Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dodi Mantra
"Krisis Asia yang menemukan aktualisasinya di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah membawa perekonomian negeri ini di bawah kendali lembaga moneter internasional, IMF. Selama empat periode pemerintahan dari tahun 1997-2004, kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia dirumuskan atas dasar kondisionalitas yang ditekankan oleh lembaga tersebut. Di bawah skema program fasilitas pinjaman siaga (stand-by arrangement) yang kemudian bergeser menjadi fasilitas pinjaman yang diperluas (extended fund facilities), IMF melakukan tekanan terhadap pemerintah Indonesia dalam rangka penerimaan dan pengimplementasian kondisionalitas yang menjadi syarat pencairan pinjaman. Penelitian ini berupaya untuk memberikan sebuah eksplanasi mengenai faktorfaktor yang melatarbelakangi tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia selama periode 1997-2004 baik yang bersifat ekonomi ataupun politik, secara ekstemal maupun internal. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengidentifikasi kepentingan-kepentingan ekonomi politik internal dan eksternal di balik eksistensi tekanan IMF yang berlangsung selama periode tersebut. Analisis mengenai pengaruh tekanan IMF terhadap stabilitas ekonomi politik Indonesia juga menjadi salah satu tujuan di dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan sebuah model analisa yang dikembangkan berdasarkan beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya dalam rangka menjelaskan latar belakang terjadinya tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia selama periode 1997-2004 dalam konteks yang lebih bersifat mutidimensional Model analisa tersebut menjadi sebuah panduan untuk menemukan data-data yang menunjukkan eksistensi tekanan IMF beserta denganfakta. fakta yang menjelaskan fuktor-faktor yang melatarbelakangi tekanan lembaga tersebut terhadap pemerintah Indonesia selama periode 1997-2004. Dengan menggunakan pendekatan yang bersifat multidimensional penelitian ini mencermati dinamika-dinamika instrumental, struktural, atau jejaring individual dan gagasan beserta kepentingan dan nilai yang melekat di dalamnya, untuk memberikan gambaran eksplanatif atas latar belakang tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia.
Berdasarkan temuan yang diperoleh dari beberapa sumber data, baik dokumen ataupun wawancara langsung dengan pengambil kebijakan di Indonesia, terdapat beberapa faktor yang menjadi latar belakang bagi tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia selama empat periode pemerintahan tersebut. Dari sisi ekstemaL terdapat empat faktor yang ditemukan di dalam penelitian ini. Pertama, upaya reformasi ekonomi politik Indonesia menuju proses liberalisasi lebih jauh. Kedua, pergeseran politik luar negeri Amerika Serikat terhadap pemerintahan Soeharto. Ketiga, upaya untuk memastikan pembayaran kembali utang luar negeri Indonesia terhadap negara-negara G-7 dan kreditor internasional. Keempat, eksistensi kepentingan komunitas finansial internasional. Sementara itu, terdapat tiga faktor internal ekonomi politik Indonesia yang secara efektif melatarbelakangi tekanan IMF pada periode Oktober 1997-September 2004. Pertama, monopoli oligarki Soeharto terhadap seluruh aset-aset strategis perekonomian Indonesia. Kedua, praktik: korupsi, kolusi dan nepotisme yang semakin merajalela. Ketiga, peranan komunitas epistemis liberal Indonesia.
Analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut berkolaborasi satu sama lain sehingga membentuk sebuah kombinasi faktor yang secara efektif melatarbelakangi tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia selama periode 1997-2004. Analisis dalam penelitian juga ini menunjukkan bahwa koalisi kepentingan baik eksternal ataupun internal yang bekerja melalui tangan IMF secara langsung telah berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah sistem pasar liberal di mana tiga pilar neoliberalisme, fiscal austerity, privatisasi dan liberalisasi dapat berdiri dengan kokoh berkat tekanan IMF terhadap pemerintah Indonesia selama periode tersebut. Marginalisasi peranan pemerintah dalam perekonomian yang berimbas pada semakin terpuruknya kondisi perekonomian masyarakat kelas bawah juga menjadi bukti tersendiri eksistensi faktor-faktor yang bersifat multidimensional di balik tekanan IMF terhadap pemerintah dalam periode 1997-2004."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Indryati
"Permasalahan mengenai anak sering menjadi topik pembicaraan yang menarik. Anak sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan pembangunan dan keberlangsungan hidup bangsa Indonesia justru mengalami kondisi yang memprihatinkan. Permasalahan mengenai kesejahteraan anak terutama mengenai masalah pendidikan mereka. Banyak anak Indonesia yang tidak bisa merasakan pendidikan yang seharusnya mereka terima. Anak-anak ini bagaimanapun akan tetap menjalani kehidupan mereka. Mereka tetap ada harapan, impian atau cita-cita yang ingin mereka wujudkan. Tujuan dari skripsi ini adalah menggambarkan bagaimana stratega adaptasi yang mereka lakukan dalam rangka mencapai aspirasi masa depan yang mereka inginkan. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Padurenan Bantar Gebang Bekasi, satu lokasi yang masih banyak terdapat anak-anak putus sekolah. Didapatkan 7 kasus anak putus sekolah di RT 02/ RW 03 dari kasus-kasus ini dapat ditemukan pola adaptasi pada mereka, kebanyakan dari mereka melakukan adaptasi dengan cara konformitas dengan mengikuti pendidikan gratis, namun ditemukan juga dua pola lain yaitu dengan cara inovasi dan dan ritualisme. Pendidikan gratis ternyata mendapat sambutan dari kalangan anak-anak yang memiliki keinginan untuk bersekolah namun terbentur dengan kondisi ekonomi yang mereka alami. Munculnya pola adaptasi dengan cara inovasi akibat kurangnya kontrol yang ketat dari pihak-pihak yang terkait dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah. Berupa tindakan melanggar hukum dengan memalsukan ijasah. Hal ini seharusnya bisa dicegah seharusnya bisa dicegah jika ada pengawasan yang ketat dalam hal pembuatan ijasah, Masyarakat dengan pengetahuan yang kurang melihat permalsuan ijasah sebagai hal yang biasa terlebih lagi pemalsuan ini berhasıl sehingga persepsi masyarakat menjadi salah Selain itu kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya pencatatan kelahiran masih kurang sehingga ditemukan kasus anak yang memiliki tanggal kelahiran yang berbeda, hal ini dapat menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan identitasnya terutama jika akan melamar pekerjaan atau mengurus surat-surat penting.

Problems regarding children are often an interesting topic of conversation. Children as the nation's next generation who will continue the development and survival of the Indonesian nation are actually experiencing worrying conditions. Problems regarding children's welfare, especially regarding their education. Many Indonesian children cannot experience the education they should receive. These children will still live their lives anyway. They still have hopes, dreams or aspirations that they want to make come true. The aim of this thesis is to describe the adaptation strategies they carry out in order to achieve their desired future aspirations. This research was conducted in the Padurenan Bantar Gebang Bekasi sub-district, a location where there are still many out-of-school children. There were 7 cases of children dropping out of school in RT 02/RW 03. From these cases, a pattern of adaptation could be found in them, most of them adapted by conformity by taking free education, but two other patterns were also found, namely by innovation and ritualism. Free education has been welcomed by children who have the desire to go to school but are hampered by the economic conditions they are experiencing. The emergence of a pattern of adaptation by means of innovation is due to the lack of strict control from the parties involved and the public's knowledge is still low. In the form of breaking the law by falsifying a diploma. This could have been prevented, it should have been prevented if there was strict supervision regarding the production of diplomas. People with insufficient knowledge see forgery of diplomas as a normal thing, what's more, this forgery is successful so that people's perceptions become wrong. Apart from that, the lack of public awareness of the importance of birth registration is still lacking, so cases of children who have different birth dates are found, this can give rise to new problems related to their identity, especially if they are applying for a job or taking care of important documents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isep Sepriyan
"Remaja, masa dimana individu berkembang dan mengalami proses perubahan dari anak-anak menuju dewasa, yang ditandai oleh tanda-tanda menuju kematangan seksual dan mengalami perubahan dan perkembangan fisiologis dan psikologis, serta merupakan situasi transisi dan pencarian identitas tentang siapa aku. Pengaruh diluar dirinya bisa merubah sikapnya. Remaja putus sekolah secara individu sama dengan remaja lainnya yang mempunyai keinginan, harapan dan kebutuhan serta potensi, tetapi karena suatu sebab, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya tidak bisa sekolah atau melanjutkan sekolah formal.
