Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Indrayono Mahar
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Siti Budihartati
"ABSTRAK
Salah satu kebutuhan untuk perencanaan tata guna lahan adalah dengan méngetahui besaran bangkitan lalu-Iintas dan kebutuhan tempat parkir suatu aktifitas penggunaan lawan.
Untuk jenis aktifitas pasar swalayan, variabel yang dapat mempengaruhi besaran bangkitan lalu lintas, antara lain: luas area penjualan, jumlah lot parkir yang tersedia, fasilitas-fasilitas lain yang ada di lokasi pasar swalayan, jumlah pegawai, kendaraan angkuran umum yang melewati lokasi pasar swalayan dan lain sebagainya.
Hubungan antara variabel-variabel tersebut akan dihitung dengan metode analisis regresi linier ganda, menggunakan data dari penelician lapangan dengan mengamari secara langsung di lapangan volume kendaraan yang masuk dan keluar area parkir pasar swnlayan selama 4 x 15 menit berturu:-cumt, yang akan dibandingkan dengan luas area pasar swalayan yang ada.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap besaran bangkiran lalu lintas untuk jenis aktifitas pasar swalayan adalah luas area penjualan.
Setelah diketahui persamaan regresi bangkitan lalu lintas dibandingkan tcrhadap luas area penjualan, kemudian dihitung persamaan regresi keburuhan tempat parkir dengan cara menghitung waktu parkir rata-rata untuk tiap kendaraan dan dibandingkan terhadap bangkitan lalu llntas.

"
1996
S34468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunardi
"ABSTRAK
Sektor perdagangan menempati urutan kedua dalam menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB), setelah sektor perindustrian. Sektor perdagangan semakin memberikan harapan yang lebih baik bagi pembangunan ekonomi, karena kemampuan membeli dari (anggota) masyarakat semakin meningkat. Sejalan dengan peningkatan ini tµntutan akan pelayanan yang lebih baik dari pedagang kepada konsumen juga akan semakin meningkat, sehingga beralihnya konsumen pasar tradisional ke pasar swalayan merupakan bukti dari permintaan tersebut. Persoalannya adalah bahwa (di samping) pasar tradisonal berfungsi sebagai penampung lapangan kerja dan telah menciptakan nilai-nilai sejarah dalam dunia perdagangan eceran di Indonesia, keberadaannya kian lama, kian terancam oleh pertumbuhan pasar swalayan.
Bagaimana peranan hukum dan etika dalam menjaga persaingan antara pasar swalayan dan pasar tradisional menjadi persaingan yang sehat. Persaingan sehat adalah persaingan yang saling menunjang kemajuan dan menjamin kelangsungan berusaha setiap (anggota) masyarakat yang ingin berdagang.
Berkaitan dengan permasalahan tersebut di belakang, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui apa (substansi) hukum persaingan perdagangan eceran antara kedua jenis pasar tersebut, dan bagaimana peranan dan fungsinya. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji apa dan bagaimana peranan hukum persaingan antara kedtianya. Dalam penelitian ini, di samping data yang bersumber dari bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tarsier, juga digunakan data pustaka lainnya yaitu data statistik dan laporan-laporan penelitian, serta data lapangan melalui observasi terhadap perilaku pedagang dan konsumen.
Hasil penelitian ini telah menujukan bahwa persaingan antara kedua jenis pasar tersebut tidak seimbang, jika tidak ingin disebut sebagai persaingan yang tidak sehat. Ketidak seimbangan ini disebabkan karena kurang tanggap dan ketidak mainpuan pedagang pasar tradisional memenuhi tuntutan konsumen, dan ketidakmampuan pedagang pasar tradisional mengelola usaha dagangannya dengan efisien. Sementara itu pihak pengusaha pasar swalayan telah melakukan beberapa pelanggaran hokum, di antaranya menyangkut. perizinan; jarak pasar swalayan dengan pasar tradisional; jam buka pasar swalayan; Berita adanya kelemahan yang diperlihatkan oleh pihak pengelola perpasaran, Perusahaan Daerah Pasar Jaya, dalam membina pedagang pasar tradisional. (GND)"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Eko Jatmiko
"[ABSTRAK
Sayuran kemangi yang sering dikonsumsi secara mentah misalnya sebagai lalapan, dapat menjadi media transmisi infeksi parasit usus yaitu Soil Transmitted Helminths (STH) dan kista protozoa. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode potong lintang, menggunakan 40 sampel sayuran kemangi yang dibeli secara acak dari pasar tradisional dan swalayan di Jakarta. Dua puluh sampel dari pasar tradisional dan 20 sampel dari pasar swalayan kemudian direndam selama 24 jam dalam larutan garam cuka dan air sebagai kontrol. Perendaman ini dilakukan untuk memperoleh jumlah kontaminasi parasit usus. Data berupa jumlah telur STH atau kista protozoa kemudian diproses dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji t tidak berpasangan atau uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan 14 sampel terkontaminasi STH, 7 sampel dari pasar tradisional dan 7 sampel dari pasar swalayan, dan seluruh sampel (100%) terkontaminasi kista protozoa. Jumlah parasit usus yang ditemukan sebesar 1780 pada pasar tradisional dan 1550 pada pasar pasar swalayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antarajumlah kontaminasi parasit usus yang ditemukan pada pasar tradisional dan swalayan Jakarta, dan diperoleh perbedaan bermakna (p<0,05) antara jumlah parasit usus yang ditemukan pada media perendaman larutan garam cuka dan air. Jenis pasar tidak mempengaruhi kontaminasi parasit usus pada sayuran kemangi dan penggunaan larutan garam cuka sebagai media perendaman berpengaruh terhadap jumlah parasit usus yang ditemukan.

