Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tayub umumnya disebut ledhek di daerah Kabupaten Pati merupakan perkembanganan (imbas) tayub dari Kabupaten Blora. Menurut penyebarannya tayub di daerah kabupaten Pati sebagian besar terdapat di Pati bagian selatan. Secara geografis Pati Selatan merupakan daerah pertanian yang kurang subur karena sebagian besar sawah tadah hujan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjahirin Thohir
"ABSTRAK
Desa Sukodono, Jepara (87 km sebelah timur laut kota Semarang) luas wilayahnya 182 ha. Tahun 1990, berpenduduk 3879 jiwa, dengan kepadatan rata-rata per km2 2131 jiwa.
Sebagai daerah pesisir, masyarakat desa Sukodono ini bersikap terbuka, dalam bertutur kata nampak kasar, serta memiliki etos kerja yang tinggi. Sedang dalam hal religi (kepercayaan), masyarakat desa ini lebih cocok sebagai masyarakat Kejawen. Jenis agama yang dipilih, menunjukkan keragaman, yaitu sebagian Islam, Kristen, dan sebagian Budha, di samping masih banyak yang menjadi penganut kepercayaan lokal (agami Kodono).
Masyarakat yang berciri demikian ini, mata pencahariannya secara umum bergerak di bidang industri kerajinan mebel ukir, baik sebagai pengrajin, pengusaha, maupun sebagai tukang.
Industri kerajinan ukir yang diusahakannya itu, mengalami perkembangan pesat mulai sekitar awal tahun 1980-an, yaitu sejak barang-barang mebel ukir dijadikan salah satu komoditi ekspor ke luar negeri.
Kegiatan ekonomi pengrajin desa ini memiliki hubung-kait dengan sistem sosio-budayanya. Oleh karena itu, untuk memahami seberapa jauh peranan wong pinter dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat ini, diperlukan data-data etnografis, data-data yang berkaitan langsung dengan industri kerajinan, serta data-data tentang wong pinter menyangkut pandangan hidup dan kontribusinya terhadap pengrajin.
Setelah sekitar setengah tahun penulis melakukan studi lapangan, dapat dijelaskan temuan-temuan berikut:
1. Ketrampilan membuat perabot rumahtangga dari bahan kayu sudah dijadikan identitas masyarakat Jepara. Pengakuan ini bisa bersumber dari cerita rakyat setempat,dan dari kenyataan empiris yaitu banyaknya usaha mebelair yang dikembangkan oleh orang-orang Jepara.
2. Dalam rangka pengembangan usaha tersebut, rata-rata pengrajin setempat, membutuhkan bantuan yang bersifat spiritual dari wong pinter seperti pengujub kyai dan dukun. Bantuan yang diminta dari mereka bersifat berjenjang, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan tuntutan yang dikehandaki .
3. Untuk menjalankan perannya itu, pengujub umumnya memberi sarana berupa penentuan waktu yang dianggap paling cocok untuk memulai membuka usaha serta memimpin upacara Selamatan Rasulan; para kyai memberi sarana berupa doa, rajah dan semisalnya; dan dukun memberikan sarana-sarana yang beragam menurut keahlian dukun sendiri atau atas permintaan kliennya.
4. Bantuan spiritual dari wong pinter seperti itu, penilaiannya tidak selalu diukur dari peningkatan ekonomi. Keberhasilan dalam kegiatan ekonomi perseorangan, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti motivasi, modal, dan ketrampilan, baik dalam aspek teknologis, manajerial, sampai pemasaran. Padahal ciri-ciri umum pengrajin industri di desa Sukodono ini, justru faktor-faktor penentu itu yang masih lemah.
Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya secara moral merasa terpanggil untuk ikut membantu pengembangan kegiatan ekonomi mereka secara lebih konkrit.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Joko Hantoro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dana desa di Kabupaten Sragen dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penggunaan dana desa tahun 2016. Metode yang digunakan adalah analisa kuantitatif deskriptif dan estimasi ekonometrika dengan regresi logistik. Dari sembilan faktor yang dianalisa berpengaruh positif terhadap partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin, usia, lama tinggal di desa, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat penghasilan, tingkat kepemimpinan, tingkat komunikasi dan perilaku birokrasi. Dari kesembilan faktor tersebut, mayoritas faktor yang berpengaruh signifikan adalah jenis kelamin dan tingkat pekerjaan, masing-masing tiga desa, dimana nilai probability lebih kecil dari 0,05. Uji determinasi dilakukan dengan menggunakan McFadden R-Square sebesar 0,4675 di Desa Karangtalun, 0,5532 di Desa Padas, 0,1957 di Desa Duyungan dan 0,6376 di Desa Donoyudan, dimana prosentase dari nilai tersebut sebanyak 46,75 , 55,32 , 19,57 dan 63,76 probabilitas partisipasi masyarakat dapat dijelaskan oleh variabel X dalam model, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model. Tingkatan partisipasi dalam penelitian ini menggunakan teori The Ladder of Participation, penelitian di keempat desa tersebut masuk dalam tahapan kelima yaitu penentraman, dimana perangkat desa akan menampung ide, saran dan masukan dari masyarakat untuk meredam keresahan masyarakat.

