Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najwa Abdullah
"Dewasa ini, representasi perempuan dalam majalah Cosmopolitan dianggap sebagai cara terselubung untuk mengukuhkan femininitas konvensional yang ada dengan slogan fun fearless female-nya. Berdasarkan analisis teks verbal dan visual pada penelitian sebelumnya, terdapat kontradiksi dalam konstruksi ideologi fun fearless female dan femininitas. Namun, sebagaimana yang dinyatakan oleh Stuart Hall, interpretasi yang berfokus pada makna laten teks verbal dan visual ini begitu terbatas dan sempit. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas interpretasi teks dari pihak pembaca majalah Cosmopolitan.
Berdasarkan kajian resepsi yang dilakukan terhadap lima orang responden melalui in-depth interview, interpretasi pembaca mengenai kode fashion dan beauty, seks, dan romansa dalam majalah Cosmopolitan merupakan medan pertandingan makna yang begitu luas. Hal ini karena munculnya negosiasi, refleksi, redefinisi, dan selektifitas dari pihak pembaca. Dengan mengetahui hal ini, resiprositas encoding/ decoding yang bervariasi dan posisi audiens Indonesia dapat diidentifikasi.

Nowadays, female representation in the Cosmopolitan magazine has been considered as a disguised tool to strengthen conventional femininity with its fun fearless female slogan. According to text-based and visual-based analyses in prior researches, there is contradiction found in the construction of fun fearless female ideology and femininity. However, as it was stated by Stuart Hall, interpretation focusing only on the latent meanings of verbal and visual texts is restricted. Therefore, this undergraduate thesis will focus more on the text interpretation according to the readers of Cosmopolitan magazine.
In reception study done to five respondents through in-depth interview, readers interpretation on the codes of fashion, beauty, sex, and romance is very broad and limitless. This is because of negotiation, reflection, redefinition, and selectivity done by the readers. Regarding this phenomenon, the varied reciprocities of encoding/ decoding and the position of Indonesian audience can be identified."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Leiliyanti
"Majalah Cosmopolitan sebagai industri media global membingkai target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female. Hal ini terlihat jelas dari teks visual (model sampul majalah Cosmopolitan) maupun teks verbal (judul judul artikel andalan) dalam sampul majalah (sebagai sebuah perwajahan sekaligus iklan) yang mengarah pada pengonstruksian identitas fun fearless female. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar mekanisme pengonstruksian identitas perempuan dalam majalah Cosmopolitan dengan menggunakan pendekatan kajian budaya feminis. Tahapan analisis dilakukan pertama-tama dengan memakai teori semiotika Roland Barthes, kemudian dibongkar dengan metode dekonstruksi, dan teori simulasi Jean Baudrillard. Cara yang dipakai aktor majalah Cosmopolitan dalam menggiring target pembacanya ke dalam konstruksi identitas fun fearless female melalui sampul majalahnya adalah dengan menampilkan visualisasi sosok model sampul perempuan sebagai sosok yang merepresentasikan firm fearless female. Pembaca yang sebelumnya ditempatkan sebagai sosok belum fun fearless female dan ingin menjadi sosok tersebut, dirayu dengan visualisasi model sampul perempuan (yang seolah merepresentasikan sosok fun fearless female) dan judul dan isi artikel, rubrik maupun feature (sebagai teks verbal) yang sejalan dengan slogan fun fearless female. Namun, sosok fun fearless female itu sendiri merupakan sosok hyperreal (yang berada dalam simulakra) yang dibentuk aktor majalah Cosmopolitan. Sedangkan bagi pembaca setia yang sudah merasa seperti sosok fun fearless female, pembacaan atas majalah Cosmopolitan secara terus menerus akan mempertebal kepercayaan atas nilai ideologi fun fearless female."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endah Retno Sulistyowati
"Perkembangan media yang digunakan oleh kapital mengarah ke industrialisasi media. Media tidak hanya informatif tapi juga 'mengarahkan' melalui tindakan mencela dan memuji. sebagai majalah wanita, Cosmopolitan masih berputar disekitar etika, tips-tips seksual dan kecantikan. Melalui representasinya terhadap laki-laki yang dianggap ideal, Cosmopolitan memunculkan the other, sebagai kelas yang marjinal dan imperfection. Namun sebagai sebuah bangsa yang memiliki akar kebudayaannya sendiri, bagaimanakah pembaca majalah tersebut 'membaca'nya?
Melihat gejala di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1) memahami pemaknaan khalayak perempuan bekerja terhadap konsep maskulinitas; 2) memperoteh alasan mengapa tidak ada perubahan ekspektasi, terhadap laki-laki pada perempuan bekerja; 3) mengetahui praktek sosio-kultural media dan khalayak pembacanya.
