Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Andari Agsutien
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S6058
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lodelvi
"Bagian I - Analisis Situasi
Era ekonomi baru, yakni ekonomi kreatif sedang berkembang di Indonesia. Ekonomi kreatif dilihat sebagai suatu era ekonomi yang berpeluang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Dalam sektor ini, perempuan mempunyai peluang yang cukup besar untuk berpartisipasi karena sektor ini mengandalkan kreasi dan inovasi dalam pengerjaannya. Di sinilah media berperan sebagai sarana komunikasi yang dapat menambah wawasan sekaligus memotivasi perempuan-perempuan Indonesia agar berani mengembangkan potensi mereka. Karena itulah, program profile feature ?Inspirative Female? hadir di Female Radio, yang memiliki target khalayak perempuan. Program ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan perempuan-perempuan Indonesia akan sebuah program yang dapat menginspirasi mereka dalam mengembangkan potensi dan kreasi mereka.
Bagian II - Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe
Manfaat bagi khalayak: memberikan informasi yang mendalam kepada khalayak mengenai profil perempuan pelaku ekonomi kreatif, serta memberikan program alternatif yang bersifat inspiratif kepada khalayak. Manfaat bagi pengelola: memperoleh keuntungan dari pihak pengiklan dan sponsor yang memiliki target konsumen perempuan.
Tujuan: untuk memotivasi perempuan Indonesia agar terdorong untuk berani mengembangkan keahlian, bakat dan kreativitas mereka dalam bidang ekonomi, serta untuk menambah wawasan khalayak terkait peran perempuan dalam bidang ekonomi kreatif.
Bagian III - Prototipe yang Dikembangkan
Program ini merupakan program dalam bentuk profile feature yang berjudul ?Inspirative Female?. Dalam program ini akan ditampilkan profil perempuan-perempuan sukses yang bergelut di bidang ekonomi kreatif. Profil perempuan yang ditampilkan akan bervariasi sesuai dengan beragamnya subsektor industri kreatif yang ada. Program ini disiarkan di Female Radio setiap hari Senin pada pukul 17.00-17.10 WIB di program Female Afterglow. Target pendengar program ini adalah perempuan berusia 25-35 tahun, dengan Status Ekonomi Sosial A,B.
Bagian IV - Evaluasi
1. Pre-test dilakukan setelah program ini selesai diproduksi, namun belum disiarkan kepada khalayak. Metode yang dilakukan adalah evaluasi di dalam tim internal produksi dan juga dengan metode Focus Group Discussion (FGD). FGD terdiri dari 2 kelompok yang dibagi berdasarkan kelompok usia mereka, yakni perempuan yang berusia 25-30 tahun dan yang berusia 31-35 tahun. Tiap kelompok berisi 8 orang. Instrumen yang digunakan dalam FGD adalah berupa daftar pertanyaan terkait materi program yang sudah disiapkan oleh tim evaluasi
2. Post-test dilakukan setelah program disiarkan kepada khalayak. Metode evaluasi yang digunakan mencakup evaluasi produksi dan kualitas program, evaluasi khalayak, dan evaluasi biaya. Untuk evaluasi produksi dan kualitas program, serta khalayak dilakukan dengan metode penyebaran kuisioner secara langsung kepada pendengar program. Selain itu, pihak stasiun radio juga melakukan evaluasi berdasarkan kritik dan saran yang masuk ke dalam email dan social media (Facebook dan Twitter) Female Radio.
Bagian V - Anggaran
1. Jumlah total anggaran pembuatan prototipe: Rp 200.000
2. Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 480.000
3. Jumlah total biaya produksi selama 12 minggu: Rp 5.760.000
4. Jumlah total biaya promosi: Rp 180.000
5. Jumlah anggaran evaluasi
- Pre-test: Rp 4.460.000
- Post-test: Rp 4.550.000
6. Jumlah total pendapatan
- Sebelum diskon: Rp 314.060.000
- Setelah diskon: Rp 186.060.000

Part I - Situation Analysis
There's such a new era in economy called ?the creative economy', which is now growing in Indonesia. Creative economy is seen as an economic era that has the chance to support the nation's economic growth. In this sector, women have a big opportunity to participate because this field emphasize the participants' creation and inovation. This is where the media rules as a means of communication that can motivate Indonesian women to develop their potential. For that reason, ?Inspirative Female? the profile feature program, presented at Female Radio, the radio which target audience's are women. This program is expected to meet the need of Indonesian women for a program that can inspire them to develop their potential and creativity.
