Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Rahman
"Peningkatan temperatur global akibat pemanasan bumi berdampak secara langsung pada pengaturan temperatur dan komsumsi energi tahunan suatu gedung atau perumahan. Dampak komsumsi energi tahunan pada bangunan yang menggunaan atap tumbuhan dapat diamati melalui penelitian eksperimental ataupun mengunakan simulasi dinamik TRNSYS. Pada berbagai penelitian ditemukan bahwa penggunaan atap tumbuhan dapat mengendalikan fluktuasi temperatur atap dan selanjutnya mengurangi konsumsi energi tahunan suatu bangunan. Jika temperatur atap konvensional yang berwarna hitam bisa mencapai suhu 80°C maka dengan memakai atap tumbuhan temperatur atap bisa diturunkan hingga 27°C. Penelitian ini ditujukan untuk mengamati perilaku termo-hidrik dan konsumsi energi tahunan suatu bangunan apartemen terintegrasi. Hasil pengujian menggunakan TRNSYS17 pada bangunan apartemen yang beratap tumbuhan tipe ekstensif menunjukkan bahwa modifikasi nilai LAI (Leaf Area Index) antara 1,0 s/d 4,8 dan ketebalan tanah (Z) antara 0,177 s/d 0,3 m di periode 16-31 Juli 2010, dapat menurunkan temperatur atap hingga 18°C dan menghemat konsumsi energi hingga -13,9 kWh. Dibandingkan atap konvensional yang menghasilkan temperatur atap sebesar 47oC dan konsumsi energi rata-rata sebesar 20 kWh. Dari pengujian ini diperoleh juga bahwa bangunan yang menggunakan atap tumbuhan mengalami penurunan tingkat ketidaknyamanan sebesar 7.2 % dan penghematan energi sebesar 33,7% selama periode tersebut.

Increasing of global temperature because of earth warming effect also influence to internal building temperature and annually energy consumption of the building. The annually energy consumption of building with green roof can be calculated by experimental research or numerical method with TRNSYS. Many researches are fond that green roof will controlling fluctuation of roof temperature and reducing annually energy consumption of the building. In case of black roof without green roof, the roof temperature is 80°C and it is equal 27°C if we using green roof. The objective of this research is to explore a compartment thermo-hydraulic and annually energy consumption from integration building apartment. Result of this experimental (with green roof extensive type and with TRNSYS17) has to show that modification number of LAI (Leaf Area Index) from 1,0 until 4,8 and modification of substrate layer (Z) from 0,177 until 0,3 m can be reduce energy consumption and roof temperature became -13,9 kWh and 18°C on the summer period. Its compared from building without green roof, it found that is 47°C and 20 kWh are produce from roof temperature and annually energy consumption. In others result, we found that a building with green roof reduced 7,2 % of thermal comfort and 33,7 % of energy efficiency at the same period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30044
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Dewandaru Suryo Arianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik pada air, sedimen, serta insang dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus (Peters, 1852) dan Ikan Sepat Rawa Trichopodus trichopterus (Pallas, 1770) di Situ Mahoni, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L menggunakan beaker glass 1000 mL lalu disaring menggunakan plankton net hingga tertampung volume air 300 mL, sampel sedimen diambil menggunakan ekman grab dan ditampung pada jar kaca 250 mL. Sementara itu, sampel ikan mujair dan ikan sepat rawa masing-masing diambil 15 ekor dengan cast net lalu disimpan pada wadah penyimpanan berisi alkohol 70%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode penghancuran oleh HNO3 65% untuk sampel ikan. Sedangkan, sampel sedimen dikeringkan dengan menggunakan oven selama 2 hari. Selanjutnya, seluruh sampel dicampurkan dengan larutan NaCl jenuh untuk mengapungkan mikroplastik. Kemudian dilakukan analisis kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 437,67 ± 30,21 partikel L-1, pada sedimen diperoleh 36.237,04 ± 16.702,60 partikel kg-1, pada insang ikan mujair diperoleh 785,78 ± 292,07 partikel ind-1, pada insang ikan sepat rawa diperoleh 553,33 ± 242,54 partikel ind-1, saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 1.058,67 ± 215,44 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan sepat rawa diperoleh 892,89 ± 156,52 partikel ind-1. Secara keseluruhan, bentuk mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah mikroplastik berbentuk fiber. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney terhadap sampel insang dan saluran pencernaan dari ikan mujair dan ikan sepat rawa didapatkan bahwa terdapat perbedaan jumlah mikroplastik yang signifikan.

