Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuala Lumpur: Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, 2005
R 738.309 9 MAL t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Azahar Asmawi
Selangor Darul Ehsan: Ilmu Bakti, 2011
738.3 AZA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stevy Maradona
"Bekal kubur adalah benda-benda atau hal-hal lain (yang dapat berupa orang/hewan) yang dikubur bersama dengan mayat; dianggap berfungsi sebagai bekal untuk roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke alam baka/digunakan (dimanfaatkan) oleh roh di dunia arwah. Dari berbagai jenis bekal kubur yang d temukan, tembikar adalah jenis bekal kubur yang paling dominan dan umum ditemui. Di Indonesia, kehadiran bekal kubur dalain konteks penguburan prasejarah diperkirakan baru muncul pada masa perundagian. Ada beberapa situs penguburan yang teretak di daerah pesisir, yang sekilas memiliki temuan bekal kubur yang hampir sama seperti tembikar, manik-manik, dan benda-benda yang terbuat dari logam, yaitu situs Anyer, Plawangan, dan Gilimanuk. Tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di situs Anyer, Plawangan dan Gilimanuk setelah diidentifikasi terdiri dari jenis- jenis periuk, cawan, lempayan, kendi dan piring serta benda-benda terakota lainnya. Tembikar yang paling umum digunakan sebagai bekal kubur adalah periuk. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tembikar-tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di ketiga situs memiliki beberapa persamaan-persamaan seperti dari bentuk, ukuran, teknik buat, teknik penyelesaian, tenik khas, motif dan pola hias serta dari konteksnya dalarn ruang kubur. Dari bentuknya tembikar-tembikar bekal kubur diketiga situs dapat digolongkan ke dalam 2 bentuk umum, yaitu tembikar bulat dan tembikar berkarinasi. Muncul variasi-variasi bentuk pada masing-masing tipe tembikar, dan umumnya variasi yang muncul adalah bagian leher dan kaki. Dari ukuran diketahui bahwa rata-rata ukuran tinggi periuk adalah 10,9 cm, cawan 5,8 cm, kendi 21 cm, piring 2,4 cm, tempayan 32,8 cm. Dari ukuran diameter diketahui bahwa rata-rata diameter periuk adalah 12,9 cm, cawan 15,6 cm, kendi 19,5 cm, tempayan 40,3 cm, piring 13,3 cm. Teknik buat tembikar memiliki ciri yang berbeda tiap situsnya. Tembikar situs Anyer umurnnya dibuat dengan teknik pijit walaupun ada juga yang dibuat dengan teknik roda putar dan pijit, tembikar situs Piawangan seluruhnya dibuat dengan teknik roda putar tatap landas, dan tembikar Gilimanuk. semuanya dibuat dengan teknik roda putar pijit. Teknik penyelesaian permukaan tembikar bervariasi antara diupam dan tidak diupam, serta ada yang dislip. hiasan pada pada tembikar bekal kubur_ umumnya motif-motif geometris yang dibuat dengan teknik gores, tera, dan tempel. Pengecualian terdapat pada situs Gilimanuk yang memiliki hiasan dengan motif wajah manusia dan situs Piawangan yang memiliki hiasan yang dibuat dengan teknik lukis. Jumlah bekal kubur yang disertakan terbagi ke dalam kelas-kelas. Sedikitnya ada 8 kelas yang muncul, mulai dari yang paling sedikit, yaitu 1 bekal kubur hingga yang paling banyak yaitu 8 bekal kubur. Penyertaan bekal kubur dengan kuantitas tertentu dipercaya melambangkan status sosial tertentu Pula, Semakin banyak barang bawaannya ke alam kubur maka semakin tinggi status sosial si mati. Selain itu dipercaya juga bahwa barang-barang yang, dibawa sebagai bekal kubur nantinya akan digunakan sebagai harta kekayaan si mati di kehidupan di alam roh. Apabila tembikar yang dikuburkan hanya berjumlah 1 atau 2 saja maka ia biasa diletakkan di dekat kepala, sekitar badan, dan di daerah kaki. Tetapi bila tembikar bekal kubur yang disertakan dalam jumlah banyak, biasa