Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastia Putri Ridiasa
"Fenomena anak jalanan di Indonesia terutama di kota-kota besar, sudah semakin menjadi masalah kesejahteraan sosial yang serius karena jumlahnya yang terus meningkat secara signifikan baik kualitas maupun kuantitas. Adapun penyebab fenomena anak jalanan ini merupakan gabungan dari berbagai faktor; mulai dari tingkat mikro, tingkat meso, sampai tingkat makro. Oleh karena itu, anak selalu berada dalam posisi yang tidak berdaya bahkan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Berangkat dari kondisi tersebut, pada saat ini banyak sekali lembaga pelayanan pengembangan masyarakat (LSM) dengan berbagai bentuk pendekatannya, berusaha mengatasi permasalahan anak jalanan. Selain perhatian dari pemerintah melalui kebijakannya, LSM-LSM ini berusaha untuk membantu memberdayakan keadaan anak jalanan menjadi anak yang berguna dan memiliki kualitas sebagai generasi penerus bangsa di masa depan. Beberapa pendekatan yang dikenal dan diterapkan oleh berbagai LSM saat ini, yaitu street based, centre based dan community based. Street based merupakan penanganan di jalan di mana anak jalanan berada (berfungsi perlindungan), centre based merupakan penanganan di sebuah lembaga/panti/pusat pelayanan (berfungsi rehabilitasi), sedangkan community based merupakan penanganan yang melibatkan seluruh bagian dari masyarakat terutama keluarga atau orang tua anak jalanan (berfungsi preventif). Ketiga strategi pendekatan ini mempunyai keunikannya sendiri dan akan lebih berfungsi efektif jika diterapkan pada anak jalanan yang tepat sasaran. Penelitian ini ingin memfokuskan pada strategi pendekatan melalui centre based yang akan dilihat keberhasilannya dari sudut pandang anak-anak yang didampingi dalam centre based tersebut. Dengan kata lain penelitian ini ingin melihat bagaimana anak jalanan memberikan makna terhadap apa yang dilakukan oleh centre based terhadap diri mereka. Centre based yang dimaksud adalah Yayasan Kasih Mandiri (YKM) cabang Pasar Minggu dan Cimanggis karena centre based ini telah berdiri selama 6 tahun dan masih terlihat konsisten dengan tujuan dan fungsi utamanya. Sedangkan kriteria informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang menonjol (paling pintar, paling rajin, paling tua, dan satu informan perempuan sebagai pembanding ketiga informan laki-laki yang lain) dan telah tinggal lebih dari 1 tahun dalam centre based tersebut. Metode penelitan yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif melalui wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data pelengkap yang dapat mendukung penggalian realitas yang ditemui. Selain itu, peneliti juga melakukan live in (tinggal bersama) di centre based tersebut selama sebulan dengan frekuensi tiga hari dalam seminggu dalam rangka observasi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memberikan makna yang positif terhadap centre based bagi perkembangan dan peningkatan kualitas diri mereka. Hal ini berarti YKM sebagai sebuah centre based telah berhasil menjalankan fungsi rehabilitasi bagi mantan anak jalanan yang menjadi asuhannya. Walaupun pada kenyataannya, YKM juga tidak terlepas dari kritik dan saran dari informan yang merupakan masukan/feedback yang baik untuk perkembangan dan peningkatan pelayanannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4291
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S7617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mantan
anak jalanan dalam kehidupannya saat ini memiliki konsep diri atau gambaran terhadap dirinya
dari apa yang sudah mereka alami dalam peristiwa dan pengalamannya di masa lalu. Melalui konsep
dirinya, mantan anak jalanan menampilkan simbol-simbol yang telah mereka beri makna dan telah mereka
pertukarkanhingga mereka tampilkan dalam tindakannya saat ini.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah konsep diri mantan anak jalanan dan bagaimanakah makna simbolik yang
dipertukarkan oleh mereka.Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori interaksi simbolik menurut
Blumer dan Mead serta teori
the looking glass self
menurut Cooley. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan fenomenologi sebagai metode penelitiannya. Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan,
didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari keempat kelompok makna konsep diri yang
melekat pada diri mereka, yaitu peran ekonomi, moral, harga diri, dan aktualisasi diri, mereka melakukan
sebuah pertukaran simbol yang telah mereka beri makna lalu mereka tunjukkan melalui tindakan berupa
penampilan dan perilaku."
