Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kalif Helmi Hijriyati
"Penelitian terhadap telur dan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dilakukan di Hatchery Skala Rumah Tangga Desa Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas telur yang didatangkan dari BBBL Lampung, derajat penetasan, pertumbuhan dan perkembangan larva selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa telur ikan kerapu bebek dari BBBL Lampung mempunyai kualitas yang baik. Derajat penetasan telur sebesar 42%, laju pertumbuhan spesifik 0,55 dan indeks aktivitas kehidupan 0,384. Larva yang baru menetas (D-1) mempunyai kuning telur dan gelembung minyak untuk cadangan makanan. Proses penyerapan kuning telur hingga larva berumur 2 hari. Pada hari ke-3 larva masuk ke dalam tahap potslarva. Panjang total larva pada hari ke-7 3,1 mm; hari ke-13 4,3 mm; dan tumbuh dengan cepat mencapai 5 mm pada hari ke-15.

Observation on eggs and the early life history of Cromileptes altivelis have been conducted in the Backyard Hatchery in the Village of the Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. The purpose of this study was to determine the quality of eggs which was transported from Lampung, hatching rate, growth, and development of larvae for 15 days. The hatching rate of eggs was 42%, the specific growth rate was 0,55 and survival index activity was 0,384. Newly hatched larvae (D-1) have egg yolk and oil bubbles to the proposed food. Yolk absorption processed to (D-2). At (D-3), the larvae were into the stadium of postlarvae. Morphological data showed that the total length of larvae on (D-7) was 3,1 mm, became 4,3 mm on (D-7) and grew faster to reach 5 mm on (D-15).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30167
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Z.
"Pengamatan kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni di perairan muara Sungai Membramo Papua telah dilakukan pada bulan Agustus 2003. Hasilnya menunjukkan kandungan Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni masih sesuai dengan Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh Kementerian KLH 1988 untuk kepentingan perikanan. Secara keseluruhan dalam air laut kadar Zn lebih tinggi dibandingkan dengan logam yang lain, sedangkan dalam sedimen kadar Ni lebih tinggi. Data ini menunjukkan bahwa pada saat pengamatan perairan muara Sungai Membramo lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung Zn dan Ni.

Heavy Metals Content Pb, Cd, Cu, Zn And Ni In Sea Water And Sediment In Membramo Estuary And Its Relationship With Fishery Cultivation. Obervation on heavy metals Pb, Cd, Cu, Zn and Ni content in Jakarta Bay were carried out in August 2003. The results showed that the Pb, Cd, Cu, Zn, and Ni content still in line with threshold value stated by for fisheries. By the all, in sea water Zn content is higher compared to the others, while in sediment Ni is higher. This data showed the result show that on waters of Membramo River Zn and Ni waste than others elements."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtaria M. Noh
"Tulisan yang berjudul nelayan, toke motor, dan toke ikan ini merupakan suatu deskripsi mengenai hubungan kerja nelayan. Pendeskripsian ini menggambarkan hubungan kerja dalam aktivitas produksi, pemasaran, dan bagi hasil. Yang ingin diketahui dalam pendeskripsian ini adalah bagaimana pola hubungan kerja nelayan. Penelitian ini dilakukan di desa Kuala Secapah Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Pontianak.
Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam pada 39 informan dan partisipasi observasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan bagi hasil. Pengumpulan data didasarkan pada pemahaman pengetahuan masyarakat lokal dalam merumuskan realita kehidupannya, yang kemudian diinterpretasi melalui proses dialog antara peneliti dengan informan dalam menafsirkan arti suatu gejala.
Hubungan kerja yang selalu terjalin diantara ketiga pelaku ini secara struktural menempatkan toke ikan (agen) pada posisi yang lebih tinggi dan lebih memegang peranan yang dominan dalam mengendalikan hubungan kerja baik dalam kegiatan produksi maupun pemasaran. Demikian Pula praktek pola hubungan yang berbau ijon terhadap nelayan, kolusi dan oligopoli lebih mewarnai aktivitas pemasaran, sehingga pelaksanaan praktek lelang terbuka tidak pernah terwujud.
