Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Untung Basuki
"Permasalahan utama penelitian ini adalah peranan pembina kelompok dalam perkembangan kelompok penduduk miskin di pedesaan. Sedangkan ruang lingkup penelitian ini meliputi kondisi kehidupan keluarga miskin, efektivitas peranan pembina kelompok dalam pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta hubungan antara pelaksanaan peranan pembina kelompok tersebut terhadap kinerja KUBE binaan mereka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui cara-cara yaitu; studi dokumentasi dari laporan pelaksanaan Program BRS di Gunungkidul yang terdapat di Kanwil Depsos DIY. Kedua pengamatan dan wawancara umum kepada pembina. KUBE serta pengurus KUBE dan beberapa anggota KUBE. Obyek penelitian ini ialah lima KUBE yang penerima Program Bantuan Kesejahteraan Sosial (BKS) pada tahun anggaran 19901991 di Kabupaten Tk II Gunungkidul DIY yaitu: KUBE Sidomulyo yang berada di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu, KUBE Sumber Rejeki yang berada di Desa Kenteng Kecamatan Ponjong, KUBE Sumber Urip di Desa Watusiku Kecamatan Ngawen, KUBE Ngudi Lestasi di Desa Jatiayu Recamatan Karangmojo dan KUBE "Gembira" di Desa Karangsari Kecamatan Semin.
Hasil penelitian: Pertama; kondisi kehidupan keluarga miskin di daerah ini umumnya dicirikan dengan pemilikan tanah pertanian yang kecil (dibawah 0,50 ha). Karena produktivitas lahan yang rendah maka mereka bekerja serabutan (apa saja) untuk mempertahankan hidupnya. Usaha serabutan itu tidak menentu dan sangat bergantung pada musim dan pasaran kerja yang ada.
Kedua; Program BKS yang ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui pendekatan kelompok (KUBE) masih dihadapkan pada kinerja para pembina kelompok yang belum semua dapat berperan secara efektif. Tidak semua PSK berperan aktif dalam pelaksanaan seleksi serta penyadaran calon anggota KUBE dan mereka hanya mempercayakan tugas-tugas tersebut kepada aparat desa. Akibatnya PSK kurang memahami kondisi internal (potensi dan sumber-sumber) yang dimiliki anggota KUBE binaan mereka (KUBE Ngudi Lestari dan KUBE "Gembira").
Walaupun kelima PSK umumnya telah dapat memfasilitasi KUBE, (membentuk pengurus, membuat pembagian tugas, menciptakan norma-norma kelompok serta penyaluran stimulan kelompok) namun pada KUBE yang intensitas pembinaannya yang rendah, perangkat kelompok itu tidak dapat berfungsi untuk mendorong perkembangan KUBE. Intensitas pembinaan yang rendah membuat kelompok sulit memanfaatkan semua perangkat yang ada. Bahkan pada KUBE yang berprestasi rendah, timbul konflik diantara anggota yang'sulit dipecahkan.
Sebaliknya peran PSK pada dua KUBE Sidomulyo dan sumber Rejeki lebih dapat berkembang karena selain kedua pembina ini mampu memfasilitasi kelompok, mereka juga melaksanakan pembinaan secara intensif.
Dari penelitian pada lima KUBE di Gunungkidul ini diketahui bahwa secara umum intensitas pembinaan dari PSK pada PSH akan mempengaruhi pembinaan PSH kepada KUBE. Selanjutnya intensitas kedua pembina kelompok tersebut berpengaruh pada kinerja KUBE binaan mereka. Intensitas pembinaan yang tinggi oleh pembina kelompok akan diikuti dengan prestasi KUBE yang tinggi. Sebaliknya intensitas pembinaan yang rendah akan diikuti kinerja yang rendah pula.
Peran pembina kelompok dalam pengembangan usaha TUBE perlu mendapat perhatian serta penghargaan yang seimbang. Artinya peningkatan mutu PSI, maupun PSM sepatutnya memperoleh perhatian sehingga dapat meningkatkan gairah kerja dan tanggung jawabnya sebagai pembina TUBE. Selain itu dibutuhkan Pula suatu pola pembagian togas yang terintegrasi diantara para pembina kelompok, bank dalam materi maupun peran-peran yang seharusnya dilakukan masing-masing. Selanjutnya yang perlu dihindari dalam penampilan peranan ini adalah kecenderungan dominasi pembina kelompok sebagai pengambil keputusan dalam TUBE karena hal ini sangat bertentangan dengan asas pemberdayaan dan keswadayaan kelompok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tira Destira
"Kemiskinan di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan. Pentingnya pengentasan kemiskinan di Indonesia secara eksplisit tercantum dalam Pembukaan UUD Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah melalui Kementerian Sosial membuat pendekatan baru dalam rangka mengatasi kemiskinan, yaitu dengan pendekatan pemberdayaan kelompok. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan program pengentasan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan kelompok. Saat ini, Program KUBE yang dijalankan di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor sudah sangat berkembang. Namun, jumlah penduduk miskin di kecamatan tersebut masih cukup banyak. Skripsi ini membahas dampak program KUBE di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dilakukan survey kepada 80 orang responden yang terdiri dari 40 orang responden kelompok sasaran dan 40 orang responden non kelompok sasaran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dimensi-dimensi dampak program oleh Anderson (1984). Terdapat 7 dimensi dari dampak program yang dikemukakan oleh Anderson. Hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan adalah bahwa dari 7 dimensi dampak program yang ada, 4 dimensi bernilai positif, 2 dimensi bernilai negatif, dan 1 dimensi memiliki nilai yang seimbang antara positif dan negatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Program KUBE di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor memberikan dampak positif terhadap masyarakat penerima program.