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Silvia Salsabila
"ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan sebagian kecil dari fenomena ?nyata? yang
menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh anak-anak. Fenomena ini terdapat
hampir di seluruh dunia, baik pada negara-negara maju maupun negara-negara
berkembang dengan jumlah atau proporsi yang beragam. Permasalahan tersebut hingga
saat ini masih merupakan permasalahan sosial yang belum kunjung terselesaikan.
Beberapa program telah dirancang dan diimplementasikan untuk pengentasan
masalah ini, namun masih belum dinilai dapat memuaskan dan menuntaskan
permasalahan ini disebabkan oleh satu dan lain hal. Sebagian besar program-program
yang ada, menitikberatkan pada upaya penyediaan ?rumah? bagi anak-anak ini. Hal ini
mengindikasikan adanya pandangan yang menganggap keberadaan ?rumah? bagi anak-
anak jalanan adalah panting. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian berkembang Iebih jauh,
karena berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata tidak hanya rumah ?buatan" hasil
dari program, melainkan juga rumah orang tua atau rumah sendiri, pun tidak berhasil
membuat anak-anak jalanan merasa ?at home?. Bagaimana sebenarnya arti ?rumah? yang
bagi anak-anak jalanan ini?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi perkembangan bagi
anak dalam usia sekolah yang di antaranya dikemukakan oleh Piaget dan Erikson, teori mengenai anak jalanan dari Lucchini, YKAI dan lain sebagainya, teori-teori mengenai
persepsi, rumah, dan teori hirarki kebutuhan dari Maslow.
Penelitian yang dilakukan disini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data
wawancara dan observasi. Keempat responden ternyata memiliki penghayatan arti
?rumah? yang bersifat sangat subjektif; yang dipengaruhi oleh pengalaman., kebutuhan
dan harapan yang dimiliki oleh masing-masing responden terhadap rumah. Setelah
dilakukan analisis individual bagi setiap kasus, penulis juga melakukan analisis banding
antar kasus, yang berusaha menemukan persamaan dan perbedaan untuk setiap kategori
pengalaman, kebutuhan dan harapan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden memiliki persepsi
mengenai rumah yang kurang lebih sama, pada setiap kategori pengalaman, kebutuhan
dan harapan. Hanya ada satu responden yang memiliki perbedaan yang berarti dalam
kategori kebutuhan (Maslow) dengan mengungkapkan adanya kebutuhan untuk
menjadikan rumah sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri.
Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan
perasaan ?lekat? (place of attachement) terhadap rumah. Analisis-analisis yang dilakukan
ini juga melibatkan analisis banding dengan proporsi-proporsi teoritis yang berkaitan
dengan hal yang dianalisis."
2000
S3009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Harjanto Setiawan
"Penelitian ini adalah penelitian terapan (action research) yang menurut penjabarannya termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung sebagai pengurus Rumah Singgah Setia Kawan II. Penelitian ini merupakan suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap "melihat", termasuk didalamnya mengumpulkan informasi relevan dan menggambarkan situasi. Tahap kedua adalah tahap "berpikir" yang didalamnya memenelusuri dan menganalisis serta menginterpretasikan dan menjelaskan. Sedangkan tahapan ketiga adalah tahap "bertindak", yang didalamnya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan Rumah Singgah Setia Kawan II (RSSK II) yaitu Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Wilayah tersebut letaknya kurang lebih 10 kilometer dari Rumah Singgah Setia Kawan II. Adapun Rumah Singgah Setia Kawan II terietak di Jl. Puskesmas No. 45, Rt.05/Rw.06, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah RSSK II secara praktis berusaha mengembangkan program penanganan anak jalanan melalui pendekatan Community Based. Komunitas yang dikembangkan adalah tempat dimana anak jalanan berasal. Penelitian ini dimulal dari bulan April 2000 sampai dengan bulan Juli 2001. Waktu penelitian terhitung dari bulan April 2000 dengan alasan peneliti terlibat mengembangkan program di RSSK II pada bulan tersebut.