Dalam keberlangsungan hubungan kerja ini, konflik merupakan suatu gejala yang selalu muncul walau masih sebatas konflik yang bersifat tertutup diantara para pelaku hubungan kerja. Munculnya konflik yang bersifat tertutup ini menandakan adanya perbedaan kepentingan diantara pelaku hubungan kerja, namun konflik yang terjadi masih disikapi sebagai konflik individu bukan sebagai konflik antar kelas dalam masyarakat nelayan.
Selain itu konflik yang bersifat tertutup ini juga merupakan suatu pertanda masih ada upaya pemeliharaan sikap harmoni pada masyarakat nelayan, dan sekaligus penggambaran adanya sikap pasrah dan nerima dikalangan nelayan (pekerja) dalam menyadari keberadaannya pada posisi yang lemah dan tidak berdaya.
Kepasrahan dan ketidakberdayaan nelayan (pekerja) juga tergambar dalam sistem bagi hasil yang diterapkan yang menempatkan penghasilan nelayan jauh lebih kecil dari yang diterima oleh toke motor maupun toke ikan, dan kepasrahan dalam menerima ketentuan harga.
Guna mengangkat kesejahteraan hidup para nelayan kearah kesejahteraan yang agak berimbang dengan mitra kerjanya perlu pengaturan dan campurtangan pemerintah berkenaan dengan masalah bagi hasil, perlindungan kerja, dan penyempurnaan sistem pemasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Henry
"Penerapan teknologi modern dalam sistem produksi nelayan seiring pembangunan ekonomi mengimbaskan perubahan struktural. Ketidak sesuaian bentuk teknologi tangkap ikan (fishing gear technology) yang diaplikasikan nelayan ternyata merupakan sebab utama tidak optimalnya tingkat produksi ikan yang dieksplorasi. Selain itu, penempatan nelayan tradisional semata-mata sebagai obyek bantuan dan sasaran pembangunan karena tidak dilibatkan sepenuhnya dalam proses perencanaan pembangunan ditengah lingkup persaingan perebutan sumber daya perikanan yang semakin terbatas potensinya, turut pula sebagai penyumbang dilema terikatnya komunitas nelayan dalam lingkaran kemiskinan dan statusquo.
Pilihan teknologi "bagan boat" yang diterapkan dalam moda penangkapan ikan nelayan Kecamatan Sibolga merupakan suatu bentuk keberdayaan komunitas sosial, dimana sinergi ke-magnitude-an teknologi memiliki efek terhadap dinamika ekonomi dan tingkat kesejahteraan nelayan, dan melahirkan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat pantai.
