Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istu Harjono
"Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang memadukan kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan belajar melalui bekerja langsung pada bidang serta suasana sesungguhnya dan relevan di dunia kerja/ industri. Dalam melakukan penelitian terhadap pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 4 Kota Tangerang pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan tujuan (1) Untuk mengetahui implementasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 4 di Kota Tangerang, dan (2) Untuk mengetahui bentuk kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak industri dalam implementasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 4 di Kota Tangerang.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 4 di Kota Tangerang diimplementasikan dalam berbagai tahapan yang terstruktur, yaitu sebagai berikut : (1) Pemetaan Dunia Usaha dan Dunia Industri, (2) Pengajuan Daftar Peserta Prakerin pada Dunia Usaha dan atau Dunia Industri, (3) Tanggapan Dunia Usaha dan atau Dunia Industri, (4) Pengiriman Peserta Prakerin, (5) Pelaksanaan Prakerin, (6) Monitoring Prakerin dan (7) Menyusun Laporan dan Presentasi, sedangkan bentuk kerjasama yang sudah dilaksanakan dan akan terus dikembangkan oleh SMK Negeri 4 di Kota Tangerang dengan pihak industri yang selama ini telah banyak membantu Program Praktik Kerja Industri (Prakerin); yaitu dalam bentuk kerjasama : (1) Program Permagangan/Prakerin, (2) Pola Kerjasama Program Pelatihan, (3) Pola Kerjasama Program Produksi (Produk Inovatif), dan (4) Pola Kerjasama Program Penyaluran Lulusan.

Industry Job Practice is an implementation study and vocational training which combine between school learning and learning to work directly in the real condition and relevant of job world or industry. In Industry Job Practice research of SMK Negeri 4 Kota Tangerang, this subject is presented by Qualitative research. by the aims, they are : 1) Understanding Industry Job Practice implementation in Electricity installation Competence of SMK Negeri 4 Kota Tangerang. 2) Understanding cooperation between school institute and Industry institute in Industry Job Practice implementation of SMK Negeri 4 Kota Tangerang Electricity installation Competence.
As the result, the research give us information that Industry Job Practice implementation of SMK Negeri 4 Kota Tangerang Electricity installation Competence is implemented arranged steps. They are : 1) Business world and industry cartography. 2) tend ration Industry Job Practice participant in business world and industry cartography. 3) response of business world and industry cartography. 4) sending Industry Job Practice. 5) implementation Industry Job Practice 6) monitoring of Industry Job Practice. 7) drafting report and presentation, cooperation which is presented SMK Negeri 4 Kota Tangerang and Industry Institute helped Industry Job Practice. They are : 1) Industry Job Practice Program. 2) cooperation training system. 3) cooperative production program (Innovative Product). 4) cooperative graduation existence."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29740
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Westwood, Roberta
"An effective new employee orientation program can mean the difference between a happy and committed employee and a disgruntled and non-productive employee. This Infoline will show you how to get the most value out of new employee orientation training. It guides you through the process of designing and redesigning your organizations new employee training program so that it immerses employees in the organizations culture. Youll also learn how to select the best blend of delivery methods for success and how to align orientation with your organizations culture."
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press;, ], 2005
e20438785
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Karen
"Employees are your organizations most valuable resource, and they should be welcomed with an exciting, engaging, and helpful orientation. New Employee Orientation Training addresses common orientation challenges and provides a structured process for impactful orientation."
Alexandria, VA: American Society for Training & Development Press;, 2002
e20429098
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidianti
"ABSTRAK
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk membantu PT. XY dalam menemukan
alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi. PT. XY adalah sebuah
pemsahaan yang bergerak dibidang jasa layanan perbankan syariah. Sejumlah
pcrmasalahan yang terdapat di PT. XY berkaitan dengan pejabat Kepala Cabang
sebagi ujung tombak pelaksanaan operasional bisnis perusahaan di Kantor
Cabang_ Keberadaan Kepala Cabang yang memenuhi prasyaratan kompetensi
menjadi kcbutuhan yang harus dapat dipenuhi, mengingat operasional dan
tuntutan pencapaian target usaha tidak dapat menunggu. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka pada penulisan tugas akhir ini mengajukan usulan
"Program Penyusunan Model Kompetcnsi dan Program Pcngembangan
Kompetensi Kepala Cabang PT. XY? sebagai altematifpemecahan masalah yang
dihadapi PT. XY.
