Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emy Susanty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pangastuti Marhaeni
"Pada dasa warsa ini banyak fenomena sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat kita. Salah satu diantaranya adalah dengan semakin terbukanya kesempatan mencari pekerjaan bagi wanita, yang mengakibatkan berubahnya pola berpikir dan pola hidup mereka. Perubahan sikap wanita ini secara tidak langsung menimbulkan masalah-masalah dalam keluarga khususnya yang berkaitan dengan pendidikan anak. Disinyalir waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga dirumah bagi wanita bekerja cenderung akan berkurang, sehingga komunikasi dengan anak dengan sendirinya akan berkurang pula. Kondisi semacam ini akan berbeda dengan yang dialami wanita yang tidak bekerja, mereka mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkumpul bersama anak-anaknya. Namun demikian pada kenyataannya wanita yang tidak bekerja justru banyak mempunyai kegiatan-kegiatan diluar rumah sehingga komunikasi dengan anak berkurang pula.
Penelitian ini akan mengungkapkan apakah pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kemudian juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pole komunikasi suami istri pads keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja. Karena dalam penelitian ini yang diukur adalah persepsi anak maka sebagai sampel diambil anak-anak SD kiss VI di daerah Ciputat Kab.Tangerang, Jawa-Barat sebanyak 150 siswa, dengan komposisi 75 anak dari ibu bekerja dan 75 anak dari ibu tidak bekerja. Sedangkan teknik pengukurannya dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling. Sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Melalui analisa statistik diketahui bahwa pola komunikasi suami istri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Kemudian juga tidak ada perbedaan pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja maupun tidak bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-4490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Mesta
"Dalam era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, peran sebagai "ibu" tetap dituntut berfungsi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan anaknya, khususnya anak prasekolah sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Secara teoretis masa usia prasekolah adalah masa terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia ini, bisa saja timbul stagnasi dalam usaha memenuhi tugas-tugas perkembangannya jika tidak diberi dukungan dan kesempatan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan: perkembangan kemampuan sosialisasi, perkembangan kemampuan komunikasi dan pola komunikasi keluarga pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta, melibatkan 142 anak usia prasekolah dari 8 Taman Kanak-kanak. Dengan rincian 71 anak mewakili kelompok ibu bekerja dan 71 anak lainnya mewakili kelompok ibu tidak bekerja. Untuk melihat hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, hubungan pola komunikasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dan perkembangan kemampuan komunikasi dari anak usia prasekolah digunakan analisa korelasi. Sedangkan teknik untuk menguji perbedaan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, pola komunikasi keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekerja digunakan uji beda rata-rata.
Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positip dan bermakna antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah. Di peroleh hasi l 0,201 dan signifikan pada taraf 5 %. Berarti antara pola komunikasi keluarga dan perkembangan kemampuan sosialisasi ada korelasi positip. Selanjutnya ada hubungan yang positip dan signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan pola komunikasi keluarga. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pola komunikasi keluarga yang digunakan, berarti akan meningkatkan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah.
Hubungan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan perkembangan kemampuan sosialisasi anak diperoleh sebesar 0,446 dan signifikan pada taraf 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat perkembangan komunikasi akan semakin meningkat pula perkembangan kemampuan sosialisasinya.
Untuk pola komunkasi keluarga dari Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja, tidak terbukti ada perbedaan. Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja dalam sampel penelitian ini cenderung menggunakan pola komunikasi keluarga protektif, yaitu komunikasi orientasi sosialnya tinggi, sedangkan komunikasi orientasi konsepnya rendah, hasilnya sebanyak 77 sampel (54 %). Untuk pola komunikasi keluarga Laisser-faire dengan komunikasi yang orientasi sosial maupun komunikasi orientasi konsepnya rendah sebanyak 26 sampel (18 %). Pola komunikasi keluarga pluralistik yaitu dengan komunikasi yang berorientasi sosial rendah dan komunikasi berorientasi konsepnya tinggi sebanyak 7 sampel (5 %). Sedangkan Pola Komunikasi Konsensual dimana komunikasi yang berorientasi sosialnya maupun komunikasi orientasi konsepnya tinggi sebanyak 32 sampel (23 %).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak, dari kelompok Ibu bekerja maupun Ibu tidak bekerja. Ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan komunikasi anak pada usia prasekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bekerja/tak bekerja Ibu. Apapun aktivitas dan tanggung jawab Ibu, nampaknya tetap memperhatikan perkembangan kemampuan komunikasi anak-anaknya. Ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah pada Ibu bekerja dan tidak bekerja. Dibuktikan dari uji coba peluang rata-rata sebesar 0, 0166 pada tabel 4.10."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-3911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rufaidah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Dewina
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astiliani
"Keterikatan karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan bagi perusahaan untuk dapat tetap bertahan pada dunia usaha saat ini yang telah mengalami perkembangan dan perubahan yang semakin cepat. Rendahnya keterikatan organisasi pada karyawan dapat membawa dampak negatif bagi perusahaan, yaitu tingginya tingkat absensi dan pergantian karyawan (turnover). Namun di pihak lain, tingginya keterikatan karyawan terhadap perusahaannya dapat membawa dampak negatif bagi karyawan terutama yang telah berkeluarga.
