Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendy Noor Salim
"Sejak penggunaan benzena, ditemukan juga dampak kesehatan akibat pemajanan dengan bahan kimia ini. Petugas operator pada pengisian BBM adalah salah satu populasi pekerja yang memiliki tingkat resiko pajanan benzena yang tinggi, terutama melalui jalur inhalasi dalam waktu pajanan yang kontinyu. Metode yang digunakan adalah analisis risiko kesehatan lingkungan, yaitu menghitung besar risiko individu dan populasi. Pada estimasi risiko individu, seluruh karyawan belum berisiko efek nonkarsinogenik, tetapi pada pajanan 3 tahun terdapat 1 karyawan yang berisiko efek kanker dan pada pajanan lifetime seluruh karyawan berisiko efek kanker. Seluruh populasi karyawan belum berisiko efek nonkarsinogenik pada semua durasi pajanan. Populasi operator pompa BBM berisiko efek karsinogenik pada durasi pajanan lifetime. Populasi karyawan bagian administrasi belum berisiko efek karsinogenik pada semua durasi pajanan. Disarankan bekerja tidak lebih dari 3 tahun, bekerja selama maksimal 6 jam/hari atau penggunaan APD yang tepat agar terlindung dari risiko kanker.

Since the use of benzene, was also found health effects due to exposure to these chemicals. Operators in charge of fuel is one of the working population who have high levels of benzene exposure is high risk, mainly through the inhalation pathway of exposure is continuous in time. The method used is the analysis of environmental health risks, namely large calculating individual and population risk. In the individual risk estimates, the employee has not at risk noncarsinogenic effect, but at 3 years of exposure there is an employee at risk of cancer and the effects on lifetime exposure to all employees at risk of cancer effects. The entire population of non-employee has not at risk of carcinogenic effects in all the duration of exposure. The population at risk of fuel pump operators carcinogenic effect on the duration of lifetime exposure. Populations at risk yet the administrative staff of a carcinogenic effect on all the duration of exposure. Advised to work no more than 3 years, working for a maximum of 6 hours / day or the use of appropriate PPE to protect them from the risk of cancer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Oemar
"Penggunaan bahan kimia telah berkembang luas pada berbagai sektor industri baik formal maupun non-formal, termasuk industri mebel. Produk dengan bahan kimia dipakai untuk membantu meningkatkan kualitas dan keindahan produk mebel. Cat, thiner, dan pelitur adalah produk berbahan kimia yang biasa dipakai dalam pembuatan mebel. Toluene adalah komponen atau campuran bahan kimia utama yang terdapat dalam cat, thinner, dan pelitur.
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis tingkat risiko pajanan Toluene pada karyawan bengkel mebel X di Jatinegara. Untuk menentukan tingkat resiko, Sample toluene di udara diambil mengunakan Coconut Shell Charcoal lalu dianalisis dengan Gas Chromatography untuk mendapatkan nilai konsentrasi toluene. Konsentrasi toluene tertinggi berada di titik 5 yaitu area cat kursi sebesar 22.975 mg/m³.
Berdasarkan perhitungan RQ pada 33 pekerja di bengkel mebel, didapatkan bahwa untuk pajanan realtime sebanyak 61% pekerja memiliki risiko kesehatan non karsinogenik karena nilai RQ > 1. Sedangkan menururt perhitungan RQ lifetime, didapatkan bahwa 88% dari 33 pekerja memiliki risiko kesehatan non karsinogenik karena nilai RQ > 1.

Use of chemical has grown wider at various sectors in formal and non-formal including furniture industry. Those chemicals were used to improve the quality and beauty of furniture products. Paint, thiner, and varnish are the chemical product that commonly used in the furniture. Toluene is the major chemical contained in paint, thinner, and varnish.
This study attempts to analyze the risk levels of risk exposure on employees of furniture workshop ?X? in Jatinegara. To determine the risk levels, coconut shell charcoals were used in air sampling, and then were analyzed with gas chromatography to get toluene concentration. Highest toluene concentration was at painting area, 22.975 mg/m³.
Based on RQ realtime calculation, there were 61% of workers having non carcinogenic health risk because the value of RQ > 1. Acording to RQ lifetime calculation, got that 88% of 33 workers having non carcinogenic health risk because the value of RQ > 1.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Putri Ramadhani
"Selama tahun 2004, berdasarkan laporan Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan sebanyak 153 kejadian di 25 propinsi. Kasus keracunan pangan yang dilaporkan berjumlah 7347 kasus termasuk 45 orang meninggal dunia. Ditinjau dari sumber pangannya, yang menyebabkan keracunan pangan adalah makanan yang berasal dari masakan rumah tangga 72 kejadian keracunan (47.1%), industri jasa boga sebanyak 34 kali kejadian keracunan (22.2%), makanan olahan 23 kali kejadian keracunan (15.0%), makanan jajanan 22 kali kejadian keracunan (14.4%) dan 2 kali kejadian keracunan (1.3%) tidak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis besar risiko kesehatan pajanan boraks dalam jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak kelas enam sekolah dasar di Kota Depok. Desain studi penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Hasil penelitian didapatkan intake terbesar terdapat pada konsumsi lontong hampir di semua kecamatan di Kota Depok.

