Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanny Az-zahra
"Teknologi modern yang berkembang saat ini menuntut penyediaan material dengan kombinasi sifat yang tidak mungkin didapat dari paduan material konvensional seperti paduan metal, keramik dan polimer. Kombinasi sifat material menjadi lebih beragam dengan adanya komposit. Komposit secara umum adalah material buatan yang terdiri dari multifasa gabungan antara paduan metal, keramik, dan polimer. Bahan komposit saat ini banyak digunakan sebagai subtitusi untuk bahan-bahan dalam teknologi modern karena bahan komposit memiliki sifat yang lebih baik.
Pada penelitian ini, digunakan serbuk grafit dan serbuk tembaga sebagai filler dan unsaturated polyester sebagai matriks polimer. Semua bahan dicampur dengan metode simple mixing kemudian dicetak. Setiap formulasi dilakukan pengujian kekerasan dan fleksural. Pengaruh dari penambahan 5?30 wt% serbuk grafit menunjukkan bahwa nilai kekerasan meningkat menjadi 60,54 HRB pada penambahan 5 wt%. tetapi mulai dari 10?20 wt% penambahan grafit nilai kekerasan menurun hingga 51,88 HRB. Begitu pula dengan nilai fleksural yang meningkat pada penambahan 5 wt% grafit dengan nilai 204,20 MPa kemudian mengalami penurunan sampai 146,88 MPa pada penambahan 20 wt% grafit. Penambahan 5?30 wt% serbuk tembaga menunjukkan bahwa nilai kekerasan meningkat sampai penambahan 25 wt% tembaga dengan nilai 48,8 HRB. Kemudian menurun pada penambahan 30 wt% tembaga dengan nilai 36 HRB. Begitu pula dengan nilai fleksural yang meningkat sampai penambahan 25 wt% tembaga dengan nilai 246,77 MPa. kemudian mengalami penurunan sampai 182,24 MPa pada penambahan 30 wt% serbuk tembaga.

Nowadays the development of modern technology also needs material with particular combination of properties which is better than the conventional material like metal alloy, ceramic, and polymer can provide. This combination of properties give wide range in its application. Composite material is the material consisting of multiphase between metal alloy, ceramic, and polymer. Composite material with better properties can substitute conventional material in particular application.
This study used graphite powder and copper powder as filler, and unsaturated polyester as polymer matrix. Filler and matrix were mixed by simple mixing method and molded. Each sample were tested to get hardness and flexural value. The effect of 5 ? 20 wt% addition of graphite powder showed the increasing of hardness value to 60,54 HRB at 5 wt% addition, however with 10 ? 20 wt% addition, the hardness value decrease to 51,88 HRB. The flexural value showed the same effect, this value increased to 204,20 MPa at 5 wt% of addition, but decreased to 146,88 MPa for 20 wt% of graphite addition. The effect of 5 ? 30 wt% addition of copper powder showed increasing of hardness value to 48,8 HRB at 25 wt% copper powder. Then, this value decrease to 36 HRB at 30 wt% copper powder. The flexural value showed the same effect, it increased to 246,77 MPa at 25 wt% of addition and then decreased to 182,24 MPa at 30 wt% of copper addition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1848
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venty Prawitasari
"Resin unsaturated polyester UP banyak digunakan pada matriks komposit yang diperkuat dengn filler untuk menunjang sifat mekanik dan sifat fisiknya. Pada penelitian ini UP dipadukan dengan multi walled carbon nanotube MWCNT melalui metode pengadukan mekanik untuk meningkatkan kuat impak impact strength, mengurangi nilai penyerapan air water absorbtion dan meningkatkan koefisien gesek coefisien of friction. Komposisi MWCNT divariasikan pada 0,3 wt dan 0,6 wt, parameter pengadukan yang divariasikan, waktu 30 menit dan 90 menit, dan kecepatan 500 rpm dan 1500 rpm.
Hasil pengujian kuat impak menunjukan peningkatan hingga 56, pengujian penyerapan air menunjukkan penurunan hingga 41 dan pada pengujian koefisien gesek meningkat hingga 100. Hal ini dimungkinkan karena densitas energy shear shear energy yang tinggi akibat kecepatan pengadukan yang tinggi yang dapat memfasilitasi pemisahan MWCNT.