Waktu dan tenaga yang dicurahkan untuk perusahaan akan mengurangi interaksi individu dengan keluarganya, sehingga individu tidak sepenuhnya dapat memenuhi peran di dalam keluarganya. Hal ini terutama dialami olah pasangan bekerja yang memiliki anak usia balita. Kesulitan yang dihadapi pasangan bekerja tidak hanya terbatas pada pengurusan anak yang masih membutuhkan perhatian yang besar dari kedua orang tua, tetapi terbatasnya waktu yang diluangkan bagi pasangannya dan dalam penyelesain tugas-tugas rumah tangga.
Beberapa penelitian di negara Barat menunjukkan bahwa peran dalam keluarga berhubungan dengan perkembangan keterikatan organisasi seseorang. Suatu penelitian yang dilakukan terhadap karyawan yang memiliki anak usia balita menyatakan bahwa tingginya keterlibatan peran dalam keluarga berhubungan dengan tingginya keterikatan organisasi karyawan. Namun, terdapat pula penelitian yang menunjukkan bahwa rendahnya keterlibatan diri seseorang terhadap perannya di dalam keluarga berhubungan dengan tingginya keterikatan organisasi seseorang.
Dapat terlihat bahwa masih terdapat hasil yang kontradiksi dari penelitian- penelitian tersebut. Berdasarkan hal ini, maka pada penelitian ini ingin diketahui lebih jelas hubungan antara peran dalam keluarga dan keterikatan organisasi pada pria dan wanita bekerja yang memiliki anak usia balita, khususnya di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur yang telah diadaptasi, yaitu Life Role Salience Scale dari Amatea et al. dan Commitment Organization Scale dari Allen dan Meyer. Subyek dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang merupakan suami istri bekerja, memiliki anak usia balita, berpendidikan minimal D3, dan telah bekerja di perusahaan minimal 15 bulan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signikan antara peran dalam keluarga dan keterikatan organisasi. Pada subyek wanita menunjukkan hubungan yang positif dan keterikatan yang tidak berhubungan dengan peran dalam keluarga adalah keterikatan afektif. Sedangkan pada pria, hubungan yang terjadi adalah hubungan negatif dan keterikatan yang tidak berhubungan dengan peran dalam keluarga adalah keterikatan kesinambungan.
Hasil tambahan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat keterikatan organisasi. Namun berdasarkan komponennya, hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat keterikatan afektif dan normatif antara pria dan wanita. Dalam hal keterlibatan terhadap peran dalam keluarga, pria dan wanita menunjukkan skor yang berbeda secara signifikan pada peran dalam keluarga dan dalam dimensi peran sebagai orang tua dan pengurus rumah tangga. Selain itu hasil menunjukkan bahwa pada wanita terdapat perbedaan tingkat keterikatan organisasi dan komponen kesinambungan berdasarkan jumlah pengeluaran. Hal ini tidak berbeda dengan pria, bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata yang signiilkan pada keterikatan organisasi serta pada komponen afektif dan normatif berdasarkan jumlah pengeluaran untuk rnemenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Hasil juga menunjukkan bahwa semakin besar gaji yang diterima oleh pria bekerja, maka semakin tinggi keterikatan organisasi, terutama keterikatan kesinambungannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S6558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Anggun Anggraeni
"Industrialisasi yang terjadi di Indonesia sebagai perjalanan sejarah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan merupakan sebuah transisi dari masyarakat tradisional menuju ke masyarakat modern. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah angkatan kerja perempuan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki terjadi karena semakin terbukanya kesempatan kerja di berbagai sektor yang banyak menampung tenaga kerja perempuan. Hal ini juga berpengaruh terhadap keluarga karena semakin banyak istri yang bekerja di ranah publik. Perubahan keluarga ekstended menjadi keluarga batih menyebabkan tidak ada lagi pembagian kerja yang kaku antara laki-laki yang berada pada ranah publik dengan perempuan pada ranah domestik. Kini pembagian kerja bergeser menjadi lebih lentur, misalnya, siapapun bisa memasuki ranah domestik maupun publik.
