Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Anggraeni
"Pembangunan senantiasa menghadirkan dikotomi antara dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak positif pembangunan adalah meratanya informasi bahkan sampai mendunia atau yang lebih kita kenal dengan transformasi globalisasi. Namun hal ini juga menghadirkan dampak negatif yang tak kurang peliknya, mulai dari peningkatan urbanisasi, meningkatnya pengangguran, tingkat kemiskinan sampai pada akhirnya meninggikan tingkat angka kejahatan di masyarakat.
Intervensi pembangunan yang menghasilkan kondisi miskin ini telah merembes pada keluarga sebagai unit kesatuan masyarakat yang terkecil , sehingga menuntut adanya kontribusi pendapatan dari seluruh anggota keluarga termasuk anak. Dan suka ataupun tidak anak harus ikut bekerja. Biasanya dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah serta minus pengalaman, sulit bagi mereka untuk memasuki kerja formal yang memadai, akhirnya mereka akan lebih banyak memasuki kerja di sektor informal.
Dari sektor ini biasanya mereka bekerja sebagai pedagang kegiatan pedagang; menjadi penjaja makanan-minuman, pengecer koran-majalah. Dan sebagai penjual jasa; menjadi pengamen .Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi jalanan ini yang kemudian dikenal sebagai anak jalanan.
Keberadaan mereka sebagai pekerja anak jalanan sendiri sudah merapakan suatu masalah sosial, dan ketika mereka sudah berada di jalan, akan muncul masalah sosial lain seperti berkaitan dengan masalah pendidikan, sosialisasi, kesehatan, keamanan, kesejahteraan, ekonomi dan kemasyarakatan lainnya.
Berangkat dan kenyataan tersebut diatas, maka penelitian ini ingin mengetahui keberadaan kehidupan pekerja anak jalanan, khususnya mereka yang bekerja di lampu merah, yang dilihat dari beberapa faktor yang melatar belakanginya. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian yang bersifat eksploratif ini dilakukan secara kualitatif, dengan jumlah responden sebanyak 6 orang berlokasi di perempatan lampu merah jatinegara."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mukarto Siswoyo
"Keterlibatan anak-anak bekerja dalam dunia kerja upahan, membawa dampak negatif bagi perkembangan fisik maupun psikis anak. Mereka menjadi kehilangan kesempatan bermain dan sekolah serta masa kanak. Bahkan yang lebih memprihatinkan, mereka berada pada situasi kerja yang eksploitatif. Secara konseptual, eksploitasi adalah suatu tindakan individu, kelompok, atau kelas yang secara tidak adil atau secara tidak wajar menarik keuntungan dari kerja, atau atas kerugian orang lain. Dalam kaitan dengan pekerja anak, eksploitasi berarti anak yang dieksploitasi orang lain dalam keseluruhan bagian yang berkaitan dengan produksi tenaga kerja; dan anak bekerja dalam pekerjaan tertentu yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan-kebutuhan perkembangannya.
Tujuan penelitian ini untuk memahami faktor pendorong dan penarik anak bekerja serta mengungkap terjadinya eksploitasi terhadap mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan analisa kualitatif. Data dikumpulkan dari informan yang dipilih melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi.
Pertanyaan pokok penelitian tentang eksploitasi meliputi empat aspek berikut: a). Upah kerja, b). Jam kerja, c). Pemberian jenis pekerjaan, dan d). Hubungan dengan majikan. Hal yang ingin diungkap juga adalah faktor pendorong dan penarik anak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan orang tua menjadi faktor pendorong dan keberadaan pabrik genteng dilingkungannya menjadi penarik anak bekerja.
Atas hasil penelitian disimpulkan bahwa anak berada pada situasi kerja yang eksploitatif. Eksploitasi ditunjukkan oleh upah yang mereka terima setengah dari pekerja dewasa. Jam kerja diberlakukan lama dengan pekerja dewasa. Tidak ada pembedaan pemberian jenia pekerjaan antara pekerja dewasa dengan pekerja anak walaupun berisiko tinggi. Dan pola hubungan buruh-majikan, nampak terlihat menguntungkan pihak majikan dengan diciptakannya instrumen-instrumen pengikat sedemikian rupa sehingga anak menjadi tetap bekerja. Disamping itu, hak-hak sebagai pekerja tidak dijamin oleh pengusaha karena pengusaha merasa tidak berkewajiban untuk menyediakannya.
