Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andika Riandito Kusworo
"Metode Kumon adalah suatu metode belajar yang berasal dari pemikiranToru Kumon. Metode tersebut dikembangkan mulai tahun 1958 di Jepang. Saat ini, Metode Kumon tidak hanya di Jepang melainkan berkembang di 46 negara yang lebih kurang 4,2 juta siswa belajar dengan metode tersebut. Metode ini mulai masuk ke dunia pendidikan Indonesia sejak tahun 1993. Jumlah siswa Kumon di Indonesia lebih kurang 90.000 siswa dengan jumlah kelas Kumon sebanyak 522 kelas. Salah satu kelas Kumon di Indonesia adalah Kumon Candraloka yang terletak di Bogor. Melalui Metode Kumon, khususnya di kelas Kumon Candraloka, pemikiran dari Toru Kumon berkembang dan membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dan dampak negatif tersebut dibuktikan melalui wawancara terhadap beberapa siswa Kumon di Kumon Candraloka.

Kumon Method is a method of learning that founded by Toru Kumon. The method was developed since 1958 in Japan. Now days, The Kumon Method is not only in Japan but also in 46 countries and has 4.2 million students who studying with this method. The method had begun to enter in education of Indonesia since 1993. The numbers of students are approximately 90,000 and there are 522 Kumon classes in Indonesia. Among them, there is Kumon Candraloka, a class located at Bogor. Through Kumon Method, especially in Kumon Candraloka, the thinking of Toru Kumon had been growing and bringing positive and negative effects. The effects were proved through interview with several students at Kumon Candraloka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1563
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amriza Nitra Wardani
"

Program bantuan tunai bersyarat (conditional cash transfer – CCT) banyak digunakan di negara-negara berkembang di mana angka kemiskinan anak tinggi, untuk meningkatkan outcomes untuk pendidikan anak. Meskipun tidak khusus didesain untuk menyelesaikan masalah pekerja anak, program CCT juga diharapkan dapat menurunkan tingkat partisipasi anak-anak di lapangan pekerjaan sebagai akibat meningkatnya partisipasi mereka di sekolah. Menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS), studi ini menginvestigasi dampak salah satu program CCT di Indonesia, Bantuan Siswa Miskin (BSM), terhadap penerima dan saudaranya. Secara spesifik, studi ini menganalisis sampel dari anak-anak berumur 16-18 tahun, yang merupakan kelompok umur sekolah menengah atas yang angka partisipasi sekolahnya relatif rendah di Indonesia. Untuk menginvestigasi dampak BSM, studi ini menggunakan kombinasi metode coarsened exact matching dan difference-in-difference. Hasil studi ini menunjukkan bahwa program BSM telah berhasil meningkatkan partisipasi sekolah anak-anak secara efektif yang telah menerima subsidi, walaupun tidak ada dampak signifikan terhadap partisipasi sekolah untuk anak-anak non-penerima BSM yang memiliki saudara penerima BSM dalam rumah tangga yang sama. Lebih lanjut, program ini telah berhasil menurunkan kejadian pekerja anak secara signifikan, walaupun hanya untuk anak-anak perempuan (baik penerima BSM maupun saudaranya), tidak ada bukti serupa untuk anak-anak laki-laki.

 


Conditional cash transfer programs (CCT) are widely used in developing countries where child poverty is prevalent to improve child schooling outcomes. Although not specifically designed to solve child working issues, CCT programs are also expected to reduce child participation in the labour force due to the increase of their participation in schooling. Using data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS), we investigate the impact of the Indonesian government’s CCT program, Bantuan Siswa Miskin (BSM), on recipients and their siblings. Specifically, we analyse a sample of children aged 16-18 years old, as this cohort is of senior secondary school age, and the enrolment rate of this school level is relatively low in Indonesia. To investigate the BSM effects, we utilise a combination of coarsened exact matching and difference-in-difference approach. The findings suggest that the BSM program has increased the school participation rate of the children who receive the subsidy effectively, though it does not have any significant schooling impact on the non-BSM recipients who have a BSM recipient sibling in their household. Further, the program succeeds in significantly reducing the incidence of child labour only for girls (both BSM-recipient children and their siblings), with no such impact evident for boys.

