Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febiana Djanfara
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Joice Despin M.
"Untuk memulainya, marilah kita kilas balik sesaat Dahulu manusia mencita ramah tinggal, bukan sekedartempat tinggal saja, tapi ada tujuan seperti sarana beribadah, bersosialisasi, atau untuk pengungkapan ekspresi diri Dari latar belakang tersebut, terwujudlah rumah tinggal atau ruang berkegiatan yang di dalamnya mempunyai nilai- nilai atau maksud tertentu. Bentuk yang muncul pun mencerminkan nilai-nilai dan maksud itu. Seperti contohnya bangunan Meru (salah satu komponen dalam pura Bali) yang mempunyai atap berundak/lapis 5, maksudnya menunjukkan 4 arah utama utara- timur-selatan-barat ditambah pusatnya Tuhan.
Konsep bangunan tradisional pada penulisan ini, mengandung arti suatu konsep yang dikandung pada bangunan tradisional mengenai bagian-bagian kepala-badan-kaki pada bangunan. Dianalogikan bagian kepala-badan-kaki itu adshh atap-dinding/lantai- pondasi Namun bagian-bagian itu tidak sekedar bentuk semata. Di yakini bagian-bagian tersebut juga mempunyai nilai dan maksud tertentu seperti halnya Meru di atas.
Bangunan tinggi, sampai sekarang diyakini sebagai salah satu jawaban aras keterbatasan lahan yang semakin hari semakin bertambah. God still creates everything ecceptland, istilah yang sangat sesuai mengungkapkan atas kondisi sekarang ini. Ruang semakin dijelajah ke arah vertikal, bahkan hasrat menjelajah vertikal itu sampai ke luar bumi, begitu minimnya ternyata bumi kita ini sekarang. Dalam penulisan ini tidak sampai menjelajah sampai luar bumi.
Bangunan tinggi diciptakan untuk lebih mementingkan kuantitas ruang yang tingkat fungsionalitasnya tinggi. Terlebih lagi bangunan tinggi kaca. Bangunan tinggi kaca adalah bangunan tingkat tinggi yang bahan penutup fasadenya menggunakan kaca. Dan penulis menspesifikkan(,yang seluruhnya ditutupi oleh kaca
Jadi apakah bangunan tinggi kaca masih menatapkan konsep kepala-badan-kaki yang diserap dari bangunan tradisional. Terlebih di era modern ini yang lebih mengutamakan fungsionalitas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Novelita
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S33457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benri Sjach
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis Perubahan Pola Bagi Hasil Rumah Makan Minang (RMM) di Jakarta dari pola musyarakah menjadi pola campuran dengan memfokus pada faktor-faktor yang menyebabkannya dan implikasi dari perubahan itu terhadap pengelolaannya. RMM yang sejak semula dikelola secara musyarakah kini berubah menjadi campuran yaitu campuran antara pola musyarakah dan konvensional. Dalam pola musyarakah, semua anggota terlibat adalah kerabat danbertanggung jawab penuh terhadap operasi perusahaan dan keuntungan dinikmati bersama dan kerugian ditanggung bersama pula dalam suatu pola bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam pola campuran anggota dan pegawai (bukan kerabat) berbagi dalam tanggung jawab; dari sisi penghasilan anggota mengikuti pola bagi hasil sedangkan pegawai (bukan anggota) mengikuti pola penggajian konvensional. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pola yang dianalisis adalah variabel ekonomi dan variabel sosial yang terkait dengan perubahan pola usaha RMM. Variabel ekonomi RMM menyangkut pendapatan, biaya, dan keuntungan usaha dan pola pembagiannya; sedangkan variabel sosial menyangkut pengaruh perubahan tersebut terhadap: perubahan peran para aktor RMM dan hubungan antar mereka, efisiensi dan efektivitas pengelolaan RMM, penghasilan anggota dan pegawai, dan pola pengambilan keputusan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif; data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, pengamatan, dan kuesioner. Triangulasi dilakukan terhadap setiap data yang dikumpulkan dengan maksud memvalidasi data itu, hasilnya adalah data dengan validitas yang tinggi, kemudian kesimpulan ditarik dari data yang telah valid itu.

