Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Thee preliminary results of :lie i998 Malawi Population and
Housing Census (MPHC) indicate that the population of Malawi is 9.8
million. This _,figure is less than estimates prepared by most national and
international institutions including renowned population specialists
working an :lie population of Malawi. Nearly all-available population
projections estimated :liar ill!! population of Malawi in i993 would be
around I l million. The aforementioned discrepancy has .tome serious
consequences. Firs! :lie Gross Domestic Product (GDP) per capita may be
distorted in such a way as to suggest a general improvement in rite quality
of life contrary to the situation. Second, the results of the census may be
interpreted to indicate the success of me national population program
especially rite :rational family planning program. As a result of these
consequences there is need to evaluate me census results to verify whether
the reported figure is indeed correct or to provide a plausible explanation
for flue anomaly. Though not prescriptive, the paper offers plausible
explanation for :lie observed differences. In particular, me paper argues
that rite population figure obtained front the 1998 census, like most other
censuses in developing countries, were underreported.
"
Journal of Population, 6 (1-2) 2000 : 125-145, 2000
JOPO-6-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harrigan, Jane
Aldershot: Ashgate, 2001
338.968 97 HAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adry Gracio
"ABSTRAK
Setelah menikmati bonus demografi akibat peningkatan proporsi penduduk usia produktif, dunia kini menghadapi penuaan penduduk. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak penuaan penduduk terhadap arus modal internasional menggunakan regresi panel fixed-effect. Untuk memperkuat analisis, studi ini juga melakukan regresi Pooled OLS dan regresi dalam setiap benua. Hasil dari sampel 167 negara menunjukan distribusi umur signifikan berpengaruh terhadap arus modal internasional. Distribusi umur memiliki hubungan kubik dengan arus modal internasional dan hubungan tersebut konsisten di setiap benua. Sampai proporsi umur 35-39, hubungan keduanya negatif. Hubungan keduanya positif hingga antara proporsi umur 65-69 dan 70-74, lalu kembali negatif. Studi ini menyimpulkan bahwa struktur demografi memiliki dampak pada arus modal internasional dan, berlawanan dengan kepercayaan pada umumnya, penuaan penduduk mendorong terjadinya arus modal ke dalam negara tersebut.

ABSTRACT
After decades of enjoying demographic dividend due to higher share of productive age population, the world now is entering a new phase of demographic transition, the aging population. This study aims to find its impact towards international capital flow, using fixed effect panel regression. To supplement that, this study also carried out pooled OLS and regression within each continent. The result from 167 sample countries shows that age distribution has a significant impact towards international capital flow. The result shows significant ldquo humpback rdquo shape relationship between the two variable and consistent in every continent. At first, increase in age will decrease net capital outflow from a country. The trend will reverse into positive relationship at age share 35 39 year. Between the age share 65 69 and 70 74, the trend will be reversed again into negative. Two key messages learned from the study. First, population does matter for international macroeconomics variable. Second, against the common conception, aging population does not create capital flight but capital inflow."
2017
S68308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiyansyah
"This study is based on a phenomenon which indicates that population administration in terms of the registration process; family card (KK) and identity card (KTP) in Cianjur District has not been effective, because the service is still slow, the procedure is complicated, not timely, and not transparent. The purpose of this study is to the influence of human resources (apparatus) development dimension on the effectiveness of population administration services. This research uses quantitative design, with a descriptive quantitative method that explains and describes the level of human resources (apparatus) development towards the effectiveness of population administration service in Cianjur Regency. Respondents were selected by using Proportional Stratified Random Sampling technique. Primary data were collected through observation, questionnaires, and interviews; Respondents are apparatuses at the Department of Population and Civil Registry as well as apparatuses from 18 Sub-districts in Cianjur regency as many as 187 samples. Secondary data were obtained through study documentation. Data were analyzed by Structural Equation Model (SEM). The results show that the development of human resources (apparatus), including learning, education, development, and training dimension has positively affected the effectiveness of population administration services significantly. The research concluded that the influence of human resource development on the effectiveness of the population administration service in Cianjur Regency is determined by the dimensions of learning, education, development, and training. These influences imply that the four dimensions of human resource development (apparatus) have important roles in the effectiveness of population administration services in Cianjur Regency."
