Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Hidayat
"ABSTRAK
Proses pengeringan pada industri pangan digunakan untuk pengawetan
makanan yaitu dengan cara mengurangi kadar air sampai batas tertentu pada
makanan tersebut untuk disimpan dalam beberapa waktu. Ini dilakukan untuk
mencegah penurunan kualitas yang lebih buruk yang disebabkan oleh
mikroorganisme, perubahan temperatur dan kelembaban. Salah satu metode
pengeringannya adalah pengering semprot. Dalam proses pengeringannya,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengeringan, diantaranya
adalah temperatur udara pengeringan, debit udara panas, massa bahan yang akan
dikeringkan dan rasio kelembaban udara. Pada daerah yang lembab dan bahan
yang sensitif lebih baik menggunakan pemanas refrigerasi dengan dehumidifier
karena dapat dihasilkan udara yang lebih kering sehingga efisiensi pengeringan
dapat ditingkatkan agar mendapatkan temperatur pengeringan seminimum
mungkin, sehingga mengurangi tingkat kerusakan kandungan materialnya.

ABSTRACT
The drying process used in the food industry for food preservation in the way to
reduce the moisture content till needed level on the food to be stored. This is done
to prevent a worse quality degradation caused by microorganisms, changes in
temperature and humidity. One method of drying is spray drying. In the drying
process, there are several factors that affect drying results, including the drying
air temperature, the hot air discharge, the mass of material to be dried and air
humidity ratio. In humid areas and sensitive material better use refrigeration
heating with dehumidifier because it can be produced more dry air so that the
drying efficiency can be improved in order to obtain a minimum drying
temperature, thus reducing the level of damage to its material content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1780
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Gorga Hasintongan
"Perkembangan industri diikuti oleh perkembangan kebutuhan faktor pendukungnya. Salah satu faktor pendukungnya adalah pengkondisian lingkungan yang diperlukan untuk kenyamanan manusia dan mendukung proses produksi. Kelembaban merupakan kondisi lingkungan yang dapat menimbulkan masalah dalam berbagai industri, diantaranya : kebocoran arus pada perangkat elektronik, korosi logam dan baja, dan pertumbuhan jamur pada produk makanan dan obat. Alat pengkondisian udara kemudian menjadi suatu kebutuhan. Metode dehumidifikasi merupakan proses yang menggunakan media penyerap air (desiccant) untuk mengendalikan faktor kelembaban udara. Penelitian ini berkaitan dengan analisis rotary desiccant dehumidifier yang dapat dilihat dari perbandingan kondisi aktual dehumidifier terhadap kondisi ideal.
Pengamatan akan dilakukan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi performa roda desiccant, yaitu kecepatan fluida yang mengalir pada daerah proses dan regenerasi roda desiccant, besar kecepatan putar roda desiccant, besarnya kalor yang diberikan heater dan material penyerap yang digunakan. Pengukuran dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Lab View 2013. Pada percobaan didapatkan hasil performa optimal rotary desiccant dehumidifier terjadi pada kecepatan udara proses inlet sebesar 3 m/s, kecepatan rotational 15 rpm dan pada temperatur udara regenerasi inlet yang tinggi.

Industrial development followed by the development of needs supporting factors itself. Environment condition is one of the important factor that require for the convenience of humans and to support the production process. Humidity is the environmental condition that can cause problems in variety of industries, such as : current leakage on electronic devices, metal and steel corrosion, and mold growth on food and drug products. The device for controlling air condition then became a necessity. Dehumidification method is the process use water absorbent media (desiccant) for control the humidity factor in air. This research aims at analyze rotary desiccant dehumidifier that use method of comparing actual condition of dehumidifier to ideal condition.
The study will focus on observing several factors that affect desiccant performance, i. e. the velocity of fluid that flows in process and regeneration area of desiccant wheel, the speed of desiccant wheel rotation, the size of heat that given by heater, and absorbent material that used. The measurement then helped by software Lab View 2013. The results show that the optimal performance of the rotary desiccant dehumidifier occur at the velocity of the air inlet process is 3 m/s, the rotational wheel speed is 15 rpm and at the highest inlet regeneration air temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delian Kurniawan
"Proses dehumidifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar uap air di udara sehingga mengakibatkan kelembaban udara menjadi turun. Skripsi ini menjelaskan mengenai desain, analisa peforma dari setiap perubahan variable kecepatan aliran udara, kecepatan roda desiccant, dan variasi material penyerap dari rotary desiccant dehumidifier.