Model kompetensi disusun berdasarkan informasi maupun data-data yang
dihimpun melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, sena
menterjemahkan visi dan misi perusahaan, analisa deskripsi jabatan umuk Kepala
Cahang, sehingga diperoleh gambaran job requirement yang diturunkan menjadi
kompetensi khusus untuk jabatan Kepala Cabang. Rancangan model kompetensi
yang telah disepakati akan digunakan untuk mengulcur kompetensi Kepala
Cabang_ Hasil pengukuran yang diperoleh menjadi profil kompetensi yang perlu
dikernbangkan dari kcseluruhan Kepala Cabang. Program pengembangan
kompetensi Kepala Cabang dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan
individual dan pendekatan kelompok.
Agar program penyusunan model kompetensi, pengukuran kompctensi dan
pengembangan kompetensi yang diajukan dapat berjalan dengan baik maka
disarankan PT. XY melalcukan koordinasi dengan pihak-pihal-c yang terkait untuk
mempcroleh lcomitmen dan dukungan dalam pelaksanaan program, membentuk
tim yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program, bekerja sama dengan
konsultan yang dianggap kompcten dalam melaksanakan program tersebut, dan
melalcukan evaluasi terhadap pelaksanaan program.

"
2007
T34119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhoi Mellona Purba, author
"ABSTRAK
Program Persiapan Mcmasuki Dunia Kerja (Intcrvcnsi Sosial terhadap Remaja
Ialalanan di Social Development Center, Bambu Apus, Jakarta Timur)
97 Halaman, 10 Tabel, 2 Gambar, 5 Bagan, 5 Lampiran
Pada langgal 23 November 2006 yang lalu, SDC diresmikan pendiliannya scbagai
institusi pcmcrinlah berbentuk panti yang menangani permasalahan anak jalanan.
Anak binaan direkrut dari beberapa yayasan dan rumah singgah, unluk mengikuti
pelayanan lanjutan sclama enam bulan. Pada tahun pcrlama pelayanannya, jumlah
anak jalanan yang dibina sebanyak 100 orang.
Baseline study dilakukan dengan metode kualitatif, melalui wawancara
(terstruktur maupun tidak tersmrktur), observasi partisipatif, diskusi kelompok,
dan diskusi kelompok lerfokus. Hasil baseline mcnunjukkan, diperlukannya
program persiapan memasuki dunia kerja bagi anak binaan sehubungan aclanya
pengcnaan konsep negatif mcngenai diri dan kclompoknya. Teori yang melandasi
baseline study dalam intcrvensi sosial ini adalah leori-lcori konsep diri dari
Bracken, the four-step method, dan pendekalan andragogi.
Strategi yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan terhadap para
stakeholder intemal SDC, dan melakukan pelatihan pcngenalan dan
pengcmbangan diri, serta pclalihan motivasi terhadap kelompok target intervensi.
Hasil dari intervensi sosial ini adaiah telah adanya tim beserla program persiapan
kerja yang melibatkan seluruh stakeholder internal SDC, mcninkatnya kesadaran
akan konscpsi posilif diri keenam large! intcrvcnsi. `
Pelaksanaan program berjalan dengan baik, terdapat perubahan dan penambahan
program, disesuaikan dengan kondisi saat itu. Pelatihan ini mcndapatkan
tanggapan dan dukungan positif dari kelompok target intcrvensi, serta para
stakeholder.

ABSTRACT
Preparation Program to include of job world (Social Interventions for Street
Children at Social Development Center, Bambu Apus, East J akarta)
97 Pages, 10 Tables, 2 Pictures, 5 Figures, 5 Attachments
SDC was government institution for street children. Their clients are recruited
from several toundation and shelter place to attending six month extension
service.
Baseline study is applied by qualitative method, either through structured and
unstructured interview, participative observation, group discussion and focus
group discussion. Baseline result represents that preparation program are required
to entering job world to them in terms of negative self concept. This social
intervention program is based on five self concepts theory from Colhoun &
Acocella. Furthermore, the four step method from Wellman, et.al, and andragogy
approach, from Knowles, et.al.
This program was consist group and individual program.
The result are existence of working preparation program and team which involved
intemal SDC as stakeholders, and also rise up awareness of positive self concept
of target intervention.
The programs are well executed and consist of additional and transfonning
program in accordance with condition at that time. The training is well responded
and become a positive support of intervention target group and stakeholder as
well."