Jakarta: Research and Development Agency Ministry of Home Affairs, 2018
351 JBP 10:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pressat, Roland
New York: Aldine Publ., 1980
301.32 PRE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Rusliwa Somantri
"ABSTRAK
Kota Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan panting Asia Tenggara. Perkembangan kota ini, terutama dalam dua dekade terakhir, sangat pesat sekali. Jumlah penduduk kota Jakarta dewasa ini lebih dari 8 juta jiwa, padahal pada awal 1970-an jumlah ini hanya berkisar separuhnya. Perluasan wilayah kota ini terus berlangsung, sehingga mengarahkan kota ini menjadi salah satu kota raksasa di Asia. Struktur ekologis kota pun tampaknya semakin kompleks sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pemilikan dan penggunaan tanah/ruang perkotaan.
Keadaan di atas tampaknya secara makna dapat dikaitkan dengan semakin terjalinnya kota jakarta dalam jaringan kota-kota dunia (internasional). Perluasan pasar (market expansion) dari perekonomian dunia menyapu kota Jakarta sehingga pusat kota (loops) menjadi semakin terangsang untuk berkembang. Perkembangan pusat kota ini mengarah pada terbentuknya pusat-pusat kegiatan ekonomi modern seperti perdagangan (central Business district). Proses perkembangan ini secara teoritik mengisyaratkan kepada kita berlangsungnya proses ekologik kota seperti invasi (invasi) dan suksesi (sucession). Proses ini tidak lain adalah intervensi kawasan bisnis ke pemukiman miskin perkotaan. Sudah barang tentu akibat selanjutnya berkaitan erat dengan penggusuran pemukiman (demolition) dan terjadinya perpindahan penduduk dalam kota (infra-City migration) secara besar-besaran.
Selain perluasan pasar, tampaknya peran negara (state) juga cukup dominan dalam memacu perkembangan kota Jakarta. Proses dalam konstelasi politik dapat melahirkan kondisi-kondisi yang mendukung untuk berlangsungnya proses ekologi perkotaan. Misalnya keterlibatan hubungan-hubungan politik dalam proses penyusunan rencana pengembangan perkotaan pada gilirannya akan bermuara pada intervensi di bidang penggunaan tanah dan ruang perkotaan. Belum lagi peran negara yang berkaitan dengan pelaksanaan program, operasional seperti peremajaan kota (urban renewal). Program ini dapat memicu adanya perpindahan penduduk miskin dari kawasan yang dibangun dan diremajakan kembali ke lokasi lain di seluruh penjuru kota.
Penelitian ini, secara lebih lanjut, mencoba menelusuri pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan gambaran umum, pola-pola, dan penjelasan sosiologis perpindahan penduduk dalam kota Jakarta. Penelitian dilakukan di 3 kelurahan di kota Jakarta dengan karakteristik yang berbeda. Kelurahan pertama adalah Duri Pulo yang mewakili pemukiman kumuh dalam kota (inner-city slums area). Sedangkan lokasi kedua adalah kelurahan Palmerah yang mewakili pemukiman dekat daerah transisi (transition zone) dan pusat perdagangan (central business district). Lokasi berikutnya dari penelitian ini adalah kelurahan Lubang Buaya yang merupakan daerah pemukiman pinggir kota (suburb) yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Responden yang terpilih dalam proses penarikan contoh (sampel) terdiri dari pendatang anal kelurahan lain di DKI, yang telah tinggal di kelurahan bersangkutan, selama 4 tahun terakhir.Penarikan sampel dilakukan secara acak (random) dengan mempertimbangkan jumlah proporsi populasi imigran di ketiga kelurahan lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat dinamika yang tinggi dari penduduk Jakarta dalam kaitan dengan pola pemukiman dan perpindahan penduduk. secara umum perpindahan penduduk dalam kota Jakarta cenderung menuju bagian Jakarta Timur dan Barat. Akan tetapi perpindahan sentripetal ke arah Jakarta Pusat masih tampak, meskipun dalam jumlah relatif kecil. Pada umumnya responden penelitian mengungkapkan bahwa mereka rata-rata telah melakukan perpindahan (residential movement) 2-3 kali. Penyebab mereka melakukan perpindahan bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya ada kaitannya dengan masalah pemukiman. Dalam jumlah yang lebih sedikit terdapat pula penduduk Jakarta yang melakukan perpindahan karena alasan pekerjaan dan "life-cycle".