 

"
2019
T52845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraida
"Penelitian ini berdasarkan timbulnya masalah-masalah pada peserta akselerasi pada tingkat SMU di DK1 Jakarta, antara lain: siswa terlihat kurang komunikasi, mengalami ketegangan, tidak barsemangat., kurang bergaul dan tidak suka pada pelajaran olah raga (sumber: Hasil wawancara dengan Salah satu wakil kepala sekolah pelaksana akselerasi). Masalah ini diduga karena tidak tercapainya Salah satu tujuan program akselerasi yaitu meningkatkan mutu kecerdasan emosional. Menurut para ahli akselerasi disamping memiliki pengaruh posi1if (Clark, 1983) juga mempunyai pengaruh negatif (Southern dan Jones, 1991) terhadap penyesuaian sosial dan penyesuaian emosional. Pelaksanaan akselerasi di Amerika pada sisiem pendidikan yang demokratis dan kurikulum disesuaikan dengan bakat dan minat. Sedangkan pelaksanaan akselerasi di Indonesia berbasis kurikulum Nasional. Berdasarkan masalah tersebut maka ingin diteliti kecerdasan emosional siswa akselerasi di Indonesia pada tingkat SMU. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah pelaksanaan akselerasi program akselerasi Indonesia yang berbasis Kurikulum Nasional mampu memacu mum peninkatan kecerdasan emosional siswa berbakat intelektual? Apakah skor Kecerdasan Emosional siswa kelas akselerasi sama atau lebih rendah dcngan skor siswa regular? Bagaimana deskripsi enam faktor pendukung akselerasi di tiga SMU yang diteliti. Atas dasar pertanyaan penelitian itu, maka penelitian ini benujuan untuk mcngetahui dampak prograum akselerasi di Indonesia yang berbasis kurikulum nasional terhadap kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Rancangan penelitian ini adalah Ex Post Facto. Sampelnya 44 siswa akselerasi, 80 siswa reguler, 33 guru dan 3 pihak penanggung jawab akselerasi serta 6 orang staf. 'Hipoiesis yang diajukan meliputi Ha dan Ho. Ha; skor kecerdasan emosional pesrta akselerasi sama dengan skor kecerdasan emosional kelas regular. 1-lo: Bahwa Skor K€CBl`dBS3Il Emosional peserta akselerasi lebih rendah dad pada siswa kelas reguler. Untuk mengukur kecerdasan emosional digunakan EH yang berdasarkan teori Salovey dan Bar-On. Alat ini hasil adaptasi dan telah digunakan oleh sn Lanawari dalam peneiniannya pada SMU Methodist Jakarta tahun 1999, Sedangkan umuk pelaksanaan akselerasi diteliti berdasarkan pada teori Coleman (l995) dan Buku Pedoman Program Percepatan Belajar (Diknas). Hasil onelitian sebagai berikut: Perranza, Skor kecerdasan emosional siswa akselerasi tidak lebih tinggi daripada siswa kelas reguler. Skor kecerdasan emosional peserta akselerasi sama dengan peserta kelas regular dengan angka signilikansinya 0.l73. Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi. Berikut ini akan dijelaskan perbedaan perdimensi yaitu: Sell'-Awareness nilai signillkansinya 0204, Self-Control nilai signifikansinya 0,56, Self-Motivation dengan nilai signilikansinya- 0.36, emphalhy nilai signilikansinya 0.096 dan social-skill nilai signitEkansinya0_377. Kedua, hal-hal yang berkaitan dengan enam faktor pendukung akselerasi; (1). guru, yaitu tingkat pendidikan guru sebagian besar lulusan Sl. Mayoritas menggunakan metode ceramah dalam mengajar (2). kurikulum, yaitu masih menggunakan Kurikulum Nasional (Kurnas), (3). pada prosedur seleksi diterima siswa yang memiliki IQ di bawah 125, (4). Tidak ada kesinambungan antara landasan filosois sekolah dengan filosolis program akselerasi, (5). orientasi staf (pustakawan, Laboran,dan Bimbingan Konseling), masih sangat minim; BP hanya berperan dalam proses seleksi dan pada penyelesaian masalah-masalah, (6). Belum ada evaluasi program secara khusus
