Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185558 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwaebah
"Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Indramayu (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional / RSBI) dan SMK Negeri 1 Sindang Kabupaten Indramayu (Sekolah Reguler). Penelitian ini merupakan penelitian Supervisi akademik dengan model observasi, yaitu dengan menemukan kuantitas dan kualitas antara standar yang ditetapkan dengan pelaksanaan supervisi akademik di SMK Negeri 1 Indramayu dan SMK Negeri 1 Sindang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap Pengawas Pendidikan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Produktif dan Guru Adaptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kuantitas dan pembelajaran tentang supervisi akademik yang dilakukan di SMK Negeri 1 Indramayu dan SMK Negeri 1 Sindang di Kabupaten Indramayu.

This research is implemented in SMK Negeri I indramayu (international school stubs / RSBI) and SMK Negeri 1 Sindang Indramayu District (Regular School). This research is Supervision of akademik with the observation model, by finding quantity and quality of the standards set and the implementation.of the Academic Supervision in SMK Negeri I Indramayu and SMK Negeri I Sindang. This research used a qualitative deskriptive method, by using interview to superintendent ofEducation, principal, vice pricipal, productive teachers and Adaptive teachers. The result showed there were differences in quantity and learning about Academic Supervision that implemented in SMK Negeri I Indramayu and SMK Negeri I Sindang in the districk Indramayu."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
"Ada empat permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu (a) apakah supervisi akademik berpengaruh terhadap profesionalisme, (b) apakah supervisi akademik berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, (c) apakah profesionalisme guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, (d) apakah supervisi akademik dan profesionalisme guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan profrsionalisme guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMK Negeri di Kabupaten Indramayu Wilayah Barat. Cara mengumpulkan data mengenai supervisi akademik, profesionalisme guru, dan kualitas pembelajaran dengan menyebarkan kuesioner tertutup terhadap 125 responden sampel. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor dalam bentuk skala interval. Untuk menganalisis data menggunakan regresi dan analisis jalur.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan dari supervisi akademik terhadap profesionalisme guru pada SMK Negeri di Kabupaten Indramayu Wilayah Barat, (2) terdapat pengaruh yang sedang dan signifikan dari supervisi akademik terhadap kualitas pembelajaran pada SMK Negeri di Kabupaten Indramayu Wilayah Barat, (3) terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan dari profesionalisme guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMK Negeri di Kabupaten Indramayu Wilayah Barat, (4) terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan dari supervisi akademik dan profesionalisme guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMK Negeri di Kabupaten Indramayu Wilayah Barat.

There are four main problems in this study, namely (a) whether the academic supervision affect the professionalism of teachers, (b) whether the academic supervision affect the quality of teaching, (c) whether the professionalism of teachers affects the quality of teaching, (d) whether the academic supervision and professionalism of teachers affects the quality of learning. This study aims to determine the influence academic supervision conducted by the schools superintendent and teachers profrsionalisme to the quality of learning at SMK in the Western District Indramayu. The way of collecting data on academic supervision, teacher professionalism, and quality of learning by distributing closed questionnaires to 125 respondents. The data obtained in this study is quantitative data with interval scale. Regression and path analysis are employes to analyze the data.
The of research findings can be concluded the following findings: (1) there is a strong and significant influence of the academic supervision to the professionalism of teachers at SMK Indramayu District Western Region, (2) there is a moderate and significant influence of the academic supervision to the quality of learning in SMK Indramayu District Western Region, (3) there is a strong and significant influence of the professionalism of teachers to the quality of teaching at SMK Indramayu District Western Region, (4) there is a simultaneous and significant influence of academic supervision and professionalism of teachers to the quality of learning at SMK in the Western District Indramayu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Bagio
"Pengawas merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, harus mendapat perhatian sentral, karena figur Pengawas senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena Pengawas mempunyai peranan strategis dalam sistem pendidikan.
Penelitian ini menganalisis hubungan Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik sebagai variabel bebas terhadap Mutu Pendidikan Sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan adalah eksplanatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didasarkan pada paradigma positivisme. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Dari hasil analisis regresi menunjukan bahwa secara parsial variabel Supervisi Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Mutu Pendidikan. Variabel Supervisi Akademik mempunyai pengaruh signifikan terhadap Mutu Pendidikan. Sedangkan berdasarkan analisis regresi ganda ke dua-duanya baik Supervisi Manajerial maupun Supervisi Akademik mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Mutu Pendidikan di SMP Negeri se-kabupaten Indramayu.

