Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Elsevier Scientific Publishing Company, 1982
666.86 MET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Saraswati Putri Rosadi
"In this study, friction stir processing (FSP) was attempted to produce SiCp/AA6061 surface composite in order to address the challenges presented by liquid state fabrication processes. SiC particles of 400-grit size were added into a groove machined on the surface of AA6061 plates. FSP was performed by means of a manual milling machine with a tapered, cylindrical tool rotating at 1225 rpm and with a feed rate of 35 mm/min. The effect of the tool tilt angle and the number of FSP passes on the microstructures and mechanical properties was investigated. The tool tilt angles were varied between 0° and 3°, in increments of 1°. The number of passes was varied at 1, 3, and 5 passes. High resolution optical microscopic analysis was performed to investigate the microstructural evolution of each specimen. Mechanical properties were explored through Vickers microhardness test, the results of which were also utilized to estimate the tensile strength at localized areas using an empirical relationship. The results exhibited significant improvement in the microstructures, where refined grains were obtained as a result of the dynamic recrytallization and severe plastic deformation generated by the FSP. Microhardness and ultimate tensile strength of the FSPed surface composite improved by up to 62.2% compared to the base metal.

Dalam studi ini, friction stir processing (FSP) dicoba untuk menghasilkan komposit permukaan SiCp/AA6061 untuk mengatasi tantangan yang disajikan oleh proses fabrikasi keadaan cair. Partikel SiC berukuran 400 grit ditambahkan ke dalam alur yang dikerjakan pada permukaan pelat AA6061. FSP dilakukan dengan menggunakan mesin frais manual dengan pahat berbentuk silinder runcing yang berputar pada kecepatan 1225 rpm dan laju pemakanan 35 mm/menit. Pengaruh sudut kemiringan pahat dan jumlah lintasan FSP pada struktur mikro dan sifat mekanik diselidiki. Sudut kemiringan pahat divariasikan antara 0° dan 3°, dengan penambahan 1°. Jumlah pass divariasikan pada 1, 3, dan 5 pass. Analisis mikroskopis optik resolusi tinggi dilakukan untuk menyelidiki evolusi mikrostruktur masing-masing spesimen. Sifat mekanik dieksplorasi melalui uji kekerasan mikro Vickers, yang hasilnya juga digunakan untuk memperkirakan kekuatan tarik di daerah lokal menggunakan hubungan empiris. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam struktur mikro, di mana butiran halus diperoleh sebagai hasil dari rekristalisasi dinamis dan deformasi plastis parah yang dihasilkan oleh FSP. Kekerasan mikro dan kekuatan tarik tertinggi dari komposit permukaan yang di-FSP meningkat hingga 62,2% dibandingkan dengan logam dasar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gowri Shankar
"The present work aims to improve the microstructure and hardness related properties of age hardened Al6061-SiC reinforced composites produced by a two stage stir casting method. Three composites with 2, 4, and 6wt. % (35-40?m) of SiC reinforcement are subjected to microstructural examination and hardness test at different locations to analyse the uniform distribution of the reinforcements in the matrix. As-cast composites are solution-treated at 558°C, followed by an aging treatment conducted at 100, 150, and 200°C, during which peak hardness values are noted. The peak aged samples are subjected to hardness and wear tests. In line with the objectives, ranges from 80-100% and 120-145% additional increase in hardness values are observed over as-cast alloy during the aging treatment conducted at 100, 150 and 200°C, respectively. Lower temperature aging shows substantial improvement in hardness and wear resistance over high temperature aging in each respective group. Also higher weight percentages of reinforced composites show excellent wear resistance, due to the presence of eroded iron particles from the counter surface which is regarded as a beneficial effect during the wear test. The presence of SiC particles provides more sites for the nucleation of fine precipitates. These fine precipitates hinder the movement of dislocation and thus increases hardness as well as wear resistance after the precipitation hardening treatment."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:6 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Waqyan Ghani Fahmi
"ABSTRAK
Perkembangan biomaterial berbasis Mg dan Fe dalam satu dekade terakhir telah dipelajari secara ekstensif sebagai material biodegradable untuk aplikasi medis. Namun perkembangan material ini mengalami keterbatasan atau stagnan dalam hal kesesuaiannya untuk aplikasi klinis. Dalam tiga tahun terakhir, paduan berbasis Zn mulai menjadi alternatif untuk diteliti sebagai pengganti biomaterial berbasis Mg dan Fe. Paduan berbasis Zn memiliki laju degradasi yang sedang namun memiliki sifat mekanik yang rendah, sehingga perlu ditambahkan unsur lain untuk memperbaiki sifat mekaniknya. Pada penelitian ini unsur yang ditambahkan yaitu zirkonium (Zr) dengan variasi komposisi sebesar 0.5%, 1%, dan 2%. Metode pemaduan yang digunakan yaitu pengecoran dengan temperatur sebesar 550°C. Dari hasil analisa struktur mikro, penambahan Zr pada paduan Zn akan membentuk presipitat di pinggiran dekat dengan batas butir dan semakin banyak kadar Zr yang ditambahkan, ukuran butir yang terbentuk semakin kecil. Ukuran butir dari Zn murni sampai penambahan 2%Zr secara berurutan yaitu 266.40µm, 20.16µm, 16.70µm, 15.85µm. Dari hasil analisa XRD, penambahan Zr sebesar 0.5%, 1%, 2%, akan membentuk fasa Zn dan fasa Zn22Zr. Nilai kekerasan yang dihasilkan dari Zn murni sampai penambahan 2%Zr secara berurutan yaitu 35.162HV, 41.988HV, 42.324HV, 57.112HV. Semakin banyak kadar Zr yang ditambahkan pada paduan Zn maka nilai kekerasan yang dihasilkan semakin besar.

