Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Oktafia Fribadi
"Tesis ini merupakan penelitian tentang maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama TV Korea You're Beautiful (2009) yang pernah ditayangkan di Indosiar pada tahun 2010. Dalam sepuluh tahun terakhir, drama TV Korea beserta bintangnya menjadi fenomena di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Drama TV Korea merupakan salah satu produk kebudayaan populer yang memicu Korean Wave. Drama TV digemari dan dikonsumsi oleh remaja putri dan wanita dewasa karena pencitraan aktor-aktornya yang tampan dan menarik. Sebanyak 10 episode dari 16 episode yang ada dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Barthes dan dengan menggunakan model analisis milik Moon dan Jung mengenai maskulinitas dalam masyarakat Korea Selatan. Melalui analisis data visual dan dialognya, diketahui bahwa maskulinitas yang direpresentasikan dalam drama ini merupakan maskulinitas hibriditas dari elemen-elemen maskulinitas global seperti maskulinitas bhisonen Jepang, maskulinitas metroseksual Hollywood, serta maskulinitas tradisional Konfusius. Dengan sendirinya maskulinitas hibriditas tersebut menjadikannya sebagai maskulinitas baru dalam masyarakat Korea saat ini.

This thesis examines masculinity represented on Korean TV drama entitled You're Beautiful (2009). The drama was aired on Indosiar in 2010. In the past ten years, Korean TV drama and its stars became a phenomenon in East Asia and Southeast Asia. Korean TV drama is one of the products of popular culture that triggers the Korean Wave. TV drama is popular amongst teenage girls and adult women and it is consumed because of the image of handsome and attractive actors. A total of 10 episodes of 16 episodes are analyzed by using Barthes's mythology and a model analysis of masculinity in South Korean society developed by Moon and Jung. From visual and textual analysis, it is known that masculinity represented in this drama is a hybrid masculinity comprises of Japan's bishonen masculinity, Hollywood's metro sexual masculinity and traditional masculinity of Confucian. In this way, hybrid masculinity itself can be seen as a new masculinity in Korean contemporary society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T30049
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Nadhifa Ramadhani
"Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang genting di Korea Selatan. Anak muda di Korea adalah salah satu kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan di negara ini. Akibat dari kemiskinan tersebut, muncul berbagai permasalahan yang dialami masyarakat. Salah satu cara untuk menyampaikan kondisi kemiskinan anak muda di Korea adalah dengan memanfaatkan sastra salah satunya adalah melalui film. Drama Korea adalah bagian dari film yang berbentuk film series dan disiarkan di Televisi. Oleh sebab itu, drama Korea merupakan media representasi. Drama Korea juga sering menampilkan realitas kehidupan di Korea. Dalam penelitian ini, akan menjelaskan bentuk-bentuk representasi kemiskinan anak muda di Korea dalam drama Korea berjudul “Golden Spoon”. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kemiskinan pemuda Korea Selatan drama Golden Spoon yaitu mengalami kesulitan di ekonomi keluarga, relasi dengan teman, perundungan sekolah, dan tempat tinggal.

Poverty is critical social trouble in South Korea. One of the Korean people who suffer from poverty in this country is youth. The effect of this poverty is lot of problems which faced by people affected. One of the steps to shows the youth poverty condition in South Korea is using literature, one of which is through film. Korean drama is type of movie in the format of film series and airs on television. Hence, korean drama is representative appliance. Korean drama also generally convey the reality life in South Korea. This research will portray various kinds of representations of youth poverty in South Korea in the Korean drama named “Golden Spoon.” This study applies descriptive qualitative method and Ferdinand De Saussure’s semiotic theory for argument. The results of this study of Korean Youth Poverty in Golden Spoon drama are facing struggles in family economy, relationship with friend, school bullying and housing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shofi Adriani
"Jurnal ini membahas tentang kehidupan karyawan Korea Selatan dalam drama televisi yang berjudul Misaeng. Misaeng merupakan salah satu drama televisi yang digemari di Korea Selatan dan mempunyai rating yang cukup tinggi. Tokoh utama dalam drama ini adalah seorang pria yang baru meniti karirnya, sebagai karyawan magang, di suatu perusahaan besar pada umur 26 tahun. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, ia berhasil mengungguli karyawan magang lainnya dan lolos menjadi karyawan tetap walaupun latar belakang yang ia miliki tidak terlalu bagus. Selain tokoh utama, drama ini juga menceritakan kehidupan karyawan lain yang mempunyai kesulitan dan masalahnya masing-masing dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan tentang gambaran kehidupan karyawan dan budaya kerja dalam perusahaan Korea Selatan, serta dampaknya yang direpresentasikan dalam drama televisi Misaeng. Dengan metode kepustakaan dan kualitatif, penulis memfokuskan analisa pada budaya kerja perusahaan Korea Selatan yang ditampilkan dalam drama tersebut. Hasil analisa menunjukkan budaya kerja Korea Selatan yang paling menonjol adalah senioritas dan hierarki yang tinggi, kecenderungan terhadap kelompok, diskriminasi terhadap karyawan wanita, dan etos kerja karyawannya.

