Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tokyo: Springer-Verlag, 1984
660.299 CAT VI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Springer-Verlag, 1981
660.299 CAT I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Springer-Verlag, 1983
660.299 CAT IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
New York: Springer-Verlag, 1982
660.299 CAT III
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anna
"Dalam penelitian ini, zeolit KNaX (rasio molar Si/Al = 1,24) disintesis dari kaolin yang berasal dari Pulau Belitung di Indonesia. Zeolit KNaX tersebut digunakan sebagai katalis pada reaksi antara minyak kulit biji mete yang mengandung gugus ?OH fenolik dan karboksil ?COOH dengan metanol menggunakan pelarut DMSO untuk diaplikasikan sebagai biopelumas. Produk katalitik diekstrak menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan volume 1:1. Fasa organik dipisahkan dan diuapkan untuk menghilangkan pelarut dan dianalisis menggunakan FTIR & GC-MS.
Hasil analisis dengan FT-IR menunjukkan telah terjadi reaksi O-metilasi dan esterifikasi dengan terbentuknya gugus ?OCH3 pada bilangan gelombang 2876,61 cm-1 dan gugus karbonil dari ester pada bilangan gelombang 1732,80 cm-1. Hal ini juga diperkuat dari data GC-MS menunjukkan adanya kenaikan berat molekul dari m/z 300 menjadi m/z 328, mengindikasikan adanya penambahan 2 gugus CH3. Produk reaksi katalitik dikarakterisasi terhadap beberapa parameter pelumas dan diperoleh hasil sebagai berikut: viskositas suhu 40°C = 35,2 cSt dan viskositas suhu 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sampel, TBN = 2,09 mg KOH/g sampel, densitas = 0,9902, flash point = 120°C dan pour point = -27°C. Selanjutnya dilakukan variasi jumlah pelarut DMSO dan persen berat katalis zeolit KNaX untuk mendapatkan nilai TAN lebih rendah sesuai spesifikasi biopelumas.

In this research, KNaX zeolite (molar ratio Si/Al = 1,24) was synthesized from kaolin, originating from Belitung Island in Indonesia. KNaX zeolite was used as catalyst in the reaction between cashew nut shell liquid containing phenolic ?OH group and carboxylic ?COOH with methanol using the solvent DMSO for the application as biolubricant. The reaction product was extracted using mixed solvents of ethyl acetate and n-hexane 1:1. The organic phase was separated and evaporated to remove the solvents and was analyzed using FTIR and GC-MS.
The FT-IR spectra showed the result of O-methylation and esterification reactions by the formation of ?OCH3 group at 2876,61 cm-1 and carbonyl group from ester at 1732.80 cm-1. These results were also confirmed by the GC-MS analysis result, which showed an increase in molecular weight of m/z 300 to m/z 328, indicating the addition of 2 CH3 groups. The catalysis reaction products were characterized toward several parameters of lubricant which showed the following results: Viscosity 40°C = 35,2 cSt and viscosity temperature of 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sample, TBN = 2,09 mg KOH/g sample, density = 0,9902, flash point = 120°C and pour point = -27°C. Furthermore, the amount of used DMSO solvent and the percentage of weight catalyst were varied to obtain the reduced TAN values as required for biolubricant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fajar Riyanto
"Anisol dapat disintesis melalui reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol. Anisol sering dikenal dengan metoksibenzena atau metil fenil eter, merupakan senyawa aromatik sederhana yang termasuk dalam golongan eter. Anisol dan derivatnya digunakan dalam reaksi kima sebagai intermediet untuk sintesis suatu material seperti dyes, farmasi, minyak wangi, fotoinisiator dan agrokimia.
Uji katalitik reaksi katalitik O-metilasi fenol dengan metanol menjadi anisol menggunakan katalis zeolit X dalam fasa cairtelah dipelajari. Reaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan katalis zeolit X sebesar 10% berat reaktan (fenol dan metanol) dan perbandingan volume pelarut dimetilsulfoksida (DMSO) dengan reaktan (fenol dan metanol) adalah 10:1. Pelarut DMSO digunakan untuk menjaga suhu reaksi pada 135-155°C. Zeolit X yang digunakan sebagai katalis, berasal dari bahan alam yaitu kaolin yang sebelumnya diaktivasi menjadi metakaolin melalui proses kalsinasi pada suhu 750-850°C.
Perubahan bentuk struktur metakaolin dari kaolin dikarakterisasi menggunakan XRD dan untuk mengetahui komposisi kimianya digunakan XRF. Sintesis zeolit X dilakukan dengan proses hidrotermal pada suhu 900C selama 72 jam menggunakan botol polipropilen dengan komposisi gel yaitu 3.83 Na2O: 1.17K2O : AIQO3: 2.97SiO2 : 118 HQO.
Hasil sintesis zeolit X dianalisis dengan menggunakan XRD dan XRF. Zeolit X hasil sintesis mempunyai komposisi kimia yaitu Na2O 12.50%, Al2O3 32.40%, SiO; 42.50%, KQO 11.10%, TiO2 0.31%, dan Fe2O3 1.18% (% berat) dan rasio Si/Al sebesar 1.33. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu reaksi pada 135°C, 140°C, 145°C, 150°C, dan 155°C dan molar rasio reaktan (fenol : metanol) pada 1:10, 1:20, 1:30, 1:40, dan 1:50. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi dan molar rasio reaktan terhadap produk anisol yang terbentuk. Selain itu, uji katalitikjuga dilakukan dengan tanpa menggunakan katalis zeolit X untuk mengetahui pengaruh katalis tersebut.