This research is aimed to analyze the Sharing Pattern Changing On the Rumah Makan Minang (RMM) in Jakarta, from Musyarakah (partnership) pattern to mixed pattern that focuses on factors that contribute to it and its implications on its management. RMM was first managed using Musyarakah and then changed into mixed pattern as a combination between Musyarakah and conventional pattern. In Musyarakah pattern members involved are relatives and fully responsible for any operational affairs of the company and profit and loss are shared equally in a pattern called profit-and-loss sharing. In mixed pattern members and employees (not relatives) share responsibilities; members apply profit-and-loss sharing in revenue whereas employees (not relatives) apply conventional payment of wages. Factors that contribute to pattern changing of which analyzed are economic and social variables, relating to business pattern changing in RMM. RMM economic variable includes revenue, cost and business profit and its sharing pattern; while social pattern includes effect of the changing on: the role changing among RMM actors and the relationship among them, efficiency and effectivity of RMM management, revenue for members and employees and the decision making pattern. This is a qualitative research; data are collected through deep interviews, observations and questionnaires. Triangulation applies on collected data by means of validating the data, resulting high-validated data and eventually conclusions can be drawn."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina Artining Anggorodi
"ABSTRAK
Pada masa kini, para wanita yang bekerja di luar rumah semakin meningkat jumlahnya. Untuk kondisi di Indonesia hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) karena semakin meningkatnya tingkat pendidikan, sehingga mereka tentu saja ingin memasuki lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat untuk memanfaatkan jerih payah pendidikan yang ditempuhnya; (2) karena kebutuhan dalam keluarga, sehingga para wanita pun harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Faktor kedua inilah rupanya yang menjadi penyebab mengapa banyak para wanita bekerja diluar rumah, dan ini terjadi di desa Cimandala. Umumnya mereka bekerja di sektor industri, yaitu menjadi buruh pabrik dengan penghasilan per bulan Rp. 250.000,- yang dibayarkan secara dua mingguan. Dengan bekerjanya wanita di luar rumah, maka tidak ada yang menyediakan dan memasak makanan di rumah.
Jalan yang ditempuh para wanita tersebut dengan membeli makanan jadi yang tersedia di warung-warung makan, baik yang dekat rumah maupun warung yang berada di dekat pabrik, tempat para wanita tersebut bekerja. Sehingga menimbulkan hubungan ketergantungan antara para wanita pekerja pabrik dengan warung makan. Para wanita pekerja pabrik membutuhkan jenis makanan yang tersedia di warung makan untuk makan.keluarganya, dan warung makan pun mempunyai keuntungan dengan adanya langganan yang sering membeli makanan yang tersedia di warungnya.
Hal tersebut nemungkinkan menimbulkan resiko
kesehatan, yaitu: (1) kbersihan dan makanan yang
dijual di warung makan; (2) komposisi makanan yang
tersedia di warung makan, apakah sudah mencukupi
Dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari, peranan ibu biasanya paling berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan makan keluarga, mengingat ibulah yang mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak dan menyiapkan serta menghidangkan jenis makanan tertentu sangat mempengaruhi jenis hidangan yang disajikan setiap hari.
Demikian pula halnya seperti yang dialami oleh kedelapan informan di desa Cimandala, kampong Mandalasari. Kedelapan informan tersebut mempersiapkan makanan bagi keluarganya dengan cara membeli makanan yang sudah jadi di warung makan di dekat tempat tinggal mereka.
Pemilihan makanan dilakukan atas dasar selera para anggota keluarga (anak, suami dan diri ibu itu sendiri); harga makanan yang disesuaikan dengan kemampuan; keterbiasaan sewaktu masing tinggal bersama sedikit banyak akan mempengaruhi pemilihan makanan tersebut; rasa makanan pun mempengaruhi seseorang dalam memilih makanannya, serta apakah makanan tersebut cukup mengenyangkan atau tidak
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trulyana Tantiani
"Salah satu transisi gaya hidup yang teljadi adalah perubahan perilaku makan. Hal ini terutama paHng berdampak pada kaum perempuan karena bagi perempuan penting sekali untuk tedihat cantik dan menarik dengan tubuh yang kurus dan tinggi (Logue, 1998). Salah satu caranya adalah dengen berdiet berlebihan yang dapat menjurus ke arah Perilaku Makan Menyimpang (PMM) (Weiss, 2005). Walaupun peda awalnya laporan mengenai terjadinya PMM hanya terjadi di Negara Barat, sejak 5 tahun terakhir ini PMM mulai merambah ke Negara-negara di Timur (Efron, 2005). Penyebab PMM rnenurut Logue (1998), Krummel (1996), dan McComb (2001) antara lain latar beiakang etnis informan, kebiasaan makan keluarga, usia dan jenis kelamin infom1an, pengaruh citra tubuh dan konsep diri, stress, pengaruh media massa. adanya masalah keiuarga, adanya pengalaman pelecehan seksual di masa lalu, adanya anggota keluarga lain yang bermasalah dengan berat badan, adanya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, genetik, ternan sebaya, peketjaan, ketakutan menjadi dewasa, acuan makanan, trcn makanan dan pola asuh keluarga.