Part II - The Advantages and the Purposes of Prototype Development
The advantages for the listeners: listeners will get in-depth information about the profile of the women who has participated in creative economy. Furthermore, listeners will get an alternative inspiring program. The advantages to the radio station: the radio station will gain some benefits from the advertisers and sponsors who have targeted female consumers.
The aim to listeners: motivating the women listeners to be encouraged to bodly develop their skill, talents, and creativity in the field of economic, as well as to broaden the listeners' insight about women's role in the fields of creative economy.
Part III - The Developed Prototype
The program is formatted as profile feature program, named ?Inspirative Female?. This program will show many profiles of Indonesian women that successfully as creative economic actors. The women profile will be showed according to the variety of existing creative industry sub-sectors. This program is planned to be broadcasted on Female Radio every Monday at 17.00-17.10 WIB in Female Afterglow program. Target listeners are women in the ages about 25-35 which their social economic class belongs to A and B.
Part IV - Evaluation
1. The pre-test will be held after the production is done, but this won't be broadcasted to the audiences. It will apply internal evaluation method within the production team and also use Focus Group Discussion (FGD) method. FGD will be divided into two groups, based on their ages, which is women aged 25-30 years old and 31-35 years old. Each group consists of eight persons. The instrument that will be used in the FGD is question lists related to the content program which has been prepared by the evaluation team.
2. Post-test will be held after the program is broadcasted. The evaluation method that will be used are production and programme quality evaluation, audience evaluation and cost evaluation. The production and programme quality evaluation, and audience evaluation will use questionnaires that are distributed directly to the listeners. Beside that, the radio station will also conduct the evaluation based on criticism and suggestions from listeners to the radio by email or Female Radio's social media.
Part V- Budget
1. Total budget of prototype's production: Rp 200.000
2. Total budget of program production process: Rp 480.000
3. Total budget of program production process for 12 weeks: Rp 5.760.000
4. Total budget of promotion: Rp 180.000
5. Total budget of evaluation
- Pre-test: Rp 4.460.000
- Post-test: Rp 4.550.000
6. Total budget of income
- Before discount: Rp 314.060.000
- After discount: Rp 186.060.000
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44280
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ismiralda, Cera
"Jumlah dan jenis media massa pada saat ini semakin banyak dan beragam, namun perkembangan ini tidak disertai dengan kenaikan budget iklan yang ada. Akibatnya persaingan antar media massa termasuk media radio menjadi semakin ketat. Dalam kondisi persaingan seperti ini muncul sebuah stasiun radio baru yang membidik segmen wanita di Jakarta.
Gebrakan awal yang dilakukan untuk meningkatkan brand awarness adalah menggandeng brand Cosmopolitan yang telah lebih dulu dikenal sebagai majalah yang sarat akan info mengenai seks dan relationship. Dengan hadirnya radio ini yang merupakan radio pertama didunia yang menggunakan brand Cosmopolitan, maka peneliti ingin mengetahui pertama konsep awal pernbentukkan radio Cosmopolitan, kedua bagaimana bentuk penjabaran konsep tersebut ke dalam salah satu program unggulan yaitu acara pagi dan ketiga bagaimana gambaran respon pendengar mengenai program acara tersebut dilihat dari kesukaan sampai ketidaksukaan terhadap topik acara, narasumber, variasi program, humor, karakteristik, musik dan sound effect yang digunakan.
Kerangka konsep penelitian ini adalah karakteristik media radio, fungsi media, brand, segmentasi. targeting dan positioning, audiens dan program radio. Konsep tersebut akan memberikan teori dan definisi yang dapat dijadikan acuan pada penelitian ini. Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi manajemen radio untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Dari hasil in depth interview yang dilakukan terlihat bahwa radio Cosmopolitan dibuat dengan konsep awal sebagai on air magazine. Namun karena perbedaan karakter kedua media tersebut, maka terdapat peruedhan usia antara pendengar Radio dan pembaca majalah Cosmopolitan. Info yang diberikan juga mengalami perubahan namun perubahan-perubahan ini harus tetap berada pada satu rujukan yang sama yaitu Fun Fearless Female.