Unsaturated polyester UP resin is commonly used in composite matrix reinforced by filler to enhance its mechanical and physical properties. In this research, UP was combined with multi walled carbon nanotube MWCNT by using mechanical stirrer method to improve the impact strength, reduce water absorption, and intensify the coefficient of friction. MWCNT composition was varied as much as 0.3 wt and 0.6 wt. Stirring parameters were varied in time 30 minutes and 90 minutes and velocity 500 rpm and 1500 rpm.
The result of impact strength indicated 56 increase, the water absorption test denoted 41 decreasing and the examination of friction coefficient 100 increase. This phenomenon was possibly occurred by the high shear energy density which caused by the high stirring velocity as well that might facilitate the separation of MWCNT.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Paramita Dona Fitria
"ABSTRAK
Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.Eceng gondok berpotensi menjadi bahan penguat pada material komposit karena mengandung selulosa yang tinggi. Namun, penambahan serat alam pada matriks polimer dapat menurunkan sifat mekanik komposit yang dipengaruhi oleh interaksi antarmuka yang lemah sehingga diperlukan perlakuan permukaan. Eceng gondok akan diberi perlakuan terlebih dahulu dengan tekan panas lalu diberi perlakuan alkali, silane, dan kombinasi alkali-silane. Kemudian, variasi eceng gondok dicampurkan dengan poliester untuk membuat komposit dengan metode hand lay-up. Untuk pengamatan kualitas ikatan serat dan matriks diamati melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat dengan perlakuan permukaan memiliki keterbasahan dan sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan serat tanpa perlakuan. Dengan perlakuan permukaan, sudut kontak yang terbentuk menjadi lebih kecil yaitu dari 55,9⁰ menjadi 40,9⁰; 29,8⁰; dan 23⁰ sehingga keterbasahan serat terhadap matriks menjadi lebih baik. Selain itu, kekuatan bending tanpa perlakuan permukaan meningkat dari 21,99 MPa menjadi: 36,86 MPa dengan perlakuan alkali; 43,10 MPa perlakuan silane; dan 52,78 MPa dengan kombinasi alkali-silane.

ABSTRACT
Water hyacinth has good potential to be a reinforcement in composite materals because of they contain a high cellulose. However, the addition of natural fibers in the polymer matrix can reduce the mechanical properties of the composites were affected by the weak interaction interface so that the necessary of surface treatment. Hyacinth will be treated first with hot press, then treated with alkali, silane, and combinations of alkali-silane. Then, hyacinth mixed with polyester to make composites by hand lay-up method. For observation of the quality of bonding fibers and matrix was observed by Scanning Electron Microscopy and FTIR. The results showed that the fibers with the surface treatment has better wettability and mechanical properties than the untreated fibers. With the surface treatment, the contact angle formed becomes smaller from 55.9⁰ to be 40.9⁰; 29.8⁰; and 23⁰ so the wettability of the fiber to the matrix be better. In addition, the bending strength without surface treatment increased from 21.99 MPa to: 36.86 MPa by treatment with alkali; 43.10 MPa by silane treatment; and 52.78 MPa by combination of alkali-silanes"
2016
S63367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfiana
"Poliester tak jenuh memiliki aplikasi luas namun mudah terbakar. Aditif halogen awalnya digunakan untuk meningkatkan fire retardancy komposit namun memiliki efek samping negatif terhadap kesehatan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis fire retardant composite dengan variasi konsentrasi aditif Al(OH)3/Mg(OH)2 dan filler carbon black. Parameter fire retardancy yang diamati adalah time to ignition (ti), time taken to retard the fire (tr), burning time (tb), dan flammability rating menurut standar UL-94V. Komposisi aditif terbaik diperoleh pada konsentrasi Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10% dengan ti 22,5 detik, tr 6,2 detik, tb 7,8 detik, dan flammability rating V–0. Penambahan filler carbon black sebanyak 2,5% meningkatkan fire retardancy komposit dengan nilai ti 30 detik, tr 1,4 detik, tb 3,5 detik, dan flammability rating V–0. Penambahan aditif dan filler CB mampu meningkatkan stabilitas termal komposit dengan menurunkan mass loss rate (MLR) dan total mass loss. Komposit resin/aditif terbaik (Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10%) memiliki nilai tensile strength sebesar 18,2 MPa dan hardness 51. Sedangkan komposit resin/aditif/filler terbaik (Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10%/CB 2,5%) memiliki nilai tensile strength sebesar 13,9 MPa dan hardness 55.

