Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Ahmad
"Sandeq merupakan perahu layar tradisional khas suku Mandar. Sekilas, sandeq terkesan rapuh, dengan panjang lambungnya 7-11 meter dengan lebar 60-80 sentimeter tetapi di balik itu ternyata tersimpan keunggulan karena kelincahannya dalam bermanuver dan kecepatannya. Di kiri-kanannya dipasang cadik dari bambu sebagai penyeimbang. Sandeq mengandalkan dorongan angin yang ditangkap layar berbentuk segitiga. Layar itu mampu mendorong sandeq hingga kecepatan 20 knot. Melalui penulisan skripsi ini, diharapkan dapat dicermati keunggulan dari perahu sandeq, baik dari segi stabilitas, maupun tahanan dengan mencermati posisi cadik pada kedua sisi perahu Sandeq.

Sandeq a traditional sailboat Mandar tribe. At first glance, Sandeq impressed fragile, with a hull length of 7-11 meters with 60-80 centimeters wide, but behind it was stored in a maneuver advantage because of agility and speed. On the leftright of the bamboo outrigger mounted as a counterweight. Sandeq rely on impulse wind caught a triangular sail. The sail was able to push Sandeq up to a speed of 20 knots. Through the writing of this, is expected to be observed from the boat Sandeq excellence, both in terms of stability, as well as resistanc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Triananda
"Kendaraan Listrik merupakan salah satu perkembangan transportasi yang sedang maju pada masa-masa kini. Salah satu upaya Universitas Indonesia dalam turut berpartisipasi dalam perkembangan ini adalah dengan membuat kendaraan listrik konversi yaitu Makara Electric Vehicle 02 (MEV02). Kegiatan mengonversikan kendaraan menjadi listrik akan mengubah karakteristik kendaraan tersebut salah satunya adalah distribusi massa kendaraan dan stabilitas kendaraan. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai dampak perubahan posisi Center of Gravity dan massa total dari kendaraan terhadap stabilitas kendaraan pada saat belok dengan batasan jalan tarmac datar, suspensi kendaraan yang dianggap rigid atau kaku, dan pengaruh gaya dari angin dianggap tidak ada kecuali untuk gaya drag. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi stabilitas kendaraan yang menggunakan aplikasi Matlab. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan data distribusi massa kendaraan yang lalu diolah untuk mendapatkan posisi Center of Gravity kendaraan. Dari data Center of Gravity, didapatkan bahwa tinggi Center of Gravity berkisar antara 0.57 – 0.62 m seiring dengan bertambahnya penumpang untuk MEV02 dan 0.63 – 0.71 m seiring dengan bertambahnya penumpang untuk Kendaraan Basis Konversi. Dari hasil simulasi menggunakan data Center of Gravity yang ada didapatkanlah nilai titik kritikal Radius Putar skid as depan yang berkisar antara 37.46 – 39.31 m, nilai Radius Putar skid as belakang yang berkisar antara 30.38 – 31.43 m, nilai Radius Putar roll as depan yang berkisar antara 24.28 – 26.94 m, dan nilai Radius Putar roll as belakang yang berkisar antara 22.64 – 25.66 m untuk MEV02 dan nilai titik kritikal Radius Putar skid as depan yang berkisar antara 37.17 – 38.72 m, nilai Radius Putar skid as belakang yang berkisar antara 28.22 – 30.39 m, nilai Radius Putar roll as depan yang berkisar antara 27.31 – 30.41 m, dan nilai Radius Putar roll as belakang yang berkisar antara 23.81 – 27.61 m untuk Kendaraan Basis Konversi pada kecepatan 60 km/h. Dari penelitian ini didapatkan bahwa MEV02 memiliki nilai vertikal Center of Gravity yang lebih rendah dan memiliki stabilitas yang lebih unggul untuk Radius Putar skid as belakang dan Radius Putar roll as depan dan belakang apabila dibandingkan dengan Kendaraan Basis Konversi.