Pengkajian kerangka pemikiran penelitian didasarkan atas teori moderninasi dan perubahan sosial dari aliran struktural fungsional sebagai kerangka untuk menjelaskan hubungan pilihan teknologi nelayan dengan perubahan struklur sosial ekonomi masyarakat pantai. Metode pengumpulan data utama ditempuh dengan teknik survey dan wawancara semi terbuka. Sedangkan data sekunder ditelaah dari naskah dan dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Hasil analisis data penelitian menawarkan kesimpulan sebagai berikut: pertama pilihan teknologi `bagan boat" oleh nelayan ternyata mampu meningkatkan pengetahuan nelayan tentang prasyarat teknologi yang diaplikasikan, serta merasionalkan nilai dan prilaku kerja nelayan dengan penerapan prinsip manajemen dalam proses produksi, kedua perubahan teknologi memiliki dampak sosial ekonomi diantaranya:
(a) melebarnya rentang kesenjangan ekonomi karena distribusi penghasilan yang timpang antara nelayan pemilik alat produksi dan nelayan non-pemilik,
(b) dominasi kelompok nelayan pemilik dalam relasi kega melemahkan daya tawar (bargaining position) nelayan non-pemilik, karena tidak berfungsinya mekanisme pasar dan aturan bagi basil, serta belum eksisnya peran lembaga sosial ekonomi dalam jaringan pemasaran perikanan laut,
(c) meningkatnya intensitas materialisme budaya dalam hubungan antar lapisan sosial masyarakat pantai,
(d) bertambahnya kausal potensi konflik pada masyarakat pantai karena peningkatan kuantitas pengeksplorasi perairan tradisional berpotensi sebagai penyulut disintegrasi sosial akibat perebutan pangsa (domain) yang terbatas oleh sifat pertumbuhan sumber daya perikanan (aquatic resources) yang bersifat alamiah dan tak terekayasa (unrenewable), dan ketiga implikasi modernisasi alat produksi memperjelas fungsi-fungsi jaringan kelembagaan sosial ekonomi dalam memaksimalkan produktivitas pengadopsi teknologi. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abhirama Prima
"Ikan sidat (Anguilla Sp.) merupakan ikan yang laku di pasaran internasional dan memiliki harga yang tinggi karena memiliki kelimpahan kandungan nutrisi. Proses pemijahan ikan sidat dilakukan di wilayah estuari yang memiliki kondisi fisik yang sesuai untuk hidupnya benih ikan sidat. Teluk Pelabuhanratu merupakan salah satu wilayah estuari yang memiliki kelimpahan benih ikan sidat. Penduduk sekitar Teluk Pelabuhanratu memanfaatkan benih ikan sidat sebagai mata pencaharian tambahan. Penangkapan benih sidat memberikan manfaat besar secara ekonomi bagi penduduk setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola rantai nilai benih ikan sidat di Kecamatan Pelabuhanratu dan Simpenan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisa deskriptif dan spasial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua lokasi penangkapan benih ikan sidat yakni, Muara Ci Mandiri dan Sungai Cimandiri. Pada lokasi produksi Muara Cimandiri, membentuk 2 pola distribusi sedangkan pada Sungai Cimandiri hanya membentuk 1 pola distribusi. Pendapatan yang didapat oleh pelaku distribusi benih ikan sidat pada setiap simpul bervariasi bergantung kepada tingkatan karakteristik pelaku.

Anguilla sp, seawater fish which is one of the most popular fish in the international market and has a high price becausit has an abundance of nutrient content. Eel fertillization process conducted in the estuary which has the appropriate physical condition for its glass eel. Pelabuhanratu bay is one of estuary zone that has an abundance of glass eel. Local population around the bay Pelabuhanratu utilize glass eel as additional livelihood. The locals will sell and distribute to other locals who act as sellers were larger, continued until to the export company.
This study aims to determine how is the pattern of glass eel's value chain in the Pelabuhanratu and Simpenan district and to determine the income of each actor in the glass eel's value chain in Pelabuhanratu and Simpenan district. The method that is used in this research is qualitative method with descriptive and spatial analysis.
The results showed that there are two catching locations of glass eel namely, Cimandiri estuary and Cimandiri River. At the production site Cimandiri estuary, forming two distribution patterns while at the River Cimandiri only form one pattern of distribution. Income, which earned by the actor of glass eel distribution on each node varies depending on the levels and characteristics of the actor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
"Ikan tongkol lisong (Auxis rochei) merupakan salah satu ikan pelagis dan termasuk dalam suku Scomberidae. Berdasarkan data menunjukkan produksi ikan tongkol lisong yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi sumberdaya ikan tongkol lisong melalui nilai potensi maksimum lestari (MSY) dan upaya optimum dalam kegiatan penangkapan. Aspek biologi menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tongkol lisong yang didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah allometrik positif, yakni pertumbuhan berat lebih cepat daripada pertumbuhan panjang. Berdasarkan TKG diketahui bahwa ikan tongkol lisong yang tertangkap dalam kondisi belum matang gonad. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa ikan tongkol lisong betina lebih banyak dibanding ikan tongkol lisong jantan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan ikan tongkol lisong belum melebihi potensi lestari (MSY) dan Jumlah Tangkap Yang Dibolehkan (JTB).

