Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nur Jannah
"ABSTRAK
Gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Gaya hidup di sini merupakan perilaku individu-individu dalam mengkonsumsi barang atau waktu luang. Perilaku dan gaya hidup yang sama menjadikan individu tersebut tergabung dalam sebuah komunitas dan melakukan ekspresi dan interaksi dengan komunitasnya. Ruang publik jalan menjadi salah satu tempat kegiatan komunitas berlangsung. Dengan latar belakang gaya hidup tertentu, komunitas memiliki ekspresi dalam menggunakan ruang atau ekspresi spasial yang berbeda satu sama lain. Ekspresi tersebut dilakukan di ruang jalan karena ruang publik lainnya
disinyalir tidak dapat menampung kebutuhan komunitas tersebut. Maka bentuk ekspresi penggunaan ruang atau ekspresi spasial dari sebuah kelompok hidup menjadi kualitas ruang jalan yang memenuhi kebutuhan komunitas untuk berekspresi dan berinteraksi.

ABSTRACT
Lifestyle is a blend of self-expression needs and expectations of the group against a person in the act based on the prevailing norms. Lifestyle here is the behavior of individuals in consuming goods and leisure. Same behaviors and lifestyles make a person involved in a community and do the expression and interaction with the community.
Street public space becomes one of community activities take place.
Against the backdrop of a certain lifestyle, the community has an expression in use of space or spatial expression which differ from each other. Expression was performed in street space because other public spaces was allegedly unable to accommodate the needs of the community. Then the form of expression the use of space or spatial expression of a group of life become quality street spaces that
meets the needs of the community to express and interact."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Hadiantoro
"ABSTRAK
Merchandise jersey telah melekat dengan para fans olah raga sepak bola. Hal tersebut tidak terlepas dari komersialisasi dalam industri olah raga yang merambah komunitas fans-nya, sehingga melalui produksi merchandise secara terus menerus dan dalam jumlah banyak, fans olah raga terus menerus melakukan aktivitas mengonsumsi produk industri tersebut Studi-studi konsumsi dalam konteks olah raga sebelumnya cenderung memisahkan pembahasan terkait konsumsi yang didorong oleh keterkaitan identitas fans dengan tim olah raga tertentu dan konsumsi yang didorong oleh branding tim-tim olah raga. Artikel ini berargumen bahwa identifikasi terhadap identitas komunitas fans dan komersialisasi olah raga melalui produksi merchandise mendorong gaya hidup konsumsi di kalangan fans sepak bola, akibatnya kebutuhan mengonsumsi merchandise menjadi bagian yang melekat dengan identitas fans itu sendiri. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara dengan para anggota Komunitas Jersey Jakarta dan komunitas-komunitas kolektor jersey berdasarkan klub sepak bola.

ABSTRACT
Merchandise such as jersey or football shirt has been embedded in football fan. It cannot be separated from the commercialization in sports industry which had been penetrated to fan community, so that through continuous and massive merchandise production, sports fan keeps consuming those industry products. The previous studies about consumption in sports context tend to distinguish discussion about consumption which pushed by the linkages between fan identity and certain sports team and consumption which pushed by sports team branding. This article argues that identification towards fan community identity and sports commercialization through merchandise production push consumption lifestyle in football fans, as a result the need of consuming merchandise is becoming attached part of fan identity itself. This study used qualitative method through observation and interview with member of Komunitas Jersey Jakarta and several jersey collector communities based on football club."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Ardini
"Penggunaan media sosial dan munculnya kegiatan eating out telah menjadi penanda berkembangnya gaya hidup masyarakat. Perkembangan gaya hidup tersebut berkaitan dengan berkembangnya industri restoran dan kafe, sebagai contoh tempat eating out, khususnya dari segi desain. Hal itu menjadikan keduanya kini tidak lagi hanya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun juga menjadi setting untuk merepresentasikan sesuatu melalui perilaku berpose. Desain ruang yang mengarah kepada elemen dan prinsip desain membentuk kualitas visual tertentu. Desain pada ruang menjadi pendukung serta batasan dalam perilaku berpose. Semua itu terekam dalam foto instagram yang dikategorikan menjadi foto yang berorientasi subjek dan/atau objek.