Electric Vehicles are one of the developments in transportation that are recently advancing. One of the efforts that are made by Universitas Indonesia to contribute to this cause is by converting conventional cars into electrified vehicles, one of them is called the Makara Electric Vehicle 02 (MEV02). Converting conventional cars will change the vehicle’s characteristics such as its mass distribution and its stability. In this research we discuss about the effects of the change in the Center of Gravity position and its total mass towards the stability of a vehicle when turning on dry tarmac road with rigid suspensions and neglected effect of wind forces except for aerodynamic drag. The method used in this research is simulation for stability using Matlab. This research starts with the acquirement of the mass distribution of a vehicle which will then be used to find the Center of Gravity of a vehicle. From the acquired Center of Gravity data it is found that the height of the Center of Gravity ranges from 0.57 – 0.62 m for the MEV02 and 0.63 – 0.71 m for the Base Vehicle following the increase of passengers. From the simulation using the acquired Center of Gravity it is found that the value for the front axle skid Turning Radius ranges from 37.46 – 39.31 m, the value for the rear axle skid Turning Radius ranges from 30.38 – 31. m, the value for the front axle roll Turning Radius ranges from 24.28 – 26.94 m, and the value for the rear axle roll Turning Radius ranges from 22.64 – 25.66 m for the MEV02 converted vehicle and the value for the front axle skid Turning Radius ranges from 37.17 – 38.72 m, the value for the rear axle Turning Radius ranges from 28.22 – 30.39 m, the value for the front axle roll Turning Radius ranges from 27.31 – 30.41 m, and the value for the rear axle roll Turning Radius ranges from 23.81 – 27.61 m for the Base Vehicle at vehicle speed of 60 km/h. From this research it is found that the MEV02 has a lower Center of Gravity height and has better stability for the rear axle skid and front and rear axle roll Turning Radius when it is compared to the Base Vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Ferdiansyah
"ABSTRAK
Cumi-cumi merupakan salah satu sumberdaya ikan yang bernilai ekonomis.
Kapal penangkap cumi (kapal lampu) dengan alat tangkap jaring yang digunakan oleh
beberapa nelayan skala kecil di kabupaten Cirebon membutuhkan stabilitas kapal yang
baik. Selain stabilitas yang baik, kapal tersebut juga membutuhkan nilai hambatan yang
rendah agar dapat menghemat konsumsi BBM yang harganya terus naik. Untuk
mendapatkan kedua hal diatas, muncul ide untuk menggunakan portable cadik yang
mampu memberikan stabilitas yang baik dan hambatan yang yang kecil karena dapat
dipasang atau dilepaskan sesuai dengan kebutuhan. Dari penelitian ini terlihat bahwa
terdapat selisih nilai koefisien total hambatan sebesar 0.02 dan 0.01 untuk metode
eksperimental dan numerik. Nilai koefisien hambatan total terbesar tercapai ketika harga
Fn ≈ 0.5 pada kondisi cadik terpasang.

Abstract
The squid is one of the economically valuable fish resources. Squid fishing
vessels (light ships) with net fishing gear used by some small-scale fishermen in the
district Cirebon requires good stability of the vessel. In addition to good stability, the
vessel also requires a low resistance value in order to save on fuel consumption which
price continues to rise. To get both of the above, the idea to use a portable outrigger is
able to provide good stability and barriers that are small as it can be installed or removed
as needed. From this study shows that there is a difference in the coefficient of total
resistance of 0.02 and 0.01 for the experimental and numerical methods. Highest total
resistance coefficient value is reached when the value Fn ≈ 0.5 on an outrigger attached
conditions.;"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43319
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Dhia Falah
"Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk pengembangan dari kapal konvensional dengan meniadakan proses pelengkungan pada pelat kapal, peniadaan proses pelengkungan ini membuat lambung kapal cenderung tidak streamline. Pada penerapannya kapal pelat datar jenis monohull dengan lambung yang tidak streamline juga memiliki performa stabilitas yang kurang, penambahan cadik dapat menjadi salah satu solusi dalam penggunaan kapal pelat datar jenis monohull ini. Cadik sendiri merupakan bentuk lambung kecil tambahan pada kedua sisi kapal dan sangat umum digunakan pada kapal nelayan tradisional Indonesia untuk meningkatkan performa stabilitas. Namun penambahan cadik tentunya mempunyai potensi untuk menambah nilai hambatan total, terlebih lagi bentuk kapal pelat datar yang tidak streamline ini memiliki karakter nilai hambatan yang lebih besar dari kapal konvensional. Dengan adanya penambahan cadik, interferensi gelombang sangat mungkin terjadi dengan nilai yang berbeda beda bergantung pada konfigurasi jarak clearance dan stagger cadik. Secara umum kapal pelat datar yang tidak streamline ditambah dengan adanya tambahan cadik pada kedua sisinya tentu sangat berpengaruh terhadap hambatan yang dihasilkan dan menjadi tujuan analisis penelitian ini. Pengujian ini dilakukan pada Froude number 0,3 – 0,6 dengan interval 0,1 dan konfigurasi jarak clearance 2, 2,5; 3 meter dari center line kapal dengan posisi cadik pada bagian tengah (S/L = 0,2) dan belakang (S/L = 0) kapal. Penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan pengaruh penambahan cadik pada kapal ikan pelat datar pada tiap konfigurasi clearance dan stagger terhadap nilai hambatan kapal. Hasil simulasi menemukan bahwa konfigurasi S/L = 0; C/L = 0,182 (2 meter dari center line pada bagian belakang kapal) memiliki nilai rata -rata penambahan hambatan total paling kecil dengan 45,92%.