Poverty in Indonesia has been existed since colonial times. Therefore, the importance of poverty alleviation is explicitly included in the preamble of The Constitution of The Republic of Indonesia. The Government through The Ministry of Social Affairs makes a new approach in order to overcome its poverty, namely the empowerment group approach. Joint Business Group is poverty reduction program using the empowerment group approach. Currently, Joint Business Group program in Tenjolaya, Bogor sub district highly developed. However, the poor people in the sub district are still quite a lot. This script describes the impact of Joint Business Group Program in Tenjolaya, Bogor sub district. By using quantitative research methods, the research conducted a survey to 80 respondents consisting of 40 people target group and 40 people non-target group. Theory of dimensions of program impact by Anderson (1984) is used in this study. There are seven dimensions of program impact proposed by Anderson, and the results obtained from this study are four dimensions has a positive value, two dimensions has a negative value, and one dimension has a value balance between positive and negative. From this study, it can be concluded that Joint Business Group program in Tenjolaya, Bogor sub district has a positive impact on the beneficiaries of the program."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Traditional fish processing industries in Cisolok Sukabumi is opered mainly by women organized in Kelompok Usaha Bersama (KUB). This study is aimed to explain the influence of women characteristics on their participatory level in KUB activities explatory research design with survey method were used to collect data...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Setiawan Cahyo
"Penelitian ini membahas gambaran partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat pada Program KUBE Ahsanu’amala di Desa Pengadegan yang merupakan program CSR pemberdayaan masyarakat PT X berkerjasama dengan Non Government Organization (NGO) Human Initiative. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah terungkapnya pengelolaan program-program sosial yang dijalankan oleh organisasi pelayanan kemanusiaan sebagai pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan agar dapat memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah intervensi komunitas dan pengembangan masyarakat, manajemen organisasi pelayanan kemanusiaan, dan mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam sektor industri. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2021 hingga Juni 2021 menggunakan metode wawancara mendalam pada10 orang informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian mengungkapkan adanya keunikan dari program pemberdayaan masyarakat dalam program CSR dari sebuah perusahaan yang melibatkan (NGO). Sebagai pelaksana program, NGO Human Initiative ternyata membawa hasil pre-assessment dengan Local Leader pada saat penentuan menentukan program yang dinilai cocok dan memunculkan kesepakatan untuk mendirikan kelompok usaha bersama (KUBE). Terungkap pula adanya Interactive Participation dari warga anggota KUBE Ahsanu’amala, karena dalam praktiknya warga diberikan kebebasan serta wewenang dan tanggung jawab yang dimulai sejak proses persiapan hingga proses pelaksanaan berlangsung. Partisipasi yang terjadi dapat dikelompokan dalam tiga bentuk partisipasi yaitu berupa partisipasi kemampuan, partisipasi fisik, dan partisipasi harta benda. Bentuk partisipasi tersebut juga menunjukan bahwa istilah partisipasi yang digunakan dalam program CSR ini adalah untuk menggambarkan sebuah proses pemberdayaan.

