Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kesumaningsih
"Saat ini penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 235 juta orang dimana 37,3 jiwa adalah penduduk miskin. Dalam mengatasi kesulitan hidupnya, penduduk miskin tersebut membutuhkan bantuan kredit secara cepat dan mudah. Sedangkan akses mereka yang terdekat dan tercepat adalah rentenir yang dapat memberikan tingkat bunga kredit sangat tinggi sekitar 60%-300% pertahun. Mereka tidak dapat memasuki akses perbankan maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya dengan alasan yaitu prosedur yang rumit.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka Perum Pegadaian berusaha untuk memberantas rentenir melalui ekspansi dengan membuka kantor-kantor cabang terutama di daerah yang banyak terdapat rentenir. Hal inl sesuai motto Perum Pegadaian yaitu `Mengatasi Masalah Tanpa Masalah'. Diharapkan nasabah dapat dengan mudah dan cepat memperoleh kredit dengan menitipkan barang jaminan berupa barang bergerak sesuai ketentuan yang berlaku dengan tingkat sewa modal yang lebih rendah daripada rentenir.
Sejak 1 April 1990 status Pegadaian berubah dari Perusahaan Jawatan berubah menjadi Perusahaan Umum. Perum Pegadalan berusaha untuk membawa core bussiness nya menjadi profitable motive. Perum Pegadaiansalah satu BUMN yang memiliki hak monopoly by law tentunya menjadi monopolist yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan pasar atau Market Power. Kecenderungan market powerful tersebut sangat dirasakan terutama sejak masa krisis moneter. Dengan semakin besarnya market power ini Perum Pegadaian akan berusaha untuk mempertahankan hak monopolinya.
Sesuai dengan Misi Perum Pegadaian yaitu `Ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah, melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan' maka Perum Pegadaian terikat pada Public Services Obligation. Jadi walaupun Perum Pegadaian memiliki hak monopoly by law dan market power yang semakin besar, Perum Pegadaian tidak meninggalkan Misi perusahaan. Hal ini terbukti dimana Perum Pegadaian tidak mengeksploitasi kemampuan nasabah dengan cara menetapkan tingkat sewa modal yang relatif stabil sejak 1990-2002 dan berusaha untuk menurunkan biaya-biaya operasional, salah satunya adalah spread margin.
Perum Pegadaian sebagai salah satu BUMN yang sehat dengan core business jasa kredit gadai menetapkan barang jaminan/collateral berupa emas/perhiasan akan sangat menarik dan mendorong para investor untuk berlomba-lomba menanamkan uangnya di Perum Pegadaian, sebagal salah satu sumber modal kerja Pegadaian.
Perum Pegadaian sebagai monopolist dalam industrinya, tidak dapat menjadi pemain tunggal dalam lembaga keuangan mikro. Perum Pegadaian akan menghadapi para pesaing yang sama-sarna memasuki masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Para pesaing yang terdekat adalah BRI Unit Desa dan BPR. Kedua pesaing ini memberikan tingkat bunga yang lebih murah daripada Perum Pegadaian dengan fasilltas yang lebih baik didukung dengan kemampuan teknologi yang tinggi. Agar keberadaan Perum Pegadaian tetap dirasakan di masyarakat sekaligus sebagai salah satu pesaing dalam lembaga keuangan mikro, Perum Pegadalan bisa bersaing dalam meningkatkan mutu pelayanan maupun memperbanyak jenis-jenis produknya agar menarik antara lain jasa kredit-gadai gabah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Adji Prabawa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan hutang pada-
industri tekstil yang listed di Bursa Efek Jakarta dapat meningkatkan pendapat
an per lembar saham (EPS) nya.
