Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap keberhasilan usaha skala kecil. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi peningkatkan peran usaha kecil dalam perekonomian negara. Peran usaha skala kecil perlu ditingkatkan karena disamping jumlahnya yang mendominasi proporsi usaha di Indonesia, dan letaknya yang rnenyebar di kota-kota dan di desa-desa, usaha kecil juga merupakan cara terbaik untuk melakukan penyerapan tenaga kerja Serta pemerataan penghasilan. Terciptanya usaha kecil yang tangguh akan memperkokoh ekonomi dalam negeri karena usaha kecil biasanya menggunakan bahan baku dalam negeri dan sumber daya manusia dari dalam negeri. Usaha kecil yang tangguh akan menciptakan nilai tarnbah karena mereka melakukan usaha di dalam negeri untuk dikonsumsi oleh rakyat sendiri sehingga uang bcrputar kembali di dalam negeri. Hal ini akhimya memperkuat pasar dalam negeri (Swasuno, 2001). Kondisi ini bila tercipta akan memperkokoh perekonomian dalam negeri dalam memasuki pasar bebas.
Keberhasilan usaha akan dilihat dari faktor demografi, faktor perilaku inovasi dan faktor inovasi organisasi. Faktor demografi yang akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha adalah faktor usia wirausaha, faktor keterlibatan dalam mengelola usaha, dan faktor tingkat pendidikan. Usia dipilih karena usia wirausaha biasa dikaitkan dengan entrepreneurial age (Staw, 1991) sehingga bertambahnya usia diartikan juga bertambahnya pengalaman. Pengalaman dipilih karena banyak penelitian menunjukkan bahwa wirausaha yang berhasil adalah wirausaha yang sebelumnya pernah mengelola usaha bidang lain, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wirausaha tanpa pengalaman juga bisa berhasil. Tingkat pendidikan ingin diketahui pengaruhnya pada keberhasilan usaha.
Perilaku inovatif menjadi perhatian utama dalam penelitian ini, karena inovatif dan kreativitas adalah dua kata yang sering digunakan untuk melukiskan Sepak terjang wirausaha. Masalahnya kedua konsep tadi masih jarang dibahas secara mendalam apalagi dibuktikan secara empiris. Perilaku inovatif disini menekankan pada gaya berfikir, yaitu apakah Seseorang cenderung membuat keputusan inovatif yang adaptif atau cenderung membuat keputusan inovatif yang kreatif (Kirton, 1973). Konsep perilaku inovatif disini adalah konsep kepribadian kreatif (Kirton, 1973. Goldsmith, 1980). Sejumlah ahli yakin bahwa kepribadian kreatif tumbuh sejak bayi berusia 2 bulan (Feij, ct. Al.; Abrams & Neubauer; Hold; Molen dalam Kirton, 1989). Sejak kecil seseorang sudah mcmpunyai tendensi untuk meiakul-:an perubahan secara perlahan-lahan (inovasi adaptif) atau perubahan secara total (inovasi kreatif). Ciri-ciri ke arah inovasi adaptif atau inovasi kreatif dapat dilihat pada sifat-sifat tertentu.
Misalnya, sifat percaya diri, individualistik, berorientasi benda, dan suka ekspIorasi?
versus ?suka menyesuaikan diri dan sosial? (Kirton, 1989). Karena perilaku inovatif ditentukan oleh ciri-ciri sifat tertantu maka penelitian ini akan melihat pengaruh sembilan sifat wirausaha dari Sukardi (1991) terhadap perilaku inovatii Pengaruh tipe kepribadian Miner (1996) juga akan dilihat terhadap perilaku inovatif yang menurut penciptanya konsep ini bisa digunakan untuk memprediksi keberhasilan usaha.
lnovasi Organisasi adalah konsep yang lain tentang keberhasilan. Higgins (1994) bahkan menyebutnya dengan sangat bombastis ?inovafe"or evaporate".
Ungkapan itu dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya organisasi yang inovatif pada dunia bisnis yang kompetitif saat ini. Konsep inovasi organisasi dari Higgins (1994) akan di gunakan sebagai acuan. Syarat utamanya terciptanya inovasi organisasi adalah adanya kemauan untuk terus belajar, karena itu organisasi pembelajar adalah
kuncinya. Selain organisasi pembelajar, juga harus tercipta lingkungan kerja yang homogen, dimana tercipta relasi yang kondusif antara atasan dan bawahan, dan antara sesama karyawan. Untuk itu relasi dalam organisasi menjadi syarat kedua terciptanya inovasi organisasi.
Konsep Kaplan dan Norton (1996) meskipun tidak lengkap akan digunakan sebagai acuan untuk kriteria keberhasilan usaha dalam menyusun alat ukur. Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini diukur dari tingkat kemajuan yang dicapai perusahaan dalam hal akumulasi modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan, perbaikan sarana fisik, perluasan usaha dan kepuasan kerja karyawan.
Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah faktor demografi, faktor perilaku inovatif; dan inovasi organisasi berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha? Yang manakah diantara variabel-variabel tersebut yang terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, dan bagaimana bentuk hubungan struktural yang terbangun dari variabel-variabel tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian yang rnelibatkan 161 wirausaha yang membuka usaha di DKI dan DIY. Di Jakarta penelitian dilakukan di Kawasan Industri Pulo Gadung, Perbanas, dan Kalimalang. Di DIY penelitian dilakukan di Daerah Yogyakarta dan sekitamya. Tehnik sampel yang digunakan adalah tehnik accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 9 instrumen berupa kuesioner dan daitar isian. Daftar isian digunakan terutama untuk mengukur faktor demografi, akumulasi modal dan proses bisnis internal.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang variabel-variabel demografi, perilaku inovatif dan inovasi organisasi diiakukan analisis hubungan kausal dengan menggunakan model persamaan struktural, dengan program LISREL 8.31 (Linear Structural Relations) yang diciptakan oleh Joreskog dan Sorbom (1996).
Hasil uji persamaan struktural menunjukan bahwa (1) variabel usia memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha, (2) variabel pengalaman dalam berusaha tidak memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha, (3) variabel tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh langsung yang bemakna pada keberhasilan usaha, (4) variabel sifat-sifat wirausaha mernberi pengaruh langsung yang bermakna pada perilaku inovatif (5) variabel tipe kepribadian memberi pengaruh langsung yang bemakna pada perilaku inovatif (6).
variabel sifat-sifat wirausaha memberi pengaruh tidak Iangsung yang bermakna pada keberhasilan usaha melalui perilaku inovatif wirausaha, (7) variabel tipe kepribadian memberi pengaruh tidak langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha melalui perilaku inovatif wirausaha (8) perilaku inovatif memberi pengaruh langsung yang bermakna pada keberhasilan usaha.
Untuk variabel organisasi pembelajar, variabel relasi dalam organisasi dan inovasi organisasi tidak memberi pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada keberhasilan usaha. Tetapi ketiga variabel tersebut menciptakan persamaan struktural baru dan memberi pengaruh pada kepuasan kerja karyawan.
Dari hasil studi ini dapat diajukan beberapa saran:
(1). Perilaku inovatif hendaknya diiadikan program pengembangan SDM Indonesia, dengan mengikutsertakan sembilan sifat wirausaha dari Sukardi dan empat tipe kepribadian dari Miner. (2). Program pelatihan sembilan sifat wirausaha dari Sukardi digabung dengan pelatihan lentang kreativitas dan Achievement Motivation Training bermanfaat untuk mengembangkan wirausaha-wirausaha tangguh.

Abstract
This research is intended to explore the direct and indirect factors affecting the success of small entrepreneurs. The result of this research may provide input in an attempt to increase the role of small entrepreneur in Indonesian economy. This is due to its dominan proportion in lndonesian business and its widespread locations in Indonesian cities and villages.
Small entrepreneurs are also the best way to increase employment and equal distribution of income. Solid small entrreneurs are expected to strengthen the domestic economy since they uses local raw materials and human resources. They also gain additional values because of their domestic location and consumers, thus contributes to domestic money circulation. This will eventually strengthen the domestic economy (Swasono, 2001), the conditions of which will enhance the preparation for the national economy to enter the free market.
The success of entrepreneurship is evaluated from three factors: demography, innovative behavior and organizational innovation. Demography affects the success of entrepreneurship in term of age, experience in entrepreneurial management and educational level. Age is chosen for it is normally linked with entrepreneurial age (Staw, 1991): with the increase ofthe entrepreneur?s age, more experience is gained. Experience is chosen for it has been shown that successful entrepreneurs are those who had previous managerial experience, although other studies show that entrepreneurs without experience may also succeed. The role of educational level is also explored.
The major focus of this study is innovative behavior since innovative and creativity are used to describe entrepreneurial behavior. Both concepts, however, lack attention and empirical verification. Innovative behavior emphasizes way of thinking, i.e.
whether one tends to make adaptive or creative decisions (Kirton, 1973). Innovative behavior is thus a personality concept (Kirton, 1973; Goldsmith, 1980). A number of experts believe that creative personality develops from the age of two months (Feij, et.al.; Abrams & Neubauer; Hold; Molen (in Kirton, 1989). Since childhood, one tends to make gradual changes (adaptive innovative) or total changes (creative innovative). The tendency toward adaptive or creative innovation can be seen in particular traits, such as ?self-will, individualistic, thing orientated, and explorative versus ?compliant and social?