During 2004, according to a report BPOM in Indonesia has been extraordinary occurance (KLB) food poisioningsmany as 153 events in 25 provinces. Cases of food poisoning were reported totaling 7347 cases including 45 deaths. Judging from its food source, which causes food poisoning is a food derived from food poisoning incidents 72 households (47.1%), industrial catering as much as 34 times the incidence of poisoning (22.2%), processed food 23 times the incidence of poisoning (15.0%), food snacks 22 times the incidence of poisoning (14.4%) and 2 times the incidence of poisoning (1.3%) not reported. This study aims to analyze the health risks of exposure to borax in snack consumed by children in sixth grade elementary school in the city of Depok. The design of this research study using the method of analysis of environmental health risks (ARKL). The result obtained are the largest intake on the consumption of rice cake in almost all district in the city of Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dhiwa Hidayat
"Pajanan agen kimia yang digunakan dalam proses produksi berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan bagi para pekerja yang berinteraksi dengan agen-agen kimia yang salah satunya adalah cat. Berdasarkan data hasil penelitian di Padang, Sumatera Barat diketahui terdapat cemaran logam berat Kadmium (Cd) di udara bengkel yang melakukan proses pengecatan. Sementara itu, hasil penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan lain di Semarang dan Palembang, diketahui terdapat Sebagian populasi pekerja bengkel yang melakukan proses pengecatan dikategorikan berisiko (RQ>1) terhadap pajanan logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan non-karsinogenik dan karsinogenik pada populasi pekerja bengkel produksi perusahaan X dari proses pengecatan yang dilakukan di bengkel produksi perusahaan tersebut. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan pendekatan desktop study. Nilai konsentrasi yang digunakan dalam analisis risiko kesehatan lingkungan ini didasarkan pada hasil penelitian di bengkel yang melakukan proses pengecatan di Padang, Sumatera Barat. Hasil Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan kepada 25 responden pekerja bengkel produksi perusahaan X menunjukkan tidak terdapat adanya risiko kesehatan baik secara non-karsinognik (RQ<1) maupun karsinogenik (ECR<0,0001), juga secara berkelompok maupun secara individu masing-masing pekerja bengkel produksi. Meskipun tidak ditemukan adanya tingkat risiko kesehatan yang berisiko, pekerja tetap dianjurkan untuk tetap menggunakan APD untuk mencegah risiko lain yang tidak dihitung dalam penelitian ARKL ini.

Exposure to chemical hazard used in production activity has posed some health risks to workers working with chemical such as paint. previous study conducted in painting workshop in Padang has found that contamination of Cadmium heavy metal are present  on the workshop air. Environmental health risk assessment study conducted in Painting workshops in Semarang and Palembang shows that some of the workers of the painting workshop were categorized at risks of health problems posed by the exposure of Cadmium from painting process (RQ>1). This research aims to assess both non-carcinogenic and carcinogenic environmental health risk levels of the workers of X Company from Cadmium exposure from painting processes of production activity. This research was done with Environmental Health Risk Assessment method with desktop study approach. Concentration value used in this research was based on previous findings of Cadmium pollution in painting workshop air in Padang. The result shows that health risks of both non-carcinogenic and carcinogenic were categorized as “not at risk” for the workers of production workshop of X Company (RQ<1, ECR<0,0001). Even though the workers of X company with certain anthropometric and activity value were not at risk of health problem from the exposure of cadmium at the levels used in this research, workers still needs to use PPE to protect themselves from another hazard that was not included in this research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezha Pratiwi Eka Gharini
"Gas NO2 dan SO2 merupakan zat pencemar udara yang menimbulkan bau busuk dan mencemari udara di sekitar TPA. Gas-gas tersebut akan bermunculan di setiap tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pajanan gas NO2 dan SO2, dalam udara ambien terhadap gangguan kesehatan pada pemulung yang beraktivitas dan bermukim di sekitar TPA Cipayung, Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun 2018 dengan menggunakan metode penulisan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL.
Hasil pengukuran NO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 31,794 g/m3, dan SO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 6,365 g/m3. Dari hasil tersebut, masih sangat jauh dibawah Baku Mutu Udara Ambien dalam PP No. 41/1999. Nilai asupan real time dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 1,079 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 2,5962 10-5 mg/kg/hari. Sedangkan nilai asupan life span dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 2,15801 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 5,1024 10-5 mg/kg/hari.
Karakteristik risiko untuk konsentrasi NO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,0539 dan life span adalah 0,108. Karakteristik risiko untuk konsentrasi SO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,001 dan life span adalah 0,002. Secara keseluruhan, nilai RQ adalah <1 maka udara ambien TPA Cipayung dengan pajanan NO2 dan SO2 masih aman sehingga tidak diperlukan adanya pengelolaan risiko.