The purpose of this study is to identify the abundance of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tract of tilapia Oreochromis mossambicus (Peters,1852) and three spot gourami Trichopodus trichopterus (Pallas, 1770) in Situ Mahoni, University of Indonesia Campus, Depok. As much as 20 Litres of water samples were taken using a 1000 mL beaker glass and then filtered using a plankton net until 300 mL of water is stored, Sediment samples were taken using an ekman grab then stored on a 250 mL glass jar, while 15 samples of the tilapia and three spot gourami were caught using a cast net and then stored with alcohol 70%. Sample extractions were carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI by pulverizing the fish samples with HNO3 65%. The sediment samples were dried using the oven for 2 days. Then, all of the samples were mixed with a NaCl solution to float the microplastics. Then, an analysis of abundance, shape, and colours of microplastics under the microscope were done. The results showed that the average total abundance of microplastics was 437,67 ± 30,21 L-1 particles in water samples, in sediment samples was 36.237,04 ± 16.702,60 kg-1 particles in sediment samples, 785,78 ± 292,07 ind-1 particles in the gills of tilapia, 553,33 ± 242,54 ind-1 particles in the gills of the three spot gourami, 1.058,67 ± 215,44 ind-1 particles in the digestive tract of the tilapia, 892,89 ± 156,52 ind-1 particles in the digestive tract of the three spot gourami. Overall, the predominant form of microplastic in the water, sediment, gills, and digestive tract is in the form of fiber. There is a significant difference between the abundance of microplastics based on the results of the Mann-Whitney Test on gill and digestive tract samples of tilapia and three spot gourami."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanjung Maharani
"Triclustering merupakan salah satu teknik data mining pada data tiga dimensi untuk mengelompokkan data secara bersamaan pada baris dan kolom di titik waktu yang berbeda menjadi tricluster. Metode ini umumnya diterapkan pada bidang bioinformatika, khususnya data ekspresi gen tiga dimensi. Salah satu triclustering dengan pendekatan biclustering-based adalah THD-Tricluster. Langkah utama dari algoritma ini ialah generate bicluster dan genereate tricluster. Algoritma THD-Tricluster menggunakan pola pergeseran dan penskalaan dengan nilai Shifting-and-Scaling-Similarity (SSSim) untuk mengelompokkan gen dan menghasilkan tricluster. Hasil dari THD-Tricluster dievaluasi dengan Multi Slope Measure (MSL) yaitu sebuah pengukuran kualitas melalui representasi grafik dari tricluster. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data respon tiga sel individu terhadap pemberian sitokin berupa interleukin-1-beta pada sel mesenkim amnion manusia atau sel pada membran janin. Sitokin memicu regulasi gen inflamasi yang berkontribusi pada kelahiran prematur. Metode THD-Tricluster diimplementasikan pada 15 skenario dengan nilai threshold berbeda. Skenario yang optimal dipilih menggunakan nilai validasi coverage. Pada skenario optimal, diperoleh delapan tricluster yang kemudian dievaluasi menggunakan Multi Slope Measure (MSL). Tricluster 2 yang memiliki nilai MSL paling kecil dan dipilih sebagai tricluster optimal terdiri atas kumpulan gen dari sel yang responsif terhadap pemberian sitokin berupa interleukin-1-beta. Gen-gen pada Tricluster 2 inilah yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para peneliti di bidang biologis dan medis untuk untuk penelitian lebih lanjut terkait kelahiran prematur.