The use of social media and the rise of eating out activity have become symbol of people's lifestyle. Development of lifestyle is associated with the development of restaurant and cafe industry, as eating out places, especially in terms of design. Restaurant and cafe nowadays are not just places to fulfill the needs of food, but also settings to represent something through posing behavior. Space design leads to the elements and principles of design has created a certain visual quality. The designs support but yet restrict the posing behavior. These posings are captured on instagram photos which can be categorized into photos which have subject and/or object oriented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Puteri Adelia
"Anxiety adalah sebuah respon terhadap ruang berdasarkan interpretasi kualitas spasialnya yang melingkupi rasa takut, panik dan cemas. Kondisi ini seringkali dirasakan, bahkan pada ruang domestik yang seharusnya merupakan tempat individu merasa paling aman. Kehidupan domestik berpusat pada sekelompok individu yang terus mengalami perubahan gaya hidup, perubahan behavior dan selalu mencari kenyamanan. Perancangan arsitektur tidak selalu tepat dalam mempertimbangkan kedinamisan hidup domestik tersebut, melainkan berpotensi untuk melimitasi keleluasaan individunya dalam ruang tinggalnya. Anxiety merupakan hal yang dirasakan ketika adanya limitasi spasial, begitu pula dengan hilangnya batasan pada ruang. Maka dari itu, teritorialisasi dan personalisasi dilakukan untuk mewujudkan batasan serta kualitas spasial yang diharapkan.
Dengan demikian, skripsi ini akan memaparkan hubungan antara anxiety dan limitasi pada ruang dengan menjelaskan peran elemen spasial yang menghasilkan kualitas interior, serta bagaimana teritorialisasi dan personalisasi dilakukan untuk mengurangi anxiety tersebut. Studi kasus akan dilakukan untuk menunjukkan bagaimana performa elemen spasial dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap ruangnya sehingga dapat digunakan sebagai tools untuk meringankan perasaan anxiety yang tidak dapat dihindari selama berkembangnya kehidupan masyarakat.

Anxiety is one’s response towards their interpreted space based on its spatial qualities, which includes feelings of fear, panic and worry. This condition is often felt in a domestic space despite it being considered one’s safe space. Domestic life centers around a group of individuals who constantly face changes in their lifestyle, behaviors and are always seeking comfort. Architectural designs do not always accurately accommodate these dynamic changes in one’s domestic life, moreso potentially limiting their spatial freedom. These spatial limitations are what causes the feeling of anxiety, and so does the nonexistence of boundaries. Hence, a process of territorialization and personalization is done to construct the appropriate boundaries and the wanted spatial qualities.
This thesis is written to describe the relations between anxiety and limitations in space by explaining the roles of spatial elements which creates the quality of an interior, along with how territorialization and personalization are carried out to lift up said anxiety. A study case is conducted to demonstrate how the performance of spatial elements may affect one’s perception of their space, and how it becomes a tool to lessen the chance for someone to feel anxiety in space regardless of the changing dynamics in their life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidzah Maheswari Padmarani
"Keramaian yang diakibatkan acara kota yaitu CFD (car-free day) yang berlangsung sementara pada Minggu pagi membuka kesempatan ekonomi untuk pedagang-kaki lima untuk melakukan apropriasi fungsi ruang dengan mengubah fungsi utama trotoar dan jalan di Sumenep. Fenomena ini adalah hasil campur tangan pedagang kaki-lima dalam membentuk ulang batas-batas pada Jalan Sumenep melalui produksi territory yang mereka lakukan yaitu, dengan menegosiasikan kehadiran mereka dengan kondisi eksisting Jalan Sumenep. Strategi dan Taktik yang mereka gunakan berperan dalam mengubah Jalan Sumenep menjadi zona yang flexible. Analisa pada produksi territorial oleh pedagang-kaki lima di Jalan Sumenep mengindikasi apropriasi sementara yang dilakukan pedagang kaki lima merupakan hasil dari praktik individual dan kolektif dengan menegosiasikan kebutuhan spasial diantara mereka sebagai sebuah komunitas dan menegosiasikan aturan-aturan yang berlaku. Penelitian ini akan menganalisa kontribusi dan respon pedangan kaki lima pada acara kota yang berlangsung sementara dalam produksi ruang, secara khusus pada produksi batas territorial.