Teori struktur modal membahas apa yang terjadi dengan nilai perusahaan bi
la struktur modal berubah sementara itu keputusan investasi dan kebijakan divi
den dipegnng konstan. Banyak model yang bisa dipakai dalam analisis strnktur
modal. Knrenn sn1tt'mcngnknr binyn modal pcrusahnnn dcngan tingknt lcvcrnge
yang bervarlasi antar wnktu maku
Mndcl nnnllsu EBIT-EPS yung
ini nada dasarnya untuk mengukur
atas atau dl bawah "indifference
dianggap cukup besar mencapai di
dipilih model yung relntif muduh dltcrupkun.
bnnynk dipnkai dalom nnalisis struktur modnl
probabilitas expected EBIT dalam mencapai di
point". Sehingga bila probabilitas tersebut
atas indifference point nya maka penggunaan -
hutang akan meningkatkan pendapatan per lembar sahamnya. Sebaliknya bila proba
hilitas tersebut dianggap terlalu kecil mencapni di atas indifference point ma
ka penggnnaan hucang tidnk ukun mcningkatkan pendapatan per lembar saham (EPS)
nyn.
Banyak hasil Studi yang menemukan hahwa saham yang memiliki "future grow-
th" tertinggi dalnm EPS nyn memperlihntknn "risk adjusted returns" yang terti-
nggi pula. Sehingga "growth" dalam laporan pendapatan mempengaruhi harga saham
adalah sangat signlfikan.
Hasil penelitian pnda perusahaan-perusahaan tekstil yang listed di Buren
Efek Jakarta dengan periode tahun 1988 hingga 1996 dan dengan menggunakan mo-
del analisa EBIT-EPS menunjukkan bahwa dari sepuluh perusahaan hanya scmbilan-
perusahaan yang dapat digambarkan perkiraan indifference point nya. Dari hasil
perhitungan probabilitas EBIT dalam mencapai di atas atau di bawah indifferen~
ce point nya maka 56% atau lima perusahaan yang probabilitas EBIT nya memung -
kinkan menggunakzn hutang. Sementara itu 64% atau empat perusahaan probabili -
tas EBIT nya tidak memungkinkan menggunakan hutang."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Chloridiany
"Skripsi ini, sesuai dengan judulnya, membahas tentang industri musik dalam struktur kapitalisme global, dengan studi atas perkembangan perusahaan rekaman transnasional di Indonesia. Seperti kita ketahui, dunia saat ini konon tengah memasuki suatu era bernama globalisasi. Namun, globalisasi ini acapkali dicurigai sebagai bentuk berkuasanya suatu hegemon, yaitu struktur kapitalisme global. Dalam struktur kapitalisme global, industri adalah hal yang sangat penting. Termasuk pula industri musik. Dalam setiap tata dunia yang sedang berlaku, memang unsur kebudayaan adalah bagian yang penting. Budaya, dalam hal ini musik, menjadi industri tersendiri dalam struktur kapitalisme global, dan ini biasa disebut dengan budaya populer. Fenomena musik populer sejatinya adalah bagian dari industri rekaman lintas batas negara, dengan pemain utamanya adalah perusahaan rekaman yang juga lintas batas negara (transnasional). Perusahaan rekaman transnasional raksasa di dunia adalah Universal Music, Sony Music, BMG, Warner Music, dan EMI. Mereka disebut raksasa anta' a lain karena kekuatan jaringannya di seluruh dunia, jumlah karyawan yang dipekerjakan, dan uang yang berputar di dalamnya. Di Indonesia, industri musik dalam negeri berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun. Kondisi industri musik Indonesia ini tak lepas dari tata dunia yang berlaku. Pada tahun 1990-an perekonomian di Indonesia berkembang pesat dan media-media baru pun bennunculan. Lima raksasa industri musik dunia hadir di Indonesia dalam suasana penuh dukungan ini. Perusahaan rekaman transnasional dimungkinkan dapat beroperasi secara penuh setelah Indonesia menggulirkan Peraturan Pemerintah No. 20 pada 1994, tepat setelah Economic Vision Statement Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 1993 serta rekomendasi Putaran Uruguay mengenai perdagangan bebas pada 1994 digulirkan. Skripsi ini akan menyoroti keberadaan industri musik Indonesia sebagai bagian dalam struktur kapitalisme dunia. Permasalahan yang diangkat adalah mengenai bagaimana