Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ade Yuanita
"ABSTRAK
Pertambahan penduduk yang sangat besar di kota menyebabkan semakin
sempitnya lahan yeng tersedia untuk pemukiman. Oleh karena itu pembangunan
rumah susun merupakan alteraatif terbaik untuk pembangunan pemukiman di
perkotaan.
Kehidupan penghuni rumah susun berbeda dengan penghuni di lingkungan
perumahan biasa yang tidak bertingkat. Salah satu ciri yang menonjol pada penghuni
rumah susun adalah kebersamaan penghuni. Setiap penghuni rumah susun tidak
dapat menghindarkan diri dari hak dan kewajibannya terhadap pemilikan bersama
atas fasilitas bersama yang tersedia, seperti tangga bersama, koridor, pipa-pipa
saluran, taman, sarana jalan, lampu penerangan, dan sebagainya. Fasilitas bersama
tersebut merupakan milik mereka bersama yang digunakan dan dipelihara secara
bersama pula.
Pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun merupakan hal yang penting.
Fasilitas yang tidak terpelihara akan menjadi kotor dan rusak, serta dapat
menimbulkan pengaruh buruk bagi penghuninya, misalnya dapat membuat penghuni
merasa tidak betah. Oleh karena itu perlu adanya partisipasi dari para penghuni
dalam memeiihara fasilitas bersama di rumah susun.
Menurut White (1981) partisipasi terdiri atas tiga dimensi yaitu : dimensi
pengambilan keputusan, dimensi kontribusi, dan dimensi turut menikmati hasil
kegiatan (p. 18).
Dalam literatur disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi partisipasi seseorang adalah kohesi kelompok (Festinger et al., 1963;
Johnson & Johnson, 1994; Kuppuswamy, 1979). Yang dimaksud dengan kohesi
kelompok yaitu sejauh mana anggota-anggota suatu kelompok merasa tertarik satu
sama lain sehingga mereka ingin tetap bersama dalam kelompok itu.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut;
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun ?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun ?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam
pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? Penelitian yang bersfat deskriptif ini dilakukan di rumah susun Klender,
Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah para penghuni rumah susun yang
dikelompokkan berdasarkan blok dan jenis kelamin.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kohesi
kelompok dan kuesioner partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan digunakan rumus
korelasi Kendall-tau (x).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas
bersama di rumah susun.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di
rumah susun.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun.
Ada beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini. Penelitian
ini menunjukkan bahwa kohesi kelompok berhubungan dengan dimensi pengambilan
keputusan dan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perencanaan dan pengelolaan rumah susun disarankan untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung timbulnya kohesi kelompok, serta melibatkan para
penghuni dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan
keija sama di antara mereka. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya
adalah melakukan penelitian serupa secara kontinyu mulai dari proses pengambilan
keputusan, palaksanaan kegiatan, sampai pada evaluasi kegiatan yang melibatkan
partisipasi penghuni rumah susun."
1997
S2577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandari Tuning P>W
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6666
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini merupakan suatu penelitian tentang bentuk-bentuk keragaman aturan hukum yang terdapat dalam lingkungan pemukiman rumah susun. Dalam kaitan dengan poko penelitian ini, masalah utama perkotaan yang dihadapi oleh kota-kota di dunia termasuk Jakarta adalah pertambahan penduduk yang kurang terkendali, pertumbuhan kota yang serba cepat dan kompleks dalam hal pengembangan fungsi-fungsi sebagai pusta dari berbagai kegiatan yang kesemuanya belum dapat tertampung secara semestinya di ruang-ruang yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegaitan tersebut. Salah satu upaya pemerintah DKI Jakarta dalam mengatur ruang wilayahnya yaitu dengan mengadakan penataan pada pemukiman kumuh."
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
HUPE XXIX-3-Sept1999-203
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarwindah
"ABSTRAK
Keterbatasan lahan merupakan suatu kendala dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi warga perkotaan. Ditambah dengan arus urbanisasi dan pertambahan penduduk mengakibatkan munculnya daerah permukiman yang kumuh dan tidak memenuhi standar kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengambil suatu kebijakan membangun rumah susun dengan pendekatan membangun tanpa menggusur sehingga masyarakat memperoleh berbagai keuntungan dalam memenuhi kebutuhan rumahnya.