Metode yang digunakan adatah analisis wacana paradigma kritis dan reception studies. Analisa wacana dalam paradigma kritis berfokus pada konstelasi kekuasaan yang terjadi pada produksi dan reproduksi makna, dan individu tidak dianggap sebagai subyek yang netral dan mandiri dalam menafsirkan segala sesuatu menurut pikirannya karena pengetahuan yang dimilikinya adalah suatu konstruksi social. Sementara studi resepsi adatah studi yang berfokus pada bagaimana individu-individu memaknai pesan-pesan yang disampaikan media (berita, produk-produk artistik dsb)
Dari anlisis yang dilakukan terhadap teks linguistik dan gambar yang menjadi obyek dari penelitian, garis besar yang dapat ditarik adalah pertama, maskulinitas selain sebuah ide, is juga sebuah representasi phallus yang diwakili antara lain oleh tubuh dan fashion. Bahwa tubuh bisa digunakan untuk mengatasi performance anxiety terhadap kemampuan seksualnya dan bagaimana fashion bisa digunakan sebagai representasi maskulin karena simbol-simbol yang ada dibalik fashion tersebut. Meskipun untuk menjadi menjadi maskulin laki-laki harus memenuhi ekspektasi lain dari sekedar representasi.
Representasi hanya salah satu bagian kecil dari common-sense knowledge yang menuntut untuk dipenuhi. Kedua, Iaki-laki masih harus tetap memenuhi standar kompetensi sebagai kepala keluarga, bekerja, memiliki performance seksual yang tinggi. Kompetensi laki-laki adatah syarat untuk masuk dalam paternal law, dalam hukum paternal yang melibatkan institusi dan struktur. Ketiga, ketidakmampuan lelaki memenuhi standar menjadikannya sebagai the other dan marjinal oleh karenanya. Celah inilah yang dilihat oleh media untuk memasuki wilayah privat tersebut melalui komoditas yang diproduksinya. Dari keempat, melalui komoditas inilah industri tidak lain adalah alat dari paternal law itu sendiri. Karena komoditas tidak sekedar barang yang diperjualbelikan melainkan membawa simbol yang di dalamnya yang memberikan Iegitimasi pada struktur dan institusi yang dominan. Melalui habitus, yaitu definisi dan kategorisasi, konsumen tidak memiliki alternatif untuk menciptakan definisinya sendiri. Untuk menggerakkan industri penciptaan simbol dilakukan secara terus menerus. Identitas menjadi produk instant yang dapat dipertukarkan. Sebagaimana pola maskulinitas yang sirkular, simbol-simbol ini juga mengikuti periodenya sendiri. Bagaimana maskulinitas didefinisikan pada suatu periode dari perspektif fashion, tubuh, gaya hidup dan pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah persamaan term maskulinitas yang ditandai dengan dominant/preffered reading tentang peran laki-laki dalam keluarga yakni sebagai pencari nafkah. Sementara untuk seksualitas, terjadi negoisasi karena bagi responden terdapat sejumlah norma yang membatasi mereka. Oppositional reading terdapat pada teks mengenai tubuh dan identitas maskulin yang ditawarkan industri. Mereka tidak sepaham dengan media kalau maskulinitas identik dengan superioritas seksual, tubuh berotot dan simbol-simbol identitas maskulin. Menurut responden, kemampuan membangun dan memelihara keiuarga-Iah yang menjadikan laki-laki dianggap maskulin."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amru Jainuri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan di majalah online Malezones dan Cosmopolitan. Perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan dalam skripsi ini dideskripsikan berdasarkan penggunaan kolokasi pada kata dan frasa dalam jenis fashion laki-laki dan perempuan serta melalui penjelasan makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan. Melalui analisis makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan, penelitian ini membahas karakteristik laki-laki dan perempuan dalam pemakaian fashion. Setelah saya melakukan analisis perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan berdasarkan penggunaan kolokasi pada kata dan frasa dalam jenis fashion laki-laki dan perempuan, bahasa yang digunakan penulis laki-laki lebih bervariasi pada penggunaan kata dan frasa dalam jenis fashion, kata dan frasa dalam jenis fashion yang berkolokasi, dan kolokasi dalam jenis fashion, daripada bahasa yang digunakan penulis perempuan. Selain itu, melalui analisis makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan, penulis laki-laki menjelaskan 26 karakteristik gender laki-laki dalam pemakaian fashion, sedangkan penulis perempuan menjelaskan 22 karakteristik gender perempuan dalam pemakaian fashion.