Hasil reaksi uji katalitik dianalisis menggunakan kromatogratl gas (GC) dan GCIVIS. Berdasarkan percobaan, yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik tanpa menggunakan zeolit X hanya sebesar 40.48% sedangkan yield anisol yang terbentuk dari hasil reaksi uji katalitik pada kondisi yang sama dengan menggunakan katalis zeolit X didapatkan sebesar 74.02%. Hasil reaksi uji katalitik optimum didapat pada suhu reaksi 155°C dan molar rasio reaktan 1:20 dengan persentase fenol yang terkonversi 82.70%, yield anisol yang terbentuk 81 .49%, dan selektifitas fenol yang terkonversi menjadi anisol 98.54%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Jupesta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Enzim gas CO2 di atmosfer diidentifikasl dapat menimbulkan terjadinya efek
rumah kaca (greenhouse effect) sehingga perlu direduksi keberadaannya. Salah satu
cara yang prospektif adalah dengan teknologi fotokatalitik. Perancangan dan
modifikasi fotoreaktormcnnpakan salah sam parameter dalam menaikkan quantum
yield dan selektivitas produk fotoreduksi CO2 yang selama ini masih rendah.
Rcaktor Silinder Berputar (RSB) dirancang untuk memperbaiki efisiensi kinerja
dari fotoreaktor yang telah ada karena mempunyai kelebihan dalam had efektivitas
kontak antara reaktan, katalis dan sinar ultra violet.
Pada uji kinerja reaktor RSB dilakukan berbagai variasi yang meliputi
kecepatan putaran reaktor, pH larutan, bentukfjenis fotokatalis sorta penambahan
dopan Cu (Cu2O dan Cu) pada katalis TiO2. Preparasi katalis Cu2-TiO2 dan
Cu/TiO2 dilakukan dcngan metoda pencampuran fisik (physical mixing) dan metoda
impregnasi yang merupakan pencampuran kimia (chemical mixing). Analisis
produk reaksi dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography.
Dari uji kinerja reaktornya, RSB menunjukkan efisiensi paling baik
dibanding Reaktor Tangki Berpengaduk dan Reaktor Sirkulasi dengan quantum
efficiency 2,46% dan 3,74% untuk katalis serbuk dan film. Reaktor Sirkulasi
menghasilkan quantum eficiency untuk fotokatalis serbuk dan film sebesar 0,51%
dan 2,61%, Sedangkan Reaktor Tangki Berpengaduk hanya menghasilkan 2,54% untuk fotokatalis film. RSE dengan kecepatan putaran 150 RPM dan pH larutan 4
menunjukkan kondisi operasi yang optimum dengan quamum efficiency sebesar
3,74%. Keasaman larutan dan katalis TiO2 yang dipreparasi dalam beutuk film
dapat memperbaiki aktivitas fotokatalitik Penamhahau dopan Cu pada TiO2 juga
dapat menaikkan selektivitas produk metanol dengan quantum eficiency 4,15%
untuk Cu2O-TiO2 dan 4,30% untuk katalis Cu/TiO2. Dengan demikian, kondisi
operasi optimum yang dicapai pada penelitian ini meliputi: kecepatan putaran
reaktor 150 RPM, pH larutan 4, dan penggunaan katalis TiO2 bentuk film.
Penambahan dopan Cu pada katalis TiO2 lebih disaraukan untuk menaikkan yield
produk metanol. Waktu reaksi optimum dicapai antara jam ke-4 sampai jam ke-5
dan Iaju fotoreduksi CO2 menurun setelah jam ke-5."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Moerdhini Marlim
"Industri oleokimia di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Industri oleokimia terbesar di Indonesia berupa pabrik furry alcohol di Batam. Fatty alcohol dihasilkan oleh industri ini melalui rute metil ester dimana katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester adalah katalis basa NaOCH3.
Katalis ini memberikan yield metil ester sangat tinggi namun merniliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya. Katalis basa NaOH merupakan alternatif yang baik untuk menggantikan katalis basa NaOCH3. Selain rnemiliki harga yang lebih murah, katalis ini juga dapat memberikan yield metil ester yang sama dengan penambahan 1-2% mol.
Peluang untuk menggantikan katalis basa NaOCH3 dengan katalis basa NaOH dipelajari pada studi ini untuk mendapatkan titik terbaik penggunaan katalis NaOH dan untuk mengetahui kualitas dari metil ester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan katalis NaOH.
Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak inti kelapa sawit menggunakan katalis basa NaOH. Produk metil ester kemudian difraksionasi lebih lanjut untuk melihat kemumian metil ester yang diperoleh. Produk gliserin dimurnikan lebih lanjut sampai mencapai konsentrasi sekitar 97% untuk melihat kualitas yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik terbaik penggunaan katalis NaOH adalah 0.5% berat dari jumlah urnpan minyak nabati dengan yiefd metil ester 94.06% sedangkan titik terbaik penggunaan katalis NaOCH3 adalah 0.4% berat dengan yield metil ester 98%. Kualitas metil ester yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh industri oleokimia di Batam untuk parameter Mono Glyceride, Total Glycerol, Free Giycerol, %H2O, Wama, dan Hydroxyl Value.
Namun acid value dari produk metil ester dengan katalis NaOH tidak memenuhi spesifikasi. Sedangkan produk gliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kandungan soap dan sulfat yang Iebih tinggi dibandingkan dengan gliserin hasil penggunaan katalis NaOCH3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>