The crowds from temporary city events of CFD (car-free day) on Sunday Morning open an economic opportunity for street vendors to temporarily appropriate the sidewalks and streets and shift the utilization of sidewalks and streets in Sumenep outside the primary usage. This occurs as a result of street vendor involvement in reshaping the boundaries through the production of territory to accommodate their activities by negotiating their presence with the existing condition. The strategy and tactics they used, transform Sumenep Street into a flexible and adaptable zone. An analysis of the territorial production of street vendors in Sumenep Street indicates the temporary appropriation of street vendors is a collective and individual practice through the negotiation of spatial needs among them as a community and the negotiation of rules. This paper will analyze the contribution and responses of street vendors to the temporary city events in the production of space through territorial production."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasyarin Hasnaa Prisidiyani
"Dalam pengembangan kawasan berbasis transit (TOD), diperlukan kajian khusus yang berisi analisis karakter kawasan eksisting dan potensi kawasan secara menyeluruh. Kawasan TOD yang dipilih untuk tugas akhir ini yaitu kawasan Sawah Besar dimana akan menjadi salah satu titik pemberhentian MRT Jakarta Fase 2. Konsep yang diajukan untuk kawasan Sawah Besar ini adalah kawasan yang berbasis komunitas atau Community Oriented Development (COD). Demi mencapai tujuan kawasan ini, salah satu proyek yang diajukan yang merupakan proyek tugas akhir ini, adalah hunian bersama berbasis pembentukan komunitas yang mengedepankan aspek sustainabilitas melalui pendekatan ekologis. Selain untuk memenuhi aspek sustainabilitas SDG, terutama SDG nomor 8 (Decent Work and Economy Growth) dan nomor 11 (Sustainable Cities and Communities), proyek tugas akhir ini juga hendak mencari potensi akan pembentukan gaya hidup baru yang terinspirasi dari hubungan manusia dan alam. Konsep utama tugas akhir ini diawali dengan analisis kawasan dan penyesuaian tema kawasan dengan tujuan proyek, diakhiri dengan rangkaian laporan hasil akhir desain beserta gambar kerja proyek yang secara Detaill menjabarkan tidak hanya relevansi desain dengan isu yang ada namun juga bagaimana desain yang diajukan akan terbangun. Proyek tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi contoh eksplorasi potensi hunian bersama yang akan menginspirasi kawasan TOD lainnya dalam pengembangan hunian bersama berbasis komunitas.

In developing a Transit Oriented Development (TOD), a holistic study is needed which includes an analysis of the character of the existing area and the potential of the area as a whole. The TOD area chosen for this final project is Sawah Besar area. This will be one of the MRT Jakarta Phase 2 stations. The concept proposed for the Sawah Besar area is a Community Oriented Development (COD). To achieve development goals, one of the project proposals for the area is community-based shared housing that prioritizes aspects of sustainability through an ecological approach. In addition to fulfilling the sustainability aspects of the SDGs, especially SDG number 8 (Decent Work and Economy Growth) and number 11 (Sustainable Cities and Communities), this final project in this report also seeks to explore the potential for forming a new lifestyle inspired by the relationship between humans and nature. The main concept of this final project is preceded by site analysis and adjustment of the main theme of the area to project objectives; and ended with a series of reports on the final design results along with a set of technical documentation which explains in Detaill not only the relevance of the design to the existing issues but also how the proposed design will be built. It is hoped that the final project will be an example of the potential exploration of shared housing. This will inspire other TOD areas to rethink how community-based shared housing can be."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radita Bestari
"Ruang publik dapat berfungsi sebagai latar tempat, ketika interaksi sosial terjadi sebagai ruang dialog di dalam ruang kota. Kota disuguhkan oleh kehadiran pedagang kaki lima, memperlihatkan koneksi antara aspek utama dan pendukung. Koneksi ini berupa mekanisme spasial antara formal-informal dan presence-absence di dalam ruang publik. Mekanisme spasial ini mengakibatkan adanya trasnformasi ruang, khususnya pada trotoar melalui proses negosiasi maupun translasi pedagang kaki lima (PKL). Mekanisme spasial ini menjadi ruang hibrid atau persilangan, yaitu ruang penghubung dari dua bagian atau binary opposition. Dalam studi ini, pedagang kaki lima (PKL) menggunakan trotoar di ruang kota, khususnya kawasan Haji Nawi, dekat stasiun MRT Haji Nawi yang merupakan kawasan perkantoran dan perdagangan. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap mekanisme ruang dalam mengubah sebuah ruang menjadi thirdspace oleh pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima menggunakan elemen-elemen horizontal maupun vertikal di dalam ruang kota sebagai pembentuk ruangnya.