This journal discusses the life of South Korean employee which is represented through Korean drama titled Misaeng. Misaeng is one of the well-received high-rating television dramas in South Korea. The drama tells about a man who had just started his career as an intern at a large company at the age of 26. Through diligence and hard work, he managed to outperform his colleagues and be contracted as a permanent employee despite the lack of a clear background. On top of that, this drama also provides the story of the lives of other employees and each one of their problems and difficulties. The purpose of this study is to present an overview of the life and culture of employees working in South Korean company along with its impact to the employees as depicted in the television drama Misaeng. This journal uses text review and qualitative research method to focuses on analyzing the work culture in South Korean company as shown in the drama. The result shows that the prominent of South Korean work culture are pronounced seniority and hierarchy, collectivism tendentiousness, discrimination of female employees, and work ethics of its employee.;"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Zahra Amalina
"Patriarki diyakini sebagai penyebab munculnya ketidaksetaraan dan diskriminasi gender. Permasalahan tersebut
mengakibatkan pergerakan perlawanan yang identik dengan gerakan feminis. Representasi perlawanan terhadap
patriarki juga dapat dilihat dalam produk budaya populer, seperti drama televisi. Dua drama televisi menjadi tempat untuk mengangkat isu perlawanan terhadap patriarki. Dua drama Korea yang mengangkat isu ini adalah Love to Hate You dan Doctor Cha. Kedua drama tersebut menghadirkan tokoh perempuan yang berbeda dengan stereotip perempuan di Korea Selatan, tokoh tersebut adalah Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perlawanan Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk terhadap patriarki dalam kehidupan mereka. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan Yeo Mi-ran dan Cha Jeong-suk dilakukan melalui tindakan, perkataan, dan pemilihan kata atau kalimat. Perlawanan Yeo Mi-ran disebabkan oleh praktik patriarki yang diterapkan oleh ayahnya. Yeo Mi-ran berusaha melawan ketidakadilan yang diterimanya sebagai seorang anak perempuan. Di sisi lain, perlawanan Cha Jeong-suk adalah sebuah keputusan untuk melepaskan diri dari peran gender tradisional seorang ibu.

Patriarchy is believed to be the cause of gender inequality and discrimination. The emerging problems resulted in the emergence of a resistance movement that is identical to the feminist movement. Representations of patriarchal resistance can also be seen in popular culture, such as television dramas. Two television dramas are a place to raise the issue of resistance toward patriarchy. Two Korean dramas that raises this issue are Love to Hate You and Doctor Cha. These two dramas present female character who are different from the stereotypes of women in South Korea, the characters are Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk. This research aims to find out determine Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk's forms of resistance toward patriarchy in their lives. This research uses descriptive qualitative as the research methods. The results showed that Yeo Mi-ran and Cha Jeong-suk's resistance was carried out through actions, word, and selection of words or sentences. Yeo Mi-ran's resistance was caused by patriarchal practices applied by her father. Yeo Mi-ran tried to fight the injustice she received as a daughter. On the other hand, Cha Jeong-suk's resistance is a decision to break away from the traditional gender role of a mother."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Gita Murti
"ABSTRAK
Shinsengumi merupakan pasukan yang bertugas melindungi Shogun dan melenyapkan semua yang membuat kerusuhan pada masa-masa Restorasi Meiji. Kisah mengenai Shinsengumi telah banyak diangkat menjadi produk-produk budaya populer seperti: novel, film, komik, animasi, game, drama audio dan lain-lain. Adaptasi kisah Shinsengumi mengalami banyak proses romantisasi, komersialisasi dan erotisasi. Di tengah-tengah maraknya produk budaya populer Jepang yang mengangkat tokoh-tokoh laki-laki yang lebih lembut dan feminin sehingga turut merubah nilai-nilai maskulinitas yang ada di Jepang saat ini, Drama Audio Shinsengumi Mokuhiroku Wasurenagusa memunculkan tokoh-tokoh yang mengangkat kembali maskulinitas hegemonik yang sempat menjadi standar maskulinitas di Jepang.