Secara fisika peristiwa adsorbs disebabkan oleh ikatan van der waals dan gaya elektrostatik antara molekul adsorbate terhadap atom penyusun permukaan adsorbent. Luas permukaan dan polaritas permukaan merupakan sifat utama yang mempengaruhi daya adsorbsi dari material penyerap. Selain itu ukuran mikropori pada adsorbent juga menentukan kemampuan adsorbsi suatu adsorbent. Dengan demikian, semakin luas permukaan adsorbent maka kapasitas adsorbsi akan semakin besar.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar kecepatan udara pada saluran proses dan regenerasi, maka semakin sedikit jumlah uap air yang dapat dibuang pada proses dehumidifikasi. Putaran roda desiccant berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan untuk proses adsorbsi dan desorbsi, dengan kata lain ketika kecepatan putar roda desiccant dibawah kecepatan optimum, proses adsorbsi dan desorbsi berlangsung terlalu lama sehingga banyak energy yang terbuang percuma sehingga mengakibatkan effectifeness dehumidifier menjadi lebih kecil. Dan jika putaran roda desiccant terlalu cepat maka residence time udara untuk dapat berdifusi di dalam roda desiccant menjadi lebih sedikit, hal ini menyebabkan proses adsorbsi dan desorbsi menjadi tidak maksimal sehingga akan juga mengurangi effectifeness dari dehumidifier.

Dehumidification process is one way that can be used to reduce levels of moisture in the air causing the air humidity drops. This thesis describes the design, Performance analysis of each change of variable air flow rate, desiccant wheel speed, and absorbent material variation of the rotary desiccant dehumidifier.
In physics adsorbs events caused by Van der Waals bonding and electrostatic forces between adsorbate molecules on the adsorbent surface constituent atoms. The surface area and surface polarity are key properties that affect the adsorption of absorbent material. Besides the size of the micropores in the adsorbent adsorbs also determine the ability of an adsorbent. Thus, the surface area of ​​the adsorbent the adsorption capacity will be even greater.
From the experimental results it can be seen the greater the air velocity in the channel and the regeneration process, the less amount of water vapor that can be discarded at the dehumidification process. Desiccant wheel spin effect on the time required for the process of adsorption and desorb, in other words when the desiccant wheel rotational speed under optimum speed, and desorb adsorption process lasts too long so much wasted energy resulting effectifeness dehumidifier becomes smaller. And if the desiccant wheel spin too fast then the residence time for the air to diffuse in the desiccant wheel becomes less, this causes the adsorption process and desorbtion be maximized so that will also reduce effectifeness of the dehumidifier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Syaloom B.
"
ABSTRAK
Dalam industri pengkondisian udara, dapat ditemui beberapa sistem-sistem pengkondisian udara termasuk didalamnya sisitem perngkondisian udara untuk kategori nyaman, sistem pengkondisisan udara di industri atau sistem pengkondisian udara berdasarkan musim sepanjang tahun, tiap sistem tidaklah selalu sama keadaan dan kebutuhannya. Demikian juga halnya kandungan kelembaban (moisture) dalam udara yang dikondisikan akan berbeda berdasarkan sisitem pengkondisian yang digunakan, jumlah kandungan uap air diudara haruslah dikendalikan agar diperoleh kondisi yang diinginkan untuk tiap-tiap sistem. Untuk rnengurangi jumlah kandungan uap air digunakan dehumidifier. Dalarn tulisan ini dibahas suatu simulasi model dehumidifier yang mengunakan metode caoiing coil dehumidgficafion dan menggunakan R-22 sebagai media pendingin (refrigerant).
Simulasi dilakukan dengan mernvariasikan beberapa kondisi yaitu variasi alat dehumidifiernya sendiri ( variasi kondisi operasional) serta variasi kondisi udara luar yang memasuki koil pcndingin (Temperatur udara masuk , RH udara masuk dan laju massa udara masuk ). Data udara basah dan fluida prefrigeran diperoleh dengan bantuan pemrograman CATH. Analisa dilakukan dengan menghitung kondisi keluaran koil pendingin, dalam perhitungan dibuat beberapa asumsai dan batasan, hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel dan grafik. Dari simulasi yang dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan karakteristik model dehumidifier terhadap variasi kondisi yang disimulasikan, kamkteristik yang menjadi pembahasan adalah kapasitas dehumidifikasi dan ternperatur udara keluar koil pendingin karena kedua parameter tersebut menjadi indikasi unjuk kerja dehumidifier tersebut.
"
1997
S36194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nobertus V.R.A.N.
"
ABSTRAK
Penurunan kadar kelembaban dan temperatur dalam teknik pengkondisian
Udara (air conditioning) sangat penting untuk menciptakan udara nyaman (human
Comfort) bagi manusia dan mendukung proses industri. Oleh sebab itu dibuat
model dehumidiiier dengan koil pendingin yaitu unit pengkondisi udara yang
beriimgsi mengurangi kadar kelembaban dan temperatur untuk mengetahui proses
Penurunan kelembaban, unjuk kerja model, dan perbandingan antara teori dengan
aktual proses penurunan kelembaban dan temperatur.