Alasan-alasan perpindahan seperti dipaparkan di atas, mengarahkan penelitian pada ternuan model perpindahan penduduk dalam kota. Pola pertama adalah perpindahan penduduk secara paksa (unvoluntary movement), Jenis perpindahan semacam ini umumnya berkaitan langsung dengan proses perkembangan kota seperti kawasan bisnis dan perkantoran modern. Penduduk kota terpaksa berpindahan karena mereka digusur untuk keperluan pengosongan tanah pemukiman yang akan dipergunakan untuk keperluan ekonomi dan perdagangan modern. Penduduk ini memperoleh ganti rugi tanah yang dapat dipergunakan untuk membeli tanah baru di lokasi lain. Meskipun demikian, pada umumnya mereka merasa kesejahteraannya menjadi semakin buruk dari sebelumnya, walaupun secara fisik mereka dapat memiliki rumah yang lebih baik. Hal ini berkaitan dengan keterikatan penduduk tersebut dengan struktur pemukiman lama yang telah mapan. Di pemukiman lama tersebut mereka bisa mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya dalam konteks jaringan sosial yang telah mapan. Sedangkan di pemukiman baru mereka kehilangan konteks jaringan tersebut dan harus membentuknya kembali dari awal.
Model kedua adalah perpindahan yang sukarela (voluntary movement), penduduk kota yang mengalami perpindahan semacam ini pada umumnya relatif mempunyai keterbukaan pilihan untuk melakukan perhitungan rasional dalam bermukim. Mereka umumnya telah mengalami perubahan sosial-ekonomi yang membaik, sehingga ada dorongan kebutuhan untuk mencari tempat bermukim yang lebih menguntungkan dari segi pertimbangan sosial maupun ekonomi. Termasuk di dalam cakupan pola perpindahan ini adalah penduduk yang berpindah dalam kaitan dengan perubahan-perubahan penting terjadi dalam siklus hidupnya. Misalnya seseorang yang menikah dituntut dengan sendirinya untuk menyediakan ruang terpisah dan layak bagi keluarganya, sehingga ia harus pindah dari rumah orang tuanya. Selain kasus seperti ini dapat pula dimasukan ke dalam model ini penduduk kota yang mengantisipasi keuntungan dari perkembangan ruang kota sebagai komoditi ekonomi. Misalnya seseorang yang menjual rumahnya untuk mencari tanah yang lebih murah dan luas, dan mereka masih memperoleh sisi finansial dari pembangunan rumah baru yang lebih murah meskipun lebih baik dari pada rumah asal di pusat kota."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
A. Zamroni
Jakarta: Pabelan Jayakarta, 1998
361.24 ZAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nordianto
"Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kependudukan, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, dan pencatatan sipil. Dinas melayani masyarakat dalam urusan pelayanan administrasi kependudukan yang menghasilkan dokumen dan data kependudukan dan tersimpan pada database kependudukan kabupaten. Data tersebut dikirim secara berkala ke database pusat dan bersama dengan data kependudukan hasil pelayanan administrasi kependudukan dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia digabungkan menjadi data kependudukan nasional. Permasalahan yang ada sekarang adalah data hasil pelayanan administrasi kependudukan belum sepenuhnya terdaftar pada database kependudukan nasional sehingga akurasi data kependudukan belum mencapai target sesuai dengan rencana strategis dinas tahun 2016-2021.
Berdasarkan hasil proses konsolidasi dan pembersihan data kependudukan nasional, masih banyak terdapat data ganda dan anomali pada data kependudukan kabupaten. Hal ini akan berdampak bagi pemerintah dalam membuat laporan kependudukan kabupaten yang tidak menggambarkan jumlah nyata di lapangan sehingga mempengaruhi kebijakan pembangunan daerah. Selain itu akan menimbulkan permasalahan bagi masyarakat yang tidak terdaftar dalam database kependudukan nasional yaitu data tidak ditemukan pada saat melakukan transaksi pelayanan publik khususnya instansi pelaksana yang telah menggunakan data kependudukan nasional.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan analisis permasalahan data kependudukan mulai dari identifikasi permasalahan, kebutuhan proses bisnis yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut dan kualitas data kependudukan yang diperlukan untuk mencapai target akurasi data kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pada penelitian ini dirumuskan kebijakan manajemen kualitas data kependudukan yang merujuk pada teori Data Quality Management DQM dari DAMA-DMBOK dan empat aspek yang mempengaruhi kualitas data yang diambil dari beberapa tinjauan teori yaitu manajemen, teknologi, proses dan lingkungan. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan pada tiap tahapan proses pelayanan administrasi kependudukan mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan sampai kabupaten memperhatikan kualitas data yang dihasilkan. Apabila kualitas data kependudukan di daerah meningkat maka akan memberi dampak positif bagi kualitas data kependudukan nasional.