Bullet tuna (Auxis rochei) is one of the pelagic fish and are classified in the Scomberidae class. The data shows that bullet tuna production landed in National Fishing Port of Palabuhanratu experiences fluctuations within 10 (ten) years. This research aims to determine the potential resources of bullet tuna by means of the Maximum Sustainable Yield (MSY) value and optimal catch effort. The biological aspect of bullet tuna landed on National Fishing Port of Palabuhanratu shows positive allometric growth, which is weight grows faster than the growth in length. Based on gonad maturation stage of are caught in a state of immature gonads. Sex ratio shows that the number of female bullet tuna is more than the male. Results of analysis shows that bullet tuna in Palabuhanratu not exceeds of the maximum sustainable yield (MSY) and Total Allowble Catch (TAC)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharini Eliawati
"Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta mempunyai tugas berupa pelayanan masyarakat, namun dalam pelaksanaannya menghadapi berbagai kendala antara lain banyak peraturan yang mengikat, tuntutan / kebutuhan masyarakat yang selalu berubah. Selain itu sumberdaya petugas secara kuantitas dan kualitas pada tingkat pelayanan dilihat dari segi keandalan belum mencukupi, kurang mentaati aturan main yang ada, disamping itu dalam pelaksanaan pelayanan pada masyarakat masih terdapat distorsi, terdapat praktek - praktek birokratis, sehingga memperlambat pelaksanaan pelayanan dan menyebabkan ekonorni biaya tinggi.
Jenis layanan yang dimaksud adalah pelayanan pengurusan surat Izin Usaha Perikanan (IUP), karena meskipun merupakan kewajiban masyarakat untuk memiliki Izin Usaha Perikanan (IUP) bagi yang berusaha di bidang perikanan, tetapi kesadaran masyarakat untuk mengurusnya masih sangat kurang.
Permasalahan utama yang ingin dikaji berdasarkan ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan pegawai terhadap kinerja internal dalam proses pembuatan surat Izin Usaha Perikanan (IUP) ?
2. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna layanan surat Izin Usaha Perikanan (IUP) berdasarkan tingkat kepentingan dan persepsi terhadap kinerja pelayanan ?
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan penerbitan surat Izin Usaha Perikanan (IUP) di DKI Jakarta. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menilai kinerja pelayanan penerbitan Izin Usaha Perikanan (IUP), berdasarkan evaluasi kinerja internal organisasi / lembaga menurut kepuasan pegawai dan evaluasi kinerja pelayanan penerbitan Izin Usaha Perikanan (IUP) menurut tingkat kepentingan / harapan serta persepsi terhadap kualitas pelayanan berdasarkan pandangan masyarakat pengguna pelayanan;
2. Mengidentifikasi permasalahan atau kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan pelayanan penerbitan Izin Usaha Perikanan (IUP).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini, sebagaimana dikatakan oleh J. Supranto (1997) adalah menggunakan analisis tingkat kepentingan dan kinerja / performance. Responden terdiri dad 30 prang pegawai yang bertindak sebagai pemberi pelayanan (provider) dan 45 orang yang sudah melakukan pengurusan Izin Usaha Perikanan (IUP). Untuk mengukur kepuasan pelanggan, baik pada pelayanan internal maupun ekstemal, maka digunakan variabel sesuai dengan dimensi SERQUAL yang dikemukakan oleh Zeithmal, Parasuraman dan Berry (1990) yaitu tangible, responsiveness, reliability, assurance dan empathy.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan evaluasi dengan hasil temuan sebagai berikut :
1. Kinerja yang dicapai dalam proses penerbitan perizinan usaha perikanan (IUP) yaitu 3.00 dengan tingkat harapan / kepentingan sebesar 3.63. Kesenjangan antara keduanya adalah - 0.63 yang berarti bahwa tingkat kinerja / pelaksanaan yang dicapai belum sesuai dengan tingkat harapan / kepentingan. Sedangkan berdasarkan analisis tingkat kepuasan pegawai sebesar 79.35 % berada pada skala puas, meskipun belum mencapai kepuasan optimal (100 %)