Supervisor is the most determinant component in the education system in a whole, should be the central attention because supervisor figure always become the strategic focus when we are talking about education problems since the supervisor is always related with any other components in education system.
This research analyzed the influence of managerial supervision and academic supervision as independent variable toward education quality as dependent variable. The method used in this research is explanative. The approach of this research is quantitative which was based on the positivism paradigm. The technique of data gathering is through questionnaire and interview.
The data analysis technique used was regression. The result of regression analysis shows that managerial supervision variable partially has significant influence toward education quality. Academic supervision variable has significant influence toward education quality. While based on multiple regression analisys both managerial supervision and academic supervision has significant influence toward education quality at SMPN in Indramayu regency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29761
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Subhan
"Sertifikasi Guru adalah program penting dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Nasional. Implementasi adalah kunci sukses sebuah program. Kegagalan dalam melaksanakan program berarti kegagalan dalam mencapai tujuan dari program tersebut.
Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru di SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu dengan menggunakan faktor-faktor interaktif yang digagas oleh George C. Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi yang berperan dalam pelaksanaan kebijakan. Keberperanan empat faktor tersebut sangat bermakna bagi implementasi kebijakan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis deskriptif dengan model studi kasus. Subyek penelitiannya adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, kepala sekolah, guru dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sertifikasi guru di SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu telah memenuhi empat unsur Implementasi Kebijakan Publik model Edward III walaupun belum sempurna. Komunikasi dan Struktur Birokrasi adalah unsur yang paling lemah dalam pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru. Penyampaian informasi terganggu oleh banyaknya tingkatan dalam struktur organisasi dan informasinya yang ada kurang jelas bagi guru yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi. Lemahnya unsur Struktur Birokrasi karena SOP yang ada tidak konsisten dan bisa berubah setiap waktu. Dialog interaktif antara pelaksana kebijakan dengan guru sebagai sasaran program adalah sebuah alternatif solusi untuk komunikasi yang tersendat. SOP yang konsisten adalah hal mutlak yang harus ada agar tidak membuat bingung para guru calon peserta sertifikasi.