Prevalensi penderita anoreksia nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5u/o pada perempuan (Holmes, 2006). Prevalensi di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030%. Sementara itu di Cina menurut suatu studi, prevalcnsi penderita anoreksia nervosa adalah sebesar 0,01% (Lee, 2005). Sedangkan prevalensi penderita bulimia nervosa di Amerika adalah sebesar l-3% (Holmes. 2006), Dl Asia setengah dari seluruh pasien yang melaporkan kejadian PMM adalah penderita bulimia nervosa (Lee, 2005). Prevalensi penderita PMM di Indonesia sendiri belum tercatat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab, mekanisme, dan proses teljadinya PMM dari persepsi penderita. Desain penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Subjek peneltian kualitatif, akan disebut dengan lnfonnan, diperoleh sebanyak 3 informan dari mereka yang pemah/sedang mengalami PMM. Subjek penelitian kuantitatif, akan disebut dengan responden, diperoleh sebesar 397 orang diperoleh dari mereka yang belum terdeteksi mengalami PMM. Waktu pengambilan data adalah bulan Mei-Juni 2007, Data akan diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif dan pengisian kuesioner untuk penelitian kuantitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa semua informan penelitian kualitatif memiliki masa1ah dengan anggota keiuarganya, memiliki pengaruh pola asuh keluarga yang cukup besar memiliki citra tubuh dan konsep diri yang terdistorsi, dan berada di lingkungan yang tidak mendukung adanya orang yang gemuk. HasH penelitian kuantitatif menemukan prevalensi kecenderungan PMM yang terjadi di Jakarta dengan menggunakan kuesioner dari Sarafino 0994) diperoleh sebesar 37,3%. Prevalensi kecenderungan PMM di Jakarta dengan menggunakan kuesioner darl Stice (2000) diperoleh preva!ensi kecenderungan rnengalarnJ anoreksia nervosa sebesar 11,6 % dan prevalensi kecenderungan bulimia nervosa sebesar 27 %.
Dari hasil tersebut diharapkan akan muncul peneHtian-penelitian lain untuk mendalami mengenai PMYI. Perlu juga dilakukan pendidikan gizi pada anak~anak sekolah dan orang tua agar dapat menurunkan dan mencegah terjadinya PMM dan dapat menerapkan perilaku makan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan. Orang tua juga diharap dapat menanamkan konsep diri dan citra tubuh yang benar pada anak-anaknya.

One of the life style changes that occur lately is the eating behavior. This changes gives it affect mostly to women because it is important for women to look beautiful with a thin and tall body (Logue, 1998). One way to achieve this figure is to diet which can lead to eating disorders (Weiss, 2005). Even though early reports of eating disorders state that eating disorders only happens in the Western Country, in the last 5 years eating disorders has been rising in the East (Efron, 2005). The cause of eating disorders according to Logue ( 1998), Krummel (1996), annd McComb (200 I) are the patient ethnic background~ family eating pattern, age, sex, self-concept, body image, stress, mass media, family problems, sexual abuse1 members of family have a weight problem, social economic, social culture, genetics, peer influence, occupation. fear or growling up, food reference, food trends, and parenting practice.
The prevalence for anorexia nervosa in the US are 05% females (Holmes, 2006). Anorexia nervosa prevalence in Japan are 0.025% - 0.030o/o, while in China, according to some studies, anorexia nervosa prevalence are 0.01% (Lee, 2005). Prevalence of bulimia nervosa in the US are 1-3% (Holmes, 2006). In Asia, half of the eating disorders reported are bulimic (Lee, 2005). In Indonesia, there hasn't been any report of eating disorders prevalence.
The objective of this research is to understand about what are the cause, mechanism; and process of eating disorders. The methods in this research are qualitative and quantitative. The subjects of the qualitative research are three persons who are willing to be the subject and hove a past history of eating disorders. The quantitative subjects are 397 respondent that have not been diagnose with eating disorders. The research is being held at May~June 2007, The information are being gathered by inF depth interview for the qualitative research and by filling a self reported questioner for the quantitative research.
The result from qualitative research shows that aU of the subjects have problems with their family, the parenting practice have a big influence in their life, they also have a distorted body image and poor self:.concept, and they are living in an environment that have a negative behavior towards overweight problems. TI1e quantitative research shows that using Sarrlino (!994) questioner, there are 37.3% adolescents who have a tendency toward eating disorders. By using the Stice (2000) questioner, there are 1 L6% adolescents that have a tendency towards anorexia nervosa, and 27% adolescents that have a tendency towards bulimia nervosa.