Kesimpulan bahwa dampak program akselerasi yang berbasis kumas tidak meningkatkan kecerdasan emosional siswa akselerasi. Salah satu penyebabnya karena jumlah pelajaran dan alokasi waktunya sangat padat. Kemungkinan lain karena akselerasi tingkal SMU di lndonesia belu dilaksanakan baik dan terencana. Saran kepada peneliti untuk meneliti pengaruh program akselerasi yang berbasis Kurikulum Nasional terhadap kecerdasan emosional dengan penelitian experimental kelompok yang pertama diberikan kurikulum yang spesifik dan kelompok yang lain diberikan kurikulum Nasional. Berkaitan dengan rendahnya kecerdasan emosional peserta akselerasi disarankan untuk mengurangi jumlah pelajaran yang harus di pelajari oleh anak berbakat intelektual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti
"This study aimed to describe find out the influence of using problems solving method towards student's rational thinking ability in economic learning. This study use quasi experiment method with nonequivalent group pretest-posttest design. The study population is class XI students of social study departement, even semester, 2008/2009 academic year. Sample is determined randomly. Experiment class in this study is class XI IPS 2 students and control class is class XI IPS 4 students. Research instrument that is used is rational thinking ability test, questionaire and observation guidance. Hypothesis analysis with test use SPSS version 16.
The study result shows that there is no significant difference of students' rational thinking skill with expriment class with control class on initial measurement (pre-test), there is significant difference of students' rational thinking skill between experiment class with control class on final measurement (post-test), there is significant difference between pre-test and post-test result on experiment class with problems solving methods treatment , there is no significant difference on students' rational thinking ability between class that get problems solving method treatment with class which not get problems solving method treatment."
[Place of publication not identified]: Jurnal Pendidikan, 2010
JUPENDI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Dwi Ramiayu
"Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) mulai diterapkan tahun 2008 hingga 2014, sebelum akhirnya dikembangkan dalam Program Indonesia Pintar (PIP) hingga saat ini. Program ini menggunakan skema transfer bersyarat untuk siswa dari rumah tangga miskin dan rentan miskin pada jenjang dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Berbagai literatur menemukan bahwa program ini mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah, pencapaian siswa, serta pengeluaran biaya pendidikan di level rumah tangga. Namun, saat ini belum terdapat penelitian yang mengukur dampak program BSM terhadap pengeluaran biaya pendidikan pada level individu atau siswa berdasarkan jenjang sekolah di Indonesia. Dengan menggunakan data pooled cross-section yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2000, 2007, dan 2014, penelitian ini menguji pengaruh program pada ketiga jenjang pendidikan yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMA/sederajat serta karakteristik siswa, rumah tangga, dan sekolah sebagai variabel bebas. Melalui perpaduan metode Propensity Score Matching (PSM) dan regresi, penelitian ini menemukan bahwa program BSM memiliki pengaruh pada pengeluaran biaya pendidikan siswa di jenjang SMA/sederajat lebih tinggi sebesar 8,5 persen. Namun, program ini tidak berpengaruh pada siswa di jenjang SD/sederajat dan SMP/sederajat. Dari hasil estimasi tersebut, penelitian ini melihat perbandingan rata-rata pengeluaran biaya pendidikan antara penerima dan nonpenerima BSM, serta nilai manfaat yang diterima. Hasilnya, siswa SMA/sederajat menggunakan hampir separuh nilai transfer untuk keperluan pendidikan. Sementara itu, program BSM terhadap pengeluaran biaya pendidikan pada SD/sederajat dan SMP/sederajat tidak dapat diukur dikarenakan hasil estimasi regresi yang tidak signifikan.