2. Kinerja yang dicapai dalam proses penyampaian perizinan usaha perikanan (IUP) yaitu 4.30 dengan tingkat harapan / kepentingan sebesar 4.63. Kesenjangan antara keduanya adalah - 0.33 yang berarti bahwa tingkat kinerja / pelaksanaan yang dicapai belum sesuai dengan tingkat harapan / kepentingan masyarakat pengguna layanan. Sedangkan berdasarkan analisis tingkat kepuasan pelanggan sebesar 89.20 % berada pada skala sangat puas, meskipun belum mencapai kepuasan optimal (100 %)
Kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari temuan diatas adalah berupa faktor - faktor yang perlu mendapat perhatian dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan penilaian pegawai yaitu penataan eksterior dan interior sesuai dengan bidang kerja, kesempatan mengembangkan potensi individu, ketepatan jam kerja, kesesuaian penghasilan dibanding beban kerja dan kesempatan mendapat promosi. Sedangkan berdasarkan penilaian masyarakat pengguna layanan adalah tindakan segera dalam penyelesaian masalah, kemampuan memenuhi ketepatan waktu dan kepastian biaya sesuai standar.

Perception Of Internal Customers (Employees) And External Customers (Public) Towards The Service Of Issuing Fishery Enterprise License In Fishery And Maritime Livestock Service, Special Province Of JakartaFishery and Maritime Livestock Service, Special Province of Jakarta is responsible for providing public services, however, in its implementation it faces various obstacles among others are many confining rules and regulations, the society's ever changing demands. Apart from that in the light of competency both quantitatively and qualitatively it remains insufficient, lacks obedience to the rules of the game, on top of that the distortion in the implementation stage still occurs such as the red tape practice that slows down the process of service provision resulting in high cost economy.
The service referred to above is the service of administering the issue of fishery enterprise license (or referred to as IUP). The issue of IUP becomes more complicated because from the public part they lack awareness to have the IUP for their business although in fact it is their responsibility to possess it.
The core issues to be researched and developed based on the scope of the matter are as follows:
1. How high or how low is the employees' level of satisfaction towards the internal performance in the process of issuing IUP?
2. How high or how low is the level of satisfaction of the service users based on the level of interest and perception towards the service performance?
In general She objective of this research is to obtain information on the service of issuing IUP in the Special Province of Jakarta. Specifically the objective can be broken down as follows:
1. to measure the service performance of issuing IUP, based on the evaluation of internal organization performance according to the employees' satisfaction and IUP service performance evaluation based on the interest/hopes and perception towards the service quality according to the service users' views.
2. to identify the matters or obstacles encountered in implementing the service of issuing IUP.
The method used in the research, as stated by Supranto (1997), is analysis of the level of interest and performance. The respondents comprise of 30 employees acting as service providers and 45 people acting as service users. To measure the customers' satisfaction, both those of the internal group and of the external one, a variable is used in line with SERQUAL dimension expressed by Zeithmal, Parasuraman and Berry (1990), that is, tangible responsiveness, reability, assurance and empathy.
The research used descriptive and evaluative method with the following findings:
1. The performance of the process of issuing IUP achieved 3.00 with 3.63 on the level of interest or hopes. The gap between the two is 0.63 which means that the level of performance achieved is not yet in line with the level of interest or hopes. Whereas based on the analysis of the employees' satisfaction it reached 79.35% or in the satisfactory scale, it has not yet achieved the optimum satisfaction (100%).