From the results, we hope that there will be more research about eating disorders. There should also be a nutritional education for students and parents so they can adopt a balance diet to a healthy body. Parents should also be encourages to tell their children about the right body image and self concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Widjaja
"ABSTRAK
Kebijakan jalan berbayar elektronik atau yang juga dikenal dengan
Electronic Road Pricing (ERP) merupakan salah satu bentuk kebijakan publik
yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mengatasi persoalan
kemacetan lalu lintas. Pada skema jalan berbayar elektronik, pengendara mobil
pribadi diharapkan meninggalkan mobil pribadinya dan beralih menggunakan
angkutan umum massal guna memenuhi kebutuhan perjalanan. Penelitian ini
bertujuan menganalisis respons masyarakat yang berkantor di jalan Sudirman-
Thamrin, yang setiap harinya harus melewati jalan yang akan diterapkan kebijakan
ERP tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 74% pengendara mobil
pribadi yang berkantor di kawasan Sudirman sampai dengan MH. Thamrin Jakarta
bersedia melewati jalan berbayar elektronik pada besaran tarif awal per-sekali
jalan sampai dengan Rp. 35.000,-. Sementara itu, sebanyak 26% pengendara mobil
pribadi yang berkantor di kawasan ini tidak bersedia melewati jalan berbayar dan
memilih alternatif lain guna memenuhi kebutuhan mobilisasinya, antara lain:
beralih menggunakan angkutan umum massal sebagai alat transportasi (14%),
tetap menggunakan mobil pribadi namun melewati rute jalan alternatif di luar
kawasan jalan berbayar untuk perjalanan dari dan menuju lokasi tujuan (5%),
memarkirkan mobil pribadinya di lokasi-lokasi parkir diluar kawasan jalan
berbayar (2%), tetap menggunakan mobil pribadinya namun mengubah waktu
perjalanan (1%), mengubah lokasi tempat tinggal (1%), dan beralih menggunaan
kendaraan pribadi lain seperti sepeda roda dua dan sepeda motor.
Hasil analisis menggunakan metode logit juga menunjukkan adanya
beberapa faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi respons pengendara mobil
pribadi yang berkantor di jalan Sudirman-Thamrin Jakarta dalam menyikapi
kebijakan jalan berbayar, yaitu (1) jenis kelamin, dimana lebih banyak perempuan
yang cenderung memilih melewati jalan berbayar (2) jenis pekerjaan, dimana lebih
banyak pekerja swasta yang bersedia melewati jalan berbayar (3) pengetahuan
tentang jalan berbayar, dimana pengendara mobil pribadi yang mengetahui skema
kebijakan ini akan cenderung bersedia melewati jalan berbayar, serta (4) pengaruh
faktor penghasilan kurang dari Rp 9.999.000,- yang membuat pengendara mobil
cenderung untuk tidak bersedia melewati jalan berbayar

ABSTRACT
Electronic Road Pricing (ERP) policy is a public policy initiated by the
Provincial Government of Jakarta. It aims to overcome the problem of traffic
congestion. On its scheme, private vehicles are expected to release his personal car
for transportation and switching it to the use of public transportation. The research
aims to analyze the response of people who works at the area of Jenderal Sudirman
? MH. Thamrin and will have to drive their car through the road pricing area.
This study shows that in order to avoid the element of coercion, the
motorists initiate rational choices, which is also reflected as people?s response to
the new social norms or rules. The majority respondents response (74%) still
willing to crossing the road with the starting tariff at Rp.35.000,- as per one trip of
mobilization. Meanwhile, 26% respondent is refuse to use the road pricing and
would prefer using another options for the trips, such as: using public
transportation (14%), keep using personal car but will passing the alternative road
to avoid the road tariff (5%), parking their car at the parking lot outside the road
pricing area (2%), changing times for making trips (1%), change their residence
location (1%), and switching the car use to bicycle use or motorcycle.
Furthermore, the study found some socio-economic factors that would
influence people?s response to the road pricing policy, which are (1) gender; most
of female motorist would like passing the road pricing area (2) jobs; most of
private sector workers would like passing the road pricing area (3) knowledge
about ERP; most of motorists who are aware to the scheme of electronic road
pricing would prefer passing the road and pay the tariff (4) the income amount of
less than Rp 9.999.000,- influences motorists would not passing the road pricing"
2016
T45619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Pertiwi Yusuf
Jakarta: Putra Sejati Raya, 1997
394.126 WIW t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mintosih
Jakarta: Putra Sejatu Raya, 1997
394.121 SRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>