konflik antara tokoh mampu menyedot perhatian penonton, kesan kelucuan dan keluguan tokoh-tokohnya menghibur penonton dan adanya kesesuaian antara pemeran dan karakter perannya menjadi nilai tambah dari sinetron ini. Maka dapat disimpulkan bahwa sinetron SDAS menjadi tontonan yang menarik karena aspek-aspek yang dimiliki oleh sinetron SDAS yang mengena di hati pemirsa bila ditinjau dari segi skenario yaitu : aspek tema, aspek alur cerita, aspek penokohan atau karakterisasi, aspek konflik utama dan aspek dialog (Sumarno, 1996).
Namun pendapat yang dilontarkan oleh masyarakat penonton mengenai sinetron SDAS itu sendiri ternyata tidak seragam. Ada pihak yang menilai sinetron SDAS sebagai tontonan positif dan ada juga yang negatif. Berangkat dari adanya perbedaan pandangan terhadap sinetron SDAS ini, peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi pada kelompok-kelompok masyarakat penonton. Dember (1971) mengatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor sosial, belajar, motivasi dan kepribadian individu. Adanya perbedaan faktor-faktor individual yang mempengaruhi persepsi serta adanya perbedaan pandangan terhadap keadaan-keadaan obyek persepsi, dapat mengakibatkan adanya perbedaan persepsi di antara satu atau sekelompok orang dengan sam atau sekelompok orang lainnya Dengan adanya faktor pengalaman dan sosialisasi dalam pembentukan persepsi, diasumsikan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dapat bembah sesuai dengan pengalaman individu terhadap obyek atau peristiwa yang dipersepsikannya tersebut.
Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi Orang Betawi yang tinggal di Jakarta, khususnya Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran baik secara umum maupun terhadap kelima aspek sinetron SDAS. Kedua kelompok tersebut mempunyai latar belakang dan wilayah tempat tinggal yang berlainan di sekitar Jakarta sehingga pengaruh yang diperoleh dalam perkembangan masyarakatnya juga berbeda. Jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa persepsi seseorang dapat berbeda dan bembah disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan adanya proses belajar maka dapat diasumsikan bahwa persepsi Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran akan berbeda.
Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok subyek, yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran yang berusia 16 tahun ke atas. Alat yang digunakan adalah kuesioner dengan skala 1 sampai 6 yaitu bentuk skala Likert. Data yang terkumpul diolah dengan teknik Analisa Varians (t-test) untuk melihat adanya perbedaan persepsi terhadap sinetron SDAS diantara kedua kelompok tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran bahwa sinetron SDAS secara umum dipandang sebagai sinetron yang disukai oleh responden (mean = 4.09). Demikian pula jika dilihat pada masing-masing aspek sinetron SDAS, umumnya responden cenderung memandang bahwa sinetron SDAS sebagai tontonan yang positif atau disukai penonton.
Hasil dari perbandingan terhadap kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran dalam mempersepsi sinetron SDAS secara umum (2-Tail Significance equal = O.647. Demikian pula pada masing-masing aspek sinetron SDAS, tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok orang Betawi tersebut. Pada aspek tema (2-Tail significance = 0.278), aspek alur cerita (2-Tail significance = 0576, aspek penokohan (2-Tail significance = 0.989, aspek konflik utama (2-Tail significance = 0.090), dan aspek dialog (2-Tail significance = 0356)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S7189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Teresa M.S.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S10464
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyatno Kurim
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutji Nuraini
"Kebersihan mulut dan gingivitis merupakan faktor langsung yang kuat untuk menilai kesehatan gigi anak. Selain itu pula faktor tidak langsung yang cukup berpengaruh adalah sikap serta pengetahuan orang tua terhadap kesehatan tinggi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan keadaan gigi dan mulut anaknya,
Untuk melihat hubungan di atas digunakan ORI -- C untuk menilai kesehatan gigi dan mulut anak Serta Hiroshima University Dental Behaviour index yang telah dimodifikasi untuk menilai sikap orang tua terhadap kesehatan gigi. Dari hasil ditemukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap orang tua dengan keadaan kesehatan gigi dan mulut anaknya."
2000
T5147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>