Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seda, Francisia Saveria Sika Ery
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Albina Rosalina
"Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kurikulum terselubung dengan modernitas individu di lembaga pendidikan non formal dan lembaga pendidikan formal serta perbedaan kemampuan/efektivitas kedua lembaga pendidikan tersebut dalam menanamkan modernitas bagi pesertanya. Adapun yang menjadi alasan dari penulis mengkaji topik di atas adalah mengingat nilai modernitas masih dan tetap dibutuhkan oleh setiap individu untuk dapat bertahan di era industrialisasi dan globalisasi ini.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan noneksperimen yang berbentuk korelasi dan komparasi. Pengumpulan datanya melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu peserta pelatihan program setara D1 kejuruan Elektronika di BLKI Pasar Rebo dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Kejuruan Elektronika Semester 2. Teknik samplingnya adalah sampel jenuh dengan jumlah responden 36 orang peserta pelatihan dan 80 orang mahasiswa.
Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: (1) adakah hubungan kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal?; (2) adakah hubungan kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal?; (3) apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal pada periode waktu belajar yang sama?.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal, dimana skore r = 0,165, dan r2 = 0,027. Dari hasil uji t persamaan regresi Y = 158,736 + 0,275X didapatkan hasil bahwa koofisien konstanta 158,736 sangat signifikan sedangkan koefisien b = 0,275 tidak signifikan. Selanjutnya, dari uji F didapatkan hasil bahwa persamaan regresi di atas tidak signifikan pada a = 0,05.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa ada hubungan antara kurikulum terselubung dengan tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan formal meskipun kekuatan hubungan tersebut cenderung rendah,
dimana r = 0,263 signifikan pada a = 0,05 sedangkan r2 = 0,069. Dari hasil uji t persamaan regresi Y = 150,073 + 0,377X didapatkan hasil bahwa koefisien konstanta 150,073 sangat signifikan sedangkan koefisien b = 0,377
signifikan pada a = 0,019. Dari uji F didapatkan hasil bahwa persamaan regresi di atas signifikan pada a = 0,019.
Hasil uji Z menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat modernitas individu di lembaga pendidikan non-formal dengan di lembaga pendidikan formal pada waktu belajar yang sama (2 semester). Perhitungan statistik memperlihatkan hasil Zo = 0,1038 dan Z tabel = 1,96 pada a = 0,05 maka Zo berada di daerah penerimaan Ho.
Pada lembaga pendidika formal ditemukan bahwa dimensi kurikulum terselubung: sikap guru yang tidak diskriminatif memiliki hubungan yang signifikan dengan dimensi modernitas: keterbukaan dan kesediaan untuk menerima perubahan social; selanjutnya kegiatan ekstrakulikuler berhubungan dengan aspirasi pekerjaan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cama Juli Rianingrum
"Sekolah dalam hal ini adalah Universitas/pendidikan tinggi sebagai agen sosialisasi dapat membentuk karakter seorang mahasiswa selama mereka menempuh pendidikan dengan bersosialisasi di Iingkungan kampus. Kampus menjalankan fungsi sosialisasi nilai dan sikap profesi melalui kurikulum terselubung. Penerapan kurikulum terselubung dilihat melalui pola-pola interaksi sosial yang tedadi antara para dosen dan mahasiswa/mahasiswi di kampus, dan dengan lingkungannya setiap hari.
Studi ini dilakukan untuk menggambarkan peran kurikulum terselubung yang terjadi di Iingkungan mahasiswa `desain dalam proses sosialisasi selama menempuh pendidikan, yang merupakan proses pembentukan sebuah profesi (desainer). Pertanyaan pengertian adalah bagaimana peran kurikulum terselubung pada proses sosialisasi mahasiswa dalam pembentukan sikap dan memenuhi tuntutan-tuntulan sebuah profesi untuk menjadi profesiona.
Untuk menjawab penelitian ini digunakan pendekatan kuaiilatif dengan informan kurang lebih 20 mahasiswa dari 3 program studi dan dari angkatan /semester 1 sampai tugas akhir, juga merupakan anggota dari kelompok-kelompok mahasiswa yang berbeda serta beberapa orang dosen. Dilakukan wawancara seoara formal maupun informal dan mengadakan obsen/asi dengan menjadi bagian dari lingkungan FSRD.