Teacher Certification is an important program to improve the quality of National Education. The implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means failure to achieve the goal.
The focus of this research is to analyze the implementation of Teachers Certification Policy at Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High Public School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency by using interactive factors affecting policy implementation which were proposed by George C. Edward III namely communication, resources, dispositions, and bureaucratic structure. The role of the four factors has a big meaning for policy implementation.
This research is qualitative through descriptive analysis of case study. The subjects of the research are Education Board officers of Indramayu, school principals, teachers and administration staff of Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency. The technique used for data gathering was through interviews and literature study.
The result of this study shows that the implementation of Teachers Certification Policy at Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency has fulfilled the four elements of Edrward III model of Public Policy Implementation even it's not perfect yet. Communication and Bureaucratic Structure are the poorest elements that have been carried out through the implementation. The transmission of the information was interfered by many levels of organizational structure and the information also still lack of clarity both for certified teachers and uncertified teachers. The weakness of Bureaucratic structure was because the SOP wasn?t consistent and can change at any time. Interactive dialogue between policy implementers and teachers as the target of the program is an alternative solution for interfered communication. The consistency of SOP is a must so that the candidates of teacher certification program won?t be confused anymore."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asiroh
"Mutu pendidikan di suatu institusi pendidikan, harus merujuk kedelapan standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Beberapa indikator mutu pendidikan adalah: Kualitas peserta didik baru yang diterima, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Kecukupan Peralatan Praktek, ketersediaan buku pelajaran, ketepatan waktu belajar mengajar, keterlaksanaan pengawasan, kepemimpinan kepala sekolah, dan persentase kelulusan.
Dunia pendidikan SMK belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat, fenomena ini ditandai dengan rendahnya mutu lulusan, Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, serta keadaan yang kontras antara SMKN 1 Losarang dengan SMK Cendikia Bangodua, terutama sumber daya fisik, Kompetensi dan Kualifikasi guru. Selain hal tersebut juga karena prestasi SMKN 1 Losarang hingga tingkat Nasional, dan 3 kali bertrut-turut meraih nilai UN tertingi se Jawa Barat sedangkan Nilai UN SMK Cendikia tahun 2011 terendah. Dalam tesis ini menganalisis bagaimana Mutu kedua satuan Pendidikan tingkat SMK di Indramayu, yaitu Mutu Pendidikan SMKN 1 Losarang dan SMK Cendikia Bangodua Indramayu. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif atau mix method.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mutu SMKN 1 Losarang sudah cukup baik, terutama ketepatan waktu belajar mengajar guru. Lingkungan dan sumber daya fisik dan kualifikasi dan kompetensi guru antara SMKN 1 Losarang dan SMK Cendikia Bangodua cukup kontras, sumber daya fisik dan kualifikasi dan kompetensi guru pada SMKN 1 Losarang cukup memuaskan, sedangkan sumber daya fisik dan kompetensi dan kualifikasi guru di SMK Cendikia Bangodua Indamayu masih kurang memuaskan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada SMK tersebut diharapkan agar kompetensi guru serta sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar dapat dioptimalkan lagi.

The quality of education at an educational institution, should refer to the eight national education standards which include content standards. Namely process, competency, facilities and infrastructure, management, funding, and standards of educational assessment. Some indicators of the quality of education are: The quality of new students accepted, teacher qualifications and competencies, sufficiency practice equipment, textbook availability, teaching and learning timeliness, implementation of supervision, principal leadership, and the percentage of graduation.
Vocational education can not fully meet the expectations of society, the phenomenon is characterized by low quality of graduates, quality of graduate education less according to labor market needs and development, as well as the contrast condition between state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua, especially physical resources, competencies and qualifications of teachers. In addition it is also because the achievement state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua gains the National level, and 3 times continuosly gets the highest score among the vocational school in west java while Cendikia Bangodua gets the lowest. This thesis to analyzes how the quality of both of the vocational school using both quantitative and qualitative or mix-method.
The results of the study showes that the Quality of state vocational high school 1 Losarang 1 Losarang already quite good, especially the timeliness of teachers? teaching and learning procces. The environmental and physical resources and the qualifications and competence of teachers between state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua, are still quite a contrast, physical resources and the qualifications and competence of the teachers at state vocational high school 1 Losarang quite satisfactory, while Cendikia Bangodua still less satisfactory. To improve the quality of education at the vocational school is recomanded that the competence of teachers and facilities that support teaching and learning process should be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29766
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kalsum Puha
"Tesis ini menganalisi kepengawasan mutu pendidikan pada bidang akademik oleh pengawas sekolah pada pada SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 1 di Kota Ternate, hal ini sangat penting dan strategis karena penulis banyak analisisanalisis tentang mutu pendidikan tetapi khusus mengenai kepengawasan mutu pendidikan di Provinsi Maluku Utara masih langka. Disamping itu untuk melihat sejauh mana peran kepengawasan terhadap mutu pendidikan khususnya pengawasan akademik yang telah dicapai dan faktor-faktor yang masih menjadi penghambat dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada bidang akademik tersebut. Teori yang digunakan adalah teori kepengawasan dari Fremont E. Kant dan James E. Rozenzweig, Hadibroto dan Tani Handoko dan teori hakikat kepengawasan dari Ofsted . Tesis ini menggunakan pendektan kualitatif diskriptif dengan metode pengumpulan data secara wawancara mendalam, observasi, serta kajian dokumen.
Hasil analisis diperoleh diperoleh bahwa pengawasan standar isi dilakukan sekali setahun bahkan kadang tidak dilakukan. Pengawasan standar proses dilakukan dengan tujuan guru dapat profesional melakukan pembelajaran yang berkualitas. Pengawasan dilakukan dengan baik dan ditemukan pada sekolah unggulan pun masih terdapat banyak guru yang tidak melakukan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses. Pengawasan standar kompetensi kelulusan tidak dilakukan oleh pengawas akademik sehingga kelulusan siswa masih didominasi oleh aspek kecerdasan dibandingkan aspek kepribadian dan akhlak mulia. Pengawasan standar penilaian dilakukan pada upaya mencapai nilai ketuntasan minimal belum menegaskan pada penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas akademik di SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 1 Ternate belum secara optimal menerapkan prinsip-prinsip pengawasan akademik.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah dalam melaksanakan kepengawasan mutu, perlu perhatian serius untuk peningkatan kompetensi pengawas disamping sosialisasi kepada kepala sekolah, agar terbangun kesamaan persepsi serta adanya pola komunikasi yang baik antara Pengawas dan Dinas Pendidikan.