Gases NO2 and SO2 are air pollutants that cause odor and pollute the air around the landfill. The gases will emerge at every stage of landfilling and compaction operations in the landfill. This study aims to analyze the level of exposure risk of NO2 and SO2 gas, in ambient air to health disturbance on scavengers who move and settle around TPA Cipayung, Depok. This research was conducted in March June of 2018 using the method of writing Environmental Health Risk Analysis ARKL.
The result of measurement of NO2 has the average of measurement result is 31,794 g m3, and SO2 has average result of measurement is 6,365 g m3. From these results, it is still very far below the Ambient Air Quality Standard in PP 41 1999. The value of real time intake with NO2 exposure concentration was 1,079 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 2,5962 10 5 mg kg hari. While the value of life span intake with NO2 exposure concentration was 2,15801 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 5,1024 10 5 mg kg hari.
The risk characteristic for NO2 concentration with real time exposure duration was 0,0539 and life span was 0,108. Risk characteristics for SO2 concentration with real time exposure duration were 0,001 and life span was 0,002. Overall.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Auliaul Haq
"Benzena merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki bau khas dan bersifat toksik yang dapat terkonsentrasi di udara ambien sebagai zat pencemar udara. Salah satu penggunaan Benzena adalah menjadi unsur pokok pada bahan bakar di mana dia berperan sebagai bahan pengikat oktan dan anti-knock dengan konsentrasi 1-5 sehingga Benzena dapat terkonsentrasi udara dari gas buang kendaraan bermotor dan gas uap dari staisun pengisian bahan bakar. Penelitian ini dilakukan guna mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan Benzena di udara terhadap siswa-siswi di SMPN 16 Bandung yang dekat dengan sumber pencemar Benzena. Penelitian dilakukan pada Mei-Juni 2017 dengan metode yang digunakan adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL. Dari penelitian didapatkan hasil konsentrasi Benzena di udara ambien memiliki rata-rata sebesar <0,316 mg/m3.

Benzene is a toxic colorless liquid which has sweet odor that can be concentrated in ambient air as pollutant. Benzene is used as constituent element in fuels which has function to bind octant and as anti knock with concentration of 1 5 , so that Benzene can be released to ambient air from vehicle exhaust gases and vapor gases from fueling stations. This study was conducted to estimate the health risk of exposure to air Benzene among the student at SMPN 16 Bandung which is located close to the source of pollutants Benzene. The study run during May June 2017 using Environmental Health Risk Analysis EHRA. The result showed that Benzene concentration in ambient air had average of <0,316 mg/m3.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Erica Celiawaty
"Benzene bersifat toksik dan karsinogenik yang ditemukan dalam proses operasional Kilang Paraxylene di PT. X. Dalam proses kerjanya, pekerja terpajan benzene sehingga dilakukan analisa pajanan benzene terhadap pekerja. Desain penelitian adalah analisa kuantitatif dengan metode potong lintang dari data sekunder perusahaan. Variabel penelitian meliputi konsentrasi personal benzene, kadar SpMA, usia, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, shift kerja, durasi pajanan per hari dan penggunaan APP dari 64 pekerja. Konsentrasi personal benzene diukur pada breathing zone pekerja berkisar antara 0,02 sd 0,44 ppm. Sebanyak 28 pekerja (43,75%) memiliki kadar SpMA melebihi IPB ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin), UCL 1,95% di semua SEG melebihi IPB, berarti ada ketidakyakinan sebesar 95% bahwa kadar SpMA pekerja Kilang Paraxylene tidak melebihi IPB. Uji korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi personal benzene dengan kadar SpMA, p=0,195. Hasil uji statistic menemukan adanya hubungan signifikan antara kadar SpMA dengan masa kerja, p=0,04. Kadar SpMA hanya menggambarkan metabolit di tubuh namun tidak dapat memberikan rute pajanan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menganalisa dampak pajanan benzene pada pekerja yang melebihi durasi aman pajanan benzene pada PT. X.