Triclustering is one of the data mining techniques on three-dimensional data to cluster data simultaneously in rows and columns at different time points into triclusters. This method is generally applied to the field of bioinformatics, especially three-dimensional gene expression data. One of the triclustering methods with a biclustering-based approach is THD-Tricluster. The main steps of this algorithm are generate bicluster and generate tricluster. THD-Tricluster algorithm uses shifting and scaling patterns with Shifting-and-Scaling-Similarity (SSSim) values to cluster genes and generate tricluster. The result of THD-Tricluster is evaluated by Multi Slope Measure (MSL), a measurement of tricluster quality through graphical representation. In this study, the data used is the response data of three individual cells to cytokine in the form of interleukin-1-beta in human amniotic mesenchymal cells or cells in the fetal membrane. Cytokines stimulate the regulation of inflammatory genes that contribute to preterm birth. The THD-Tricluster method was implemented on 15 scenarios with different threshold values. The optimal scenario was selected using the coverage validation value. In the optimal scenario, eight triclusters were obtained which were then evaluated using Multi Slope Measure (MSL). Tricluster 2 which has the smallest MSL value and selected as the optimal consists of a collection of genes from cells that are responsive to cytokine administration in the form of interleukin-1-beta. The genes in Tricluster 2 can be used by biological and medical researchers to develop treatments to prevent premature birth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Susanto
"Aliran granular adalah campuran tanah, batuan, dan air yang bergerak cepat dan sering terjadi di daerah dataran tinggi dimana ia dapat menimbulkan bahaya yang signifikan karena sifatnya destruktif. Seringkali, aliran ini tidak dapat dihentikan sepenuhnya, sehingga harus dipertimbangkan untuk meminimalkan dampak aliran dengan menggunakan struktur penghilang energi. Penelitian ini mengeksplorasi keampuhan berbagai struktur pengendali debris, termasuk bendungan, penyekat, dan saringan drainase bawah, menggunakan simulasi numerik GeoXPM. Temuan menunjukkan bahwa struktur kontrol yang ditempatkan di lokasi yang strategis dapat meningkatkan kontrol aliran debris secara signifikan, dengan konfigurasi struktural yang optimal. Efektivitas penanggulangan struktur diukur berdasarkan parameter berikut: jarak limpasan dan massa kegagalan. Studi ini menggarisbawahi pentingnya struktur kontrol yang disesuaikan dengan kondisi geologi yang beragam untuk meningkatkan manajemen aliran debris.

Granular flow is a rapid-moving mixture of soil, rock, and water often occurring in high-altitude regions which pose significant hazards due to its destructive nature. Often times, the flow cannot be stopped completely, hence one may feasibly consider minimizing the impact of the flow using control structures. This research explores the efficacy of different structural countermasures, including check dams, baffles, and bottom drainage screens, using GeoXPM numerical simulations. The findings reveal that strategically placed control structures significantly improve debris flow control, with optimal structural configurations. The effectiveness of the structural countermeasures is gauged based on following parameters: runout distance and failure mass. This study underscore the importance of tailored control structures across diverse geological conditions to improve debris flow management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research on exploration and study of garcinia L.varieties at Souith Sumatera based on source of macromorfology evidences had been done from June to November 2004 which was located on some areas at South Sumatra...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Muhaimin
"Gunung Payung, Taman Nasional Ujung Kulon, merupakan kawasan yang masih memiliki hutan hujan tropis yang tersisa di dataran rendah P. Jawa. Sejumlah penelitian telah dilakukan di Gunung Payung, namun belum ada satupun penelitian yang membahas secara khusus mengenai jenis - jenis tumbuhan paku dan likofit. Tujuan penelitian kali ini adalah menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis - jenis tumbuhan paku dan likofit yang terdapat di Gunung Payung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode jelajah bebas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gunung Payung memiliki 55 jenis tumbuhan paku dan empat jenis likofit. Dari 59 jenis yang diperoleh, terdapat 29 jenis tumbuhan paku dan 3 jenis likofit merupakan rekaman baru untuk Taman Nasional Ujung Kulon. Satu jenis tumbuhan paku dipertimbangkan sebagai rekaman baru untuk Pulau Jawa, yaitu Asplenium phyllitidis.