ABSTRACT
Shinsengumi was the last shogun corps made to protect Shogun and destroy all rebels in Meiji Restoration Period. The story of Shinsengumi has been adapted into many product of popular culture such as: novels, movies, comics, animation, games, audio drama and others. Their story has been romanticized, commercialized and erotisized. In the midst of the Japanese pop-culture products which keep highlighting gentle and feminine male characters boom that changed the current Japanese masculinity value, Audio Drama series Shinsengumi Mokuhiroku Wasurenagusa develops characters which bring back the hegemonic masculinity that once became standard of masculinity in Japan."
2015
S59454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Rizqi Aghniyaa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk representasi relasi gender dalam serial drama televisi “From Five to Nine” (2015) dan makna serta kritik yang ingin disampaikan dalam representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gender dan hegemonic masculinity oleh R.W. Connell (1985, 1987), teori feminisme liberal oleh Rosemarie Tong (2014), serta teori representasi oleh Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis semiotika menggunakan teori semiotika kode-kode televisi milik John Fiske (2001) yang membagi analisis film ke dalam tiga level yakni realitas, representasi, dan ideologi. Peneliti memfokuskan analisis kepada tokoh utama perempuan dan laki-laki, Sakuraba Junko dan Hoshikawa Takane. Analisis meliputi aspek-aspek karakterisasi tokoh, dialog, konflik, sorotan kamera, pemilihan musik, editing, serta nilai-nilai ideologis yang terkandung di dalam setiap segmen adegan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menemukan adanya perubahan bentuk hubungan yang terjadi antara Junko dan Takane dari awal episode hingga akhir. Pada awal hubungan keduanya Takane digambarkan lebih dominan daripada Junko, namun Junko sebagai gambaran karakter perempuan independen tidak ingin didominasi sehingga hubungan mereka berubah ke arah yang lebih setara. Drama ini juga merepresentasikan adanya hubungan saling ketergantungan dan bukan relasi kuasa antara kedua tokoh.

This study aims to determine the form of representation of gender relations in the television drama series “From Five to Nine” (2015) and the meanings as well as critics to be conveyed through the drama. The theory used in this study is R.W. Connell’s theory of gender and hegemonic masculinity (1985, 1987), Rosemarie Tong’s liberal feminism theory (2014), and Stuart Hall’s representation theory (1997). The research method used in this research is semiotic analysis using John Fiske’s semiotic theory of television codes (2001) which divides film analysis into three levels: reality, representation, and ideology. The research focusses on the main female and male characters, Sakuraba Junko and Hoshikawa Takane. The analysis includes characterization, dialogue, conflict, camera shots, music, editing, and ideological values ​​contained in each scene segment. Based on the analysis that has been done, the researcher found that there was a change in the form of the relationship that occurred between Junko and Takane from the beginning of the episode to the end. At the beginning of their relationship, Takane is described as more dominant than Junko, but Junko, as an independent female character, does not want to be dominated, so their relationship changes in a more equal direction. This drama also represents a relationship of interdependence and not a power relationship between the two characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cahaya Aanisah
"Haenyeo adalah penyelam perempuan yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka bekerja menyelam lautan dengan menahan napas untuk mengumpulkan berbagai hasil laut. Sebagai salah satu bagian dari Pulau Jeju yang memperlihatkan keunikan budayanya, terdapat berbagai karya sastra yang mengangkat tema tentang haenyeo. Salah satu contohnya adalah drama yang berjudul Urideurui Beulluseu (Our Blues). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah representasi kehidupan haenyeo melalui isu-isu yang terlihat pada kisah haenyeo dalam drama Our Blues. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika John Fiske dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kehidupan haenyeo dalam drama Our Blues terlihat melalui isu modernisasi, budaya kolektif, homogenitas, hierarki, dan individualisme. Isu modernisasi memperlihatkan dampak positif dan negatif dari modernisasi terhadap haenyeo. Sementara itu, budaya kolektif dan homogenitas pada kisah haenyeo memperlihatkan nilai dan aturan yang ada dalam komunitas haenyeo. Kisah haenyeo juga memperlihatkan isu hierarki melalui tokoh Chun-Hui sebagai seorang sanggun haenyeo yang dihormati oleh haenyeo lainnya. Di sisi lain, tokoh Yeong-Ok memperlihatkan isu individualisme dari sikapnya yang tidak mengikuti aturan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri.