Benzene is presence in routine operational activities of Paraxylene Refinery Unit in PT. X. The process exposed the worker to benzene. Hence, the need to analyze its exposure to the workers. The study design was quantitative analysis with cross sectional design by analyzing secondary data. The variables studied were personal benzene, SpMA level, age, length of work, BMI, smoking habit, alcohol consumption, shift/non shift, length of exposure per day, and use of PPE from the sampel of 64 workers. The result showed personal benzene concentrations measured in the breathing zone are below the recommended exposure limit (NAB Permenaker No 5/2018: 0,5 ppm), 28 respondents (43,75%) had SpMA level above the value of BEI ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin ), UCL 1,95% of all SEG is higher than BEI meaning there is 95% inconfident that benzene concentrations in the breathing zones are below the standard. There is no correlation between personal benzene concentrations and SpMA p=0,195. There is a significant correlation between length of work with SpMA level, p=0,04. SpMA is useful in determining benzene exposure even in low level exposure however it does not recognize where benzene is coming from. Implementation of work rotation and benzene awareness need to be improved. Further study should be conducted to analyze risk of cancer to worker who has been exposed to benzene longer than the safe duration of exposure in PT. X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Swandito
"Pekerja kontraktor bahan kimia di perusahaan minyak dan gas bumi PT. XYZ merupakan populasi berisiko terhadap pajanan Benzena disebabkan oleh aktifitas dan kondisi lingkungan kerja yang memungkinkan terpajan oleh uap Benzena. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik disertai dengan analisis kemungkinan ketidaknormalan kadar darah akibat pajanan Benzena, untuk kemudian ditentukan manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian merupakan studi potong lintang dilakukan terhadap seluruh pekerja kontraktor bahan kimia di PT. XYZ yang berjumlah 22 orang ditambah dengan 22 orang sebagai pembanding dipilih dari karyawan perusahaan PT. XYZ pada lokasi yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pekerja bahan kimia di PT. XYZ berisiko terhadap pajanan Benzena nonkarsinogenik (RQ = 1,7442) dan karsinogenik (ECR = 1,76 x 10-4) pada durasi pajanan lifetime. Diketahui hubungan yang bermakna antara pajanan Benzena terhadap normalitas kadar hemoglobin (p = 0,015) dan eritrosit (p = 0,000). Risiko ketidaknormalan kadar hemoglobin dan eritrosit berturut-turut pada populasi terpajan adalah 6,92 kali (95% CI:1,28?37,29) dan 21,53 kali (95% CI:4,46?103,90) dibandingkan populasi tidak terpajan. Selain itu juga diketahui hubungan yang signifikan antara kenaikan jumlah asupan Benzena terhadap penurunan kadar haemoglobin (rs = -0,433; p = 0,044) dan eritrosit (rs = -0,474; p = 0,026).
Disimpulkan bahwa risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan Benzena pada populasi pekerja bahan kimia di perusahaan minyak dan gas PT. XYZ akan terjadi pada durasi pajanan lifetime. Terdapat hubungan antara pajanan Benzena dengan ketidaknormalan hemoglobin dan eritrosit.