Atas dasar itu, peneliti menyarankan kepada pihak pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal melalui penerapan peraturan dan sangsi yang tegas Berta pemberian pelayanan sosial kepada anak-anak yang telah "terjebak" dalam situasi kerja upahan sehingga terhindar dari praktek eksploitasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Mariana
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27154
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardius Usman
Jakarta : Grasindo, 2004
331.31 USM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Murtiyoningsih Ratiyo
"Eksploitasi terhadap pekerja anak lebih sering difokuskan kepada pekerja anak di sektor formal, sementara disinyalir bahwa pekerja anak di sektor informal seperti halnya anak jalanan juga tidak luput dari kemungkinan mengalami eksploitasi. Pekerja anak adalah eksploitatif jika menyangkut hal-hal sebagai berikut;
1) Kerja penuh waktu pada usia dini;
2) Jam kerja yang panjang;
3) Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial atau psikologis;
4) Upah rendah;
5) Tanggungjawab yang terlalu banyak;
6) Pendidikan terhambat;
7) Pekerjaan yang mengurangi martabat dan harga diri, dan;
8) Pekerjaan yang merusak perkembangan sosial dan psikologis. Anak jalanan merupakan fenomena sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di kota-kota besar. Salah satunya adalah di kota Jakarta, sejumlah tempat diidentifikasi sebagai lokasi anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di kawasan Tugu Pancoran Jakarta, yang merupakan salah satu lokasi strategis anak jalanan. Anak jalanan yang diteliti adalah anak-anak yang bekerja di jalanan sebagai pengamen di bawah pengawasan orang tua/wali mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan kasus eksploitasi anak jalanan. Serangkaian wawancara dilakukan kepada sejumlah informan, yang terdiri dari anak jalanan, orang tua/wali yang mengawasi anak jalanan, pekerja jalanan dewasa lainnya di lokasi, juga dengan beberapa narasumber, baik dari praktisi yang telah cukup lama menangani masalah maupun aparat pemerintah. Data hasil penelitian ini juga diperoleh melalui pengamatan (observasi) tidak terlibat berstruktur yang dilakukan langsung di lokasi tempat anak bekerja (street-based observation) selama bulan Mei hingga Agustus 2000 di sekitar Tugu Pancoran. Sejumlah data dan informasi yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak yang bekerja sebagai pengamen jalanan di kawasan Pancoran mengalami eksploitasi, balk sebagai anak maupun sebagai pekerja. Anak dieksploitasi oleh orang tua/wali sehubungan dengan dipekerjakannya anak oleh orang tua/wali mereka sendiri. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya eksploitasi anak jalanan ini antara lain;
1) Ketidakseimbangan kekuasaan antara orang tua dengan anak;
2) Dorongan kemiskinan;
3) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua; 4) Disfungsi ayah sebagai pencari nafkah utama, dan,
5) Perpisahan orang tua. Eksploitasi yang dialami anak jalanan di kawasan Pancoran ini beragam bentuknya, yaitu;
1) Eksploitasi ekonomi oleh orang tua/wali; 2) Eksploitasi terhadap akses pendidikan;
3) Eksploitasi terhadap waktu luang;
4) Eksploitasi terhadap upah;
5) Eksploitasi terhadap harga diri,
6) Eksploitasi dalam bentuk tindakan kekerasan, dan;
7) Eksploitasi terhadap tumbuh kembang anak. Selain mengalami eksploitasi, anak —anak jalanan juga berada dalam kondisi yang buruk karena mereka melakukan pekerjaan yang membahayakan perkembangan fisik, mental, moral, psikologis, dan sosial mereka, yang berarti juga mengorbankan masa kanakkanak mereka. Eksploitasi yang terjadi pada anak-anak jalanan merupakan bentuk pelanggaran hak-hak anak yang termaktub dalam Konvensi Hak-hak Anak, yang meliputi hak anak untuk mempertahankan kehidupannya, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk berpartisipasi, dan terutama hak untuk memperoleh perlindungan. Pelanggaran hak-hak anak ini seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah memberikan perhatian terhadap anak dan masalah-masalah yang mereka alami, adanya dukungan masyarakat dalam menguatkan sistem sosial yang dapat membantu anak dan keluarganya, serta apabila orang tua memahami hakhak anak dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardius Usman
"Keberadaan pekerja anak-anak banyak mendapat perhatian berbagai pihak. Disamping dianggap melanggar hak-hak anak, juga dikuatirkan bekerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak. Akan tetapi, bagi Indonesia melarang anak-anak bekerja bukanlah tindakan rasional, mengingat keadaan sosial ekonomi Indonesia. Sekalipun demikian, pekerja anak harus dikurangi secara bertahap yang didasarkan pada skala prioritas. Untuk membuat skala prioritas ini dibutuhkan pengkajian dari berbagai aspek.