ABSTRACT
In this research, I discuss about the comparison men and women language in men and women fashion rubric from Malezones and Cosmopolitan online magazines. The comparison men and women language in this research be described based on the use of collocation of words and phrases on men and women fashion types and also explained through men and women languages meaning on men and women fashion rubric. Through analysis men and women languages meaning in men and women fashion rubric, this research discuss about men and women characteristics on the fashion use. After I did the analysis comparison men and women languages based on the use of collocation of words and phrases on men and women fashion types, men writers use languages more varied in words and phrases on fashion types, collocation of words and phrases on fashion types, and collocation on fashion types, than the women writers languages. Other than that, through analysis men and women languages meaning on men and women fashion rubric, men writers explained 26 men gender characteristics on the fashion use whereas women writers explained 22 women gender characteristics on the fashion use."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri Meilani
"Penelitian mengenai penggunaan metafora dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk persamaan komponen makna dan hubungan asosiasi yang terjalin di antara makna rujukan dan makna metaforis. PengumpuIan data dilakukan dengan mendaftarkan metafora-metafora yang dimuat dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia edisi Agustus dan Oktober 2006, sebagai sumber data. Metafora-metafora yang telah didaftarkan kemudian dianalisis dengan dicari persamaan komponen makna di antara makna rujukan dan makna metaforisnya. Setelah itu, dicari bentuk-bentuk hubungan asosiasi persamaan yang terjalin di antara kedua makna tersebut. Analisis yang dilakukan terhadap data dikaitkan dengan teori-teori yang digunakan, yakni teori metafora, teori analisis komponen, dan teori asosiasi makna. Hasil penelitian yang didaftatkan menunjukan bahwa persamaan antara makna metaforis dan rujukan terjalin melalui hubungan-hubungan asosiatif yang meliputi persamaan bentuk, letak, sifat, fungsi, dan hubungan superordinatif (hubungan yang bertingkat). Selain itu, ditemukan pula metafora-metafora yang dibentuk oleh dua jenis hubungan asosiasi secara bersamaan. Hubungan asosiasi yang paling banyak muncul adalah hubungan asosiasi yang dibentuk melalui persamaan sifat. Selain itu, ditemukan pula beberapa kata rujukan yang diwakili oleh metafora berbentuk frase. Ternuan yang terakhir adalah, untuk artikel dalam bidang percintaan, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora dengan kata rujukan yang bersifat abstrak Sementara itu, untuk artikel di bidang seks, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora yang merujuk pada benda konkret."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ceynita Kartika Ary Pertiwi
"Tesis ini membahas tentang representasi perempuan postfeminis di majalah perempuan online di Indonesia. Analisis difokuskan pada bagaimana Majalah perempuan online di Indonesia, yaitu cosmopolitan.co.id dan fimela.com merepresentasikan perempuan masa kini yang sesuai dengan konsep woman power dan kebebasan perempuan dari teori postfeminisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma kontruktivisinterpretif dan analisis semiotik untuk menganalisa teks serta gambar pada cosmopolitan.co.id dan fimela.com.
Hasil penelitan yang dilakukan dengan menggunakan semiotik Roland Barthes ini menyimpulkan bahwa cosmopolitan.co.id dan fimela.com merepresentasikan perempuan postfeminis yang memiliki ciri-ciri kuat yakni bebas dan kuat, di dalam artikel-artikelnya. Women power dan kebebasan perempuan tampak mewarnai isi dari majalah online Indonesia Cosmopolitan.co.id dan fimela.com, yang mana hal tersebut adalah merupakan citra perempuan dalam postfeminisme. Dan hal ini ditunjukan hampir dari berbagai sisi majalah perempuan online, baik tagline dan berbagai tema rubrik atau channel yang ada.

This research focused about postfeminist women representation in Indonesian women’s online magazine. Analized of how the Indonesia women’s online magazine, cosmopolitan.co.id and fimela.com, represent todays women, that is fit to the women power and women’s freedom concept from the potfeminism theory. This research is a qualitative with a constructivism-interpretivism as it’s paradigm, and semiotic analysis to analyze texts and pictures in cosmopolitan.co.id and fimela.com.
The result of this Roland Barthes semiotic research is how cosmopolitan.co.id and fimela.com represents postfeminist women with the women power and women’s freedom characteristics, in the articles. Women power and women's freedom is shown in every content of, cosmopolitan.co.id and fimela.com, and those concept are imaging the women in postfeminsm, nowdays women. And it shown almost in each side of women's online magazines, it's tagline, and in every themes in the rubrics or channels of cosmopolitan.co.id and fimela.com
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Putra Artha
"Penelitian ini membahas pengaruh ideologi penerjemahan pada teks terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran serta menganalisis bagaimana hasil penerjemahan dengan prosedur penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber (bahasa Jerman) dan bahasa sasaran (bahasa Indonesia). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dengan korpus data artikel berjudul “Asparagus dari Papua” yang merupakan terjemahan dari teks berbahasa Jerman berjudul Der Spargel aus Neuguinea yang ditulis oleh Wulf Schlefenhoevelpada majalah NADI 2019. Fokus penelitian adalah pembuktian teori kecondongan hasil terjemahan dari Munday (2001) berdasarkan pada klasifikasi prosedur penerjemahan model Vinay dan Darbelnet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan kalimat yang ada dalam artikel, terdapat 10 kalimat yang mengalami kesalahan penerjemahan, 8 di antaranya melalui penerjemahan langsung dan dua secara tidak langsung. Penerjemahan dengan ideologi foreignisasi atau prosedur langsung lebih berisiko mengalami kesalahan penerjemahan dengan dua alasan utama, yakni penerjemah yang terlalu berpegang pada teks sumber dan kurangnya pemahaman terhadap konteks dan latar belakang budaya bahasa sasaran.