(Kirton, 1989). Since innovative behavior is determined by particular traits, this study investigates the influence of Sukardi?s (1991) nine characteristics of entrepreneur on innovative behavior. The study also investigated the influence of Miner?s (1996)
personality types on innovative behavior since this concept is, according to its inventor, may predict success in entrepreneurship.
Organizational innovation is another concept of success. Higgins (1994)
describes it bombastically: ?innovate or evaporate". This shows the importance of innovative organization in the present competitive business world. ln this study, Higgins?
organizational concept is adopted as reference. The main requirement for creating organizational innovation is motivation for continuous leaming and thus the key is organizational learning. Beside the lcaming organization, organizational relation is the second requirement for organizational innovative. This includes homogenous workplace environment, where conductive relations must exist between the superior and subordinate, and among workers.
This study adopts Kaplan and Norton?s (1996) concept, despite its incompletion, as a reference in composing the parameter of criteria of entrepreneurial success. The criteria of entrepreneurial success in this research are the stages of growth reached bythe company in terms of capital accumulation, product quantity, customer amounts, the growth of physical means, diversification on business, and work satisfaction.
The problem in this research are: do the demographic factors, innovative behavior factors, and organizational innovations factors affect the degree of entrepreneurial success? Which of those variables influence the entrepreneurial success? And what is the structural equation model (SEM) constructed tiom those variables?
To answer those questions, this research involves 161 entrepreneurs in Jakarta and Yogyakarta. The research is done at Kalirnalang, Perbanas, and Pulogadung Industrial Square and in Daerah istimewa Yogyakarta. The data are collected using accidental sampling technique. Nine instruments are used in this research, in the form of questionaires and blank fomrs. Blank forms are particulary used to measure the demographic factors, capital accumulation and intemal business process.
To provide a complete description ofthe demographic, innovative behavior, and organizational innovation variables, analysis of causality relation is conducted by applying structural equation model of Linea: Structural Relation (LISREL) 8.31 program created by Joreskoq and Sorbom (1996).
The results of structural equations test indicates that: (l) age has direct and signiiicant impact on the success of entrepreneurship, (2) entrepreneurial experience has no direct impact on the success of entrepreneurship, (3) degree of education has no direct impact on the success of entrepreneurship, (4) characteristics of entrepreneur has direct and signiticant impact on innovative behavior, (5) personality type has direct and significant impact on the innovative behavior, (6) nine characteristics of entrepreneur variable has indirect and signiiicant impact on the success of entrepreneurship, (7)
personality type has indirect and significant impact on the success of entrepreneurship, (8) the innovative behavior has direct and significant impact on the success of entrepreneurship.
Organizational leaming, organization relations and organizational innovative has no direct nor indirect impact on the success of entrepreneurship. However, these three variables create a new structural equation model, which affect worker?s satisfaction.
This study presents the following suggestions: (1) innovative behavior need to be adopted as the model for human resources development in Indonesia, by involving Sukardi?s nine characteristics of entrepreneur, and Miner?s four personality types, (2)
training programs adopting Sukardi?s nine characteristics of entrepreneur combined with creativity training and Achievement Motivation Training is effective to develop strong and stable entrepreneurs."
2002
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Agung
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004
658.4 AGU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miletsky, Jay
Boston: Course Technology Cengage Learning, 2010
650 MIL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Edlina Octaviani
"Penelitian yang membahas mengenai topik wirausaha wanita masih sangat sedikit. Faktanya, di dunia hanya terdapat kurang dari 10 penelitian mengenai wirausaha wanita Brush Cooper, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi performa atau kesuksesan dari wirausaha wanita tersebut. Konstruk dari Pengenalan Peluang yaitu Orientasi Kewirausahaan, Kualitas Sumber Daya Manusia, Tujuan dan Motif Wirausaha, Faktor Ekonomi, Faktor Sosial-budaya, dan Faktor Legal dan Administratif. Jika dilihat dari entrepreneurial mindset yang terdiri dari Bricolage, Effectuation, Thinking Structure, dan Cognitive Adapt, maka variabel-variabel pada penelitian ini termasuk ke dalam Effectuation. Metode pengolahan data yang digunakan adalah Multiple Regression dengan menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Orientasi Kewirausahaan, Tujuan dan Motif Wirausaha, Faktor Sosial-budaya, Faktor Legal dan Administratif berpengaruh positif terhadap Pengenalan Peluang. Selanjutnya, Pengenalan Peluang juga berpengaruh positif terhadap Performa Wirausaha Wanita pada UMKM wanita di Kota Depok.