This research analyzes Supervisory of academic education quality at Public Senior High School number 1 and public vocational school number 1 Supervisor in Ternate. It is very important and strategic because the writer analyzes education quality, but it focuses specially about Supervisory of education quality in Maluku Utara Province which is still unknown. Besides, this research investigates how far Supervisory role towards education quality especially academic Supervisory that has been achieved and investigate obstacle factors in enhancing education quality in academic part. The theories applied in this research are Supervisory theory by Fremont E. Kant and James E. Rozenzweig, Hadibroto and Tani Handoko and supervission fundamental by Ofsted. This research applied descriptive qualitative approach by applying data collecting method through indepth interview, observation,document study.
Analysis result indicates that content standard Supervisory is conducted once a year and even it is non conducted. Process standard Supervisory is carried out to make teachers become professional to do qualified learning. Supervisory has been conducted well and it is found that in qualified school there are still teachers do not conduct learning which goes with process standard. Supervisor does not conduct graduate standard Supervisory, therefore students? achievement is dominated by cognitive aspect rather than personality and attitude aspect. Assessment standard Supervisory is conducted to achieve minimal mastery learning. However, It does not go with the assessment which is suitable with assessment principles. In carrying out academic Supervisory at Public Senior High School number 1 and public vocational school number 1 in Ternate, supervisor does not implement the principles of academic Supervisory optimally.
This research recommend that in carrying out quality Supervisory, it needs a serious concern to enhance supervisor competency and do socialization to principals to build the same perception and good communication pattern between supervisor and education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Kartini
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Variabel terikat (dependen) adalah kompetensi profesional guru. Jumlah populasi sebanyak 70 guru, sampel diambil dari seluruh populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi ganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru secara signifikan yaitu faktor etos kerja sebesar 0,237. Sedangkan tujuh faktor lain yang tidak berpengaruh yaitu: 1) supervisi akademik disebabkan supervisi belum dilaksanakan secara berkelanjutan, 2) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) disebabkan minat dan kemampuan guru masih kurang dalam memanfaatkan TIK, 3) kepemimpinan kepala sekolah disebabkan kurangnya komunikasi antara guru dan kepala sekolah, 4) training: melanjutkan pendidikan disebabkan orientasi dalam melanjutkan pendidikan bukan untuk meningkatkan kompetensi, 5) kompetensi profesional: melaksanakan pembelajaran disebabkan guru dalam melaksanakannya dikejar oleh target kurikulum, 6) training: program magang disebabkan hampir semua guru tidak pernah melaksanakan magang, dan 7) training: seminar dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan disebabkan orientasi guru dalam mengikuti seminar hanya sebatas formalitas.