ABSTRACT
Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts. Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780 from traditional markets and 1550 from selfservice markets. Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites.;Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts. Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780 from traditional markets and 1550 from selfservice markets. Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites.;Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional
markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts. Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780
from traditional markets and 1550 from selfservice markets. Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of
market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites.;Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional
markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts. Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780
from traditional markets and 1550 from selfservice markets. Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of
market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites., Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional
markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts. Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780
from traditional markets and 1550 from selfservice markets. Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of
market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmah Muhammad Kuddah
"[ABSTRAK
Di Indonesia, kubis sering dikonsumsi mentah sebagai lalapan, hal ini dapat meningkatkan kejadian infeksi parasit usus. Adanya asumsi masayarakat mengenai perbedaan kebersihan antara sayuran dari pasar tradisional dan swalayan. Untuk itu, dilakukan penelitian mengenai prevalensi kontaminasi parasit usus pada sayuran kubis di pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang analitik observasional. Sampel sayuran kubis yang berasal dari 20 pasar tradisional dan 20 pasar swalayan Jakarta. 100 gram kubis dari setiap sampel direndam selama 24 jam dengan larutan garam jenuh. Air rendaman disaring kemudian disentrifugasi (teknik sedimentasi). Hasil endapan dilihat dibawah mikroskop untuk identifikasi kontaminasi parasit usus jenis STH dan protozoa. Didapatkan 100% kubis di pasar tradisional dan 90% di pasar swalayan positif terkontaminasi parasit usus. Total jumlah parasit usus yang ditemukan 3530/mL(55,5% pasar tradisional, 44,5% pasar swalayan). Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang bermakna antara kontaminasi parasit usus di pasar tradisional dan swalayan(p< 0,05). Telur A.lumbricoides terbanyak ditemukan di kedua jenis pasar. Penggunaan larutan garam jenuh sebagai media perendaman bermakna dibandingkan dengan air sebagai kontrol (p<0,05). Dengan demikian, jenis pasar tempat menjual sayuran kubis bermakna terhadap kontaminasi parasit usus.

ABSTRACT
In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study. Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets. The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites.;In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study.
Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets.
The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites., In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study.
Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets.
The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Karnesyia
"Kelelahan merupakan suatu perasaan pada seseorang yang menyebabkan penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor pekerjaan, faktor individu dan faktor lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain studi metode survei deskriptif yang melibatkan 67 orang Sales Promotion Girl (SPG) Swalayan di Jakarta. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari pengisian kuisioner untuk mengetahui kelelahan berdasarkan variabel monotoni kerja, tuntutan pekerjaan, waktu istirahat, jumlah pengunjung dan penggunaan waktu istirahat. Hasil penelitian adalah (70%) atau 47 orang responden mengalami kelelahan ringan, dan (21%) atau 14 orang responden mengalami kelalahan berat dan sebanyak (9%) atau 6 orang yang tidak lelah. Sedangkan SPG menjawab lelah pada monotoni kerja, yaitu lelah (80,6%), bosan (46,3%), lelah pada tuntutan pekerjaan berupa target kerja (56,7%) dan tuntutan berpriaku tertentu (50,7%), kesesuaian waktu istirahat (86,6%) dan penggunaan waktu istirahat yang baik (73,1%). Mengubah posisi kerja secara teratur dan memberikan suasana tertentu di tempat kerja seperti melakukan senam ringan atau perenggangan menjadi salah satu cara untuk mengurangi kelelahan."
2015
S60398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hisar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>