Haenyeo is a female diver who originated from Jeju Island, South Korea. They work by diving into the ocean by holding their breath to collect various seafood. As part of Jeju Island which shows its unique culture, several literary works brought a theme about haenyeo. One of the examples is a drama called Urideurui Beulluseu (Our Blues). This research aims to analyze the representation of haenyeo’s life in the Korean drama Our Blues through issues that seen in haenyeo’s story in the Our Blues drama. In this research, the author used John Fiske’s semiotic theory with qualitative descriptive research methods. The result of this research shows that the representation of haenyeo’s life in Our Blues drama seen through the issues of modernization, collectivist culture, homogeneity, hierarchy, and individualism. The modernization issue shows the positive and negative impact of modernization on haenyeo. Meanwhile, collectivist culture and homogeneity in the haenyeo’s story show the value and rules in the haenyeo community. The haenyeo’s story also shows the hierarchy issue from the figure of Chun-Hui as a sanggun haenyeo who is respected by other haenyeo. On the other hand, the figure of Yeong-Ok shows the individualism issue from her attitude that doesn’t follow the rules and only focus on herself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Alviano
"Drama Korea banyak didasari oleh cerita romantis, sejarah, tema kisah-kisah nyata, komedi, drama keluarga, serta penggabungan gender. Salah satu yang menarik di antaranya adalah pengangkatan LGBT dalam drama Korea. Studi ini bertujuan untuk mengetahui representasi dari kaum gay dalam drama Korea Love With Flaws. Metode penelitian penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, untuk mencari sumber data terkait representasi dan analisis kaum gay dalam drama Korea Love With Flaws. Penulis menggunakan teori representasi dan teori sosiologi perilaku menyimpang dengan pendekatan paradigma struktural fungsional untuk mendekati dan menganalisis data. Merepresentasikan mempunyai artian yaitu menampilkan sesuatu di pemikiran melalui imajinasi ataupun deskripsi. Proses merepresentasikan merupakan proses untuk menentukan bentuk konkret dari konsep pemikiran yang absurd. Teori sosiologi perilaku menyimpang dengan pendekatan paradigma struktural fungsional memiliki artian bahwa masyarakat dan lembaga sosial saling berkaitan satu sama lainnya untuk bekerja sama membangun keharmonisan. Teori ini mengandung kepercayaan akan adanya kemampuan dari tiap masyarakat untuk mengatasi adanya konflik tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah penulis membuktikan bahwa pada drama Korea Love With Flaws, kaum homoseksual memiliki kesetaraan sosial yang hampir sama dengan kaum heteroseksual. Kaum homoseksual dalam drama ini juga digambarkan masih berjuang untuk mendapatkan hak-hak asasinya sebagai manusia yang berada di dalam lingkungan masyarakat luas. Di sisi lain, drama ini juga memperlihatkan adanya kelompok masyarakat yang mulai mendukung tokoh homoseksual.