2007
T34105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rizal Fuadi
"Terdapat variabel-variabel yang membentuk kepribadian anak ketika anak tersebut tumbuh menjadi remaja ataupun dewasa sehingga terjadi perilaku-perilaku menyimpang, pertama yang berasal dari Iuar individu dan kedua dari dalarn individu.
Sehubungan dengan kepribadian pada remaja, rintangan perkembangan remaja menuju kedewasaan itu ditentukan olch faktor-falctor yang mempengaruhi anak di waktu lampau, lingkungan menjadi salah sam faktor yang berperan sckali (social learning). J ika seseorang remqa di masa kanak-kanak banyak mcngalami rintangan hidup dan kegagalan, maka tiustrasi dan konflik yang pemah dialarninya dulu itu merupakan penyebab utama timbulnya deliquency, kegagalan penyesuaian diri dan perilaku yang bertentangan dengan aturan-aturan hukum berupa perilaku kriminal (criminal conduct disorder).
Pembentnkan perilaku anak sehingga menjadi deliquenqy disebabkan penyimpangam penyimpangan yang dilakukan oleh orang tua dan lingkungan sosialnya (significant others), dalam jangka waktu yang Iama dan terus menerus dapat rnembentuk suatu konsep diri (self concept) yang negatif dan menjadi traits dalam kepribadian remaja.
Pendidikan nilai respect dan responsibility terhadap remaja perlu diaphkasikan dalam kehidupan sehari-harinya untuk pengembangan nilai-nilai positif yang ada pada diri remaja sehingga merangsang terbcntuknya konsep diri positiif Pemasyarakatan mempakan institusi yang melaksanakan saiah satu tugas untuk membina remaja yang melakukan tindak pidana agar tidak melanggar hukum kembali. Petugas Pemasyarakatan yang menjadi pembina di Lembaga Pemasyarakatan Anak hams dapat mewujudkan apa yang menjadi Visi dan Misi Pemasyarakatan dalam proses pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Tri Hartanto Sukamto
"Pasai 10 BAB IH Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahlm 2002 tentang Perlindungan Anak secam jelas membuka kesempatan pada anak agar mendapat dukungan dan penghargaan terhadap pengembangan dirinya, sesuai dengan dngkat keoerdasan dan usianya. Oleh sebab itu, pemberian rangsangan yang tepat sangatlah panting pada masa lima tahun panama dalam kehidunpan anak yang dikenal dengan istilah "The Golden Age"_Konsep dari kecendasan yang semakin berkembang mengantarkan temuan bam mengenai konsep Mulnple Intelligences yang kemudian diterapkan pada Prasekolah-pmsekolah dengan tujuan untuk mengembangkan segala aspek kecerdasan yang oleh anak didiknya. Pencrapan konsep tersebui seyogyanya didukung oleh kemampuan dari pengajarnya agar penerapan terscbut dapat berjalan secara optimal, sehingga sangatlnh pcnting dalam membuat suatu rancangan modul pelatihan dalam upaya unmk mempersiapkan tenaga pcngajar agar dapat menjalankan fungsinya tersebut dengan baik. Program pelatihan ini dirancang untnk membekali pam pengajar dalam upaya penerapan konsep Multiple Intelligences secara optimal dan juga mengatasi keluhan dan kendala yang diakibatkan kesenjangan kemampuan yang mereka miliki sebelumnya Subjek penelitian adalah para pengajar di prasekolah yang mencrapkan konsep Multiple Intelligences seperti Sekolah Alam Bogor dan Global Islamic LabSchool Depok. Metodc pcngumpulan data dengnn menggunakan metode wawancara serta kuesioner bagi para pcngajar untuk didapatkan informasi yang berguna untuk menyuslm materi dari modul pelatihan yang dirancang berdasarkan basil analisa kebutuhan. Rancangan modul pelatihan dirancang beniasarkan hal-hal yang perlu dikembangkan pada para pengajar yang antara lain adalah pcngetahuan dasar mengenai perkembangan anak usia dini, kemampuan merancang pola pengajaran Multiple Intelligences yang sesuai, pengembangan kreativitas pengajar dalam penerapannya serta keterarnpilan dalam mengkornunikasikan perkembangan siswa kepada orang tuanya.