This study discusses the ideology of translation’s influence on the translated text in the target language and analyzes how the translation results with translation procedures oriented to the source and target languages. The research was conducted using a qualitative method through a literature study with a corpus of data on articles with the title "Asparagus from Papua" which is a translation of the German text Der Spargel aus Neuguinea written by Wulf Schlefenhoevel in the 2019 NADI magazine. The focus of the research is to prove Munday's theory of translation result bias (2001) based on the classification of the translation procedure of the Vinay and Darbelnet models. The results showed there were 10 sentences with mistranslation, 8 of them through direct translation and two through indirect translation. Translation with foreignization ideology or direct procedures is more at risk of mistranslation for two main reasons, namely the translator who is too attached to the source text and the lack of understanding of the target languages’ context and cultural background."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sirait, Anatotia Bunga
"Skripsi ini menggambarkan bagaimana majalah perempuan memandang tubuh perempuan. Penelitian ini berangkat dari keprihatinan peneliti terhadap kaum perempuan yang mudah menjadi korban manipulasi media dalam hal kecantikan. Majalah perempuan adalah salah satu media yang paling gencar mengagung-agungkan konsep kecantikan ideal. Padahal jika kita amati, majalah perempuan sendiri sering tidak konsisten dalam menyampaikan pandangannya tentang kecantikan kepada perempuan. Majalah perempuan yang sarat dengan artikel-artikel "pemujaan" fisik agar perempuan mengolah tubuhnya sesuai bentuk ideal, pada saat yang sama juga mengandung pesan yang mengingatkan perempuan menerima keadaan diri apa adanya. Peneliti tidak hanya mencoba menggambarkan kontradiksi tersebut, tapi juga menyelidiki faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kondisi tersebut. Peneliti memilih Majalah Cosmopolitan Indonesia sebagai objek penelitian. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif kritis. Metode yang digunakan adalah analisis wacana memakai model Critical Discourse Analysis (CDA) milik Norman Fairclough. Dalam memahami wacana, Fairclough menelaah tiga dimensi yaitu teks, praktek wacana (Discourse practice), dan praktek sosial budaya (Sociocultural Practice). Analisis teks menggunakan model framing Gamson dan Modigliani. Dalam analisis praktek wacana ada dua hal yang diteliti yaitu produksi teks dan konsumsi teks. Data tentang produksi teks diperoleh melalui wawancara dengan seorang pekerja Cosmopolitan Indonesia dan mantan pemimpin redaksi Cosmopolitan Indonesia. Sementara untuk konsumsi teks, karena keterbatasan waktu, penelitian ini hanya melihat karakteristik pembaca Cosmopolitan. Analisis sosial budaya (sociocultural practice) dilakukan dengan melihat sejarah perkembangan majalah perempuan di Indonesia dan Amerika, serta sejarah perubahan bentuk tubuh ideal perempuan. Data juga diperoleh dari literatur dan beberapa situs. Unit penelitian ini adalah enam artikel yang diambil dari majalah Cosmopolitan dan dua artikel dari majalah Her World. Peneliti menemukan ada dua gagasan tentang tubuh perempuan yang saling bertentangan dalam majalah Cosmopolitan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan visi dan kepentingan tentang gambaran tubuh perempuan. Redaksi, yang relatif mempunyai pandangan lebih realistis terhadap tubuh perempuan, hams patuh dengan pengelola media yang lebih berorientasi pada keuntungan, karenanya majalah masih didominasi oleh konsep kecantikan ideal yang "menjual". Dua pandangan dalam tubuh majalah ini dapat terjadi karena Cosmopolitan turut memperhitungkan kelompok pembaca yang memiliki pandangan yang berseberangan dengan nilai-nilai kecantikan ideal. Menurut peneliti, hal ini terjadi karena Cosmopolitan juga melihat kelompok pembaca ini sebagai pasar yang mendatangkan pemasukan, maka itu suara mereka juga hares terwakili."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>