The Cash Transfers for Poor Students Program (Bantuan Siswa Miskin/BSM) was implemented from 2008 to 2014, before finally being refined in the Smart Indonesia Program (Program Indonesia Pintar/PIP) until now. This program used a conditional transfer scheme for students from poor and vulnerable households at the elementary, secondary, and tertiary levels. Various literatures have found that this program was able to increase school participation rates, student achievement, and education expenditure at the household level. However, there is currently no research that measures the impact of the BSM program on education expenditure at the individual or student level based on school level in Indonesia. Using pooled cross-sectional data obtained from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) in 2000, 2007 and 2014, this study examines the effect of BSM program on three levels of education or equivalent, namely elementary, junior high school, and high school with the characteristics of students, households, and schools as independent variables. By combining Propensity Score Matching (PSM) and regression methods, this study found that the BSM program had a 8,5 percent positive association on student education expenditure in the high school. However, BSM program did not have an effect on students at the elementary and junior high school level. From the results of these estimates, this study examines the effect of the BSM program on the average education expenditure by its recipients. As a result, BSM students in high school allocated nearly half of the benefit values for educational needs. However, the effects of BSM program on elementary and junior high school students cannot be measured due to insignificant estimation results of regression."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sugiharti
"Pendahuluan
Penelaahan mengenai pertumbuhan ekonomi dimulai dengan tulisan-tulisan dari para ahli ekonomi klasik Inggris. Mereka menulis bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi modern yang baru saja muncul di negara-negara Barat. Oleh karena itu teori pertumbuhan ekonominya sebagian besar terkonsentrasi pada ekonomi pertanian dan pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap sumberdaya alam yang terbatas. Dengan kondisi ini proses pertumbuhan didominasi oleh hukum makin berkurangnya hasil yang didapat yaitu the Law of Diminishing Return (Ricardo 1772 - 1823). Konklusi utama dari teori ini bahwa dalam jangka panjang akan terjadi penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi sampai terjadi keadaan stationer.
Akan tetapi dalam dekade-dekade berikutnya prediksi ini tidak terjadi di negara Barat sebab dengan kemajuan teknologi negara-negara tersebut masuk ke dalam era industrialisasi yang cepat sehingga meningkatkan nilai tambah dan memberikan lapangan kerja yang banyak. Perkembangan sektor industri di dalam ekonomi kapitalis ditulis secara rinci oleh Karl Marx, akan tetapi teori Marx banyak membahas masalah ideologi politik (political economics). Setelah Marx, ilmu ekonomi didominasi oleh aliran revolusi marjinal. Pendekatan ini menaruh perhatian terhadap masalah statik dari alokasi sumber daya yang tersedia di bawah kekuatan pasar untuk memuaskan selera dan pilihan konsumen. Meskipun demikian, teori dan analisis marjinal dapat dipakai di dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi terutama mengenai sumbagan marjinal tenagakerja dan modal di dalam pertumbuhan ekonomi?"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"NURYANTI. Dampak Ijime sebagai Permainan Kelompok yang Dilakukan oleh Siswa-Siswi SLTP Di Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Diah Madubrangti M.Hum.).Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai ijime sebagai permainan kelompok pada siswa-siswi SLTP di Jepang telah dilakukan sejak bulan Maret 2004, tujuannya ialah untuk mengetahui dampak Ijime sebagai permainan kelompok pada pembentukan sikap para anggota kelompok tersebut. Pengumpulan data yang mendukung untuk tujuan pencapaian penulisan dilakukan melalui metode kepustakaan, dengan cara menelusuri referensi-referensi yang terkait dengan teman permasalahan, dengan acuan utama sebuah buku yang berjudul Ijime Sakai no Kodomotachi yang ditulis oleh Fukaya Kazuko. Konsep yang dipakai adalah konsep permainan dari Caillois dan konsep nakama shudan (kelompok pertemanan) dari Profesor Shimizu Yoshihiro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Ijime terdapat nilai-nilai kepemimpinan, kebersamaan, dan kesadaran sebagai anggota kelompok. Kelompok memiliki arti yang sangat penting, terutama pada anak yang berada pada masa shishunki (usia 12-16 tahun) yang sebagian besar merupakan siswa SLTP. Kelompok turut mempengaruhi sikap anak terhadap Ijime. Selain itu, Ijime yang dilakukan dalam suatu kelompok pertemanan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pembentukan sikap anak-anak yang terlibat di dalamnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Salma Barlinti
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
TA3629
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>