Rumah Singgah Setia Kawan II adalah salah satu alternatif penanganan masalah anak jalanan yang kini telah berkembang pesat di Indonesia. Dalam menangani masalah anak jalanan Rumah Singgah Setia Kawan II menggunakan tiga pendekatan yaitu penanganan anak jalanan berbasis jalanan (Street Based), penanganan anak terpusat (Center Based), dan pendekatan komunitas (Community Based).
Permasalahan di Rumah Singgah Setia Kawan II muncul ketika pekerja sosial melakukan pendampingan di jalanan (Street Based) yaitu sulitnya untuk mengembalikan anak kepada keluarganya. Setelah ditelusuri sampai keluarganya, ternyata keluarga dan lingkungan masyarakatnya juga bermasalah. Melihat kondisi tersebut maka Rumah Singgah Setia Kawan II berusaha untuk mengembangkan penanganan anak jalanan melalui pendekatan Community Based.
Dalam prakteknya RSSK II lebih banyak menerapkan pendekatan Street Based dan Center Based padahal pendekatan Community Based tidak kalah pentingnya dibanding pendekatan yang lain karena masing-masing pendekatan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Pendekatan Community Based yaitu penanganan terhadap keluarga dan masyarakat asal anak jalanan. Intervensi ini dilakukan karena orang tua dan masyarakat adalah salah satu penyebab anak turun ke jalan dan komponen inilah yang berpengaruh membentuk kepribadian anak.
Dari permasalahan yang ada di wilayah Kampung Pedongkelan, maka intervensi yang dipilih adalah program peningkatan pendapatan keluarga (Income Generating) melalui pengembangan ekonomi (Economic Development). Pengembangan ekonomi tersebut melalui pemberian modal usaha bergulir (Revolving Fund). Dengan pendapatan keluarga meningkat diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan anaknya juga meningkat. Dengan kebutuhan anaknya terpenuhi maka anaknya tidak turun ke jalan lagi.
Berdasarkan hasil assesment, dirumuskan bahwa program yang tepat dijalankan adalah "Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kampung Pedongkelan Melalui Pemberian Modal Usaha Bergulir". Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat mengembangkan perekonomian mereka dan menghindarkan mereka meminjam uang kepada seorang rentenir yang bunganya sangat tinggi.
Pada siklus kedua dalam penelitian terapan ini, Program yang akan dilaksanakan adalah "Pengembangan kelompok dan pembentukan lembaga koperasi" sebagai kelanjutan program "Pemberian Modal Usaha Bergulir di Kampung Pedongkelan, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur DKI Jakarta". Pengembangan kelompok yang dimaksud adalah menambah kelompok sasaran baru dan penguatan kelompok yang ada dengan memberikan modal usaha bagi kelompok baru dan penambahan modal usaha bagi kelompok lama.
Selajutnya penelitian ini menyimpulkan dan merekomendasikan mengenai program-program yang telah dijalankan. Rekomendasi didasarkan pada permasalahan yang ada kepada pihak yang terkait dengan pelaksanaan program yaitu kepada masyarakat setempat dan kepada pengurus Rumah Singgah Setia Kawan II."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aep Rusmana
"Anak jalanan merupakan sosok anak yang selalu berada dan tinggal di jalanan
secara mcnggelandang dan berpindah-pindah_ Dari kondisi tersebut mereka masih
banyak hak dan kebutuhannya yang belum terpenuhi. Keberadaan mereka di jalanan
secara kuantitatif terus bertambah, berdasarkan prediksi kasar Unicef (1997) di
Indonesia kurang lebih terdapat lima puluh nbu anak yang menghabiskan waktu
produktifnya di jalanan Jumlah ini diperkirakan akan tems meningkat setiap tahun
terutama dalam kondisi perekonomian Indionesia yang semakin sulit.