Pola pendidikan non formal yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Bina Remaja Taruna Negara Cibabat Cimahi merupakan kegiatan atau program pelayanan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku individu atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, bimbingan dan pelatihan yang dilakukan diluar sekolah formal. Unsur yang mencakup pendidikan non formal adalah; objektif atau tujuan belajar, karakteristik pelajar, pengorganisasian, metodologi belajar dan kontrol. Bentuk bimbingan dan pelatihan yang dilaksanakan ialah bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan. Semua kegiatan dan program belajar mengajar ini salah satunya ditujukan dalam rangka meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah.
Keterampilan sosial adalah, kemampuan untuk menciptakan hubungan-hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, mengadakan penyesuaian yang tepat terhadap lingkungan sosial, memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mengembangkan aspirasi dan menampilkan dirinya. Ciri individu yang memiliki keterampilan sosial; bertanggung jawab, mentaati peraturan, menerima dan menghargai orang lain dan diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, disiplin, mengetahui tujuan hidup dan mampu membuat keputusan, melalui pendidikan diharapkan keterampilan sosial dapat tumbuh dan meningkat pada remaja putus sekolah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola pendidikan non formal remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Negara dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didiknya, serta mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya.
Penelitian bersifat studi evaluatif, menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini tidak bermaksud membuat generalisasi, tetapi melakukan studi evaluatif di salah satu lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pendidikan non formal.
Hasil penelitian menunjukkan, pola pendidikan yang dapat meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah, adalah ; objektif belajar untuk memberikan keterampilan sosial dan keterampilan kerja sebagai salah satu yang menimbulkan minat dan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan. Pengorganisasian siswa kedalam sistem kelompok wisma dan kepengurusan siswa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa saling berkomunikasi, beradaptasi dan disiplin serta menumbuhkan rasa tanggung jawab. Metoda belajar praktek kerja perorangan memberikan kesempatan siswa menyalurkan hasrat, menunjukkan potensi diri dan tanggung jawab serta kemandirian.
Temuan penelitian menunjukkan, terdapat remaja putus sekolah yang memiliki keterampilan sosial yang baik. Ternyata hal itu terjadi selain karena pola pendidikan dari lembaga, juga karena motivasi siswa mengikuti bimbingan dan pelatihan sebagai kebutuhan dan sarana belajar untuk bekal hidup, latar belakang kehidupan yang relatif tetib dan mampu mengetahui serta menentukan tujuan hidup, kemampuan menerima orang lain dan diri sendiri sebagai pendorong tersalurkannya hasrat dan mengeksploitasi potensi dirinya. Kepercayaan yang diberikan oleh teman dan pembina kepadanya menambah kepercayaan diri.
Remaja putus sekolah yang kemampuan keterampilan sosialnya kurang, ternyata motivasi mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan pelatihan karena dorongan kewajiban sebagai siswa dan melaksanakan tugas sebagai pengurus siswa, serta menghindari sanksi, bukan atas dorongan kebutuhan dirinya. Merasa selalu diperhatikan orang lain dan menganggap kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai beban bagi dirinya, membuat sikap yang ditampilkannya tidak spontan dan tidak wajar. Dengan adanya beban tersebut maka remaja putus sekolah tersebut terhambat peningkatan kemampuan keterampilan sosialnya.
Pelaksanaan pola pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan remaja, mendorong terciptanya kondisi yang memungkinkan meningkatnya keterampilan sosial pada remaja putus sekolah. Dengan dasar tersebut maka perlu dilakukan perbaikan serta penyempurnaan pelaksanaan pola pendidikan non formal di PSBR, khususnya metoda belajar materi bimbingan sosial kelas dan pelaksanaan kontrol serta komunikasi antar pelaksana kegiatan, yang mengarah kepada penyaluran minat dan bakat dalam rangka pengembangan potensi diri remaja putus sekolah, yang pada gilirannya mampu meningkatkan keterampilan sosial remaja putus sekolah dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhini Maritza
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>