Many Korean dramas are based on romantic stories, history, themes of true stories, comedy, family dramas, and the incorporation of gender. One of the highlights is the adoption of LGBT in Korean dramas. This study aims to determine the representation of gays in the Korean drama Love With Flaws. This research method of writing uses a qualitative method with a descriptive approach, to find data sources related to the representation and analysis of gays in the Korean drama Love With Flaws. The Author uses representation theory and deviant behavior sociology theory with a functional structural paradigm approach to approach and analyze data. Representing has the meaning of displaying something in thought through imagination or description. The process of representing is a process of determining the concrete form of an absurd concept of thought. The sociological theory of deviant behavior with a structural functional paradigm approach means that society and social institutions are interrelated with each other to work together to build harmony. This theory contains the belief in the ability of each community to overcome the conflict. The results of this study are the authors prove that in the Korean drama Love With Flaws, homosexuals have almost the same social equality as heterosexuals. Homosexuals in this drama are also depicted as still struggling to get their human rights as human beings in the wider community. On the other hand, this drama also shows that there are groups of people who begin to support homosexual characters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthia Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi feminitas perempuan berdasarkan gender sebagai dampak dari globalisasi yang ditampilkan dalam drama televisi Jepang For You in Full Blossom (2007) dan Pretty Proofreader (2016) serta drama televisi Korea Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Perempuan modern terkait feminitas, dihadapkan dengan maskulinitas dalam struktur masyarakat Jepang dan Korea. Dengan unit analisis perilaku, penampilan, dan gaya hidup, penelitian antardisiplin ini menganalisis representasi dari keempat drama televisi sebagai korpus penelitian. Metode analisis isi digunakan sebagai teknik penelitian untuk membuat simpulan yang sahih dan dapat direplikasi dari teks ke konteks penggunaannya, melalui empat tahapan: merumuskan tujuan dan konseptualitas, menyusun kategorisasi unit sampling, mencatat unit sampling, dan terakhir mengkaji hasil pencatatan dengan memberikan interpretasi. Hasil penelitian keempat drama televisi tersebut merepresentasikan perempuan Jepang dan Korea sebelum dan sesudah 2010 sebagai titik pergeseran perilaku dan penampilan perempuan dalam nilai-nilai feminitas yang dihadapkan dengan maskulinitas di Asia Timur. Perempuan Jepang dan Korea memahami tuntutan masyarakat untuk berbaur demi menjaga harmoni yang menjadi nilai penting dalam masyarakat Asia Timur, tanpa mengesampingkan individualitasnya.

This study aims to analyze the representation of women’s femininity according to gender as the impact of globalization shown in the Japanese television dramas For You in Full Blossom (2007) and Pretty Proofreader (2016), and Korean television dramas Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Modern women related to femininity faced masculinity in Japanese and Korean social structures. With behavior, appearance, and lifestyle as analysis units, this interdisciplinary study analyzed the representation in those four television dramas as the corpus of research. The context analysis method is used as a research technique to make a valid and replicable conclusion from text to the usage context through four steps: formulate the purpose and concept of research, arrange a set of sampling unit categorizations, record the sampling unit, and study the data record by giving the interpretation. The study shows that these four television dramas represented Japanese and Korean women before and after 2010 as a shift point of behavior and appearance in femininity values faced masculinity values in East Asia. Japanese and Korean women acknowledged the requirements to mingle in their society to maintain harmony as one of the essential values in East Asian society without neglecting their individualities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ellysa Utin Apandi
"Penelitian ini membahas sejauh mana keterlibatan seseorang dengan selebriti mempengaruhi persepsi pariwisata mereka terkait suatu destinasi. Sebuah survai melalui penyebaran kuesioner online dilakukan untuk mengetahui persepsi penonton K-drama di Indonesia terhadap Korea terkait keterlibatan mereka dengan selebriti Korea dalam K-drama. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan penonton dengan selebriti secara positif mempengaruhi familiaritas. Pengaruh keterlibatan selebriti secara positif terhadap citra destinasi dan niat kunjungan melalui pengaruh langsung tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Pengaruh keterlibatan selebriti terhadap niat kunjungan dihasilkan dari pengaruh tidak langsung melalui familiaritas dan citra kognitif.

This study discusses the extent of people?s involvement with a celebrity affects their perception of tourism destinations. An online survey was conducted by distributing questionnaires to determine the perception of K-drama viewers in Indonesia related to their involvement with Korean Celebrities in K-drama. Data analysis technique used in this study is Structural Equation Modeling (SEM).
The results showed that celebrity involvement positively affected familiarity. The positive effects of celebrity involvement towards destination image and visitation intention not directly proven in this study. The influence of celebrity involvement towards visitation intention is generated from indirect effect through familiarity and cognitive image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>