Unsaturated polyester resin has wide application but is flammable. Halogen additive was originally used for improving the fire retardancy of the composite but has the negative effects on health. In this research, synthesis of fire retardant composite has been conducted by varying additive Al(OH)3/Mg(OH)2 and carbon black filler concentration. Fire retardancy parameters need to be observed are time to ignition (ti), time taken to retard the fire (tr), burning time (tb), and flammability rating as per UL-94V standard. Additive composition shows the best result at the concentration of Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10% with ti value of 22.5 s, tr 6.2 s, tb 7.8 s, and V-0 flammability rating. Adding carbon black filler of 2.5% improves the fire retardancy of composite with ti value of 30 s, tr 1.4 s, tb 3.5 s, and V-0 flammability rating. Adding of additive and CB filler can improve the thermal stability of composite by reducing mass loss rate (MLR) and total mass loss. The best resin/additive composite (Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10%) has tensile strength value of 18.2 MPa and hardness 51. Whereas, the best resin/additive/filler composite (Al(OH)3 40%/Mg(OH)2 10%/CB 2.5%) has tensile strength value of 13.9 MPa and hardness 55."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Wijayanti
"Seiring dengan kebutuhan akan material baru di berbagai bidang aplikasi, perkembangan material komposit pun terus meningkat. Melalui rekayasa material komposit maka dapat tercipta material baru yang memiliki sifat lebih baik dibanding material penyusunnya. Salah satu keuntungan dari material komposit yaitu bersifat multiguna sehingga dapat diaplikasikan untuk beberapa fungsi pada waktu yang bersamaan. Pada penelitian ini akan dibuat komposit berbasis polimer jenis termoset yaitu unsaturated polyester dengan penguat serbuk tembaga dan grafit. Metode yang digunakan adalah simple mixing dengan menggunakan magnetic stirrer dan pencetakkan pada suhu ruang.
Untuk mempelajari pengaruh penambahan penguat, akan dibuat komposit A yaitu unsaturated polyester sebagai matriks dicampurkan dengan serbuk tembaga sebanyak 5-45 wt% dengan perbedaan 5 wt% di setiap titiknya. Komposit B dibuat dari komposisi komposit A yang memberikan kekuatan optimum dengan serbuk grafit sebagai variabelnya sebesar 5-35 wt%. Pengujian mekanis yang dilakukan pada kedua macam komposit berupa kekuatan fleksural dan kekerasan. Hasil pengujian menunjukkan komposisi optimum komposit A yaitu pada kandungan 5 wt% Cu dengan nilai kekerasan 56,14 HR dan nilai kekuatan fleksural sebesar 165,67 Mpa. Untuk komposit B didapatkan komposisi optimum pada kandungan penguat 5 wt% Cu 10 wt% grafit dengan kekuatan fleksural 129,82 MPa dan kekerasan 41,95 HR.

Along with the need for new materials in various fields of application, the development of composite materials continues to increase. Through the engineering of composite material, new material can be created with better properties than their constituent material. One of the advantages of the composite material is multipurpose so that it can be applied to several functions at the same time. In this study, thermosetting polymers will be used as the matrix of composite. Unsaturated polyester is used as the matrix and the reinforcement are copper and graphite fine powders. The method used is simple mixing using a magnetic stirrer and the clotting of samples at room temperature.