The Population and Civil Registry agency has the main duty of carrying out government affairs based on the principle of autonomy and duty of assistance in the field of population, management of population administration information, and civil registration. The Population and Civil Registry agency serve the public in the affairs of the population administration services that produce documents and demographic data and stored in the database of demographic regency. The data is sent periodically to the central database and together with the demographic data from demographic administration services from all districts cities in Indonesia are combined into national demographic data. The problem that exists now is the data of the results of the demographic administration service has not been fully registered in the national demographic database so that the accuracy of population data has not reached the target in accordance with the strategic plan of the year 2016 2021.
Based on the results of the consolidation process and the cleaning of national demographic data, there is still a lot of double data and anomalies in the demographic data of the regency. This will have an impact on the government in making district demographic reports that do not reflect real numbers in the field, affecting regional development policies. In addition it will cause problems for people who are not registered in the national demographic database that data is not found when conducting public service transactions, especially implementing agencies that have been using national demographic data.
Based on these conditions, it is necessary to analyze the demographic data problems starting from the identification of the problem, the need of business process needed to overcome the problem and the quality of demographic data needed to achieve the target of demographic data accuracy of the Depatment Civil Service and Civil Registry. In this study, the formulation of data quality management policy of demography refers to Data Quality Management DQM theory from DAMA DMBOK and four aspects that influence the quality of data taken from several theoretical views that are management, technology, process and environment. With the policy is expected at each stage of the process of population administration services starting from the village sub district, district to regency pay attention to the quality of data generated. If the quality of population data in the region increases then it will have a positive impact on the quality of national demographic data."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalya Kurniawati
"[ABSTRAKbr
Penyakit jantung koroner (PJK) tercatat sebagai penyebab kematian utama di
Indonesia. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat PJK mencapai 26% dari
keseluruhan jumlah kematian akibat penyakit. Penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan salah satu bagian dari kelompok penyakit kardiovaskuler, yaitu suatu
keadaan dimana otot jantung kekurangan suplai oksigen akibat penyumbatan pada
arteri koroner jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan
gambaran kejadian PJK pada penduduk usia 15-64 tahun di Provinsi Sulawesi
Utara. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari Riskesdas 2013 yang
menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk
di Provinsi Sulawesi Utara yang berusia 15-64 tahun yang memiliki data variabel
penelitian lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi PJK di
Sulawesi Utara adalah sebesar 1,9%. Prevalensi PJK tertinggi ditemukan pada
penduduk usia 55-64 tahun (3,2%), perempuan (2,2%), tinggal di perdesaan
(2,2%), berpendidikan rendah (2,2%), bekerja sebagai petani (2,3%), berstatus
kawin (2,2%), mantan perokok (4,7%), kurang aktivitas fisik (2,4%), jarang
mengonsumsi buah dan sayur (2%), tidak pernah mengonsumsi makanan berisiko
(25%), mengalami gangguan mental emosional (11,6%), hipertensi (5,7%),
hipertensi stage 2 (3,7%), DM (7,1%), obesitas (2,5%), dan obesitas sentral
(2,5%).;Coronary heart disease (CHD) was recorded as the leading cause of death in
Indonesia. The high number of deaths in Indonesia from CHD reached 26% of the
total number of deaths caused by diseases. Coronary heart disease (CHD) is part
of a group of cardiovascular disease, is a condition which the heart muscle is
deprived of oxygen supply due to blockage in the coronary arteries. This study
aims to estimate the prevalance and to describe the CHD cases due to its risk
factor in population of 15-64 years old in North Sulawesi. This study is a
secondary data analysis of Riskesdas 2013, which uses cross-sectional survey as