Perubahan tempat tinggal dari rumah tipe horizontal ke tipe rumah susun merupakan kendala sendiri bagi warga penghuninya. Hal ini disebabkan adanya fasilitas bersama dan kondisi lingkungan sosial baru yang memerlukan adaptasi, dan berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan bersama yang memerlukan partisipasi bagi penghuninya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola adaptasi penghuni rumah susun terhadap adanya perubahan lingkungan fisik dan sosial tempat tinggal mereka. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menerangkan berbagai gejala dan fenomena yang berkaitan dengan pola adaptasi terhadap lingkungan di rumah susun Kemayoran.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah i..bu rumahtangga yang tinggal di lokas.i rumah susun paling sedikit 2 tahun dan mempunyai anak berusia 12 tahun ke bawah. Pendekatan partisipatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kehidupan warga lebih nyata dan mendalam.
Dari analisis terhadap variabel penelitian diketahul bahwa tingkat pendidikan responder mempunyai pengaruh terhadap partisipasi warga dalam pengelolaan lingkungan bersama. Makin tinggi tingkat pendidikan warga, makin tinggi kesadaran mereka dalam partisipasi pengelolaan lingkungan.
Kondisi bangunan rumah susun menyebabkan hubungan warga secara fisik lebih dekat dibanding rumah horizontal. Namun demikian, pola komunikasi antar warga kurang akomodatif terhadap pemecahan masalah-masalah yang ada. Sikap toleransi yang dikembangkan cenderung .bertujuan untuk sekedar menghindari konflik terbuka, dan belum merupakan suatu penerimaan atau penyelesaian dari sumber permasalahan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penghuni untuk tetap bertahan tinggal di rumah susun adalah berbagai fasilitas dan sarana ekonomi yang memberikan peluang guna meningkatkan penghasilan. Kemampuan warga dalam memanfaatkan sarana ekonomi ditambah kemampuan menyesuaikan antara jumlah anggota keluarga dengan luas ruang hunian, telah dapat mengangkat status sosial ekonominya. Selanjutnya dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik penghuni akan mempunyai kesempatan dan kemampuan melakukan penyesuaian diri di tempat tinggalnya. Hal ini membuktikan adanya hubungan timbal balik antara status sosial ekonomi dengan kemampuan warga beradaptasi.
Selanjutnya persepsi dan kesadaran warga tentang masalah-masalah yang menyebabkan lingkungannya berkesan kumuh akan memotivasi mereka mengadakan berbagai kegiatan dan berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kondisi lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian motivasi untuk berpartisipasi akan mempermudah proses penyesuaian penghuni terhadap kondisi fisik dan sosial di lingkungan permukiman yang baru.

ABSTRACT
The limited size is an obstacle to meet the housing demand of the people, especially in urban areas. Additional, urbanization and population, resulted in the establishment of unsanitary housing and its environment. To overcome the problems, the government took the policy of building high-rise apartments. The approach was development without condemnation so that the people will gain various advantages in meeting their housing need.
The change of horizontal housing in vertical type is a constraint the inhabitants. This is brought about by the presence of joint facilities and new social environment which need adaptation and various activities environmental management that need participation of all the respective inhabitants.
This research is aimed to know the apartment inhabitants' adaptation pattern in correlation with the changing housing type including the physical and social environment. The study is qualitative descriptive in nature. It describes the various behavioral phenomena of the inhabitants in the Kemayoran environmental apartment.
The data is collected by doing in depth interview as well as using guided structured interview as re-search instrument. The respondents of this research are housewives who have lived in Kemayoran Apartment minimally two years and over and they have children of not more than 12 years old. Participative approach was carried out to get a picture of the real life style of the inhabitants.
From the results of research variable analysis disclosed that respondents' education have influence towards their participation in managing the apartment environment and common living area. If higher education wider the participation.
The condition of the apartment building caused the inhabitants' inter-relationship, physically; closer to each other than in horizontal housing. Nevertheless, the communication pattern among them tends to be unaccommodative towards solving the existing problem. The developed tolerance attitude was meant to avoid open conflict, not an acceptance or a solution to the source of the problem.