23 Year 2002 about Protection of Child clearly open opporttmity for child in order to get appreciation and support to development of themselfl as according to iutellegence storey;level and hisfher age. On that account, giving of correct excitement of vital importance at a period of five first year in child life, lt's recognized with term " The Golden Age. Conception of intelligence which progressively expand to send new finding regarding concept of Multiple Intelligences which is 1ater;then applied by preschools as a mean to develop all intellegence aspect had by its protege. Applying of the concept is properly supported by ability of its instructor so that the applying can walk in an optimal fashion, so that of vital importance in making a training module device in the effort to draw up instructor energy, so that can nm its iimction better. this Training program is designed to supply all instructor in the effort applying of concept of Multiple Intelligences in an optimal fashion as well as overcoming resulted by constraint, and sigh ability dilference which they have previously. Research Suhjek are instructors in preschool which is applying concept of Multiple Intelligences like Natural School of Bogor and Global of Islamic Labschool Depok. Method data collecting by using method interview and also quesioner to all instructor in order to got information which good for compiling items of designed training module pursuant to result of requirement analysis. Module training device designed pursuant to things required to developed by all instructors which for example; basic knowlcdges concerning growth of age child early, ability design pattem instruction of appropriate Multiple Intelligences, development of instructor creativity in its applying and also skill in communicating growth of student to its old fellow."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Hartono
"ABSTRAK
Pembinaan narapidana di Lapas dilakukan bertahap mulai dari tahap masa
pengenalan linglcungan (Mapenaling) sampai dengan masa asimilasi. Pada
tahap Mapenaling narapidana memperscpsikan apa yang dialaminya
rnelalui proses penilaian tentang atribusi pengamatannya dengan
rnenggunakan kesadarannya (kognisi).
Pcrsepsi dan tingkah laku dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bentuk
keseluruhan atau totalitas dari rangsang (emergent) dan kekuatan-kekuatan
(forces) yang ada dalam lapangan psikologi (Field theory: Lewin,l9l4)
yang saling berinteraksi dan membuat hubungan konsonan, tidak relevan
dan hubungan disonan. Hubungan yang terakhir inilah yang menimbulkan
perasaan yang tidak enak atau tidak senang (disonansi kognitif) yang
berakibat penilaian narapidana terhadap pembinaan menjadi negatif.
Dalarn tulisan ini penulis mencoba merancang program intervensi untuk
mengurangi disonansi kognitif narapidana dengan menerapkan Teori
Sumber Perhatian dalam Kesadaran (Conscious Artentional Resourches
Theory : Festinger, 1957) yang menekankan pada proses kognisi individu.
Rancangan Program Mapenaling yang diusulkan di Lapas Paledang adalah
intervensi berbasis evaluasi diri pada tahap Mapenaling melalui latihan
meditasi dan penyusunan Buku Panduan Melakukan Evaluasi Diri. Yang
menjadi pertimbangan adalah efektivitas pelaksanaan program ini dan
perlunya dukungan para Pemangku Kebijakan (Stake Holder) disamping
kcgiatan-kegiatan lain sebagai pelengkap."
2007
T34173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Suzanna Nitalessy
"ABSTRAK
Program Pelatihan Team Building ini dilalcukan pada anggota Orkestra
Simfoni Klasik X guna menciptakan kekohesifan di antara para anggota Orkestra Simfoni
Klasik X, mengingat hal ini masih bclum berkembang dengan baik dalam Orkcstra
Simfoni Klasik X. Kekohesiiin ini kumng berkembang karena beberapa hal, antara lain
kumngnya kesempatan berkomunikasi antam sesama pemain dan pemain dengan pihak
manajemen serta sebagian anggota yang tidak memprioritaskan kepentingan Orkestra
Simfoni Klasik X. Melalui peiatihan team building diharapkan kekohesiiim dapat lebih
terbina dengam baik pada anggota Orkestra Simfoni klasik X. Dengan berbekal
kekohmifim yang dihampkan dapat dicapai mclalui pelatihan team building, malca
selayaknya kinerja pertunjukan Orkestra Simfoni Klasik X akan lebih optimal.
Kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa adalah; terbatasnya jumlah Iiteratur ilrniah
mengenai Orkestra Simfoni Klasik, mcnyampaikan informasi yang mernerlukan
pemahaman mengenai musik klasik dan Orkestra Simfoni Klasik kepada pembaca yang
pada umumnya tidak secara khusus memiliki latar belakang musik klasik dan Orkesua
Simfoni Klasik, dan rnerangkum informasi yang diperoleh mcnjadi suatu gagasan baru.