Pemxasalahannya, dalam pemenuhan hak anak, dimana anak masih dijadikan
sasaran tindakan kckcrasan dan ekploitasi khususnya dalam bidang pekcrjaan oleh
pihak-pihak yang iidak bertanggung jawab sepeni anak supaya bekerja mencari nafkah
di jalanan, karena mereka masih berusia terlalu dini dan akan banyak mengganggu
kepada tingkat perkembangan hidupnya, dimana dengan banyaknya waktu untuk
mclakukan pekerjaan di jalanan mereka tidak bisa mengikuli pendidikan di sekolah,
rentan terhadap perlakuan kejam dan tindakan kekerasan serta usia mereka yang masih
belum layak untuk bekerja
Pada awalnya mereka bcrharap kchidupan jalanan akan bisa membedkan peluang
bagi dirinya supaya bisa hidup lcbih menyenangkan, namun temyata kehidupan jalanan
penuh dcngan tckanan-tekanan yang mengarah pada penampilan pcrilaku negatif, antara
lain meminum minuman bemlkohol dan obat terlarang atau menghsap lem, melakukan
tindakan krirninal scpcrti mencuri, memalak, berkelahi, merusak dan tidak merawat din
sepcrti jarang bahkan tidak pemah mandi dan rnalas mengikulj kegiatan belajar di
sekolah.
Pelayanan yang diberikan kepada anak jalanan dengan meningkatkan kemampuan
didnya (capaciry buildmg) melaiui pendidikan, pelatihan keterampilan dan pendidikan
moral dan advokasi ini diupayakan untuk bisa mendorong dan menstimulasi supaya
anak jalanan tersebut bisa mendapatkan hak dan perlindungan, dan bisa mcnampilkan
penlaku positif sesuai dengan nonna dan etika yang ada di lingkungan masyarakatnya. Metode penclitian 'yang digunakan aclalah kualitatif, yang sifatnya deslcriptitl
sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu hipotesis. Unluk mendapatkan
informasi yang lengkap dan utuh mcngcnai pelaksnaan pemberdayaan tcrhadap anak
jalanan, dalam penelitian ini dilaksanakan wawancara mendalam dan pengamatan
terhadap infonnan.
Kemudian dianalisis secara kualitatif, ditafsirkan dan diintcrpretasikan terhadap
data tersebut Sena ditarik implikasi teoritiknyan Data yang terkumpul selain disegikan
dalam bentuk narasi juga disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan kemudian dibuat pembahasannya.
Hasil penelitian bahwa pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan belum
memadai sesuai dengan harapan anak jalanan. Temyata masih ada hak dan kcbutuhan
mereka yang masih bclum tcrpenuhi sesuai dengan hak mereka sebagai anak. diantara
mereka masih dikendalikan kehidupannya oleh para preman jalnnan o\eh karena itu
diantara anak jalanan masih belum bisa menentukan sendiri atas scgala pilihan dari
kegiatannya dan diantara anak jalanan juga masih belum bisa memanfaatkan sumber
lingkungan masyarakat. Untuk bisa mengikuti kegiatan yang ada di Iingkungan
masyarakat sepertinya diantara anak jalanan masih ada batas tertentu dengan anggota
masyarakat sekitamya. Mereka baru bisa memanfaatkan sumber yang hanya masih ada
kailannya dengan pelaksanaan kegiatan yayasan
Keadaan tersebut masih belum mcmbenikan peluang kepada anak jalanan untuk
bisa rnemanfaatkan hak-haknya sebagai anak, bisa memanfaatkan sumber-sumber yang
ada sccara maksinal dan belmn bisa mnencntukan sendiri apa yang meniadi pilihannya
terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan yang dilakukan di Iingkungan
masyarakat.
Kesimpulan bahwa kehidupan jalanan yang nampaknya menyenangkan bagi anak
jalanan ternyata penuh dengan tekanan-tekanan yang mengarah pada hilangnya
kesempatan bagi anak untuk mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Anal: masih
dijadikan lahan untuk diekploitasi khususnya dalam bidang pekeljaan dan masih bclum
rnendapatkan perlindungan tcrutama dalam menempati tempat linggal yang memadai
yang rawan tcrhadap tindakan-tindakan kqiahatan serta penampilan perilaku negatif dan
orang yang tidak benanggung jawab scpcrti para preman jalanan.