To study the effect of adding the reinforcement, composite A will be made of unsaturated polyester as the matrix which is mixed with copper fine powder as much as 5-45 wt% with difference 5 wt% on every point. Composite B is made from composition of composite A that provides optimum strength with graphite fine powder as the variable with range of 5 to 35 wt%. Mechanical testing is performed on both kinds of composites in the form of flexural strength and hardness. Test results showed the optimum composition of composite A at 5 wt% Cu with the value of hardness is 56.14 HR and flexural strength value is 165.67 Mpa. For optimum composition of composite B obtained at content of reinforcement 5 wt% Cu 10 wt% graphite with flexural strength 129.82 MPa and hardness 41.95 HR.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1728
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Arya Bimanyu
"Pelat bipolar merupakan komponen utama dari PEM fuel cell yang memiliki fungsi utama yaitu mengumpulkan dan memindahkan elektron dari anoda dan katoda. Oleh karena itu pelat bipolar yang dihasilkan harus memiliki konduktivitas listrik yang tinggi dan sesuai dengan standart DOE (Department of Energy U.S.A) yaitu >100 S/cm. Untuk mendapatkan pelat bipolar yang murah, ringan dan memiliki konduktivitas yang tinggi, maka dikembangkanlah pelat bipolar yang terbuat dari komposit PP/C-Cu. Proses pembuatan komposit PP/C-Cu ini menggunakan proses compounding, hot blending dan hot press. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi tembaga yaitu 0,1 wt%Cu, 1 wt%Cu dan 2 wt% Cu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serbuk tembaga secara umum meningkatkan nilai densitas, kekuatan tarik, kekuatan tarik, modulus tekuk, modulus tarik, elongasi, konduktivitas dan mengurangi porositas.

Bipolar plate is a major component in PEM fuel cell which has the main function of collecting and removing electrons from anode and cathode. Therefore, the resulting bipolar plates must have high electrical conductivity and in accordance with DOE (Department of Energy U.S.A) standards is higher than 100 S/cm. To obtain the bipolar plates are cheap, lightweight and has a high conductivity, therefore it is developed bipolar plates material based in composite PP/C-Cu. Composites of PP/C-Cu has been made by compounding, hot blending and hot press. In this research Cu (Copper) has been used variation from 0.1 wt% Cu, 1 wt% Cu and 2 wt% Cu to find out the characteristic of conposite PP/C-Cu. From this research the effect of addition Cu in composit PP/C-Cu is increase tensile strength, flexural strength, flexural modulus, tensile modulus, elongation, conductivity properties and decreasing porosity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sudarmono
"Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan iiller konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun.Sifat-sifat plastik amat tergantung dari zat aditif yang ditambahkan. Karenanya banyak compozmder mencampurkan filler yang memiliki sifat tertentu dengan harapan terjadi peningkatan sifat dari material hasil pencam puran. Dengan teknik pencampuran dan penambahan filler tertcntu dapat diperoleh suatu material plastik barn yang memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda dengan sifat alami plastik tersebut. Polivinil klorida (PVC) yang secara alamiah merupakan material yang non konduktiil dapat ditingkatkan sifat konduktifitasnya den gan menambahkan filler yang bersifat konduktif Tembaga yang merupakan logam yang paling banyak dipakai sebagai kon duktor dipilih sebagai filter. Besarnya kondukitifitas yang terjadi tergantung pada geometri filler, jenis kontak antarpartikel, dan interaksi antara polimer dengan filler. Kuatnya interaksi antara filler dengan polimer tergantung pada kemampuan polimer membasahi perrnukaan Ellen Dan nilai absolut konduktigitas polimer tertentu tergantung dari jenis kontak antara parfikel filler itu sendiri. Penambahan filler ini juga akan mempengaruhi sifat-sifat mekanis PVC. Sifat mekanis yang dihasilkan akan sangat tergan tung dari jenis kontak antara tiller dengan matriknya. Penambahan filler konduktif serbuk tembaga sampai 8% volume ke dalam unplasticized PVC (UPVC) menghasilkan perubahan sifat konduktifitas listrik dan mekanisnya, Dengan adanya serbuk tembaga didalam maLrik PVC terjadi peningkatan konduktifltas Iistrik dan modulus Heksural. Sedangkan kekuatan fleksural, kuat impak dan shrinkagenya menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailis Sa`adah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S30209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>