ABSTRACT
This study aims to determine the implementation of village grant in Sragen Regency and the factors that influence society participation in the use of village grant in 2016. The methods used to analysis are descriptive quantitative and econometric estimation with logistic regression. Among the nine factors which is analyzed have positive influence to society participation such as gender, age, duration of stay, village level, education level, occupation, income level, leadership level, communication level, and bureaucratic behavior. From the nine factors are obtained some have majority of significant effect that are gender and occupation where the probability value was less than 0.05. The determination test is done by using McFadden R Square of 0.4675 for Karangtalun Village, 0.5532 for Padas Village, 0.1957 for Duyungan Village and 0.6376 for Donoyudan Village, whereas 46,75 , 55,32 , 19,57 and 63,76 , were probability variation of society participation can be explained by variable X inside the model, while the rest is explained by variable outside the model. The level of participation in this study uses The Ladder of Participation theory, that is appeasement in fifth stage, where the village staff will accommodate ideas, suggestions and inputs from the society to reduce the public anxiety. "
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T50314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kumala Ratri
"ABSTRAK
Tayub merupakan tradisi lisan yang diciptakan sebagai penghormatan kepada Dewi Padi. Tarian ini dikenal sebagai tari pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Sampai saat ini, tarian ini masih dipertunjukkan dalam upacara bersih desa, pernikahan, khitanan, dan nazar. Hal ini berasal dari kepercayaan masyarakat bahwa keseimbangan alam dimulai dari hubungan laki-laki dan perempuan yang diwujudkan dalam gerakan yang dibawakan waranggana dan pengibing. Tari ini dikenal di masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur umumnya, dan Kabupaten Ngawi, khususnya. Akan tetapi, di Kabupaten Ngawi tarian ini sudah jarang ditemukan. Terdapat satu desa yang masih mempertahankan dan mentransmisikan tradisi ini, yaitu Desa Sekarputih, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini berfokus pada minat generasi muda dan transmisi tradisi Tayub. Penelitian ini bertujuan menganalisis transmisi yang dilakukan dalam keluarga penyaji Tayub, khususnya waranggana. Sumber data diperoleh dari studi pustaka dan penelitian lapangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat kaderisasi dalam keluarga penyaji Tayub.

ABSTRACT
Tayub is an oral tradition created as a tribute to Dewi Padi. This dance is known as a sexual intercourse dance between men and woman. Untiil now, this dance still performed in bersih desa a ritual done to clean up a village from evil spirit , weddings ceremony, circumcisions, and vows. This is derived from the belief of the comunity that the balance of nature starts from the relationship of men and woman embodied in the movement brought waranggana and pengibing. This dance is known in the Central Jawa and East Java in general, and the Disctrict of Ngawi, in particular. However, in Ngawi Disctrict this dance is rarely found. There is one village that still maintains and transmits this tradition, namely Sekarputih Village, Ngawi Disctrict. The research focuses on the interest of the young generation and the transmission of the Tayub tradition. This study aim to analyze the transmission performed in the Tayub actor family, especially waranggana. Source of data obtained from literature study and field research indocate that there is a framework in the Tayub actor family. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Natalia Adriani
"Sejak tahun I991 menjelang peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terjadi banyak aksi protes yang dilakukan oleh para korban kekejaman Jepang pada saat Perang Dunia II. Salah satu aksi yang paling gencar dilakukan hingga saat ini adalah aksi protes terhadap Jepang oleh para mantan Jugun Ianfu. Gerakan protes tersebut pertama kali dilakukan oleh para wanita mantan Jugun lanfu yang berasal dari Korea. Keadaan ini terus menjalar sampai ke Indonesia.Jugun lanfu merupakan salah satu bentuk kekejaman yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Pendudukan Jepang di wilayah pendudukannya sejak tahun 1932. Kekejaman tersebut dilakukan dalam bentuk pemaksaan terhadap kaum wanita untuk menjadi pelacur guna melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang yang ada di wilayah pendudukan. Salah satu bangsa yang pernah mengalami Pendudukan Jepang adalah bangsa Indonesia. Pada tahun 1942, Jepang mulai mengambil alih puncak kekuasaan di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Pemerintahan Kolonial Belanda. Setelah mengambil alih wilayah Indonesia, Jepang mengganti sistem Pemerintahan Kolonial yang ada di Indonesia dengan sistem Pernerintah Pendudukan Jepang. Bahkan, Pemerintah Pendudukan Jepang pun menerapkan sistem pelacuran Jugun lanfu hampir di seluruh wilayah Indonesia yang berhasil diduduki oleh Jepang, salah satunya adalah wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.Para wanita yang dijadikan Jugun Ianfu harus menjalani hidup dengan penuh ketakutan dan ketidaknyamanan. Para Jugun lanfu dipaksa untuk melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang tanpa memiliki waktu untuk beristirahat. Pekerjaan tersebut harus mereka lakukan secara terus menerus selama Pemerintah Pendudukan Jepang masih berkuasa di Indonesia. Kehidupan para wanita menjadi Jugun Ianfu berlangsung sampai dengan tahun 1945, yaitu ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu.Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai perekrutan para wanita yang tinggal di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi seorang Jugun dan perlakuan yang harus mereka terima dari para tamu selama mereka menjadi seorang Jugun Ianfu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S5747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Amaluddin
Jakarta : UI-Press, 1987
362.5 MOH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>