perusahaan rekaman transnasional masuk dan kemudian berkembang di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1996 sampai dengan 2002. Kerangka pemikiran yang dipakai adalah Transnational Historical Materialism oleh Robert Cox. Pemikiran ini terpengaruh oleh Antonio Gram sci, hanya saja diaplikasikan di level internasional. Setiap usaha hegemonisasi mengakibatkan bersekutunya berbagai macam kekuatan progresif potensial, yang akan bersamaan datang dan membentuk apa yang disebut Gramsci sebagai 'blok historis' (historical bloc). Dalam level internasional, Cox menyatakan bahwa dalam masa berkembangnya internasionalisasi produksi dan pertukaran, sangat mungkin muncul transnational historical bloc. Blok historis ini, baik pada level negara ataupun lintas batas negara, akan menjadi kohesif dengan adanya ideologi hegemoni, atau kerangka berpikir yang memberi identitas dan kepercayaan. Aplikasi Cox terhadap konsep Gramscian menitikberatkan pada kekuatan sosial transnasional (transnational social forces). Tiga kategori forces (kekuatan potensial) yang berinteraksi dalam suatu struktur tersebut adalah: kemampuan material, ide/gagasan, dan institusi/lembaga. Tidak ada salah satu yang paling menentukan diantara ketiga perangkat kekuatan sosial lintas batas negara (transnational of social forces) ini; hubungannya diasuinsikan resiprokal. Temuannya adalah hegemoni ideologi perdagangan bebas ini dibawa masuk oleh tiga perangkat social forces, yaitu kapabilitas material, institusi, dan ide. Dalam kasus Indonesia, institusi internasional yang menekan dengan perdagangan bebasnya adalah APEC dan GATT (yang kemudian melembaga menjadi WTO). Insitusi-institusi internasional tersebutlah yang kemudian turut andil dalam membuat institusi negara, yaitu Indonesia, menyebarkan ideologi perdagangan bebas. Yaitu dengan keluarnya Paraturan Pemerintah No. 20/1994. Peraturan pemerintah itulah yang memungkinkan perusahaan rekaman transnasional — Universal Music, Sony Music, Warner Music, BMG, EMI — beroperasi secara penuh di Indonesia. Perusahaan transnasional adalah salah satu social force claim menyokong struktur kapitalisme global, yaitu dengan kapabilitas material yang begitu besar dimilikinya. Tidak cukup dengan insitusi dan kapabilitas material, suatu blok historis haws juga dipefkuat dengan penyebaran ide. Ide disini adalah bahwa produk budaya yang dibawa kapabilitas material atau perusahaan rekaman tarnsnasional dianggap baik. Itulah mengapa tren musik di Indonesia menjadi padu dengan tren musik internasional. Ditambah pula dengan promosi hak cipta oleh media massa yang semakin memperkuat blok historis ini di Indonesia. Jadi, proses masuk dan berkembangnya perusahaan rekaman transnasional di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia, lewat industri musik, dapat dikatakan sudah terhegemoni oleh struktur kapitalisme global."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andarwati
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang menentukan prestasi perusahaan pasangan usaha dari lembaga modal ventura (lembaga pembiayaan keuangan), yang mengemukakan bahwa keberhasilan perusahan pasangan usaha tergantung dari karakteristik wirausahawan, struktur industri yang dimasuki dan strategi yang digunakan perusahaan tersebut, dengan menggunakan model: Prestasi perusahaan pasangan usaha = f ( karakteristik wirausahawan, struktur industri, strategi bisnis ).
Dalam pengujian model ini dikemukakan 7 hipotesis, mengenai faktor-faktor yang berpengaruh menentukan prestasi(keberhasilan) perusahaan pasangan usaha. Hipotesis ini diajukan berdasarkan atas permasalahan :
Bagaimana bentuk karakteristik wirausahawan yang dapat mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Struktur industri yang bagaimana yang mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Strategi bisnis yang bagaimana yang mempengaruhi prestasi perusahaan pasangan usaha ?