This study discusses the description of community participation in the community empowerment process in the Ahsanu'amala KUBE Program in Pengadegan Village which is a CSR program for community empowerment of PT X in collaboration with the NGO Human Initiative. Urgency of this research was to to reveal in managing social programs of human service organization as implementation of CSR program which is expected to spread more significant impact on society. Results of this research is expected to contribute to the Social Welfare Study programs as enrichment for courses of community intervention and empowerment, management of humanitarian service organizations, and Social Welfare in the Industrial Sector. This study uses a qualitative approach with a descriptive type of research. Collecting data conducted in Mei 2021 to June 2021 using in-depth interviews with 10 informants who selected by purposive sampling technique. Result of this study revealed that there is a unique community empowerment program that involves Non Government Organizations (NGOs) and is a Corporate Social Responsibility (CSR) program of a company. Where the NGO as the program implementer will bring the results of the pre-assessment with the Local Leader to further determine the program that is considered suitable. The results of the study show that there is interactive participation from members of the Ahsanu'amala KUBE, because in practice they are given freedom, authority and responsibility starting from the preparation process until the implementation process. It was also revealed that participation of KUBE’s members can be grouped into 3 forms of participation: Ability Participation, Physical Participation, and Property Participation. The form of participation that occurs also shows that the term participation used in the program is to describe an empowerment process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisni Wahyuni
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses pemberdayaan ibu rumah tangga anggota kelompok wanita tani Matahari dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan tanaman obat keluarga sebagai upaya perubahan kondisi ekonomi keluarganya. Ibu rumah tangga merupakansalah satu komponen sumber daya manusia dalam pembangunan sosial dan ekonomi, terutama yang tergabung dalam kelompok wanita tani.Proses pemberdayaan di komunitas ibu rumah tangga menjadisalah satu kegiatan di Kota Administrasi Jakarta Timur dalam program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.Dalam pelaksanaan program pemberdayaan ibu rumah tangga tersebut di lakukan melalui beberapa tahap. Adapun tahap-tahap yang dilalui antara lain adalah tahap persiapan dan penjalinan relasi, tahap pengkajian, tahap pelaksanaan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, tahap pengkajian ulang, dan pengembangan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil tempat dan informan di wilayah lingkungan RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Kota Administrasi Jakarta Timur.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa proses pemberdayaan ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok wanita tani, menciptakan perubahan kondisi ekonomi keluarga anggota kelompok wanita tani dan juga memberikan manfaat lingkungan hidup yang asri dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi tanaman obat keluarga yang menjadi unggulan dalam budidaya tanaman obat.

ABSTRACT
Abstract This study discusses about proces empowerment housewife as a member of women farmers Matahari in utilizing the house yard to the develop of family medicinal plants in an effort to change their economic condition, is one component of human resources in social and economic development.The empowerment processes of housewives communities will become one of the focal point in activities program of East Jakarta Administration in accelerate diversification of food consumption.For the implementation is through several stages, follows preparation phase and interlacement relations, implementation phase to accelerate diversification of food consumption, stage of the review and development program to accelerate diversification of food consumption. This research usesqualitative approach with descriptive design and qualitative method, the implementation took place and informants at RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Districs Makasar of East Jakarta Administration. This empowerment process creates changes in economic conditions of the members of the group. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Meilita Sugiana
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Kelompok usaha bersama adalah salah satu program pemerintah melalui kementerian sosial untuk meminimalisasi angka kemiskinan di Indonesia. Jakarta sebagai pusat negara dengan kompleksitas masalah melaksanakan program ini pada tahun 2009. KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dari keseluruhan proses kementerian sosial dalam rangka MPMK. KUBE tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup Keseluruhan proses. Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan keterampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan. Pelaksanaan KUBE belum menjadi jawaban yang pasti dalam pengentasan kemiskinan di ibu kota. Jakarta selatan dipilih sebagai pilot project program ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebijakan program KUBE sebagai bentuk penanggulangan kemiskinan melalui program pemberdayaan ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Jakarta Selatan da mengetahui hambatan dalam implementasi kebijakan program KUBE. Dalam pelaksanaannya kemampuan manajerial serta pemasaran dalam bentuk kemasan menjadi kendala yang dihadapi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan.
Hasil penelitian ini menyarankan untuk melakukan penilaian terhadap kebutuhan kelompok sasaran. Selain itu Pendampingan terhadap KUBE perlu ditingkatkan dan dikembangkan sehingga efektivitas KUBE dalam meningkatkan keterampilan para anggota menjadi lebih tinggi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan sasarannya secara lebih besar. Hambatan dari pelaksanaan program ini adalah pada implementasi program ini, banyaknya jenis usaha macet. Masih terbatasnya kemampuan dan keterampilan anggota juga menjadi hambatan tersendiri dalam pelaksanaan program ini.

The focus of this study is implementation of policy for Tackling Poverty through a program of economic empowerment group together (KUBE) in South Jakarta. Joint business group is one of the Government through the Ministry of social programs to minimize poverty rate in Indonesia. Jakarta as the Centre of the country with the complexity of the problems of implementing this program in 2009. KUBE is an integrated approach to the method from Social Departement of whole process in order MPKP. It is not intended to replace all the prosedure except for social walfare assistance programs that cover the entire process. Formution of KUBE began with the formation of the group as a result of process guidance, social skill training and assistance and mentoring stimulant. Implementation of the KUBE is not yet a definite answer in alleviating poverty in the capital. South Jakarta was chosen as a pilot project this program. Managerial capability in the implementation as well as marketing in the form of packaging to be obstacles faced. This research is a qualitative research using the method of data collection in the form of interviews. The interviewer is a pople who has a qualification to answer.
