Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Komarudin Sahid
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris mengenai pola hubungan ketetanggaan di kota baru. Di samping itu juga untuk mengetahui keterkaitannya dengan status sosial ekonomi, etnisitas, dan religiusitas. Penelitian ini dilakukan di Perumnas I Depok Jawa Barat. Penentuan sampel dilakukan melalui teknik sampel bertahap (multistage random sampling), di mana untuk penentuan daerah sampel dilakukan dengan cara area random sampling, sedangkan penentuan responden dilakukan dengan cara simple random sampling atau acak sederhana dengan jumlah sampel seluruhnya 96 orang. Guna melengkapi data penelitian, khususnya yang bersifat kualitatif, dipilih pula 4 orang key informan.
Data kuantitatif dikumpulkan dengan teknik angket dan data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang masing-masing teknik menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara sebagai instrumen. Di samping itu dilakukan pula studi dokumenter untuk menggali data-data dokumenter. Analisis data terutama menggunakan teknik analisis kuantitatif, yaitu pertama teknik analisis deskriptif yang menggunakan statistika deskriptif, dan kedua analisis inferensial yang menggunakan statistika induktif, yakni analisis regresi sederhana, korelasi sederhana, dan korelasi parsil. Untuk menganalisis data kualitatif yang dimaksudkan untuk mendukung dan memperkuat analisis dan kesimpulan penelitian dilakukan dengan teknik analisis kualitatif.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan, bahwa intensitas hubungan ketetanggaan di kota baru cenderung tinggi. Kecenderungan yang tinggi ini ditandai oleh tingginya intensitas pada tegur sapa, mendengar kabar tentang tetangga yang sakit, pengenalan terhadap tetangga yang dekat, tolong menolong antartetangga, partisipasi dalam kegiatan keluarga, partisipasi dalam kegiatan bersama; serta ditandai oleh rendahnya konflik. Tingginya intensitas hubungan ketetanggaan di kota baru secara nyata terlihat dari angka indeks sebesar 70,03%. Ini berarti bahwa hubungan ketetanggaan di kota baru masih menunjukkan pola hubungan gemeinschaft, belum seluruhnya berubah menjadi pola hubungan gesellschaff.
Penelitian ini juga telah berhasil memperoleh beberapa ternuan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang terkait dengan intensitas hubungan ketetanggaan, yaitu: Pertama, ditemukan adanya keterkaitan/hubungan negatif yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan intensitas hubungan ketetanggaan (signifikan pada a = 0,01). Hubungan negatif ini menunjukkan, bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi, semakin rendah intensitas hubungan ketetanggaan, dan sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi, maka semakin tinggi intensitas hubungan ketetanggaan. Artinya, pada mereka yang berstatus sosial ekonomi tinggi cenderung memiliki intensitas hubungan ketetanggaan yang rendah, sedangkan pada mereka yang berstatus sosial ekonomi rendah cenderung memiliki intensitas hubungan ketetanggaan yang tinggi. Temuan ini sejalan dengan hasil studi Gans yang menjadi kerangka teori studi ini. Kedua, temyata tidak terdapat keterkaitan/hubungan yang signifikan antara etnisitas dengan intensitas hubungan ketetanggaan (pada taraf signifikansi a = 0,01). Ini berarti tinggi rendahnya intensitas hubungan ketetanggaan di kota baru tidak berkaitan dengan, atau ditentukan oleh tinggi rendahnya etnisitas warga secara berarti. Ketiga, ternyata religiusitas juga tidak memiliki keterkaitan secara signifikan dengan intensitas hubungan ketetanggaan (pada taraf signifikansi a = 0,01). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya intensitas hubungan ketetanggaan di Perumnas I Depok tidak berkaitan secara berarti dengan tinggi rendahnya religiusitas warganya.
Penelitian ini telah berhasil pula memperoleh beberapa temuan lain yaitu: (1) ditemukan adanya lapisan-lapisan (lingkaran) ketetanggaan yang menunjukkan kedekatan hubungan antartetangga; (2) di dalam proses hubungan ketetanggaan berlangsung proses interaksi secara dinamis yang membentuk siklus interaksi sosial. Pada satu sisi berlangsung proses yang asosiatif dan pada sisi lain kadang-kadang terjadi proses yang disasosiatif karena adanya konflik; (3) kecenderungan tingginya intensitas hubungan ketetanggaan di Perumnas 1 Depok mungkin karena adanya upaya pembinaan melalui pembentukan asosiasi, kegiatan bersama warga, dan pembudayaan identitas komunitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S33840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanala, F.TH.R.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hunila, Janjte G.