2. The performance of the process of informing IUP achieved 4.30 with 4.63 on the level of interest or hopes. The gap between the two is 0.33 which means that the level of performance achieved is not yet in line with the level of interest or hopes of the service users. Whereas based on the analysis of the customers' satisfaction level, it reached 89.20% of in the very satisfactory scale, it has not yet achieved the optimum satisfaction (100%).
The conclusion and recommendations that can be given based .on the above findings are in the form of factors that need to be paid attention to in an effort to boost the quality of services based on the employees' evaluation, that is, exterior and interior structure should be in line with the field of work, opportunity to develop individual potential, punctuality of working hours, income adjustment in congruence with the work load, and an opportunity to get promotion. As from the customers' evaluation, they want the service providers to take immediate measures to solve the problems, to have an ability to meet deadline and to have a fixed cost in line with the standard one.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Maulana
"Penelitian ini akan menganalisis industri perikanan di Norwegia dan Thailand dari sudut pandang teori ko-evolusi. Teori ko-evolusi meliputi pentingnya managerial intentionally micro, environment and institution macro Lewin and Volberda, 1999. Penelitian ini menggunakan hypotheses generating case study untuk dapat menganalisis ko-evolusi di industri perikanan Norwegia dan Thailand. Maka dari itu, penelitian ini akan menghasilkan hipotesis dan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian lain di masa depan.

This paper will analyze the fishery industry in Norway and Thailand from the lens of co evolutionary theory. Co evolutionary theory encompasses the importance of managerial intentionally micro, environment and institution macro Lewin and Volberda, 1999. To analyze the co evolution of fishery industry in Norway and Thailand, a hypothesis generating case study will be performed. This paper will generate hypotheses and suggestion that could be used for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Gonti Gandaria
"Tesis ini akan melihat bagaimana keterkaitan sektor perikanan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya, baik terhadap sektor penyedia input maupun sektor yang mengunakan output sektor perikanan laut maupun air tawar. Dengan melihat daya penyebaran dan derajat kepekaannya, ingin diketahui apakah sektor perikanan laut dan air tawar merupakan sektor andalan di DKI Jakarta. Tesis ini juga akan melihat berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1%.
Model 1-0 akan dipergunakan dalam tesis ini dan sebagai alai anaiisis digunakan tabel 1-0 DKI Jakarta Tahun 2000 yang disusun Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta. Sedangkan besarnya kebutuhan investasi untuk meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 1% sektor perikanan, dihitung dengan menggunakan koefisien ICOR.
Hasil analisa menunjukkan sektor perikanan laut maupun air tawar bukan merupakan sektor andalan di DKI Jakarta karena daya dorong sektor ini terhadap perekonomian relatif kecil (kurang dari satu). Demikian juga derajat kepekaan sektor perikanan laut maupun air tawar relatif kecil. Pengembangan sektor perikanan dapat dilaksanakan secara tidak Iangsung dengan jalan mengembangkan sektor-sektor yang mempunyai derajat kepekaan relatif tinggi di perekonomian. Seperti sektor jasa restoran.
Sektor perikanan laut maupun air tawar mempunyai keterkaitan dengan sektor-sektor lain di perekonomian, lebih banyak dari sisi sumber input dari pada dari sisi pengguna output. Sedangkan jika dilihat dari penanannya (%) sektor tersebut temyata mempunyai keterkaitan dengan sektor lain di perekonomian dari sisi output lebih besar dari pada input.
Investasi yang dibutuhkan sektor perikanan laut maupun air tawar untuk meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 1%, dengan PDRB sektor perikanan 2003 sebesar Rp.34,38 miliar , ICOR 6,57 adalah sebesar Rp. 2,26 miliar.
Karena keterbatasan lahan untuk kegiatan budidaya air tawar, maka pengembangan dapat lebih di arahkan pada kegiatan produksi di sektor perikanan laut. Selain itu mengingat Jakarta adalah kota jasa, maka diharapkan pengembangan sektor perikanan bergeser ke jasa pemasaran hasil perikanan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), 2007
338.372 7 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>