Chemical contractor worker at the oil and gas company PT. XYZ is a population at risk to Benzene exposure due to its activities and work environment condition that possibly exposed by Benzene vapour. This research is aimed to estimate noncarsinogenic and carsinogenic risk level, complemented with blood counts abnormality analysisdue to Benzene exposure, then determining risk management shall be done. The research is cross sectional study was done to all chemical contractor worker at PT. XYZ, consist of 22 person, and additional 22 person as a control was selected from employee of PT. XYZ working at the same location. The research yield that chemical worker population at PT. XYZ is at risk to the noncarsinogenic (RQ = 1.7442) and carsinogenic (ECR = 1.76 x 10-4) Benzene exposure at the lifetime exposure duration.
Its known that there is a correlation between Benzene exposure with normality of haemoglobin (p = 0.015) and erythrocytes (p = 0.000). The risk of abnormality haemoglobin and erythrocytes counts is 6.92 times (95% CI:1.28?37.29) dan 21.53 times (95% CI:4.46?103.90) respectively compare to the non exposed population. In addition, its identified that there is a significant correlation between increased Benzene intake to the haemoglobin (rs = -0.433; p = 0.044) and erythrocytes (rs = -0.474; p = 0.026) counts reduction.
In summary noncarcinogenic and carcinogenic health risk due to Benzene exposure in the population of chemical worker at the oil and gas company PT. XYZ will occure at the lifetime exposure duration. There is a correlation between Benzene exposure with abnormality of haemoglobin and erythrocytes."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Handradika
"Pekerja di lapangan migas, khususnya di lepas pantai memiliki risiko yang tinggi terhadap pajanan BTX di area kerja. Pajanan bersumber dari aktifitas yang langsung bersentuhan dengan uap dan gas hidrokarbon yang sifatnya mudah menguap pada suhu kamar (Volatile organic compounds - VOC) sehingga memungkinkan terhisap oleh para pekerja dan menimbulkan efek kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik dari Pajanan BTX terhadap pekerja lepas pantai beserta manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian ini merupakan studi potong lintang menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) yang meliputi 4 langkah penting: identifikasi bahaya, analisis dosis-respon, analisis pajanan dan karakterisasi risiko. Jumlah sampel berupa 95 orang pekerja tetap di perusahaan hulu migas X. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung, tingkat risiko dihitung dengan cara membagi asupan dengan dosis referensi BTX. Sebagai pembanding (control) dilakukan juga perhitungan terhadap 7 orang pekerja lepas pantai yang bekerja hanya di kantor (office).
Hasil penelitian menunjukkan risiko pajanan benzene non karsinogenik harus diwaspadai bagi pekerja lepas pantai dimana dari perhitungan diketahui nilai RQ (Risk Quotient) yang lebih dari satu baik untuk pajanan realtime (ada 21,05% pekerja) maupun pajanan lifetime (61,05% pekerja). Sementara untuk risiko pajanan non karsinogenik dari toluene dan xylene termasuk rendah. Ini ditunjukkan dari hasil perhitungan RQ untuk realtime maupun lifetime yang semuanya (100%) bernilai kurang dari satu (RQ <1). Untuk risiko kesehatan pajanan karsinogenik benzene, diperoleh bahwa 20% pekerja lepas pantai memiliki efek karsinogenik pada pajanan realtime dan 60% pekerja pada pajanan lifetime. Disimpulkan bahwa perlu dilakukan manajemen risiko terhadap pajanan senyawa benzene di lingkungan kerja lepas pantai, agar pekerja terhindar dari risiko kesehatan baik risiko nonkarsinogenik dan risiko karsinogenik jangka panjang.

This research has objective to predict carsinogenic and non carcinogenic effect of BTX exposure to offshore workers and the risk management required. It is cross sectional study which utilize the environmental health risk assessment approach. Sample consists of 95 offshore workers in upstream oil and gas company X. research data is compiled from direct interview and company measurement data. As a control, 7 administrative workers are involved in calculation.
The result of this research is non carcinogenic exposure of benzene must become a high concern which has risk quotient - RQ 21.05% at realtime exposure and 61.05% at lifetime exposure. There is little risk related to toluene and xylene. Its respectively RQ is lower than 1 for both of them. For carcinogenic health risk of benzene, 20% of offshore workers and 60% of offshore workers has carcinogenic effect to their health risk.It can be concluded that risk management is required for being applied in order to minimize the benzene health effect to offshore workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Raka Pratama
"PT.X merupakan salah satu perusahaan kimia yang memproduksi bleaching earth dengan komponen utama yang mengandung silika di dalamnya. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi silika, diketahui bahwa terdapat konsentrasi silika dengan mean 0,0018 mg/ di udara lingkungan pekerja bagian Bagging di PT.X. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memprediksi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan silika pada pekerja bagian bagging di PT.X dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk melihat tingkat risiko kesehatan non karsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan silika.Hasil penelitian menunjukan adanya risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan silika selama 25 tahun mendatang.

PT.X is one of the chemical company that produces bleaching earth with the main component that consists silica. According to the result of Silica measurement, had been known that there was a silica concentration with mean 0.0018 mg/in the air of bagging area. Therefore this study was conducted to find out and predict the health risk that was caused by silica exposure in bagging area in the PT.X using an environmental health risk analysis method to see the non-carcinogenic and carcinogenic health risk due to silica exposure. The result showed that there was a health risk for 25 years of exposure duration caused by silica."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>