Public space is a setting than a backdrop, where social interaction occurs as a dialog communication in a city. The city is entertained by the presence of the street hawkers, which shows a connection between the primary and the supporter. This connection is a spatial mechanism between formal-informal and presence-absence in public space. Spatial mechanism occurs space transformation, specifically in a sidewalk through negotiation and translation by street hawkers, to be a hybrid space as a connective line between binary opposition. This study is about street hawkers takes place in the sidewalk next to the Haji Nawi MRTs station, which functionalized as office and commercial area. This study proposes an idea of space mechanism by the street hawkers to transform a space into thirdspace. The street hawkers use horizontal and vertical elements to as primary elements to their space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armadina Az Zahra
"ABSTRAK
Permasalahan lingkungan di Kota Pekalongan berupa pencemaran di aliran-aliran sungai yang menjadi sistem drainase kota dan banjir rob menjadi pemantik kemunculan gerakan sosial Komunitas Peduli Kali Loji KPKL . Di tengah permasalahan lingkungan tersebut KPKL bergerak. Mereka berusaha untuk mengatasinya dengan menciptakan ulang konsepsi ruang yang ideal yakni Kota Pekalongan dengan aliran-aliran sungai tanpa limpahan limbah dan kering dari luapan banjir rob. Akan tetapi, keinginan KPKL untuk mewujudkan konsepsi ruang yang ideal berbenturan dengan persepsi warga Kota Pekalongan dalam memanfaatkan ruang kotanya karena keberadaan industri batik disana. Disatu sisi warga Kota Pekalongan sangat bergantung terhadap keberadaan industri batik. Namun, di sisi lain industri ini menjadi salah satu sumber permasalahan lingkungan yang terjadi di Kota Pekalongan karena telah membentuk pondasi kuat bagi warga dalam melihat cara pemanfaatan aliran sungai sebagai tempat pembuangan limbah. Hal ini memicu KPKL untuk melakukan serangkaian praktik politik berdasarkan skema pengetahuan mengenai ruang ideal yang diproduksi dalam tubuh gerakan. Penerapan praktik politik ini diharapkan dapat merealisasikan konsepsi ruang seperti yang dibayangkan oleh KPKL hingga pada akhirnya mendorong terjadinya reproduksi ruang di Kota Pekalongan. Menggunakan pendekatan gerakan sosial dan reproduksi ruang, tulisan ini berupaya menjelaskan runutan produksi skema pengetahuan yang dimiliki oleh KPKL, praktik politik yang dilakukan berdasarkan skema pengetahuan tersebut, dan peranan KPKL dalam proses reproduksi ruang di Kota Pekalongan.

ABSTRACT
Environmental issues in Pekalongan City in the form of pollutions in the river streams that are the city lsquo s drainage system, and tidal flood, are the trigger of the emergence of the social movement that goes with the name Komunitas Peduli Kali Loji or KPKL. Amongst all these environmental issues KPKL played its role. They tried to recreate the conception of ideal space in Pekalongan City, namely, Pekalongan City with the river streams without overflowing waste and water hyacinth, dry from the tidal flood, and free from environmental issues. However, KPKL lsquo s aim to bring their conception of ideal space to reality was clashing with the perception of the people of Pekalongan City in utilizing the city space because of the existance of the batik industry there. On one side, the people of Pekalongan City very dependent on batik industry, yet, on the other side, this industry has became one of the main source of environmental issues in Pekalongan City because it formed a strong foundation for people in seeing how to utilize the river streams as a place to dispose the waste. This has triggered KPKL to do a series of a political practices based on the knowledge scheme about ideal space that is being produced in a form of social movement. The application of this political practice was expected to bring the KPKL lsquo s conception of space to reality, so that eventually it would encourage the reproduction of space in Pekalongan City. Using the social movement approach and the reproduction of space appoach, this thesis tries to explain the trace of the production of knowledge scheme owned by KPKL, the political practices that have been done based on that knowledge scheme, and the KPKL role in the proccess of reproduction of space in Pekalongan City."
2017
S67401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas suasana ruang shopping street atau jalan perbelanjaan outdoor yang dihadirkan di dalam koridor pusat perbelanjaan indoor sebagai strategi untuk merespons gaya hidup. Penelitian yang kami lakukan mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1 kenapa ada pusat perbelanjaan yang menghadirkan suasana jalan perbelanjaan di dalam koridornya? 2 Segmen pasar seperti apa yang ingin direspons oleh pusat perbelanjaan yang menerapkan suasana jalan perbelanjaan ke dalam koridor pusat perbelanjaan? 3 Bagaimana hubungan antara tipe koridor jalan perbelanjaan dengan segmen pengunjung yang disasar? Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan beberapa data dikuantifikasi. Data penelitian menggunakan teknik wawancara pengunjung dan observasi langsung. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa suasana jalan perbelanjaan dapat menjadi salah satu alat dari segmentasi pasar dan atribut positioning dari pusat perbelanjaan. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah suasana jalan perbelanjaan dapat menjadi pertimbangan pengembang untuk mendesain koridor pusat perbelanjaan karena memiliki dampak positif baik bagi pengembang, pengunjung, maupun penyewa gerai toko.