Pada model dehumidifier tenjadi proses penurunan kelembaban dan
temperatur yang terjadi jika temperatur rata-rata permukaan koil pendingin
(Appm-atus Dew Point) lebih rendah dari temperatur udara masuk. Terjadi
Perpindahan kalor laten dan kalor sensibel dari udara ke koil pendingin dan
Perubahan uap air dari udara menjadi air, sehingga jumlah kandungan uap air di
udara berkurang. Juga terjadi proses pemanasan ulang untuk menaikkan temperatur
udara dingin pada perbandingan kelembaban konstan dan penurunan kelembaban
relatif (Relative Humidiiy), dengan kondenser sebagai pemanas. Pada kedua proses
diatas ada udara yang di bypass sehingga mempengaruhi besar efisiensi koil.
Dengan mengambil data temperatur bola kering dan temperatur bola basah
dilakukan perhitungan-perhitungan dengan diagram psikrometrik. Hasil perhitungan
menunjukkan unjuk kerja yang kecil, karena etisiensi koil rendah akibat banyak
udara yang di bypass. Berarti konstruksi peralatan berpengaruh terhadap unjuk
kerja. Juga kecepatan aliran udara dan kuantitas udara masuk mempengaruhi
banyaknya uap air yang dipindahkan dari udara.
Unjuk kerja model ditunjukkan dengan besar jumlah kalor yang dipindahkan
Dada penumnan kelembaban dan ternperatur yaitu 8,586 kW pada keoepatan udara
rendah dan 10,153 kW pada kecepatan udara tinggi, dengan eiisiensi koil masing-
masing 0,343 clan 0,533 pada kecepatan udara rendah dan tinggi. Texjadi
penyimpangan antara kondisi aktual dengan teori, dimana pada proses pemanasan
ulang yang seeara teori terjadi pada perbandingan kelernbaban konstan, kondisi
aktual justru mengalami penambahan kalor total masing-masing sebesar 6,925 kW
dan 8,207 kW pada kecepatan udara rendah dan tinggi, serta terjadi penambahan
massa uap air.
"
1997
S36594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Ari Sutiono
1991
S35404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almacho Rachmanudiputra
"Proses dehumidifikasi udara dan mikroenkapsulasi merupakan salah satu bagian dari proses yang terjadi dalam penggunaan alat pengering secara tidak alami. Proses dehumidifikasi dan mikroenkapsulasi dapat diaplikasikan melalui sistem pengering semprot, yang sangat bermanfaat terutama dalam bidang industri pengolahan makanan. Pada penelitian pertama, digunakan sistem pengering semprot dengan menggunakan media air, yang terdiri dari variasi kelembaban udara masuk yang diperoleh melalui temperatur evaporator (100C, 150C, 200C, dan 250C) dan variasi temperatur udara keluar (600C, 900C, 1200C). Variasi laju aliran udara masuk yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 150 lpm, 300 lpm, dan 450 lpm. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi kelembaban udara masuk dan temperatur udara keluar terhadap laju aliran material menggunakan media air pada sistem pengering semprot. Pada penelitian kedua, digunakan sistem pengering semprot dengan tekanan udara sebesar 1 bar untuk dilakukan proses mikroenkapsulasi menggunakan campuran gelatin (25 ml), maltodekstrin (75 ml), serta air (400 ml). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar ukuran hasil mikrostruktur pada penyaring siklon, dinding siklon, serta permukaan erlenmeyer dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa semakin rendah rasio kelembaban, maka laju aliran materialnya semakin tinggi dan semakin rendah temperatur udara keluar yang digunakan, maka laju aliran material yang dicapai juga semakin rendah, begitupun sebaliknya. Kemudian, dari hasil penelitian kedua diperoleh ukuran mikrostruktur pada penyaring siklon dan permukaan erlenmeyer sebesar 10 μm, serta pada dinding siklon yang memiliki ukuran sebesar 20 μm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat pengering mampu menjalankan proses mikroenkapsulasi dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar.

The process of air dehumidification and microencapsulation is one part of the process that occurs in the use of dryers unnaturally. Dehumidification and microencapsulation processes can be applied through a spray dryer system, which is very useful especially in the field of food processing industry. In the first study, a spray dryer system was used using water media, which consisted of variations in intake air humidity obtained through evaporator temperatures (100C, 150C, 200C, and 250C) and variations in outgoing air temperatures (600C, 900C, 1200C). Variations in the rate of air flow used in this study consisted of 150 lpm, 300 lpm, and 450 lpm. This study aims to determine the influence of variations in air humidity out and air temperature out to the flow rate of materials using water media in the spray dryer system. In the second study, a spray dryer system with an air pressure of 1 bar was used to microencapsulate using a mixture of gelatin (25 ml), maltodextrin (75 ml), and water (400 ml). This study aims to find out the size of microstructure results in cyclone filter, erlenmeyer wall, and erlenmeyer surface by using air pressure of 1 bar. The results of the first study showed that the lower the humidity ratio, the higher the flow rate of the material and the lower the outtake air temperature used, the lower the flow rate of the material, and vice versa. Then, from the results of the second study obtained the size of microstructures on cyclone filters and erlenmeyer surfaces of 10 μm, as well as on the wall of cyclones that has the size of 20 μm. The results showed that the dryer is able to run the microencapsulation process using an air pressure of 1 bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>