Bagaimana bentuk interaksi antara masalah yang tersebut pada butir (1), (2) dan (3) ?
Data yang digunakan untuk pengujian ini berasal dari 40 perusahaan pasangan usaha (baik yang berhasil maupun yang gagal), data tersebut diambil dari 3 lembaga pembiayaan keuangan termasuk sebuah perusahaan modal ventura.
Secara keseluruhan dari pengujian hipotesis ini ditemukan dukungan yang kuat terhadap model tersebut, bahwa prestasi perusahaan pasangan usaha dipengaruhi oleh karakteristik wirausahawan, struktur industri dan strategi bisnis-nya. Interaksi ketiga variabel ini jauh lebih penting dalam menunjang prestasi perusahaan pasangan usaha, dart pada masing-masing variabel berdiri sendiri-sendiri.
Seperti diketahui bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura di Indonesia mencontoh model Amerika, dengan mengemukakan cara kerja yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang terkemuka di Jepang, akan memberi gambaran lain terhadap alternatif cara pembiayaan tersebut."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Wulansari
"The dynamics of insurance agency in indonesia have fed to changes in the market structure of the life and property insurance industry in indonesia. This study examines the influence of market structure on profitability in life and property insurance companies in indonesia. Based on Concentration Ratio. this study found that from 1996-2004 the life and property insurance industry in indonesia was an oligopoly. The market structure of the life insurance industry had on average moderate concentration levels while the market structure of the property industry had on average low concentration levels. The regression model was constructed using pane! data and showed that the market structure positively influenced company profitability in both the life and property insurance industries. Yet this Positive influence was due more to efficiency than market power."
2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rinayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur industri lokal (spesialisasi, diversifikasi, dan kompetisi) terhadap produktivitas perusahaan di kawasan industri. Dengan menggunakan unbalanced data panel dari perusahaan industri besar dan sedang di Indonesia Tahun 2010-2015 serta metode estimasi fixed effect, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh struktur industri lokal terhadap produktivitas perusahaan. Pengaruh tersebut berbeda antara perusahaan di luar kawasan industri dengan perusahaan di kawasan industri. Spesialisasi menurunkan produktivitas baik perusahaan di kawasan industri maupun di luar kawasan industri, dengan penurunan yang lebih besar pada perusahaan di kawasan. Diversifikasi memberikan pengaruh positif pada peningkatan produktivitas perusahaan di kawasan industri. Sedangkan bagi perusahaan di luar kawasan, diversifikasi berpengaruh negatif pada produktivitas perusahaan, namun pengaruhnya kurang signifikan. Sementara untuk kompetisi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas perusahaan di luar kawasan, namun pengaruhnya tidak signifikan untuk produktivitas perusahaan di kawasan industri. Dari bukti empiris ini, maka perusahaan di kawasan industri mendapat manfaat dari struktur industri lokal yang terdiversifikasi.

This study aims to determine the effect of local industry structure (specialization, diversification, and competition) on firm productivity in the industrial estates. By using unbalanced panel data from large and medium-sized industrial companies in Indonesia in 2010-2015 and the fixed effect estimation method, the results show that local industry structure influences firm productivity. The effect differs between firms outside the industrial estate and firms in the industrial estate. Specialization decreases the productivity of both firms in the industrial estate and outside the industrial estate, with a greater decline to firms in the industrial estate. Diversification has a positive effect on increasing firm productivity in industrial estate. As for firms outside the industrial estate, diversification has a negative effect on firm productivity, but the effect is less significant. For competition, it has a positive and significant effect on firm productivity outside the industrial estate, but the effect is not significant for firms within industrial estate. From this empirical evidence, firms in industrial estates benefit from a diversified local industry structure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T55016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Organisasi Perburuhan Internasional, 2004
331.32 PEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>