ABSTRACT
This research was conducted to observe the atmosphere of shopping street corridor which specifically presents the real outdoor theme into an indoor corridor. Applying the shopping street atmosphere into the indoor corridor is believed could fulfill the needs and meet the unmeets as a strategy to response a lifestyle This research set out to answer these 3 following questions 1 Why there is a shopping center in Jakarta which presents the atmosphere of shopping street in corridor 2 what kind of market segment would the shopping center respond to by applying the shopping street atmosphere to the shopping center corridor 3 What is the correlation between the shopping center which presents shopping street corridor and the targeted market segment This research done by qualitative method and some quantitave data to support the results. Research data obtained by interviewing visitors and direct observation. The main findings of this research is that shopping street atmosphere can be a tools of market segmentation and positioning attribute of shopping center. In conclusion, shopping street atmosphere successfully support the existence of shopping center that can be a consideration for developers to design shopping center corridor."
2017
T47863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniawati
"Bermain sangat penting untuk perkembangan anak-anak karena memiliki peran terhadap kognitif, fisik, sosial dan emosional anak-anak. Bermain dapat dilakukan baik di sekolah maupun di lingkungan pemukiman. Untuk memahami masalah ini, tulisan ini berusaha untuk membahas tentang aktivitas bermain anak dan implikasi spasialnya melalui penelitian literatur terutama dari dua jurnal artikel relevan yang ditulis 1) oleh Casey dkk yang melakukan penelitian terkait perkembangan kognitif seperti aktivitas block-building di dalam kelas yang melibatkan cerita dongeng yang memicu siswa taman kanak-kanak di Boston, Massachusetts dan Houston, Texas untuk belajar sambil bermain; dan 2) oleh McKenzie dkk yang melakukan penelitian terkait perkembangan fisik seperti aktivitas fisik yang dilakukan di lingkungan sekolah oleh siswa sekolah dasar di San Diego County, Caifornia Selatan saat sebelum sekolah, saat jam istirahat, dan saat jam makan siang.
Temuan penelitian literatur ini telah menunjukkan bahwa peran perbedaan gender dalam studi literatur berbeda dalam hal perkembangan kognitif; perbedaan gender tampak pada kemampuan rotasi mental dalam kemampuan spasial anak; dalam hal perkembangan fisik, perbedaan gender terlihat pada intensitas aktivitas fisik yang dilakukan anak perempuan dan anak laki-laki. Ekspresi spasial anak secara nyata dapat kita lihat, ekspresi tersebut tidak terlepas dari kemampuan spasial anak karena merupakan hasil dari proses spasial yang terjadi di dalam benak anak.

Play is essential to children's development because it contributes to the cognitive, physical, social, and emotional well-being of children and youth. Playing can be done both in school and in the residential areas. To understand the issue, this Skripsi or academic essay seek to discuss of children playing and its spatial implication through literature research especially those from two relevant article journals written 1) by Casey et al, that research related to cognitive development such as block-building activities in classes involving storytelling that triggered kindergarten students in Boston, Massachusetts and Houston, Texas to learn while playing, and 2) by McKenzie et al that research related to physical development such as physical activity that carried out in the school surroundings by elementary school students in San Diego County, South California before school, during recess, and during lunch time.
Findings of this literature research have shown that the role of gender differences in the literature study differs in terms of cognitive development; there is a gender difference in mental rotation abilities in the spatial abilities of children; in terms of physical development, gender differences are seen in the intensity of physical activity performed by girls and boys. The spatial expression of the child can be clearly seen, the expression can not be separated from the spatial ability of the child because it is the result of spatial process that occurs in the childs mind.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>