A flat plate vessel is a form of development from a conventional vessel by eliminating the bending process on the ship's plate; eliminating this bending process makes the ship's hull tend not to be streamlined. In its application, a monohull flat plate ship with a hull that is not streamlined also has poor stability performance; the addition of an outrigger can be one of the solutions for this monohull type flat plate vessel. The outrigger is an additional form of the small hull on both sides of the ship and is commonly used on Indonesian traditional fishing vessels to improve stability performance. However, the addition of outriggers certainly can increase the total resistance value. Moreover, the non-streamlined flat plate hull has a higher resistance value than the conventional streamline hull. With the addition of outriggers, wave interference is very likely to occur with different values depending on the configuration of the outrigger clearance and stagger distance. In general, flat plate ships with a non-streamlined hull and additional outriggers on both sides are certainly very influential on the resulting significant resistance. This research simulation was carried out on Froude numbers 0.3 – 0.6 by 0.1 intervals with clearance configuration distances of 2, 2.5, 3 meters from the centreline of the ship, the outrigger position in the middle of the ship (S/L = 0.2) and at rear (S/L = 0) of the ship. This study is expected to show the effect of adding outriggers on flat plate fishing vessels in each configuration of clearance and stagger to the value of ship resistance. The simulation results found that the configuration S/L = 0; C/L = 0.182 (2 meters from the centreline at the rear of the ship) has a minor average value addition of total resistance with 45.92%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suteguh Yuwono
"Latar Belakang
Betapa mutlaknya stabilitas untuk suatu negara, kawasan atau dunia, tidak seorang pun dapat menyangkalnya. Kita menyaksikan pelbagai kawasan di dunia yang masih dilanda oleh pergolakan-pergolakan yang berkepanjangan, jatuhnya korban baik jiwa maupun benda yang tidak sedikit, manusia bergulat dengan maut dan kesengsaraan di Libanon, Afganistan, di beberapa bekas negara-negara Uni Sovyet dan sebagainya.
Indonesia memiliki pengalaman yang sama, pengalaman yang penuh pergolakan, di mana kita dihadapkan kepada pelbagai bentuk ancaman baik ideology, politik, ekonomi, social, budaya, maupun ancaman fisik di bidang pertahanan keamanan.
Negara RI pada awal memperoleh kemerdekaannya atas dasar merebutnya dari tangan penjajah, sudah harus menghadapi ancaman langsung dari luar berupa agresi Belanda yang ingin bercokol lagi di Indonesia. Keadaan ini menimbulkan keraguan para peninjau dari luar negeri akan kemampuan negara RI yang masih sangat muda mempertahankan eksistensinya. Mereka berpendapat bahwa Republik Indonesia tidak akan berumur panjang. Ternyata pendapat itu tidak benar, karena RU tetap tegak berdiri.
Di dalam periode di tengah memuncaknya perang kemerdekaan, RI harus pula menghadapi ancaman lain dari dalam negeri sendiri, yaitu pemberontakan bersenjata PKI tahun 1948. Para pengamat luar negeri sekali lagi meramalkan tamat sudah riwayat RI dengan adanya pemberontakan ini, yang kemudian diikuti dengan serangan Belanda kedua kalinya. Kali ini mereka juga meleset ramalannya karena RI tetap hidup.
Dalam periode berikutnya antara tahun 1950 ? 1960, RI dihadapkan kepada ancaman bentuk lain. Dalam periode ini stabilitas ideology politik ternacam oleh timbulnya pertentangan antara partai-partai polotik serta golongan-golongan masyarakat yang menibulkan pecahnya pemberontakan-pemberontakan bersenajata dari RMS, APRA, DI-TII, PERMESTA, PRRI. Peristiwa ini dibarengi dengan krisis di bidang ekonomi. Banyak pihak yang meramalkan bahwa RI akan ambruk karena pertentangan di dalam tubuhnya sendiri dan oleh karena kemerosotan ekonominya. Kenyataan menunjukkan Indonesia tetap tegak sebagai negara proklamasi 17 Agustus 1945.
Dalam periode 1960 ? 1965, dikatakan bahwa negara sudah menghadapi kebangkrutannya karena menghadapi?
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yendra Emirsyah Kivatra
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat persaingan perbankan terhadap stabilitas perbankan di Indonesia pada periode 2008 sampai dengan 2017. Menggunakan data laporan keuangan 32 bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dilakukan metode regresi data panel Pooled Least Square untuk menganalisis hubungan antara persaingan perbankan yang diukur dengan menggunakan Lerner Index, terhadap stabilitas perbankan yang diproksikan oleh Z-Score.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa Lerner Index berpengaruh positif signifikan terhadap Z-Score. Penemuan tersebut sejalan dengan teori Competition- Fragility atau Concentration-Stability pada literatur persaingan perbankan. Dengan kata lain, dapat dikatakan apabila industri perbankan di Indonesia semakin terkonsentrasi dan tingkat persaingannya semakin rendah, maka akan menyebabkan stabilitas perbankan menjadi lebih tinggi dan jauh dari risiko kebangkrutan.