diletakkan berjejer di samping rangka atau diletakkan tersebar di sekelilingnya. Variasi bekal kubur di ketiga situs ini umumnya terdiri dari bekal kubur sejenis, bekal kubur dengan 2 jenis, bekal kubur dengan 3 jenis, dan bekal kubur dengan 4 jenis. Bekal kubur yang hanya terdiri dari satu jenis banyak ditemukan, dan umumnya seperti yang telah dikatakan di atas adalah tembikar jenis periuk. Bekal kubur dengan 2 jenis biasanya terdiri dari periuk dan cawan atau periuk dan piring tetapi yang paling sering muncul adalah periuk dan cawan. Bekal kubur dengan 3 jenis umumnya terdiri dari periuk, cawan dan kendi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ramadani
"Tradisi tembikar merupakan tradisi yang termasuk tua dalam perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini. Manusia mulai mengenal tembikar sejak dikenalnya tradisi bercocok tanam di daerah pedalaman dan tradisi mencari hasil laut di daerah pantai pada masa prasejarah lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Sejak saat itu tembikar menjadi salah satu perlengkapan kehidupan manusia yang panting, terutama karena kemampuan dan kegunaannya. Adapun jenis jenis tembikar yang dikenal dalam tradisi tembikar prasejarah di Indonesia, adalah jenis wadah (vessel) dan jenis yang bukan wadah. Jenis jenis wadah yang dikenal dari tradisi tembikar prasejarah di Indonesia antara lain, periuk, cawan (mangkuk), piring, kendi, tempayan, dan lain-lain. Tembikar sebagai data arkeologi menurut Para ahli dapat mencerminkan beberapa aspek kehidupan manusia pendukungnya. Masalah-masalah yang diajukan terhadap tembikar dari Situs Gua Pondok Selabe-1, antara lain adalah, bagaimanakah bentuk-bentuk yang dihasilkan, teknik buat apa yang dipakai, ragam bisa apa sajakah yang terdapat pada tembikar tersebut dan teknik apa yang bisa dipakainya, bagaimanakah karakteristik tembikar tersebut serta keterhubungan antara temuan tembikar dengan temuan lainnya. Dan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah segala permasalahan tersebut dapat terjawab. Lewat analisis yang diterapkan pada tembikar ini dapat diharapkan mengetahui tipologi tembikar Situs pondok Selabe-1, Sumatra Selatan. Selain itu, untuk mengungkapkan ragam bias yang terdapat pada tembikar tersebut, teknik hias yang dipakai, teknik pembuatan dan penghalusan (jika memang terdapat indikatornya) yang telah dikenal oleh manusia pendukungnya. Tujuan penulisan ini juga diharapkan memberi gambaran bagaimana tembikar tersebut memainkan peranan dalam masyarakat pendukung kebudayaan itu. Tahap pertama untuk memudahkan penelitian ini adalah studi kepustakaan, observasi dan dilanjutkan dengan deskripsi untuk mendapatkan gambaran tentang tembikar tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis khusus dan klasifikasi yang dilakukan adalah klasifikasi taksonomi. Setelah melakukan klasifikasi, menghasilkan enam buah bentuk wadah tembikar, yaitu: periuk dibagi dalam 2 jenis dan tipe, cepuk dibagi 2 tipe, buli-buli dibagi 3 tipe, mangkuk dibagi 2 tipe, piring dibagi 2 tipe. Teknik bias yang digunakan adalah teknik teraltekan, gores, cungkil, slip, dan tempel yang menghasilkan ragam bias yang berupa motif bias berdiri sendiri, serta kombinasi lebih dari satu motif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Novianty