The research aims to find out the factors influencing the competence of the professional teachers at SMK Negeri 1 (State Vocational High School 1) Losarang, Indramayu Regency. The research used a quantitative approach to discover the factors influencing the competence of the professional teachers at SMK Negeri 1 (State Vocational High School 1) Losarang, Indramayu Regency. The dependent variable is the competence of the professional teachers. The total number of the teachers is 70, and the samples were taken from the entire teacher population so that this study is a study of population. The statistic analyses used are factor analysis and double regression analysis with the stepwise method.
The research results show that there is one factor influencing the competence of the professional teachers significantly, which is work ethic with the value of 0.237. Meanwhile, the other seven factors are not influential, and they are 1) academic supervision because the supervision has not been conducted sustainably, 2) the use of TIK (information and communication technology because of the lack of teachers? interest and ability in using TIK, 3) the leadership of the school principal because of the lack of communication between teachers and the school principal, 4) training: continuing education because the orientation to continue education is not to improve competence, 5) professional competence: doing teaching/learning since in doing it the teachers are pressured with the curriculum target, 6) training: internship program since almost all teachers have never done an internship, and 7) training: seminar in the effort to increase education quality since the orientation of the teachers in attending seminars is only for formality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nabilah Sari
"

Perubahan sistem belajar menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberi dampak kepada guru secara personal, terkhusus bagaimana guru menilai seberapa layak dan mampu dirinya menjalankan perannya secara efektif. Maka dari itu, perlu adanya identifikasi karakteristik yang ada di dalam diri guru untuk meningkatkan performanya secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran core self-evaluation dalam memprediksi efektivitas guru di masa pembelajaran jarak jauh. Partisipan penelitian ini adalah 172 guru SMA di Jabodetabek yang sedang mengajar secara jarak jauh. Hasil analisis menunjukkan core self-evaluation secara signifikan berperan pada varians dari efektivitas guru, F(172) = 6.825, p<0.05,  R²= 0.039,  R² Adjusted= 0.033. Hasil analisis linear berganda mengetahui bahwa self-esteem dan generalized self-efficacy memiliki kontribusi yang positif dan signifikan sementara emotional stability dan locus of control yang dimiliki oleh guru tidak memiliki kontribusi terhadap efektivitas guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa core self-evaluation merupakan karakteristik yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas guru. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan core self-evaluation dengan mempertimbangkan adanya faktor lain yang memperkuat hubungan kedua variabel untuk menunjang efektivitas guru.