"Penglaju pekerja adalah orang yang secara rutin ke luar dari desanya menUju ke suatu tempat untuk bekerja dengan waktu minimum enam jam dan tidak lebih vdari dua puluh empat jam atau satu hari untukk kembali ke desa asal.
Gerak pandudnk ke luar desa untuk bekenja setiap hari sudah lama terjadi dan sifatnya tetap, seperti membantu tanam dan panen di desa-desa lain, demikian pula perdagangan antar desa. Tetapi dengan semakin berkembangnya pusat-pusat kota dan dirangsang oleh transportasi yang lebih mudah telah merubah kesempatan gerak penduduk ini. Jumlah mereka semakin bertambah besar dan polanya pun menjadi tidak sederkana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan daerah asal dan pola penglaju pekerjanya.
Daerah penelitian meliputi tiga belas desa yang berlokasi di sepanjang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta. Ketiga belas desa tersebut termasuk dalam Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat.
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian :
1. Karakteristik daerah asal penglaju pekerja di sepaniang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta berdasarkan keadaan sumber daya lingkungan fisik-biologis, sarana dan prasarana perhubungan adalah wilayah yang mempunyai luas penggunaan tanah pertanian kecil, kepadatan agraris tinggi dan kerapatan jaringan jalan rendah.
2. Pola penglaju pekerja di sepanjang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta berdasarkan kelompok daerah tujuan, jarak tempuh dan volume penglaju pekerja adalah :
- penglaju pekerja antar desa di dalam batas kecamaatan berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambah kecil volnme penglaju pekerja.
- penglaju pekerja antar kecamatan di dalam batas kabupaten berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambah besar volume penglaju pekerja hanya hingga jarak 12 - 16 kilometer. Lebih javili dari ,iarak 12 - 16 kilometer maka semakin bertambah kecil volume penglaju pekerja.
- penglaju pekerja ke luar batas kabupaten berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambali besar volume penglaju pekerja hanya hingga jarak 8-12 kilometer.
Lebih jauh dari iarak 8-12 kilometer maka semakin bertambah kecil volume penglaju pekerja."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmiyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendapatkan suatu gambaran yang mendalam tentang pola hubungan sosial antar kerabat di perkataan dengan membandingkan antara galangan bawah dan menengah. Untuk itu dipilih Kampung Pula sebagai kamunitas yang mewakili galangan bawah dan pemukiman real estate mewakili galangan menengah. Didalam melihat pala hubungan sosial antar kerabat ini, digunakan dua pendekatan berbeda. Pertama, adalah pendekatan yang bersifat mengukur hal-hal nyata dalam hubungan antar kerabat, seperti frekuensi, cara dan tujuan interaksi. Untuk itu digunakan cara survei dalam menjaring datanya. Kemudian, kedua adalah pendekatan yang bersifat kwalitatif. Artinya yang ingin diungkapkan tidak sekedar kulit luarnya saja tetapi hal-hal mendasar yang ada dalam hubungan tersebut. Untuk itu digunakan cara studi kasus, mendalami responden secara penuh. Dari kedua pendekatan ini diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran yang lebih mendalam tentang pola hubungan antar kerabat ini. Responden survai berjumlah 43 orang dari golongan bawah dan 40 orang dari golongan menengah. Sedangkan untuk studi kasusnya, masing-masing golongan diambil dua keluarga. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang cukup besar dari kedua golongan responden ini didalam hubungan antar kerabat mereka, baik dari pola interaksi maupun dari kwalitas hubungannya. Hubungan antar kerabat di kalangan responden golongan bawah lebih mendalam daripada yang diperlihatkan oleh reponden golongan menengah. Responden golongan bawah ini lebih luas mendefinikan hubungan tersebut. Perbedaan ini, jika dilihat lebih luas sebenarnya merupakan hasil dari kondisi-kondisi yang melingkupi responden yang dibentuk oleh variabel Status Sosial Ekonomi. Kondisi-kondisi ini adalah komunitas pemukiman, kshidupan sosial dan tingkat pemenuhan kebutuhan hidup. Dengan memahami kondisi-kondisi tersebut akan lebih utuh pengertian yang dicapai didalam melihat perbedaan pola hubungan sosial antara kerabat yang ditemukan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
301.45 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depdikbud, 1989
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984/1985
301.45 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>