Berdasarkan hal tersebut, maka tesis ini mencoba untuk meneliti beberapa permasalahan pekerja anak, sehingga dapat memberi rekomendasi guna pembuatan prioritas dalam rangka mengurangi pekerja anak.
Tesis ini mempunyai beberapa fokus pembahasan, yaitu melihat kondisi pekerja anak-anak, mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pekerja anak-anak, dan melihat karakteristik pekerja anak yang mengalami eksploitasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pads Survei Sosial Nasional (Susenas) KOR tahun 2000. Oleh karena keterbatasan informasi pada sumber data maka pekerja anak-anak dibatasi untuk penduduk yang berusia 10-14 tahun saja. Sedang metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan membuat model regresi logistik. Variabel babas yang digunakan dalam pembuatan model adalah daerah tempat tinggal, lapangan usaha kepala rumahtangga (KRT), status pekerjaan KRT, pendidikan KRT, jenis kelamin KRT, rata-rata pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, dan jenis kelamin anak.
Analisis situasi yang digunakan untuk melihat kondisi pekerja anak-anak memberikan beberapa hasil, yaitu: sebagian besar pekerja anak-anak tinggal di daerah pedesaan, dan bekerja di sektor pertanian, dengan status sebagai pekerja keluarga/tak dibayar. Sedang berdasarkan jenis kelamin, persentase anak laki-laki yang menjadi pekerja ternyata lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Berdasarkan model regresi logistik, terlihat adanya kecenderungan semakin rendah rata rata pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, maka akan semakin tinggi resiko anak-anak untuk bekerja. Karakteristik kepala rumahtangga, yaitu: pendidikan, lapangan usaha, status pekerjaan, dan jenis kelamin, juga mempunyai pengaruh yang mengakibatkan timbulnya pekerja anak-anak, Disamping itu, daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin anak juga ikut mempengaruhi timbulnya pekerja anak-anak.
Pekerja anak-anak yang mengalami eksploitasi berdasarkan kriteria akses ke pendidikan, jam kerja, dan upah/gaji menunjukan kondisi yang memprihatinkan. Semua propinsi di Indonesia ternyata terdapat anak-anak yang mengalami eksploitasi tersebut. Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bali, Sulawesi Utara, merupakan propinsi-propinsi yang perlu mendapat perhatian dalam masalah eksploitasi pekerja anak-anak."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2002
T9562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Putu Agung
"Anak, dalam instrumen internasional maupun peraturan perundang-undangan nasional dimasukkan dalam kelompok yang perlu mendapat perhatian berbeda di samping para penyandang cacat dan para lanjut usia.
Indikator anak yang dieksploitasi secara ekonomi khususnya bagi anak yang dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga antara lain: jam kerja yang panjang, upah yang tidak terstandarisasi, beban kerja yang berat, tidak ada kesempatan bersekolah, tinggal terpisah dengan keluarga dan lain-lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum pekerja rumah tangga anak dan mengetahui implementasi pemenuhan hak pekerja rumah tangga anak untuk memperoleh perlindungan dari eksploitasi ekonomi. Teori yang digunakan adalah teori perkembangan anak dan kemiskinan.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pekerja rumah tangga anak dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia serta pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan.
Hasil yang didapat adalah sebagian anak rentan mengalami eksploitasi secara ekonomi, serta ada kecenderungan anak yang dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga terganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Rekomendasi yang disampaikan, yakni diperlukan adanya kerjasama dan komitmen semua pihak untuk memperhatikan perlindungan pekerja rumah tangga anak. Di samping itu pemerintah perlu menyusun peraturan-perundang-undangan nasional yang secara langsung ditujukan bagi perlindungan pekerja rumah tangga khususnya pekerja rumah tangga anak.

Children become the main focus of discussion for their rights protection in the international instruments and national law and regulation. The protection for them is differed from other disabled people.
The indication of children being economically exploited is seen by their over working hour, insufficient wages, too heavy working burden, loosing education chance, separated from family life.
The aims of the research is to find out the description and implementation of children rights while they become housemaid and to get the protection from economical exploitation_ Theories used in this research are the theories which are connected with children development theories, poverty theories. The research used qualitative method. Data is gained by interviews.
The result that of the research discover that children tend to get economical exploitation during working time, besides they also have the tendency to be mentally abused, disturb physical growth as children and the low minim::, a standard of wages. The exploitation of children can be done by families, employers, distributor, and state.
The recommendation which can be suggested the parties who have the working agreement should follow the regulation properly. Besides, it is also necessary to arrange law and regulation for domestic workers particularly children.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>