Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuala Lumpur: Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia, 2007
297.261 TAQ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
List, Christian
"A crystal-clear, scientifically rigorous argument for the existence of free will, challenging what many scientists and scientifically minded philosophers believe.
Philosophers have argued about the nature and the very existence of free will for centuries. Today, many scientists and scientifically minded commentators are skeptical that it exists, especially when it is understood to require the ability to choose between alternative possibilities. If the laws of physics govern everything that happens, they argue, then how can our choices be free? Believers in free will must be misled by habit, sentiment, or religious doctrine. Why Free Will Is Real defies scientific orthodoxy and presents a bold new defense of free will in the same naturalistic terms that are usually deployed against it.
Unlike those who defend free will by giving up the idea that it requires alternative possibilities to choose from, Christian List retains this idea as central, resisting the tendency to defend free will by watering it down. He concedes that free will and its prerequisites-intentional agency, alternative possibilities, and causal control over our actions-cannot be found among the fundamental physical features of the natural world. But, he argues, that's not where we should be looking. Free will is a "higher-level" phenomenon found at the level of psychology. It is like other phenomena that emerge from physical processes but are autonomous from them and not best understood in fundamental physical terms-like an ecosystem or the economy. When we discover it in its proper context, acknowledging that free will is real is not just scientifically respectable; it is indispensable for explaining our world."
Cambridge: Harvard University Press, 2019
100 LIS w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Collingwood, R.G.
New York: A Galaxy Book , 1956
901 COL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Snyder, Louis L.
Jakarta: Bhratara, 1962
100 SNY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coburn, Ronelle
Woodbury: Liewellyn Publications, 2008
123 COB d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schimmel, Annemarie, 1922-2003
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986
297.27 SCH td
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Harun
Jakarta: Bulan Bintang, 1975
297 NAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Abduh
Jakarta: Darul Falah, 2001
297 UMA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rina Farida
"Studi ini memfokuskan pada pemberitaan Islam liberal. Pemikiran Islam liberal melakukan konsolidasi diri di Indonesia pada awal 2001. Secara historis, ide-ide dasar wacana Islam liberal sebenarnya telah lama bersemi dalam bentang sejarah pemikiran Islam. Pada masa modern, fondasinya dimulai sejak awal abad ke-19. Sedangkan pada zaman klasik, ada yang berpendapat, benihnya telah muncul sejak Khalifah Umar bin Khattab pada abad ke-7.
Di Indonesia sendiri, Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid yang mulai tampil sebagai pemikir pembaharu pada tahun 1970-an, kerap dicatat sebagai "maskot" pemikiran jenis Islam liberal ini. Islam liberal berusaha mengembangkan pemikiran yang kritis, pluralis dan membawa misi pembebasan. Wacana Islam liberal belakangan kembali menggaung setelah berdirinya sebuah komunitas yang menamakan diri Jaringan Islam Liberal (JIL) pada Maret 2001. Jaringan ini lahir sebagai protes dan perlawanan terhadap dominasi Islam ortodoks. Kampanye Islam liberal dalam perjalannya kemudian mendapat penentangan dari kalangan lawan pemikirannya yang biasa disebut kalangan fundamentalis. Mereka menilai kampanye Islam Liberal sebagai upaya pengaburan Islam dengan dalih pluralisme.
Memanasnya kembali wacana Islam liberal tak luput dari sorotan media massa. Majalah Gatra dan Sabili secara intens memberitakannya dalam rubrik laporan utama dan laporan khusus. Perbedaan idiologi kedua majalah ini jelas terlihat dalam pemberitaanya. Majalah Gatra yang notabenenya sebagai majalah umum memposisikan wacana Islam liberal sebagai suatu hal yang wajar dalam ruang demokrasi sedangkan Sabili sebagi majalah yang menyuarakan aspirasi umat Islam memandang Islam liberal sebagai ancaman bagi kemurnian ajaran Islam.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) bagaimana majalah Gatra dan Sabili memberitakan Islam liberal?(2) Landasan idiologis bagaimana yang melatarbelakangi pemberitaan majalah Gatra dan Sabili? Dan (3) Bagaimana perbedaan pemilihan isi berita oleh majalah Gatra dan Sabili yang berkaitan dengan pemberitaan Islam liberal? Penemuan tentang wacana Islam liberal dilakukan melalui analisis framing dengan konsep Gamson dan Modigliani.
Penelitian dilakukan terhadap 4 edisi majalah Gatra dan 5 edisi majalah Sabili, Periode Janurai 2001 sampai dengan Desember 2003, periode dimana Wacana Islam Liberal kembali hangat diberitakan media massa, seiring dengan dibentuknya Jaringan Islam Liberal (I L) sebagai wadah untuk menyalurkan ide-ide Islam liberal.
Dari analisis jelas terlihat bahwa majalah Gatra cenderung menyambut positif kehadiran ide-ide yang dibawa pemikiran Islam liberal. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaanya pada edisi khusus lebaran, 6 Desember 2003: "Lepas dari beragam kontroversinya, bagaimanapun, ada segmen masyarakat tertentu yang membutuhkan Islam model Jaringan Islam Liberal dalam merawat spiritualitas mereka. Tentu mereka bukanhanya kalangan mualaf dan abangan, tapi juga para akademisi, peneliti, aktivis, dan mahasiswa yang berpikir kritis, pluralis, dan menjunjung kebebasan. Matra, biarkan Jaringan Islam Liberal melayani konstituennya."
Sedangkan majalah Sabili cenderung menganggap Islam liberal sebagai pemikiran berbahaya karena dapat mendangkalkan aqidah, mengancam kemurnian ajaran Islam, tidak memiliki orisinalitas, dan dipandang sebagai kelanjutan pembaharuan ide kaum sekuler seperti terdapat dalam tulisannya pada edisi Januari 2002: "Semangat dan kesadaran umat untuk menerapkan syari 'at Islam kini menghadapi tantangan serius dari Jaringan Islam Liberal. Meski dibungkus dengan kemasan "ilmiah " yang memukau sesungguhnya gagasan sekularisasi mereka sangat rapuh. Kesesatan dibalut kebebasan?".
Selain itu dari penggunaan tata bahasa dalam teks terlihat majalah Gatra cenderung menggunakan istilah apa adanya sedangkan majalah Sabili seringkali menggunakan kata-kata yang pejorative. Dari segi nara sumber yang dikutip terlihat majalah Gatra berusaha memenuhi etika jurnalistik untuk menurunkan berita yang cover both side, baik dari kalangan Islam liberal maupun konservati£ Tetapi Majalah Sabili banyak menyuarakan kalangan yang anti Islam liberal, walaupun ada yang pro Islam liberal porsinya sangat minim.
Dari segi ekonomi dan industri, Baik majalah Gatra maupun Sabili lahir dari perusahaan besar dan memiliki segmen pasar tertentu. Majalah Gatra sebagai majalah umum, memiliki segmen dari kalangan yang lebih bervariatif latar belakang idiologi pembacanya, sehingga berusaha tampil lebih dernokratis. Sedangkan majalah Sabili yang jelas memiliki misi sebagai majalah pergerakan dakwah yang professional dan inovatif dengan menampilkan keaslian dan keutuhan Islam ini, sangat wajar jika cenderung bersikap keras menentang hal-hal yang dianggap mengancam kemurnian ajaran Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalahuddin Munajjid
Jakarta: Darul Ulum Press, 1988
297 SHA u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>