ABSTRACT
The focus of this training design is the members of Classical Symphony Orchestra X. The
team building training is designed to promote the cohesivencss among the members of
Classical Symphony Orchestra X, regarding the cohesiveness within the orchestra has not
been well developed. The cohesiveness has not been well developed due some problems
within the orchestra such as the lack of the chance to communicate among players and
among the players and the management. Another problem is some members do not
percept their role in the orchestra as the top priority. The cohesiveness is expected to be
developed by conducting the team building training. In turn, the cohesiveness among the
members of Classical Symphony Orchestra X is expected to lead to the better
performance quality of Classical Symphony Orchestra X.
During the writing ofthe Training Program Design, the writer found that there are some
main problems in writing process of the Training Program Design, such as: limited
sources of scientific literatures about Classical Symphony Orchestra, explaining
informations about classical music and Classical Symphony Orchestra to the readers who
possess no specific knowledge about classical music and Classical Symphony Orchestra,
and synthesizing the acquired informations into new innovative ideas.

"
2007
T34029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Aswanti Tjakrawiralaksana
"ABSTRAK
Borderline Intellectual Functioning adalah salah satu kondisi klinis dcngan
karaktcrisitik skor IQ berada pada kisaran 71 sampai dengan 84 (DSM-IV-TR,
2000). Dalam hubungan anak dengan lingkungan sosial terutama dengan teman
sebaya, anak dengan taraf kecerdasan borderline dapat mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan pergauian karena casa pandang yang naif
atau kecenderungan menarik diri, Agar anak mampu menjalin huhungan dengan
lingkungan sosialnya terutama dengan teman sebaya, maka mereka memerlukan
keterampilan sosial yang cukup.
Keterampilan sosial adalah kemarnpuan untuk bcrintcraksi dcngan orang
lain dengan cmra tertentu dalam suatu konteks sosial yang dapat diterima dan
dihargai secam sosial serta pada saat yang sama saling menguntungkan (Combs &
Slaby dalam Cartledge & Milbum, l995). Perkembangan keterampilan sosial
sendiri adalah sualu proses yang tems berjalan, sesuatu yang dipclajari serta lidak
diperoleh begilu saja.
Keterampilan sosial dapat dilatih melalui pelatihan keterampilan sosial
yaitu instmksi yang dilaksanakan dalam area pezilaku untuk meningkalkan
intemksi posilif dengan orang lain (Mclntyre, 200l). ivlcnurut Canledge dan
Milbum (l995), salah salu melode dalam pelatihan keterampilan sosial adalah
melalui social modeling yaitu suatu proses yang menghasilkan model pcrilaku
sosial yang mcmungkinkan seseorang belajar melalui obscrvasi dan imilasi.
Mcnumt LaGreca (dalam Cartlcdge & Milbum, 1995) perilaku menyapa
adalah salah salu area komunikasi yang memberikan kontribusi dalam hubungan
dcngan tcman scbaya yang posililf Salah salu komponenuya adalah pcrilaku
terscnyum kelika berlemu leman (Cartlcdgc dan Milbum, 1995).
Pelatihan dilaksanakan sclama lima scsi. Pada scsi satu dilalaul-Lan kcgiatan
idcnlilikasi pcrilaku tcrscnyum scbagai komponcn dalam mcnyapa leman melalui
penyajian model bcrdasarkan lokoh dalam buku cerim. Pada scsi dua mempakan
kcsempatan melatih perilaku tersenyum (skill performance) melalui pcnyajian
model dcngan mcnggunakan boncka dan role play. Semcntara sesi Iiga hingga
scsi lima merupakan scsi melatih perilaku tersenyum di setting sekolah. Berdasarkan hasil pelaksanaan pelalihan, tampak bahwa pclatihan
keterampilan sosial pada anak dengan taraf kecerdasan borderline dengan
menggunakan metode social modeling dapat melatih pexilaku tensenyum sebagai
komponen perilaku menyapa teman. Subyck tampak mampu memperlihatkan
perilaku tersenyum dalam kegiatan pelatihan walau masih memerlukan
pengarahan dan bimbingan.
Untuk mernperbaiki rancangan pelatihan di kcmudian hari, dipcrlukan
assessment keterampilan sosial yang mendalam sebeium merancang program.
Selain itu jcnis kegiatan pelatihan sebaiknya bersifat konkrit, tcrstruktur dan
menyenangkan bagi anak. Latihan perilaku juga sebaiknya dilakukan pada
beragarn situasi sosial sehingga memudahkan generalisasi perilaku.

"
2005
T34140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>