ABSTRACT
The development of Mg and Fe based biomaterials in the past decade has been extensively studied as biodegradable material for medical applications. The development of this material is limited or stagnant in terms of suitability for clinical applications. In the past three years ago, Zn-based alloys began to be an alternative to be studied as a substitute for Mg and Fe based biomaterials. Zn-based alloys have a moderate degradation rate but have a low mechanical properties, so other elements need to be added to improve their mechanical properties. In this study the added element is zirconium (Zr) with a composition variation of 0.5%, 1%, and 2%. The alloying method used is casting with a temperature of 550°C. The results of the microstructure analysis, the addition of Zr to Zn alloys will form precipitates in the side the grain boundaries and more addition of Zr composition, the smaller grain size formed. The grain size from pure Zn until the addition of 2% Zr in sequence are 266.40µm, 20.16µm, 16.70µm, 15.85µm. The XRD analysis, from addition of Zr of 0.5%, 1%, 2%, will form the Zn phase and the intermetallic phase Zn22Zr. The hardness value obtained from pure Zn until 2% Zr in sequence are 35.162HV, 41.988HV, 42.324HV, 57.112HV. The more Zr composition are added to the Zn alloy, the greater value of the hardness formed."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Research sintering effect on the micro structure and the magnetic properties of composite Co-AlxOy materials hs been done
"
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Santoso
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi lapisan dari bahan dasar bubuk JK 7117 dan JK 7184 dengan menggunakan Metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating. Hasil pengukuran dengan difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan bahwa lapisan dari JK 7117 Powder memiliki dua fasa, yaitu fasa Tungsten Carbida (WC), dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/Co. Sedangkan lapisan dari JK 7184 Powder memiliki tiga fasa, yaitu fasa Chromium Cobalt (CrCo), fasa Tungsten Carbida (WC) dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/CrCo/Co. Hasil foto dengan scanning electron microscope (SEM) lapisan WC/Co menunjukkan bahwa butir-butir kristal memiliki dua bentuk warna yang sangat kontras, sedangkan lapisan WC/CrCo/Co memiliki tiga bentuk warna yang sangat kontras.
Analisis mikrostruktur lapisan menunjukkan bahwa variasi tekanan oksigen dan tekanan propana menghasilkan rasio ukuran diameter grain yang bervariasi. Kekerasan tertinggi pada lapisan WC/Co diperoleh dengan komposisi optimum rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 sedangkan lapisan WC/CrCo/Co pada rasio ukuran diameter grain Co/CrCo=3. Jadi disimpulkan bahwa rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 dan Co/CrCo=3 merupakan komposisi rasio ukuran diameter grain yang paling optimum untuk mendapatkan nilai kekerasan yang paling tinggi pada kedua lapisan ini dengan menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Resdian
"Dalam penelitian ini kami mendapatkan material keras melalui modifikasi mikrostruktur dari bubuk Co-Cr-W yang jatuh ke dalam plasma. Sampel dibuat berdasarkan variasi kuat arus listrik dan laju bubuk yang jatuh ke dalam plasma. Dari beberapa sampel yang berbeda, dianalisa mikrostrukturnya dengan menggunakan SEM dan sifat kekerasannya diukur dengan menggunakan Vickers Hardness Tester.
Dari hasil penelitian diperoleh beban kekerasan maksimum sebesar 450 kg/mm2 bila sampel dibuat dengan arus 125 A dan flowrate 2,2 lb/h. Dengan demikian mikrostruktur dapat dimodifikasi dengan menggunakan PTAW dengan melakukan variasi laju bubuk, kuat arus dan komposisi material-material logam yang akan dicampur.

In this research we have used Plasma Transferred Arc-Welding (PTAW) to get hard material through modification microstructure from powder Co-Cr-W which falls into plasma. The sample was prepared by varying the electric current and flowrate of the falling. For variety of the specimen, we have utilized SEM to analyze the microstructure and the hardness is measured by using Vickers Hardness Tester.