Digunakan pendekatan kualitatif karena yang ingin dipahami adalah makna-makna yang terdapat di balik dari tindakan perorangan yang mendorong terwujudnya gejaia-gejala sosial tersebut.
Dari hasil penelitian didapat data-data dalam bentuk narasi yang kemudian dianalisa dan diinterpretasikan untuk mendukung kebenaran dari hipotesa yang digunakan. Data-data yang bersifat kualitalif juga akan memanfaatkan kajian literatur dan data-data yang bersifat kuantitatif untuk mendukung analisa.
Pola-pola interaksi sosial mencakup pola generalisasi, pola exempllfication, pola modeling, pola imbalan dan sanksi, yang merupakan penerapan dari kurikulum terselubung. Pala generalisasi dilihat dari tuntutan sekolah pada mahasiswa untuk berprestasi, bagaimana Cara-cara mereka dalam proses penyelesaian tugas-tugas untuk menghasilkan kalya (desain) yang cukup banyak dan sesuai dengan permintaan dosen yang bersangkutan. Pola exemplification dilihal dari aktintas di lingkungan FSRD, aktivitas apa saja yang terjadi yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan dapat merupakan cermin dari lingkup ker` dan karakler desainer dari bagaimana mereka membentuk lingkungannya. Poia modelling adalah sikap dan perilaku dosen, praktisi ataupun senior dan alumni yang dapat dilihat oleh mahasiswa dan merupakan acuan sosok seorang desainer.
Pola imbalan dan sanksi adalah penilaian dan cara pandang dosen terhadap mahasiswa. dilihat dari sikap yang terbuka dalam berinteraksi dan cara bersikap dengan siswa yang dapat menumbuhkan kesadaran akan adanya berbagai penilaian dosen terhadap sebuah hasil karya diluar diri siswa tersebut.
Studi ini untuk memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan mengenai profesi desainer yaitu desainer Interior, Komunikasi Visual dan produk_ Bahwa seorang desainer memiliki kaitan yang eral dengan seni budaya dan harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk gambar, maka dibutuhkan suatu keahlian khusus yaitu bakat gambar yang dalam proses pendidikan di perguruan tinggi akan diarahkan dan dipertajam serla dilunjang oleh pengetahuan-pengetahuan lain yang signifikan serta akan mendapat pengaruh-pengaruh dari Iingkungan dimana mereka belajar baik dari teman, guruldosen, dll. Melalui kurikulum terselubung.
Kurikulum terselubung memberi pengaruh yang cukup besar lerhadap perubahan perilaku mahasiswa selama rnereka menempuh pendidikan, dimana sebagian besar dari mereka akan mengikuti perilaku I sikap dari para seniornya, dosen, pembimbing, dan ikut ambil bagian dari berbagai aktiiitas yang berlangsung.
Mereka belajar dari seniomya bagaimana sistim belajar dalam menyelesaikan tugas-tugas untuk menghasilkakn karya desain, pendekatan kepada dosen dan pembimbingnya dianggap memang perlu sehubungan dengan detil tugas, bobot penilaian tiap dosen berbeda juga agar mendapat perhatian dan informasi seiengkapnya. Lingkungan FSRD sangat menunjang untuk mereka berpikir Iebih kreatif, dan suasananya juga dianggap nyaman untuk mereka berkumpul mengadakan berbagai kegiaatan dan mereka memiliki kebebasan untuk membentuk suasana lingkungan ataupun mengadakan kegiatan-keglatan ekstra. Mereka juga merasa dosen-doscn desain relatif "baik" dalam arti, informalif, cukup membantu karena banyak dosen tetap yang berarti setiap saat biasa ditanya (untuk asistensi) dan ?bersahabati Sosok dosen tidak terlalu ditakuti karena hubungan belajar mengajar yang relatif ?dekaf membuat kesan yang lebih rile-ks dan santai tidak terlalu formil, terutama bila di luar kelas. Walaupun memiliki standard dalam penilaian, memang beberapa mengatakan kurang jelas patokan nilainya karena hasil karya desain adalah abstrak dan bukan ilmu pasti, jadi mereka mencari-cari informasi mengenai bobot penilaian dari tiap-tiap dosen dan mengadakan 'pendekatan' pada dosen untuk mendapatkan perhatiannya.