Mt Payung, Ujung Kulon National Park (UKNP), is a location where tropical forest of Java’s lowland remain exist. Previously, botanical exploration has been conducted in this area, but none of them focus on ferns and lycophytes.Research aimed to inventroy and identify ferns and lycophytes found in Mt Payung. Specimens collected from several accessible location in Mt Payung.
Fifty five species of ferns and four species of lycophytes has been recorded during this research. Twenty nine ferns and three lycophytes considered as new record for UKNP. Asplenium phyllitidis has been found during the research and considered as new record of ferns in Java.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baker, Arthur O.
New York: Rand McNally, 1953
570 BAK d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Alkatiri
Surabaya: Airlangga University Press, 1996
570 SAL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anargha
"Pola sebaran dan perilaku bintang laut intertidal di Teluk Gilimanuk dan Pantai Cekik diteliti dari September 2012 hingga Januari 2013. Pola sebaran dipetakan dengan menggunakan GPS, dan dikuantifikasikan dengan menggunakan kuadrat 1 m2, yang diletakkan pada total 12 transek untuk masing-masing lokasi. Perilaku diamati dengan menandakan 10 individu Protoreaster nodosus secara manual dan mengukur titik perpindahan selama tiga hari. Pemetaan dan analisis nilai dispersi dengan menggunakan Indeks dispersi Morisita terstandarisasi menghasilkan pola sebaran mengelompok untuk Protoreaster nodosus dan Archaster typicus, dan pola sebaran acak untuk Echinaster luzonicus, Linckia laevigata dan Linckia multifora. Sebaran mengelompok tersebut dapat disebabkan oleh batasan habitat, sebaran makanan dan atraksi intraspesifik, sedangkan sebaran acak menandakan sifat acak atau seragam pada pakan dan karakter habitat. Studi perilaku memperlihatkan bahwa P. nodosus bergerak secara direksional, dan dapat berpengaruh pada pola sebarannya di lokasi.

Distribution pattern and behavior of intertidal asteroids in Gilimanuk Bay and Cekik Beach were investigated from September 2012 to January 2013. Distribution patterns for most species were mapped by using GPS, and quantified by using 1 m2 quadrats, which were deployed on total 12 transects in the intertidal zone at each location. Behavior was observed by using manual tagging on ten individuals of Protoreaster nodosus and measuring points of diplacement throughout a period of three days. Mapping and dispersion analysis using Morisita‟s standardized index of dispersion yielded clumped dispersion for Protoreaster nodosus and Archaster typicus, and random dispersion for Echinaster luzonicus, Linckia laevigata and Linckia multifora. Clumped dispersion in some species might be influenced by habitat boundaries, food dispersion or intraspecific attraction, while random dispersion suggests randomness or uniformity in food distribution and habitat character. Behavioral studies showed that P. nodosus moves in a highly directional manner, and might carry further implications to its clumped dispersion at location. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Campbell, Neil A., 1946-2004
"With an extraordinary reputation for authority and accuracy, this landmark biology text continues to be an invaluable learning partner for students and teachers. The authors focus on the "big ideas" of biology: each chapter is organized around key concepts that build in a logical way, and are clearly explained and reinforced by the text discussion and illustration. The straightforward writing style, appropriate level of depth, and judiciously-selected coverage are other hallmarks.
"
Menlo Park, California: Benjamin Cummings, 1999
570CAMI003
Multimedia  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>