"Berdasarkan analisis, diketahui bahwa terdapat lima tipe bentuk tembikar halus situs Leran, yaitu periuk, kendi, cawan,/mangkuk, guci, dan tutup . Periuk yangdiindentifikasi hanya satu tipe, yaitu periuk dengan bentuk badan bulat dengan berbagai variasi pada tepian. Kendi merupakan temuan yang paling dominan di antara tipe bentuk lainnya, terdiri dari dua subtipe; kendi yang tidak memiliki bagian payungan dan kendi yang memiliki bagian payungan dengan berbagai variasi bentuk tepian. Cawan halus terdiri dari dua subtipe; cawan tegak dan cawan terbuka. Wadah lainnya yang dapat diintifikasi adalah guci yang terdiri dari dua subtipe; guci kecil dan guci besar. Tutup dengan dua subtipe; tutup dengan bentuk tepian sederhana dan tutup dengan tutup tepian tidak sederhana dengan berbagai variasi bentuk tepian dan badan tutup. Semua wadah dibuat dengan teknik roda putar. Motif hias yang diindentifikasi pada tembikar halus Leran terdiri dari motif garis horisontal tunggal, motif garis horisontal ganda, motif garis vertikal tunggal, motif sisir vertikal, motif sisir miring, motif tambang, dan motif kelompok dengan teknik tekan, teknik gores, teknik cukil, dan teknik lukis. Hiasan paling banyak terdapat pada tepian dan badan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syahril
"
ABSTRAK
Sebagai pusat aktivitas sosial-ekonomi yang cukup besar di masa lampau, kerajaan Banten banyak menghasilkan sisa-sisa tinggalan budaya materi yang kompleks. Salah satu bukti akan hal tersebut adalah adanya tempat pembuatan tembikar, yakni Sukadiri dan Panjunan. Penelitian arkeologis yang dilakukan secara intensif di Banten Lama telah menemukan artefak berupa pecahan-pecahan tembikar yang secara kuantitas lebih dominan dibandingkan dengan jenis-jenis artefak lainnya. Selain itu juga berdasarkan sebarannya, artefak tembikar ditemukan pada seluruh situs penelitian di wilayah Banten Lama.
Berdasarkan pada hal yang demikian, maka dalam penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pola-pola sebaran artefak tembikar yang berasal dari dua tempat produksi tembikar yang berbeda (Sukadiri dan Panjunan). Selain itu juga berusaha untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pola sebaran tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pecahan_-pecahan tembikar berupa tepian yang berasal dan dua situs produksi tembikar (Sukadiri dan Panjunan) dan sembilan situs yang dianggap sebagai tempat mengalirnya tembikar-tembikar dari situs produksi, yaitu Pabean, Pacinan, Pamarican, Surosowan, Kebalen, Pakojan, Jembatan Rantai, Pagongan, dan Karangantu. Jumlah keseluruhan pecahan tepian tembikar yang dijadikan data dalam penelitian ini lebih dari 1000 pecahan yang tersimpan di Museum Situs Banten Lama.
Dari hasil analisis terhadap pecahan tembikar, menghasilkan 22 tipe tepian. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diajukan, maka hanya tipe-tipe tepian yang berbeda saja yang digunakan untuk mengidentifikasikan pola sebaran tembikar dari situs produksi ke situs-situs lainnya. Tipe-tipe tepian yang berbeda tersebut, lima tipe yaitu Tipe VI.a, Tipe XII, Tipe XVIII, Tipe XIX, dan Tipe XXII berasal dari situs Sukadiri, sedangkan tipe-tipe lainnya yaitu Tipe VI.b, Tipe XIII, dan Tipe XIV berasal dari situs Panjunan.
"
1997
S11501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nordin, Norzailina
Singapore: Marshall Cavendish, 2009
641.5 NOR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, 2000
780 ALA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Martati
"Alasan dan tujuan penelitian gerabah prasejarah khususnya di Plarangan (Jawa Tengah), karena selama ini belum cukup tulisan-tulisan yang membicarakan mengenai gerabah dan membahasnya sampai dengan analisis teknologis. Dalam penelitian ini akan diambil sampel 22 buah (4 buah tempayan, 7 buah periuk dan 11 buah cawan) untuk analisis tipologis sedangkan untuk analisis teknologis dipergunakan sampel..."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hawa Haji Saleh
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1987
899.28 SIT c (1);899.28 SIT c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>