Kurikulum terselubung yang terjadi di lingkungan mahasiswa desain memperlihatkan bagaimana gambaran mahasiswa desain berkaitan dengan proses kerja menghasilkan karya desain yang juga merupakan proses sosialisasi mengenai bagaimana sebenarnya profesi desainer itu, dilihat dari Iingkup dan cara kerjanya serta perilaku sosialnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T6334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S6700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Nobel kurniawan
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses sosialisasi nilai toleransi beragama siswa melalui peran kurikulum terselubung. Pendidikan toleransi dibutuhkan untuk menjawab persoalan radikalisme yang sedang berkembang di masyarakat dan lembaga pendidikan Indonesia. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan mixed method dalam mengumpulkan data. Hasil studi menunjukkan bahwa persepsi siswa yang toleran dibentuk melalui kurikulum terselubung, melalui aspek formal dan informal. Toleransi masih menyisakan ruang bagi kekerasan simbolik. Pendidikan multikultural adalah sebuah proses yang inklusif. Selain struktur formal, agensi relasional melibatkan partisipasi individu untuk membangun komunitas multireligius sekolah yang inklusif.

ABSTRACT
This study describes the socialisation of religious tolerance through the hidden curriculum. Tolerance education is necessary to answer the spread of religious radicalism in the society and institution of education. This research applies the qualitative approach, strategised with mixed method. The result shows that students rsquo perspective on religious tolerance is socialised formally and informally by the hidden curriculum. Despite that, this study discovers that tolerance has reserved a vulnerable room for symbolic violence. Multicultural education is a continual process of inclusion. Besides the school rsquo s formal structure, relational agency can be exercised through the school rsquo s informal culture to build an inclusive multireligious community."
2017
S65587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saleh HFS
"Sekolah dengan kapasitasnya sebagai sebuah institusi sosial berfungsi sebagai agen sosialisasi dan sekaligus agen kontrol sosial. Dalam fungsinya tersebut misalnya membentuk perilaku seseorang, tidaklah cukup hanya dengan mengandalkan pelajaran-pelajaran formal saja, diperlukan adanya perbuatan nyata, yang jika dalam lingkup sekolah bisa dicontoh melalui segala bentuk interaksi antara aktor-aktor di sekolah. Hal inilah yang dinamakan dengan kurikulum terselubung (hidden curriculum) yang sudah barang tentu terdapat di setiap sekolah. Seperti yang dilakukan oleh SMA Negeri "X" Jakarta yang mana salah satu visi-misi-tujuannya adalah ingin mewujudkan sikap/perilaku siswanya menjadi demokratis. Penelitian ini ingin mencoba melihat hubungan antara kurikulum terselubung terhadap pembentukan perilaku demokratis siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan kurikulum terselubung memiliki peranan/pengaruh dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pada siswa. Terdapat hubungan yang cukup/sedang dan arah yang positif antara variabel kurikulum terselubung dengan variabel perilaku demokratis siswa. Lebih jauh lagi, telah dibuktikan dalam penelitian ini tentang pentingnya penanaman nilai-nilai demokrasi melalui penerapan kurikulum terselubung yang cukup efektif.

School with it's capacity as a social institution has a function to become an agents of socialization and social control. Its function for example to form a person's behavior, not enough just to rely on any formal lessons, concrete action is needed, that if within the scope of the school can be emulated by all forms of interaction among actors in the school. This is called the hidden curriculum (hidden curriculum), which of course contained in each school. As performed by SMA Negeri "X" Jakarta where one of the vision-mission-goal is to establish the democratic attitude/behavior of students. This study try to see the relationship between the hidden curriculum to formation of student democratic behavior.
The results of this study empirically indicate that application of the hidden curriculum has a role/influence in internalize democratic values in students. There is a moderate relationship and positive direction between hidden curriculum variable with student's democratic behavior variable. Furthermore, it has been proved in this study on the importance of cultivation of democratic values through the application of the hidden curriculum is quite effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Malik Fadjar
Bandung: Mizan, 1998
297.64 MAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>