Penelitian ini memfokuskan pada pola relasi suami istri terutama dalam aspek pembagian kerja dan pengambilan keputusan setelah terjadinya perubahan peran dalam keluarga. Untuk memahami dan menganalisa temuan lapangan, penelitian ini menggunakan konsep keluarga, pembagian kerja suami istri dalam keluarga, pengambilan keputusan antara suami istri, dan pola relasi suami istri. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini adalah pertama, pola relasi suami istri dilihat dari aspek pembagian kerja dalam melihat kontribusi suami dan istri di ranah domestik dan publik, maka pola relasi yang terbangun berdasarkan data hasil temuan adalah headcomplement dan equal partner. Kedua, pola relasi suami istri dilihat dari aspek pengambilan keputusan berdasarkan data hasil temuan adalah senior-junior partner dan equal partner. Pada pola relasi senior-junior partner, meskipun dalam saat tertentu istri dapat mengambil keputusan, namun jika terkait dengan prinsip keluarga maka suami yang pada akhirnya mengambil keputusan tersebut. Ketiga, keluarga istri yang bekerja menunjukan bahwa terjadi perubahan dari keluarga tradisional menjadi keluarga moderen, dimana istri berada di ranah publik dan suami di ranah domestik.

Industrialization in Indonesia as the history of economic growth and development is a transition from traditional society to the modern society. It is characterized by increasing numbers of female labor force is much larger than the increase in the number of male labor force due to the opening of job opportunities in various sectors that accommodates a lot of women workers. It also affects the family as more and more wives are working in the public domain. From family ekstended Changes to family Batih, no longer causes a rigid division of labor between men who are in the public sphere by women in the domestic sphere. Now the division of work shifted to more flexible, for example, anyone can enter the domestic and public sphere.
This study focuses on patterns of husband-wife relationship, especially in the aspect of division of labor and decision-making after the change in family roles. To understand and analyze the findings is using the concept of family, marital division of labor within the family, decision-making between husband and wife, and the pattern of the relationship of husband and wife. This research is qualitative method and the data collected by interviews and observations.
The results of this study are, first husband-wife relationship pattern seen from the aspect of division of labor in the contribution of husbands and wives in domestic and public sphere, then the pattern of relationship that is built up based on the findings of the head-complement and equal partner. Second, the pattern of relationship of husband and wife be seen from the aspect of decision making based on data findings are senior-junior partner and equal partner. At the senior-junior relationship patterns partner, although in a certain moment the wife can take a decision, but if it relates to the principle of the husband's family who eventually took the decision. Third, the family of a wife who works show that there is a change from the traditional family into the modern family, where his wife was in the public domain and husbands in the domestic sphere.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Patri Hartanti
"Individu dalam kehidupan bermasyarakat memiliki peran-peran tertentu yang disandangnya. Salah satu yang saat ini sedang marak dibicarakan adalah peran suami istri yang sama-sama bekerja. Pria dan wanita yang telah memasuki masa dewasa dan menikah, diharapkan memenuhi harapan peran masing-masing aebagai pasangan. Sebagaimana dijelaskan dalam peran jenis kelamin, pria maupun wanita juga mempunyai peran-peran yang harus dipenuhi oleh diri sendiri dan berhak meminta pasangannya melakukan kewajiban perannya. Peran jenis kelamin tradisional yang selama ini ditanamkan adalah bahwa pria sebagai suami diharapkan untuk mencari keluarga sementara peran wanita adalah sebagai pengelola rumah tangga dan anak-anak. Bagaimana dengan keberadaan pria dan wanita yang suami istri bekerja? Fenomena pria dan wanita yang suami istri bekerja saat ini banyak terjadi. Banyak alasan mengapa pria dan wanita menikah memutuskan untuk sama-sama bekerja, diantaranya mencari tambahan penghasilan meningkatkan taraf hidup, merasa kesepian dan terasing di rumah dan sebagainya. Keputusan pria dan wanita menikah untuk sama-sama bekerja ini menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif, yang salah satunya adalah berkuranggnya waktu bagi keluarga, terutama bagi pengelolaan rumah tangga dan merawat anak~anak.