Some economic facilities in the apartment environment provide opportunities to the inhabitants in obtaining additional income as well as increasing their social economic condition. This is one factor that motivated the inhabitants to choose living at Kemayoran Apartment permanently. The inhabitants' ability to make use of the economical opportunity and their ability to adapt between the number of family members and size of their housing space showed their effort towards adaptation. It proved that there is interdependency and reciprocal relationship between the increasing social economy and inhabitants' ability towards adaptation.
Further more the inhabitants awareness concerning the problems which caused their environment look dirty will motivate them to conduct activities and participate to increase better environmental condition. So it proved that motivation to participate will facilitate the adaptation process of inhabitants towards their physical and social environment in their new housing settlement.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan permukiman terutama di kota-kota di Indonesia semakin kompleks. Kebutuhan perumahan yang tinggi tidak diimbangi ketersediaan lahan yang cukup. Sebagian alternatif pemecahannya dengan dibangunnya rumah susun. Penelitian ini bertujuan : 1) mengetahui cara penghuni untuk mendapatkan hunian rumah susun; 2) mengetahui dan menganalisis penyesuaian diri penghuni rumah susun terhadap lingkungan tempat tinggal; dan 3) mengetahui dan menganalisis motivasi penghuni untuk memperoleh tempat tinggal setelah selesai jangka waktu tinggal di rumah susun. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghuni yang sejak awal menghuni menyatakan mudah mendapatkan hunian di rumah susun. Hal ini tidak lepas dari peran Tim Penyeleksi yang sebagian berasal dari warga setempat. Bentuk penyesuaian diri yang terdapat di hunian rumah susun Cokrodirjan adalah adaptasi by adjustment dan reaction. Adaptasi by adjustment yang terjadi yaitu; tidak membuat sekat ruangan, menjemur pakaian di tempat yang tersedia, dan minum air dari sumber yang telah tersedia. Adaptasi by reaction yang terjadi adalah; membuat sekat ruangan, menjemur pakaian di teras rumah, mengambil air minum dari sumur tetangga di luar lingkungan rumah susun, memelihara ayam di tempat parkir, dan meletakkan sepeda di dekat ruang hunian. Motivasi sebagian besar penghuni rumah susun untuk pindah sangat rendah karena ketidakmampuan secara finansial. Hal ini ditunjukkan, bahwa dari seluruh penghuni hanya 20 orang atau 33,9% mampu menabung, dan hanya 8 orang dari penghuni yang mampu menabung menyatakan siap pindah. Di samping hal tersebut di atas, faktor letak strategis, harga sewa yang murah dan fasilitas cukup memadai semakin menguatkan penghuni tidak mau pindah."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Adrianus
"Dengan makin terbatasnya tanah di perkotaan, maka pemerintah sejak Pelita III mulai menerapkan pembangunan rumah susun dalam rangka penyediaan perumahan bagi Golongan masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah sekaligus pembangunan rumah susun dilaksanakan dalam rangka program peremajaan kota (urban renewal).
Studi ini mencoba menggambarkan karakteristik penghuni rumah susun Kebon Kacang serta tingkat penerimaan penghuni terhadap rumah susun sebagai tempat tinggal dalam pada itu dillhat pula hubungan antara tingkat penerimaan ini dengan kepadatan penghunian di rumah tangga. Kepadatan di sini terbagi 2 yaitu kepadatan Obyektif yang di ukur dari rasio orang terhadap kamar dan Kepadatan Subyektif yang diukur dari 1) Ada atau tidak adanya tempat untuk melakukan hal-hal pribadi (privacy) 2) Perasaan terganggu oleh orang lain di dalam rumah dan 3) Pendapat tentang luas ruangan. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa umumnya penghuni dapat menerima rumah susun sebagai tempat tinggal, baik pria maupun wanita. Alasan penerimaan mereka pada umumnya karena faktor-faktor lokasi yang strategis, fasilitas yang baik dan kebutuhan akan rumah. Dari hasil studi ini dapat dikatakan bahwa dari ke 3 ukuran kepadatan subyektif tersebut, hanya pendapat mengenai ada atau tidak adanya "privacy" mempunyai hubungan dengan tingkat penerimaan penghuni terhadap rumah susun Kemudian diketahui, secara umum Kepadatan Obyektif dan Kepadatan Subyektif tidak mempunyai hubungan yang berarti dengan tingkat penerimaan penghuni terhadap rumah susun. Tingkat penerimaan ini lebih ditentukan oleh faktor-faktor seperti yang telah disebutkan di atas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>