Salah satu turunan dari konsep radio yang dibuat tercemiin dari konsep program acara pagi yang ada setiap hari Senin sampai Jum'at dari jam 06.00 - 10.00 WIB tang disebut dengan acara Breakfast Club. Acara ini dibuat dengan konsep ringan santai, lucu dan tidak serius yang berfungsi sebagai teman perjalanan dari rumah ke tempat aktifitas dan bias membuat orang semangat menghadapi hari ini.
Topik yang dipilih setiap harinya dibagi beberapa kategori yaitu karir, keluarga, current issues, seks dan relationship. Penyiar yang bertugas harus seorang publik figure, memiliki karakter yang kuat dan good story teller. Dari hasil survey yang dilakukan sebagian responden menyukai topik karir dan seks. Sedangkan humor yang spontan dan istilah baru merupakan humor yang disukai oleh responden.
Penggunaan public figure dapat membuat responden memiliki ikatan emosional dengan penyiarnya, namun konsekuensi yang harus diterima adalah pendengar menjadi lebih loyal ke penyiamya dibandingkan dengan stasiun radio tersebut, akibatnya bargaining power pihak manajemen dapat melemah. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya publik figur tersebut harus dapat mempromosikan program acara dan penyiar lainnya sehingga akan terjadi keseimbangan antar program acara lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Marliana
"Rendahnya kesadaran masyarakat di bidang kesehatan mengakibatkan
banyak sekali persoalan kesehatan yang terjadi seperti tingginya AKI dan AKB, diare, HIV/AIDS dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan pengatahuan mengenai kesehatan melalui upaya pendidikan kesehatan. Salah satu strategi untuk menjangkau masyarakat luas dengan tujuan untuk meningkatakan pengetahuan, kesadaran dan perilaku kearah yang positif terhadap kesehatan dapat menggunakan media radio.
Radio siaran adalah suatu aspek dari komunikasi. Bagaimana caranya
berkomunikasi melalui radio agar menimbulkan hasil yang positif, komunikasi bukan hanya penyampaian pesan atau informasi agar orang lain mengerti, tetapi agar berubah tingkah lakunya. Namun dalam pelaksanaan program siaran radio ini dibutuhkan adanya manajemen yang baik. Seperti Pemberian materi dan metoda siaran harus disesuaikan dengan sasaran.
Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui proses pelaksanaan penyuluhan kesehatan melalui siaran kesehatan di radio yang terselenggara atas kerjasama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dengan Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) FM, dengan melihat input, proses dan output pelaksanaan program siaran pendidikan kesehatan di Radio. Desain penelitian yang digunakan dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipasi saat pelaksanaan program siaran kesehatan di radio RSPD FM. Dalam pelaksanaannya, radio siaran yang digunakan sebagai media
hendaklah ditangani lebih baik terencana dalam hal metode, materi, waktu,
jangkauan dan segmentasi pendengar sehingga siaran kesehatan ini dapat lebih
efektif dan efisien. Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan yang baik,
program siaran kesehatan harus ditata dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Masih
banyak kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program siaran kesehatan
ini, untuk itu hendaklah dilaksanakan suatu evaluasi yang serius yang dapat
dijadikan acuan bagi pelaksanaan program serupa di masa yang akan datang.