study design. The participants were member of population of 15-64 years old
in North Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed
1,9% of participants were proved to have a CHD. CHD prevalance was
higher among participant aged 55-64 years old (3,2%), women (2,2%), live in
rural area (2,2%), low education level (2,2%), work as a farmer (2,3%), married
(2,2%), former smoker (4,7%), physical inactivity (2,4%), lack of fruits and
vegetables intake (2%), never consume risk foods (25%), having mental
emotional disorder (11,6%), hypertension (5,7%), stage 2 hypertension (3,7%),
diabetes mellitus (7,1%), obesity (2,5%), and central obesity (2,5%).;Coronary heart disease (CHD) was recorded as the leading cause of death in
Indonesia. The high number of deaths in Indonesia from CHD reached 26% of the
total number of deaths caused by diseases. Coronary heart disease (CHD) is part
of a group of cardiovascular disease, is a condition which the heart muscle is
deprived of oxygen supply due to blockage in the coronary arteries. This study
aims to estimate the prevalance and to describe the CHD cases due to its risk
factor in population of 15-64 years old in North Sulawesi. This study is a
secondary data analysis of Riskesdas 2013, which uses cross-sectional survey as
study design. The participants were member of population of 15-64 years old
in North Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed
1,9% of participants were proved to have a CHD. CHD prevalance was
higher among participant aged 55-64 years old (3,2%), women (2,2%), live in
rural area (2,2%), low education level (2,2%), work as a farmer (2,3%), married
(2,2%), former smoker (4,7%), physical inactivity (2,4%), lack of fruits and
vegetables intake (2%), never consume risk foods (25%), having mental
emotional disorder (11,6%), hypertension (5,7%), stage 2 hypertension (3,7%),
diabetes mellitus (7,1%), obesity (2,5%), and central obesity (2,5%).;Coronary heart disease (CHD) was recorded as the leading cause of death in
Indonesia. The high number of deaths in Indonesia from CHD reached 26% of the
total number of deaths caused by diseases. Coronary heart disease (CHD) is part
of a group of cardiovascular disease, is a condition which the heart muscle is
deprived of oxygen supply due to blockage in the coronary arteries. This study
aims to estimate the prevalance and to describe the CHD cases due to its risk
factor in population of 15-64 years old in North Sulawesi. This study is a
secondary data analysis of Riskesdas 2013, which uses cross-sectional survey as
study design. The participants were member of population of 15-64 years old
in North Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed
1,9% of participants were proved to have a CHD. CHD prevalance was
higher among participant aged 55-64 years old (3,2%), women (2,2%), live in
rural area (2,2%), low education level (2,2%), work as a farmer (2,3%), married
(2,2%), former smoker (4,7%), physical inactivity (2,4%), lack of fruits and
vegetables intake (2%), never consume risk foods (25%), having mental
emotional disorder (11,6%), hypertension (5,7%), stage 2 hypertension (3,7%),
diabetes mellitus (7,1%), obesity (2,5%), and central obesity (2,5%)., Coronary heart disease (CHD) was recorded as the leading cause of death in
Indonesia. The high number of deaths in Indonesia from CHD reached 26% of the
total number of deaths caused by diseases. Coronary heart disease (CHD) is part
of a group of cardiovascular disease, is a condition which the heart muscle is
deprived of oxygen supply due to blockage in the coronary arteries. This study
aims to estimate the prevalance and to describe the CHD cases due to its risk
factor in population of 15-64 years old in North Sulawesi. This study is a
secondary data analysis of Riskesdas 2013, which uses cross-sectional survey as
study design. The participants were member of population of 15-64 years old
in North Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed
1,9% of participants were proved to have a CHD. CHD prevalance was
higher among participant aged 55-64 years old (3,2%), women (2,2%), live in
rural area (2,2%), low education level (2,2%), work as a farmer (2,3%), married
(2,2%), former smoker (4,7%), physical inactivity (2,4%), lack of fruits and
vegetables intake (2%), never consume risk foods (25%), having mental
emotional disorder (11,6%), hypertension (5,7%), stage 2 hypertension (3,7%),
diabetes mellitus (7,1%), obesity (2,5%), and central obesity (2,5%).]"
Universitas Indonesia, 2015
S58982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>