The results of this research suggest to carry out assessment of the needs of the target group. In addition to Mentoring KUBE needs to be improved and expanded so that its effectiveness in improving the skills of the KUBE members became higher and can ultimately increase revenue goals are bigger. The resistance of the implementation this programme is the implementation of this programme has many of bussiness to a standstill. Still limited abilities and skill of its member has also become a obstacles in the implementation of the programme.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Salsabila
"Kampung kota merupakan permukiman padat penduduk dengan penduduk masyarakat menengah ke bawah yang identik dengan nilai kekeluargaannya. Gender merupakan salah satu konsep akibat dari konstruksi sosial yang dapat membedakan peran dan porsi kegiatan masyarakat kampung kota ke dalam kelompok wanita dan pria. Pembedaan ini termasuk dalam prosesnya bermukim, pembentukan gendered space, dan terciptanya sense of community terhadap kedua kelompok tersebut. Kelompok wanita kampung kota sendiri memiliki karakteristik unik yang timbul dari pengkondisiannya sebagai wanita, MBR, dan seseorang yang bermukim di kampung kota. Dari sini timbul pertanyaan apakah pengelompokan ini juga berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuannya terhadap peningkatan kualitas bermukimnya? Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, tulisan ini membahas mengenai mengapa kelompok wanita, kondisi ruang bermukim kampung kota, dan aktivitas kesehariannya saling berkorelasi satu sama lain. Selain itu apa peran kelompok wanita dalam meningkatkan kualitas bermukim di lingkungan kampung kota secara keseluruhan. Skripsi ini mengungkapkan bahwa peran kelompok wanita dalam peningkatan kualitas bermukim kampung kota terjadi pada tingkat subsisten yang banyak mengacu pada keamanan lingkungannya dan juga memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemberdayaan wanitanya.

Urban kampong is a densely populated settlement with lower-middle-class residents who are known for their strong sense of kinship. Gender is a concept resulting from social construction that can differentiate the role and portion of urban village community activities into groups of women and men. This matter includes the process of living, the establishment of gendered spaces, and the formation of a sense of community for both groups. The women's group in the urban kampong itself has unique characteristics arising from their condition as women, low-income households (MBR), and individuals living in the urban kampong. So the question remains of whether this categorization also influences their perspectives and treatment in improving their quality of living. Using a qualitative descriptive analysis method, this paper discusses how the women's group, the living conditions in the urban kampong, and their daily activities correlate with each other. It also explores the role of the women's group in enhancing the overall quality of living in the urban kampong neighborhood. This thesis reveals that the role of women's groups in improving the quality of living in urban kampong is at the subsistence level which refers a lot to the security of the neighborhood and also has a close relationship with the level of women's empowerment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hizbullah
"Tesis ini meneliti tentang Partisipasi anggota sebagai salah satu faktor pendukung keberhasilan kelompok usaha bersama yang berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar anggota dalam kasus KUB Subur di Dusun Ciputat Desa Puncak Manggis Kecamatan Sagaranten Kabupaten Dati II Sukabumi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah Pertama, menggambarkan tahapan perkembangan kelompok sampai mencapai prestasi/ keberhasilan; Kedua, menggambarkan bentuk sumbangan yang diberikan, imbalan yang diterima anggota dari kelompok yang berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung dimana peneliti langsung berada di lapangan, mengadakan wawancara tidak berstruktur dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan teknik snowball sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 4 tahap yang dilalui KUB Subur sampai mencapai prestasi/keberhasilan. Tahapan tersebut adalah Pertama tahap pembentukan, ditandai dengan diletakannya dasar perilaku kelompok yang berkaitan dengan pekerjaan maupun hubungan perseorangan.
Kedua tahap pancaroba, adanya konflik didalam kelompok sebagai akibat ketidakpuasan anggota; Ketiga tahap pembentukan norma baru, ditandai dibuat aturan-aturan baru dan peranan baru dari anggota kelompok; Keempat tahap berprestasi, ditandai dengan hubungan baik antar anggota digunakan untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Partisipasi anggota adalah sumbangan berupa tenaga, barang/uang, buah pikiran, ketrampilan dan partisipasi sosial. Manfaat yang anggota terima dari kegiatan partisipasinya adalah berupa uang/barang yang digunakan untuk memenuhan kebutuhan keberadaan (existence), keanggotaan dalam kelompok berguna untuk pemenuhan kebutuhan berhubungan (relatedness), sedang tambahan ketrampilan, pelibatan dalam latihan berhubungan dengan motif pemenuhan kebutuhan untuk berkembang (growth need)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>