Penelitian ini menitikberatkan pada pembagian peran antara pria dan wanita yang suami istri bekerja, khususnya dalam melaksanakan tugas rumah tangga dan tugas perawatan anak. Mengapa hal ini menarik diteliti disebabkan oleh beberapa sumber yang menyatakan bahwa masalah yang seringkali terjadi pada pasangan suami istri bekerja adalah pada pembagian waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Adapun masalah umum yang diajukan dalam penelitian adalah; Bagaimana harapan dan kenyataan atas partisipasi diri dan pasangannya dalam pelaksanaan tugas rumh tangga dan tugas perawatan anak pada pria dan wanita yang suami istri bekerja? Adanya ketidakseimbangan partisipasi antara, pria, dan wanita dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut menarik peneliti untuk menjawab masalah ini.
Subyek penelitian ini adalah pria dan wanita yang suami istri bekerja, memiliki anak usia balita dan berpendidikan minimal SLTA. Alat ukur utama yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara sebagai alat tambahan untuk memperkaya analisa data dari kuesioner. Kuesioner terdiri dari 34 item (11 item tugas rumah tangga dan sisanya item tugas perawatan anak). Kepada responden ditanyakan bagaimana harapan serta kenyataan pada tiap item tugas, sehingga analisa dilakukan pada masing-masing item tugas pula (survey opini). Harapan dan kenyataan dilihat melalui derajat tanggung jawab antara pria dan wanita yang suami istri bekerja. Caranya, dengan melingkari salah satu angka yang terentang dari angka 5 (bertanggungjawab penuh) sampai angka 1 (tidak ikut bertanggungjawab).
Hasilnya, wanita mengharap dirinya (sebagai istri) sedikit dibantu dalam pelaksanaan tugas perawatan anak, tapi mengharap berbagi tanggung jawab dengan suami daiam melaksanakan tugas rumah tangga. Harapan pria (sebagai suami), istri tetap bertanggung jawab lebih besar dari dirinya pada pelaksanaan tugas perawatan anak. Dengan demikian, ada kesesuaian harapan pria dan wanita dalam hal Ketidaksesuaian kenyataan yang dipersepsi oleh pria atas tanggungjawab istri rata-rata terjadi di mana kenyataan partisipasi istri dipersepsi lebih kecil dari harapannya. Sedangkan pada wanita, ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan atas partisipasi dirinya terjadi di mana partisipasi istri dipersepsi lebih besar dari kenyataannya.
Di samping pria dan wanita menyatakan harapan atas partisipasi istri, kedua kelompok responden juga diminta menyatakan harapan dan mempersepsi kenyataan partisipasi suami dalam rumah tangga. Tugas yang paling banyak diharapkan wanita dari suami untuk sama-sama bertanggung jawab lebih cenderung pada tugas praktis perawatan anak, seperti membuatkan susu botol, memakaikan popok dan sebagainya. Pada sendiri sebagai suami mengharap dirinya hanya membantu untuk sebagian besar tugas rumah tangga. Perbedaan harapan antara pria dan wanita adalah pada tugas mengatur keuangan rumah tangga dan membuatkan susu botol balita. Pria mengharap partisipasi dirinya lebih sedikit dibanding partisipasi istri.
Ketidaksesuaian harapan pria atas partisipasi dirinya dengan kenyataan yang dipersepsinya lebih kepada tugas perawatan anak, di mana ketidaksesuaian tersebut terjadi karena kenyataan partisipasi suami yang dipersepsi pria lebih kecil dari harapannya. Sedangkan ketidaksesuaian harapan wanita atas partisipasi suaminya dengan kenyataan yang dipersepsi wanita lebih kepada tugas perawatan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>