Anak perlu dibcrikan keperoayaan untuk ikut 1erlibat dalam berbagai kegiatan
dcngan memberikan kebebasan kepada mereka mmtuk menenlukan pilihan tenentu yang
sesuai dengan keinginannya, hal tersebut dilakukan supaya pada diri anak tertanarn rasa
tanggung jawab dan rasa percaya diri_ Anak jalanan juga perlu mendapalkan kcsempatan
mmtuk mengembangakan kemampuan dirinya melalui pelaksanaan pendidikan, pelatihan
keterampilam mauplm belajar berusaha dalam memanfaatkan sumbcr yang ada di
lingkungan masyarakat."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daly Erni
"Banyak masalah yang tak boleh terpinggirkan di antaranya adalah perhatian terhadap anak jalanan yang mendapatkan dampak ikutan dari kondisi ekonomi ini. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan meningkatnya permasalahan anak yang ditelantarkan, diperlakukan salah, dan dieksploitasi baik secara ekonomi maupun seksual. Begitu pula dalam hal administrasi kependudukan, khususnya tentang sosialisasi Akta Kelahiran. Mengenai pencatatan kelahiran, pasal 7 dari Konvensi Hak-Hak Anak. Ada 3 alasan mengapa pencatatan yang universal itu penting: 1) pencatatan kelahiran adalah pengakuan formal mengenai keberadaan seorang anak; akta kelahiran mewakili kepentingan anak secara individual terhadap negara dan status anak dalam hukum, 2) pencatatan kelahiran adalah elemen penting dari perencanaan nasional untuk anak-anak, memberikan dasar demografis agar strategi yang efektif dapat dibentuk, 3) pencatatan kelahiran adalah cara untuk mengamankan hak anak yang lain, misalnya: indentitikasi anak sesudah perang, anak diterlantarkan atau diculik, agar anak dapat mengetahui orang tuanya (khususnya jika lahir di luar nikah), sehingga mereka mendapatkan akses pada sarana/prasarana dan perlindungan negara dalam batas usia dalam hukum (misalnya: dalam pekerjaan, rekrutmen ABRI atau dalam sistem peradilan anak), serta mengurangi kemungkinan penjualan bayi atau pembunuhan bayi (infantisida). Karena Indonesia telah meratifikasi KHA, diperlukan penilaian terhadap kondisi dan fungsi dan sistem pencatatan sipil sekarang ini untuk meyakinkan bahwa hak-hak anak diketahui oleh semua keluarga dan anak-anak dalam masyarakat. Berkenaan dengan hal ini maka; pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: Bagaimanakah manfaat pencatatan kelahiran yang diketahui oleh anak-anak jalanan. Tujuan utama dan studi ini adalah untuk melanjutkan kegiatan yang memungkinkan semua anak Indonesia terdaftar dalam catatan sipil segera sesudah lahir, khususnya untuk anak-anak jalanan, dengan demikian tujuan khusus penelitian ini adalah: Untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang pengetahuan akan akta kelahiran, apakah mereka betul-betul sadar dan tahu manfaat dari pencatatan kelahiran dan Untuk mendorong kesinambungan keberpihakan pemerintah di semua tingkatan, dan keberpihakan masyarakat mengenai hak setiap anak untuk dicatat atau didokumentasikan. Anak jalanan yang menjadi sasaran adalah anak jalanan yang berada di sekitar setasiun kereta api, paling tidak empat stasiun besar yaitu: Lenteng Agung, Pasar Minggu, Tebet, dan Manggarai. Jumlah responden 42 orang. Yang berusia mulai dari 9 s.d. 25 tahun. Anak jalanan hampir tidak penduli dengan akta kelahiran_ Hampir semua anak jalanan tidak memiliki akta kelahiran dan mereka sering sekali keliru antara akta kelahiran dengan kartu keluarga. Banyak di antaranya yang tidak mengerti akan manfaat dari akta kelahiran, mereka tidak begitu peduli kelihatannya sedangkan untuk masuk sekolah kebanyakan dari mereka tetap diterima disekolah tanpa melampirkan akta kelahiran. Orang tua dari anak jalanan memiliki pendidikan sampai SD dan anak jalanan tersebut juga kebanyakan hanya menamatkan SDnya saja. menarik kebanyakan mereka jika ditanya dengan siapa mereka tinggal mereka menjawab dengan ibunya, jika peneliti menanyakan lebih lanjut apakah hanya dengan ibu saja tidak dengan ayah? mereka menjawab "ya dengan ayah juga?. Keberadaan anak jalanan merupakan fenomena dan memerlukan perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah dalam penanganan yang lebih baik. Penelitian merekomendasikan untuk penyuluhan, ada keinginan yang kuat dari berbagai pihak menghilangkan sikap dan kegiatan yang diskriminatif. Memperbaharui produk hukum yang masih menggunakan warisan Belanda."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S7252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>