Research on the topic of women entrepreneurship is still very few in number. In fact, in the universe there are only less than 10 of research on women entrepreneurs Brush Cooper, 2012. This study aims to analyze the factors that can affect the performance or success of the woman entrepreneur. The constructs of Opportunity Recognition are Entrepreneurial Orientation, Human Capital, Entrepreneur Goals and Motives, Economic Factors, Socio cultural Factors, and Legal Administrative Factors. When viewed from the entrepreneurial mindset consisting of Bricolage, Effectuation, Thinking Structure, and Cognitive Adapt then the variables in this study included into the Effectuation. The data processing method used is Multiple Regression by using SPSS 20. The results of this study indicate that the Entrepreneurial Orientation, Entrepreneur Goals and Motives, Socio cultural Factors, and Legal and Administrative Factors positively influence the Opportunity Recognition. Furthermore, Opportunity Recognition also positively affects Women Entrepreneurs rsquo Performance in Depok City. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Djuhro Wirakartakusumah
"ABSTRAK
Peran koperasi dalam pembangunan, sebagai salah satu dari usaha nasional mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usahanya dan mampu bersaing sehat dengan usaha negara dan swasta. Kekuatan pada koperasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sebenarnya merupakan alat mempersatukan kepentingan, tujuan dan aktivitas yang sama, serta mempunyai fungsi sebagai pemilik, penuntut keuntungan rnaupun sebagai customer. Inilah sebuah prinsip yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain (Hetherington,1991).
Salah satu bagian koperasi yaitu Koperasi Unit Desa (KUD), kini sering muncul sebagai topik pembahasan; terutama dikaitkan dengan semakin meningkatnya warga desa yang menjadi anggota serta partisipasi mereka di dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan KUD.
Tulisan ini secara umum ingin melihat dan menggambarkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap partisipasi anggota di dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan KUD. Dengan mengambil KUD Tani Mukti di Kecamatan Ciomas dan KUD Sumber Alam di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor sebagai unit analisis, maka deskripsi yang diuraikan dalam tulisan ini mencoba untuk melihat seberapa besar pengaruh beberapa faktor tersebut terhadap partisipasi anggota KUD Tani Mukti dan KUD Sumber Alam.
Sebab diakui pula bahwa partisipasi merupakan suatu aspek yang perlu mendapat perhatian. Maksud penulis mengambil dua KUD adalah untuk membuktikan faktor-faktor tersebut seberapa jauh berpengaruh terhadap tiap KUD.
Perolehan data untuk mendukung pembahasan adalah dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dan metode penelitian lapangan, dengan mengambil beberapa pihak seperti anggota, anggota pengurus serta ketua kedua KUD, aparat kantor Kecamatan Ciomas dan Dramaga serta Kantor Koperasi Kabupaten Bogor sebagai informan.
Hasil penelitian ini telah memberikan kejetasan bahwa beberapa faktor yang berpengaruh seperti sosial ekonomi, pengetahuan serta penilaian, memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap partisipasi anggota di dalam kegiatan kegiatan yang diselenggarakan oleh KUD Tani Mukti dan KUD Sumber Alam. Dalam arti, ketiga faktor tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda bagi kehadiran anggota dalam RAT(Rapat Anggota Tahunan), pengajuan usul dalam RAT, kegiatan simpanan sukarela maupun kegiatan usaha KUD, ada yang berpengaruh secara kuat dan ada pula yang tidak berpengaruh.
Akhirnya, partisipasi anggota diharapkan kelak dapat lebih mendukung usaha KUD dalam rangka penyelenggaraan, kegiatan-kegiatan yang lebih sempurna.

"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Development of nerve tissue is known as neurogenesis. Vertebrate nerve system has various functional capabilities from sensory perception, motor coordination, to the ability in producing motivation, spatial abilities, learning and memorizing due to various cell types that accurately connected and interact to each other. The connections between various nerve cells are continuously developed from the embryonic time until the early period of life. Recent studies have showed that neurogenesis in certain regions of nerve tissue can still be found in adults. This article reviews the cellular mechanism of neurogenesis and conditions that have role in the process."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit skabies masih banyak dijumpai di masyarakat, terutama kelompok masyarakat tertentu seperti pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prevalensi dan penatalaksanaan skabies. Pada pengasuh pondok pesantren dibagikan kuesioner untuk mengetahui persepsi mereka mengenai skabies. Setelah itu dilakukan penyuluhan dan pengobatan masal. Ditemukan angka kejadian skabies di kalangan murid pesantren sangat tinggi (89,9%). Angka kesembuhan yang diperoleh pada kelompok sampel, satu bulan setelah penyuluhan dan pengobatan masal dengan menggunakan larutan gameksan 1%, ternyata hanay 42,6%. Fasilitas dan kondisi lingkungan pondok, tingkat pendidikan, dan kepedulian pengasuh terhadap penyakit skabies, serta rasio antara jumlah pengasuh dengan murid yang tinggal bersama dalam satu ruang, merupakan faktor-faktor yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan dan pengendalian penyakit skabies.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>