The change in the learning system to Distance Learning (PJJ) has an impact on the teacher personally, especially how the teacher assesses how worthy and able he is to carry out his role effectively. Therefore, it is necessary to identify the characteristics that exist within the teacher to improve his performance to the maximum. This study aims to examine the role of core self-evaluation in predicting teacher effectiveness in distance learning. The participants of this study were 172 high school teachers in Jabodetabek who were teaching remotely. The results of the analysis showed that core self-evaluation significantly contributed to the variance of teacher effectiveness, F(172) = 6.825, p<0.05, R²= 0.039, R² Adjusted= 0.033. The results of multiple linear analysis found that self-esteem and generalized self-efficacy had a positive and significant contribution while emotional stability and locus of control did not have any contribution. The results showed that core self-evaluation is a necessary characteristic to increase teacher effectiveness. The implication of this research is the need to increase core self-evaluation by considering other factors that strengthen the relationship between the two variables to support teacher effectiveness."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
"Perubahan sistem belajar dari luring ke daring menjadi tantangan bagi para guru dalam menjalankan perannya secara efektif. Hal tersebut mengharuskan guru untuk bersikap terbuka dan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran grit sebagai mediator dalam hubungan antara openness to experience dan efektivitas pengajaran guru SMK saat masa pembelajaran jarak jauh di DKI Jakarta. Partisipan penelitian ini adalah 211 guru SMK di DKI Jakarta yang sedang mengajar secara jarak jauh. Partisipan merupakan 128 guru perempuan (60.7%) dan 83 guru laki-laki (39.3%). Partisipan didominasi oleh guru yang mengajar di Jakarta Timur dengan jumlah 64 guru (30.3%). Partisipan memiliki rentang pengalaman mengajar 1 tahun sampai 36 tahun (M = 3.25, SD = 2.05). Partisipan berusia 23 hingga 65 tahun (M = 43.94, SD = 11.46). Sebanyak 142 guru (67.3%) mengajar di sekolah negeri dan 69 guru (32.7%) mengajar di sekolah swasta. Penelitian ini menggunakan alat ukur Big Five Personality Inventory (John, 1990) untuk mengukur openness to experience guru, Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell & Christofidou, 2002) untuk mengukur efektivitas guru, dan Grit Short Scale (Duckworth & Quinn, 2009) untuk mengukur grit guru. Berdasarkan hasil analisis, terdapat hasil signifikan pada indirect effect (ab = .321, p < .01, 95% CI [.177, .487]) dan direct effect (c’ = 1.298, p < .01, 95% CI [.964, 1.633]). Hasil tersebut menunjukkan bahwa grit memediasi hubungan antara openness to experience dan efektivitas guru secara parsial. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa guru perlu memiliki openness to experience tinggi untuk meningkatkan grit sehingga efektivitas guru pun meningkat. Pemerintah maupun pihak sekolah dapat menyelenggarakan program pelatihan untuk meningkatkan openness to experience yang dapat meningkatkan grit sehingga efektivitas guru meningkat.

The change in the learning system from offline-based to online-based is a challenge for teachers in carrying out their roles effectively. This requires teachers to be open and adapt to the changes that occur. The purpose of this study was to investigate the role of grit as a mediator in the relationship of openness to experience and teacher effectiveness during the distance learning among vocational high school teachers in DKI Jakarta. This study involved 211 vocational high school teachers in DKI Jakarta who were currently conducting distance learning. The participants were 128 female teachers (60.7%) and 83 male teachers (39.3%). Participants are dominated by teachers who teach in East Jakarta with a total of 64 teachers (30.3%). Participants had a range of teaching experience from 1 year to 36 years (M = 3.25, SD = 2.05). Participants were aged 23 to 65 years (M = 43.94, SD = 11.46). A total of 142 teachers (67.3%) teach in public schools and 69 teachers (32.7%) teach in private schools. This study used the Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell & Christofidou, 2002) to measure teacher’s effectiveness, the Big Five Personality Inventory openness to experience dimension (John, 1990) to measure teacher’s openness to experience, and the Grit Short Scale (Duckworth & Quinn, 2009) to measure teacher’s grit. Based on the result of the analysis, there is a significant indirect effect ("
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakran
"Dalam tesis ini mengukur efektivitas pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng berdasarkan persepsi guru. Permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 2 Bantaeng adalah tidak berjalannya pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas rumpun mata pelajaran, sehingga supervisi akademik dilaksanakan oleh pengawas pembina. Tujuannya adalah untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng menurut persepsi guru. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 58 orang guru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 2 Bantaeng kurang efektif menurut persepsi guru.

In this thesis measure the effectiveness of academic supervision by school Supervisor in SMA Negeri 2 Bantaeng by teachers perceptions. The problems that occur in SMA Negeri 2 Bantaeng is not the passage of implementing academic supervision by school Supervisors subject clusters, so that academic supervision carried out by supervisors builder. The aim is to analyze the effectiveness of the implementation of academic supervision by school Supervisors as perceived by teachers. The method used is descriptive quantitative by the number of respondents were 58 teachers. The conclusion from this study is that the implementation of academic supervision by school supervisor in SMA Negeri 2 Bantaeng less effective as perceived by teachers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>