The result show that the maxim hardness load is obtained at 450 kg/mm2 while the current is 125 A and flowrate 2,2 lb/h. It is concluded that microstructure can be modified by using PTAW by conducting variation flowrate, electrics current and metal materials composition to be mixed."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ichwanul Muslimin Alfattah
"Penelitian ini didasari oleh terjadinya fenomena crack pada komponen bucket tooth, yang yang menggunakan material baja HSLA, setelah 1 bulan diproduksi, yang disebut dengan delayed crack. Penelitian ini akan berfokus terhadap proses perlakuan panas, khususnya tempering setelah normalisasi. Tempering dilakukan selama 1 jam dengan variabel temperatur tempering pada temperatur 527, 577, 627, dan 677°C. Sampel pengujian awalnya berupa keel block hasil normalisasi, yang kemudian dipotong menjadi balok dengan dimensi 4 x 1 x 4 cm. Karakterisasi dilakukan pada sampel as-normalize dan setelah ditempering, dimulai dari pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik, Scanning Electron Microscope (SEM), dan pengujian kekerasan mikro dan makro. Didapatkan bahwa tempering setelah normalisasi tidak hanya menghomogenisasi struktur mikro, tetapi juga mentransformasi fasa dari upper bainite menjadi granular bainite. Semua variabel temperatur tempering menghasilkan bentuk struktur mikro yang sama, berupa granular bainite. Seiring meningkatnya temperatur tempering setelah normalisasi, struktur mikro akan semakin membulat, ketajamannya akan semakin berkurang, kekerasan makro akan menurun dari 389 HVN menjadi 257 HVN, dan kekerasan mikro akan menurun dari 371 HVN menjadi 247 HVN.

This study is based on the occurrence of a phenomenon of crack on a bucket tooth component that used HSLA steel as a material after 1 month being produced, which is called delayed crack. This study will be focusing on its heat treatment process, especially tempering after normalizing. Tempering was carried out for 1 hour with variable tempering temperatures at 527, 577, 627, and 677°C. Initially, the sample was a normalized keel block, which was then cut into blocks with dimensions of 4 x 1 x 4 cm. Characterization was carried out on as normalize and after tempering samples, such as observing microstructure using Optical Microscopy (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), microhardness and macro hardness testing. It was found that tempering after normalizing not only homogenized the microstructure, but also transformed the phase from upper bainite to granular bainite. All tempering temperature variables produced the same microstructure, that is granular bainite. As the tempering temperature after normalizing increases, the microstructure will be increasingly rounded, the sharpness will be decreased, macro hardness decreased from 389 HVN to 257 HVN, and microhardness decreased from 371 HVN to 247 HVN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suheni
"ABSTRAK
Super duplex stainless steel adalah baja yang memiliki ketahanan korosi dan kekuatan mekanis yang baik sehingga banyak digunakan pada industry terutama pada industry minyak, gas dan petrokimia. Dalam penggunaan dilapangan sering digunakan proses penyambungan logam dengan metoda pengelasan. Untuk menghasilkan lasan yang baik perlu diperhatikan prosedur dan parameter pengelasan yang digunakan terutama masukan panas.
Dalam penelitian ini digunakan variable masukan panas dan komposisi gas pelindung untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap keseimbangan struktur fasa ferit-austentit pada lasan baja tahan karat super duplek SAF 2507 dengan metoda las tungsten inert gas (TIG). Masukan panas divariasikan dengan menerapkan kecepatan pengelasan yang berbeda 1, 3, 4 dan 5 mm per det sedangkan gas pelindung yang digunakan 100% argon, 98% argon + 2% nitrogen dan 95% argon + 5% nitrogen.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan kecepatan pengelasan yang berbeda dihasilkan kedalaman dan lebar logam las yang berbeda. Demikian juga halnya dengan penggunaan gas pelindung yang berbeda akan menghasilkan perbandingan lebar dan dalam logam las yang berbeda pula. Dengan menggunakan gas pelindung 95% argon + 5% nitrogen fasa ferit-austentit yang dihasilkan pada logam las relative seimbang dibandingkan dengan yang lainnya.
Pada pengelasan yang lambat, disamping menghasilkan masukan panas yang besar, kekerasan pada logam las juga tinggi serta mempengaruhi pertumbuhan fasa autentit. Semakin tinggi masukan panas (2,280 kJ per mm) semakin rendah fasa austentit pada logam las.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairul Abral, Author
"In the present study, natural fibers located in thick outer woody rinds of the metroxylon sago (MS) tree were investigated. The investigation focused on measuring the mechanical properties
and observing the microstructures of MS fibers before and after treatment with 5% sodium hydroxide. A scanning electron microscope was used to observe the microstructure of MS fiber,
and the results showed that there was a decrease in
fiber diameter after mercerization. A porous
structure in the cross-section area of untreated fibers was clearly seen, and it was highly compressed after mercerization. The strength of MS fiber increased significantly after it was
treated by 5% NaOH solution for two hours. The average ultimate strength of untreated MS fiber was recorded as 46 MPa; treatment with sodium hydroxide resulted in a significant
increase in average ultimate strength to 163 MPa. Additionally, the elastic modulus of treated fiber was greater than that of untreated fiber."
[Fakultas Teknik UI;Universitas Andalas. Fakultas Teknik, Universitas Andalas. Fakultas Teknik], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>