The purpose of this study is to determine the effects of banking competition on banking stability in Indonesia in the period of 2008 to 2017. Using 32 financial statements of banks that have been listed on the Indonesia Stock Exchange, Pooled Least Square panel data regression method was conducted to analyze the relationship between banking competition that is measured using the Lerner Index, on the banking stability proxied by the Z-Score.
Based on the results of the study, it was found that the Lerner Index had a significant positive effect on the Z-Score. These findings are in line with the theory of Competition-Fragility or Concentration-Stability in the banking competition literature. In other words, it can be said that if the banking industry in Indonesia is strongly concentrated and the level of competition is low, it will cause banking stability to be higher and far from the risk of bankruptcy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Stabilitas sistem tenaga listrik merupakan bagian yang penting dalam ketenagalistrikan khususnya stabilitas generator. Generator akan mengalami ayunan jika terkena gangguan yang besar dan tiba-tiba. Jika generator tidak dapat kembali ke kondisi setimbangnya, maka generator akan kehilangan kestabilannya. Jenis dan lokasi gangguan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan generator. Generator akan memiliki kecendrungan untuk stabil jika terkena gangguan isimetris. Hal ini dimungkinkan karena generator masih dapat mencatu daya ke sistem melalui fasa yang sehat. Generator juga memiliki kecendrungan untuk lebih tahan terhadap gangguan di tengah saluran transmisi dibandingkan dengan gangguan yang terjadi dekat bus pengirim (awal saluran transmisi). Agar generator stabil maka dilakukan penentuan kestabilan yang dilakukan dengan menggunakan kriteria sama luas. Metode ini cukup representatif dalam menganalisis stabilitas peralihan satu generator terhubung ke sistem tenaga listrik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Nur Utomo
"Menyadari tren pembelian kapal feri bekas dari luar negeri untuk dioperasikan di Indonesia dengan mengabaikan aspek stabilitas kapal ketika memodifikasi dan pemindahan operasi kapal ke rute pelayaran baru yang hanya mementingkan masalah bisnis menjadi hal sangat penting dipertimbangkan sebagai salahsatu penyebab kecelakaan kapal tenggelam. Salah satu hal yang mempengaruhi stabilitas kapal adalah pengaruh ketinggian gelombang yang ada dilautan. Oleh karena itu penting dilakukannya analisa stabilitas kapal terhadap ketinggian gelombang mengacu pada persyaratan International Maritime Organization (IMO).
Hasil analisis menunjukan semakin tinggi ketinggian gelombang yang diberikan terhadap suatu kapal maka kapal pun akan merespon dengan semakin tingginya besaran maksimum lengan penegak dengan berupaya mempertahankan sudut maksimum lengan penegak berada untuk mendekati posisi stabil. Kriteria stabilitas berdasarkan perhitungan stabilitas yang mengacu pada IMO A.749 (18) menyatakan bahwa ada satu poin yang tidak memenuhi standar persyaratan yaitu sudut maksimum lengan penegak yang kurang dari 25ᵒ. Selebihnya kapal ini memenuhi standarisasi stabilitas yang telah ditetapkan oleh IMO, baik itu kriteria tambahan untuk kapal penumpang. Faktor kenyamanan pun tak luput diperhatikan dimana rolling period kapal ini tidak memenuhi batas minimum kenyamanan kapal penumpang yaitu 8 second.

Aware of trends in the purchase of former ferry from abroad to operate in Indonesia by ignoring aspects of the ship’s stability when modifying and operating the ship transfer to the new route which is only concerned with the bussiness aspects become very important things considered as one of the main causes of the accident the ship sank. One of the things that affect the stability of the ship is the influence of the waveheight in the ocean. Therefore it is important to do ship stability analysis of waveheight refers to the requirements of the International Maritime Organization (IMO).
Results of analysis showed the higher height of waves given to a ship, then the ship will respond by increasing the maximum magnitude of the enforcement arm strives to maintain the maximum angle it to approach the enforcement arm is stable. Stability criterion based on calculation of calculation of stability which refers to IMO A.749 (18) states that there is one point that does not meet the standard requirements of enforcement arm of the maximum angle of less than 25ᵒ. This meets the standars of the rest of the ship’s stability set by the IMO, whether additional criteria for passanger ships. The comfort factor is not escaped note where the rolling period this ship does not meet minimum passenger ship’s convenience limit that is 8 second.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>