Daftar pustaka 23 (tahun 1983 s/d 2007)"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meity Nurani
"Penelitian mengenai Bahasa Remaja : Studi Kasus Pemakaian Bahasa Di Radio Prambors dilakukan terhadap ujaran-ujaran yang digunakan oleh para penyiar di Radio Prambors. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran sejauh mana dialek Jakarta, bahasa Indonesia, bahasa daerah lain, bahasa asing, dan bahasa prokem digunakan dalam ragam lisan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan induktif. Data-data dianalisis secara keseluruhan untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Sebagai kesimpulan akhir dari penelitian Ini menunjukkan bahwa dialek. Jakarta merupakan penyumbang terbesar bagi pembentukan kata secara keseluruhan, di samping bahasa Indonesia, bahasa daerah lain, bahasa asing, dan bahasa prokem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rianto
"Efek media merupakan satu bagian terpenting dari konsep komunikasi massa. Membicarakan media massa sebagai salah satu bentuk komunikasi Massa tidaklah menarik bila tidak mengulas tentang efek, walaupun konsep efek itu sendiri merupakan persoalan yang paling banyak menimbulkan ketidak sepakatan Sebut saja Defleur dengan teori stimulus respons yang dikembangkannya. Menurut Defleur efek merupakan reaksi terhadap stimulisi (rangsangan) tertentu, sehingga orang dapat menduga adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens. Dengan kata lain, media massa mempunyai pengaruh yang kuat dan langsung pada khalayaknya. Tidak demikian halnya dengan Katz dan Lazarsfeld. Menurut mereka efek media sandatiah terbatas, dan khalayak tidak secara langsung mendapat pengaruh dart media massa, akan tetapi melalui pemuka pendapat. Tidak jauh berbeda dengan model komunikasi massa yang diajukan Schramm, bahwa isi media mempunyai efek terkuat jika di filterkan' mela lui individu-individu dan kelompok-kelompok. Skripsi dengan judul Pengaruh Pengenaan Acara Musik di Radio Prambors terhadap Frekuensi pembelian kaset pada Khalayaknya ini, tidak lain melihat seberapa jauh sebenar hya pengaruh radio terhadap khalayaknya, khususnya dalam membeli kaset. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, dimana informasi dan data tentang responden diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan sifat penelitiannya deskriptis analitis, yang ditujukan untuk menguji hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan hubungan antara variabel. Populasi dari penelitian ini adalah remaja berusia 15 5 tahun, yang terdaftar pada radio Prambors, dengan sampel berjumlah 100 orang yang tersebar di jabotabek sebagaimana adanya pendengar Radio Prambors. Teknik penarikan pengambilan sampel sampel yang digunakan secara adalah acak/rendom yang sistematis dimana setiap unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya, analisa yang dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel, digunakan analisa korelasional yaitu untuk melihat kuat lemahnya hubungan antar variabel dean digunakan rumus Statistik d Sommers. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radio Prambors dengan acara-acara musiknya, ternyata tidak mempunyai efek langsung terhadap frekwensi pembelian kaset seseorang. Namun demikian radio ini menempati posisi paling atas dibanding media lainnya dalam memberikan informasi tentang adanya lagu-lagu terbaru yang sedang beredar. Disamping juga pengaruhnya yang dapat menimbulkan minat dalam membeli kaset."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Windu Saskara
"Munculnya musik rock'n'roll pada tahun 1950-an menjadi refleksi dari konsensus dalam struktur sosial masyarakat Amerika Serikat pasca Perang Dunia II. Rack n'roll muncul ketika masyarakat Amerika Serikat mapan secara ekonomi, tingkat konsumsi yang tinggi, jumlah populasi yang meningkat, terjadinya mobilitas ke pusat-pusat industri dan perkembangan teknologi yang meningkat. Dampak nyata akibat perubahan sosial tersebut pada industri hiburan adalah meningkatnya permintaan konsumen akan hiburan yang berarti adalah meningkatnya pendapatan dalam industri hiburan. Di industri musik, satu hal yang tidak bisa diabaikan setelah berakhirnya Perang Dunia II adalah munculnya perusahaan rekaman independen atau independent label yang mempunyai pasar musik yang kondusif melalui pasar musik rhythm and blues dan country and western. Banyak perusahaan rekaman independen ini berhasil menjaring konsumen tersendiri yang umumnya adalah para kaum urban yang masuk dalam tahapan orang kaya baru setelah perang. Musik rock'n'roll sendiri muncul sebagai suatu ide untuk membentuk pasar yang dapat menjaring konsumen secara nasional terutama segmen remaja kulit putih dengan mengakomodir musik rhythm and blues dan country and western yang sebelumnya hanya berada dalam lingkup lokal. Dalam konteks konflik, kemunculan musik rock'n'roll juga menjadi suatu refleksi dari adanya persaingan dan kepentingan ekonomi dalam industri musik antara perusahaan rekaman independen dengan perusahaan rekaman besar atau major label. Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba menciptakan trend musik sebagai sebuah produk jual yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Selain faktor kepentingan ekonomi, konflik nilai budaya menjadi permasalahan yang dapat disoroti dalam musik rock'n'roll. Musik rock'n 'roll dihujat serta dikecam oleh golongan konservatif dan agamawan yang dianggap sebagai pengawal nilai budaya mapan pada saat itu. Alasan utamanya adalah ketidak sukaan terhadap substansi musik rock'n'roll yang mengandung pemberontakan, ketidak laziman, pendorong dekadensi moral dan prasangka rasial terhadap terhadap minoritas kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>